Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik
yang diampu oleh ibu Ari Fahimatussyam Putra Nusantara, SE., M.Ak.

Disusun oleh:
Kelompok 3

Rukyatul Aini (E20193081)


Ela Nur Afifah (E20193098)
Avan Andriyan Yulianto (E20193062)
Ana Riskiyatul Jannah (E20193095)
Miftakhul Jannah (E20193074)
Yasiroh Yumnah Najah (E20193076)
Ahmad Munip (E20193092)
Riska Ayu Lestari (E20193059)
Risa Isnilatul Mufdalifa (E20193066)
Naimi Shafira Najati (E20193078)
Grezy Cahyani Fathonah (E20193051)
Welly Amaliyatus Sholihah (E20193088)

PRODI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ
JEMBER
2021-2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Akuntansi Sektor Publik yang membahas tentang “Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)”.
Dalam upaya penyelesaian makalah ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan ribuan terima kasih
kepada ibu Ari Fahimatussyam Putra Nusantara, SE., M.Ak. selaku dosen mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik dan sahabat-sahabatku tercinta yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari meskipun penulisan makalah ini telah mengupayakan seoptimal


mungkin tentu masih ada kekurangan maupun kekeliruan yang tidak sengaja, untuk itu bagi
para pembaca yang budiman, kami harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca umumya dan khususnya bagi penulis serta memperoleh ridho Allah semata.Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jember, September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ 2
DAFTAR ISI............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 4
A. Latar Belakang............................................................................ 4
B. Masalah....................................................................................... 4
C. Tujuan.......................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 6
A. Siklus Anggaran.......................................................................... 8
B. Sistematika ................................................................................. 10
C. Perencanaan Pembangunan Daerah............................................ 11
D. Proses penyusunan...................................................................... 13
BAB III PENUTUP ..................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................. 15
B. Saran............................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN
berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran
negara selama satu tahun anggaran bisa dibaratkan sebagai anggaran rumah tangga
ataupun anggaran perusahaan yang memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi
pengeluaran. Penyusunan anggaran senantiasa dihadapkan pada ketidakpastian pada
kedua sisi. Misalnya, sisi penerimaan anggaran rumah tangga akan sangat tergantung
pada ada atau tidaknya perubahan gaji/upah bagi rumah tangga yang
memilikinya.Demikian pula sisi pengeluaran anggaran rumah tangga, banyak dipengaruhi
perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi. Sisi penerimaan anggaran perusahaan
banyak ditentukan oleh hasil penerimaan dari penjualan produk, yang dipengaruhi oleh
daya beli masyarakat sebagai cerminan pertumbuhan ekonomi. Adapun sisi pengeluaran
anggaran perusahaan dipengaruhi antara lain oleh perubahan harga bahan baku, tarif
listrik dan bahan bakar minyak (BBM), perubahan ketentuan upah, yang secara umum
mengikuti perubahan tingkat harga secara umum.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama pemerintah
untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk mengelola
perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya menyangkut
keputusan ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik. Dalam konteks ini, DPR
dengan hak legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang dimilikinya perlu lebih
berperan dalam mengawal APBN. Sehingga APBN benar-benar dapat secara efektif
menjadi instrumen untuk mensejahterakan rakyat dan mengelola perekonomian negara
dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana siklus anggaran pendapatan dan belanja negara?
2. Bagaimana sistematika anggaran pendapatan dan belanja negara?
3. Bagaimana proses perencanaan pembangunan daerah?
4. Bagaimana proses penyusunan anggaran pendapatan dan belanja negara?

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui siklus anggaran pendapatan dan belanja negara
2. Untuk mengetahui sisitematika anggaran pendapatan dan belanja negara
3. Untuk mengetahui proses perencanaan pembangunan daerah
4. Untuk mengetahui proses penyusunan anggaran pendapatan dan belanja negara

5
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah daftar yang memuat
rincian penerimaan negara dan pengeluaran/belanja negara selama satu tahun yang
ditetapkan dengan undang-undang untuk masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari
sampai dengan tanggal 31 Desember (disebut tahun fiskal).APBN terdiri atas anggaran
pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan. Pendapatan negara terdiri atas penerimaan
pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah. Pendapatan negara adalah hak pemerintahan pusat
yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Belanja negara adalah kewajiban
pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja Negara ini
dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat dan pelaksanaan
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Belanja negara dirinci menurut
organisasi, fungsi, dan jenis belanja. Rincian belanja negara menurut organisasi disesuaikan
dengan susunan kementerian negara/lembaga pemerintahan pusat. Rincian belanja negara
menurut fungsi antara lain terdiri dari pelayanan umum, pertahanan, ketertiban, dan
keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan,
pariwisata, budaya, agama, pendidikan, dan perlindungan sosial. Sedangkan rincian belanja
negara menurut jenis belanja (sifat ekonomi) antara lain terdiri dari belanja pegawai, belanja
barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain.

APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara dan


kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara. Dalam menyusun APBN dimaksud, 50 |
Akuntansi Sektor Publikdiupayakan agar belanja operasional tidak melampaui pendapatan
dalam tahun anggaran yang bersangkutan. Penyusunan Rancangan APBN berpedoman
kepada rencana kerja pemerintah (RKP) dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan
bernegara.

Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber-sumber pembiayaan


untuk menutup defisit tersebut dalam undang-undang tentang APBN. Dalam hal anggaran
diperkirakan surplus, Pemerintahan Pusat dalam mengajukan rencana penggunaan surplus
anggaran kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Penggunaan surplus anggaran perlu
mempertimbangkan prinsip pertanggungjawaban antara generasi sehingga penggunaannya

6
diutamakan untuk pengurangan utang, pembentukan dana cadangan, dan peningkatan
jaminan sosial.
Adapun faktor yang mempengaruhi pendapatan negara yaitu sebagai berikut:
a. Kualitas Sumber Daya Manusia, negara yang memiliki sumber daya manusia (SDM)
yang berkualitas tinggi tentu akan memiliki pendapatan nasional yang tinggi pula. Jepang
dikenal sebagai negara yang memiliki kualitas SDM yang tinggi. Ciri-ciri SDM yang
memiliki kualitas tinggi adalah memiliki bekal ilmu pengetahuan yang tinggi; memiliki
etos kerja yang baik (rajin, disiplin, jujur, tepat waktu, dan lain lain); memiliki tingkat
keterampilan yang baik; menguasai teknologi dan informasi (seperti teknologi komputer,
internet, dan bioteknologi), menyukai tantangan dan perubahan.
b. Potensi Sumber Daya Alam, negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang
melimpah jika dikelola dengan baik akan menghasilkan pendapatan nasional yang tinggi.
c. Jumlah Modal yang digunakan, jika suatu negara memiliki modal yang cukup untuk
mengolah sumber daya alam yang tersedia, tentu pendapatan nasional negara tersebut
akan meningkat. Sebaliknya, jika suatu negara kekurangan modal maka pendapatan
nasional negara tersebut tidak optimal.
d. Tingkat Teknologi yang digunakan, dengan teknologi modern, jumlah barang dan jasa
yang dihasilkan tentu lebih banyak. Dengan demikian, penggunaan teknologi yang lebih
modern akan meningkatkan perolehan pendapatan nasional.
e. Stabilitas Keamanan, Stabilitas keamanan yang buruk akan sangat berpengaruh terhadap
pencapaian pendapatan nasional suatu negara.
f. Kebijakan Pemerintah, sangat berpengaruh terhadap pencapaian pendapatan nasional.
Jika suatu negara memiliki pemerintahan yang bersih, berwibawa, dan berkualitas maka
pemerintah negara tersebut pasti akan membuat kebijakan-kebijakan yang tepat, baik
kebijakan di bidang politik maupun ekonomi. Kebijakan-kebijakan yang tepat dan disertai
pelaksanaan yang bertanggung jawab tentu akan berpengaruh pada naiknya pendapatan
nasional.
g. Keadaan Geografis dan Geologis, suatu negara dengan letak geografis dan geologis
tertentu, berisiko mengalami bencana alam yang berulang setiap tahunnya. Bencana alam
seperti gempa bumi, topan, dan banjir, yang terjadi berulang-ulang akan merusak sarana
dan prasarana yang ada. Kerusakan tersebut tentu berdampak pada berkurangnya
pencapaian pendapatan nasional.
h. Konsumsi, Tabungan dan Investasi, berdasarkan pendekatan pengeluaran khusus, untuk
perekonomian tertutup sederhana, yaitu perekonomian yang belum melibatkan hubungan
7
dengan luar negeri (ekspor dan impor) dan belum melibatkan kegiatan pemerintah,
pendapatan nasional hanya terdiri dari konsumsi (C) dan tabungan (S). Hal itu berarti,
pendapatan nasional yang diterima masyarakat hanya digunakan untuk konsumsi dan
menabung.

A. Siklus APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia


Siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rangkaian kegiatan
dalam proses penganggaran yang dimulai pada saat anggaran negara mulai disusun sampai
dengan perhitungan anggaran disahkan dengan undang-undang[1]. Ada 5 tahapan pokok
dalam satu siklus APBN di Indonesia. Dari kelima tahapan itu, tahapan ke-2 (kedua) dan ke-5
(kelima) dilaksanakan bukan oleh pemerintah, yaitu masing-masing tahap kedua
penetapan/persetujuan APBN dilaksanakan oleh DPR (lembaga legislatif), dan tahap kelima
pemeriksaan dan pertanggungjawaban dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Sedangkan tahapan lainnya dilaksanakan oleh pemerintah. Tahapan kegiatan dalam siklus
APBN adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan dan penganggaran APBN


Tahapan ini dilakukan pada tahun sebelum anggaran tersebut dilaksanakan (APBN t-1)
misal untuk APBN 2014 dilakukan pada tahun 2013 yang meliputi dua kegiatan yaitu,
perencanaan dan penganggaran.
Tahap perencanaan dimulai dari:
 Penyusunan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional
 Kementerian Negara/Lembaga (K/L) melakukan evaluasi pelaksanaan program dan
kegiatan pada tahun berjalan, menyusun rencana inisiatif baru dan indikasi kebutuhan
anggaran
 Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan mengevaluasi pelaksanaan
program dan kegiatan yang sedang berjalan dan mengkaji usulan inisiatif baru
berdasarkan prioritas pembangunan serta analisis pemenuhan kelayakan dan efisiensi
indikasi kebutuhan dananya.
 Pagu indikatif dan rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah ditetapkan;
 K/L menyusun rencana kerja (Renja);
 Pertemuan tiga pihak (trilateral meeting) dilaksanakan antara K/L, Kementerian
Perencanaan, dan Kementerian Keuangan;
 Rancangan awal RKP disempurnakan;

8
 RKP dibahas dalam pembicaraan pendahuluan antara Pemerintah dengan DPR; (9)
RKP ditetapkan.
Tahap penganggaran dimulai dari:
 Penyusunan kapasitas fiskal yang menjadi bahan penetapan pagu indikatif;
 Penetapan pagu indikatif (3) penetapan pagu anggaran K/L;
 Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran K/L (RKA-K/L);
 Penelaahan RKA-K/L sebagai bahan penyusunan nota keuangan dan rancangan
undang-undang tentang APBN;
 Penyampaian Nota Keuangan, Rancangan APBN, dan Rancangan UU tentang APBN
kepada DPR.
2. Penetapan/Persetujuan APBN
Kegiatan penetapan/persetujuan ini dilakukan pada APBN t-1, sekitar bulan Oktober-
Desember. Kegiatan dalam tahap ini berupa pembahasan Rancangan APBN dan
Rancangan Undang-undang APBN serta penetapannya oleh DPR. Selanjutnya
berdasarkan persetujuan DPR, Rancangan UU APBN ditetapkan menjadi UU APBN.
Penetapan UU APBN ini diikuti dengan penetapan Keppres mengenai rincian APBN
sebagai lampiran UU APBN dimaksud.
3. Pelaksanaan APBN
Jika tahapan kegiatan ke-1 dan ke-2 dilaksanakan pada APBN t-1, kegiatan pelaksanaan
APBN dilaksanakan mulai 1 Januari – 31 Desember pada tahun berjalan (APBN t).
Dengan kata lain, pelaksanaan tahun anggaran 2014 akan dilaksanakan mulai 1 Januari
2014 – 31 Desember 2014.Kegiatan pelaksanaan APBN dilakukan oleh pemerintah dalam
hal ini kementerian/lembaga (K/L). K/L mengusulkan konsep Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) berdasarkan Keppres mengenai rincian APBN dan menyampaikannya
ke Kementerian Keuangan untuk disahkan. DIPA adalah alat untuk melaksanakan APBN.
Berdasarkan DIPA inilah para pengelola anggaran K/L (Pengguna Anggaran, Kuasa
Pengguna Anggaran, dan Pembantu Pengguna Anggaran) melaksanakan berbagai macam
kegiatan sesuai tugas dan fungsi instansinya.
4. Pelaporan dan Pencatatan APBN
Tahap pelaporan dan pencatatan APBN dilaksanakan bersamaan dengan tahap
pelaksanaan APBN, 1 Januari-31 Desember. Laporan keuangan pemerintah dihasilkan
melalui proses akuntansi, dan disajikan sesuai dengan tahunnya.
5. Pemeriksaan dan Pertanggungjawaban APBN

9
Tahap terakhir siklus APBN adalah tahap pemeriksanaan dan pertanggungjawaban yang
dilaksanakan setelah tahap pelaksanaan berakhir (APBN t+1), sekitar bulan Januari – Juli.
Contoh, jika APBN dilaksanakan tahun 2013, tahap pemeriksaan dan
pertanggungjawabannya dilakukan pada tahun 2014. Pemeriksaan ini dilakukan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Untuk pertanggungjawaban pengelolaan dan pelaksanaan APBN secara keseluruhan
selama satu tahun anggaran, Presiden menyampaikan rancangan undang-undang tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang
telah diperiksa BPK, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran
berakhir.

B. Sistematika APBN
Struktur Anggaran Pendapatan Belanja Negara terdiri dari :
1. Pendapatan Negara, terdiri dari:
a. Penerimaan Pajak, yang meliputi pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai
(PPn), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB), Cukai, dan Pajak Lainnya, serta Pajak Perdagangan (bea masuk
dan pajak/pungutan ekspor).
b. Penerimaan Bukan Pajak, yang meliputi penerimaan dari sumber daya alam, setoran
laba BUMN, dan penerimaan bukan pajak lainnya. Hibah, merupakan penerimaan
Negara yang berasal dari bantuan.
2. Belanja Negara, terdiri dari:
a. Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan
pembangunan Pemerintah Pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah
(dekonsentrasi dan tugas pembantuan). Biaya Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan
menjadi Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga Utang,
Subsidi BBM dan Subsidi Non BBM,Belanja Hibah, Belanja Sosial (termasuk
penanggulangan bencana ),dan Belanja Lainnya.
b. Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah yang akan
masuk ke dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja Daerah
meliputi: Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana
Otonomi Khusus.
3. Pembiayaan meliputi:

10
a. Pembiayaan Dalam Negeri, yang meliputi : Pembiayaan Perbankan, Privatisasi, Surat
Utang Negara, (SUN), serta Penyertaan Modal Negara.
b. Pembiayaan Luar Negeri, yang meliputi:
1) Penarikan Pinjaman Luar Negeri yang meliputi: Pinjaman Program dan Pinjaman
Proyek.
2) Pembayaran cicilan pokok utang Luar Negeri yang terdiri atas jatuh tempo dan
moratorium.

C. Perencanaan Pembangunan Daerah


Dalam UU SPPN (Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional) disebutkan bahwa
perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui
urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Sementara itu
pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam
rangka mencapai tujuan bernegara. SPPN bertujuan untuk:
1. Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan.
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi antardaerah, ruang, waktu, fungsi
pemerintah serta antara pusat dan daerah.
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, pengangguran,
pelaksanaan, dan pengawasan.
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan
dan berkelanjutan.
Dalam UU SPPN juga dikenal tiga ruang lingkup perencanaan pembangunan nasional.
Pertama, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang memuat visi misi rencana
pembangunan 20 tahun. Kedua, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) yang
merupakan turunan atas RPJP untuk rencana pembangunan lima tahun. Ketiga, Rencana
Kerja Pemerintah (RKP) yang memuat rencana kerja tahunan pemerintah dengan
berpedoman pada RPJMN. Bappenas atau Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
memiliki peran sentral dalam merumuskan ketiga dokumen perencanaan pembangunan
nasional tersebut. Tidak berbeda dengan sistem perencanaan pembangunan di tingkat
nasional, perencanaan pembangunan di tingkat daerah juga terdiri dari rencana pembangunan
jangka panjang, menengah, dan tahunan. SPPN mengamanatkan adanya sinergisitas
perencaan pembangunan yang dibuat oleh pemerintah pusat dan daerah. besar dari sumber
daya yang tersedia. Melalui perencanaan yang baik dapat dirumuskan kegiatan pembangunan
11
secara efisien dan efektif dapat ememperoleh hasil yang optimal dalam oemanfaatan sumber
daya yang tersedia dan potensi yang ada.
Tujuan pembangunan adalah untuk mengubah kondisi masyarakat menjadi lebih baik. Hal ini
dapat dicapai apabila pembangunan memiliki arah dan sasaran yang tepat. Salah satu usaha
untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan perencanaan yang baik dan pengerahan
sumber daya yang tepat.
Perencanaan Pembangunan Daerah tidak bisa lepas dari Perencanaan Pembangunan
Nasional.Pembangunan Daerah merupakan bagian dari Pembangunan Nasional yang
perencanaannya diatur dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. RPJPD (Rencana Pembangunan JangkaPanjang
Daerah) mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). RPJMD
(Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) merupakan penjabaran dari
RPJPD.RPJMD disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN). RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) merupakan penjabaran dari RPJMD.
RKPD disusun selaras dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RAPBD (Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) merupakan penjabaran dari RKPD. APBD
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) merupakan RAPBD yang telah disahkan.
Renstra (RencanaStrategis) SKPD disusun berpedoman pada RPJMD. Renja (Rencana Kerja)
SKPD merupakan penjabaran dari Renstra. Renja SKPD disusun berpedoman pada RKPD.
RKA (Rencana Kerja dan Anggaran) SKPD merupakan penjabaran dari Renja SKPD. RKA
SKPD dikompilasi menjadi RAPBD. DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) SKPD
merupakan dokumen pelaksanaan anggaran setelah APBD disetujui. DPA disusun
berdasarkan penjabaran APBD untuk setiap SKPD.
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) harus mampu memberikan gambaran yang jelas
tentang kegiatan dan pembiayaan atas berbagai sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan masyarakat pada tahun tertentu. Alokasi dana yang digunakan tersebut
diharapkan dapat memberikan manfaat yang bagi masyarakat sehingga tujuan pembangunan
dapat tercapai.
Perencanaan pembangunan daerah merupakan hal yang sangat penting karena
perencanaan yang tepat pembangunan dapat diarahkan secara terarah dan sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No 8 tahun 2008 bahwa pembangunan daerah adalah pemanfaatan
sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan masyaraat yang nyata, baik dalam aspek
pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan,
berdaya saing maupun indeks pembangunan manusia. Perencanaan pembangunan daerah
12
merupakan proses penyusunan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai pemangku
kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka
waktu tertentu.

D. Proses Penyusunan APBN


Dalam Proses Penyusunan APBN terdapat beberapa proses, yaitu sebagai berikut.
1. Pemerintah menyusun rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara, RAPBN
disusun pemerintah atas dasar usulan anggaran yang dibuat oleh setiap departemen atau
lembaga negara yang diusulkan kepada pemerintah dalam bentuk DUK (daftar usulan
kegiatan) dan DUP (daftar usulan proyek). DUK itu diusulkan untuk membiayai
pembangunan.
2. Pemerintah mengajukan RAPBN kepada DPR untuk kemudian dibahas.
3. DPR membahas RAPBN dengan tujuan diterima atau ditolak.
4. Jika diterima, RAPBN akan disahkan menjadi APBN dan disampaikan kepada
pemerintah untuk dilaksanakan.Namun,jika ditolak maka pemerintah diharuskan untuk
menggunakan APBN sebelumnya.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
APBN ini merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah yang telah disahkan oleh
DPR untuk meningkatkan pembangunan negara. Pemerintah menyusun rancangan
anggaran pendapatan dan belanja negara, RAPBN disusun pemerintah atas dasar usulan
anggaran yang dibuat oleh setiap departemen atau lembaga negara. Siklus Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rangkaian kegiatan dalam proses
penganggaran yang dimulai pada saat anggaran negara mulai disusun sampai dengan
perhitungan anggaran disahkan dengan undang-undang[1]. Ada 5 tahapan pokok dalam
satu siklus APBN di Indonesia. Dari kelima tahapan itu, tahapan ke-2 (kedua) dan ke-5
(kelima) dilaksanakan bukan oleh pemerintah, yaitu masing-masing tahap kedua
penetapan/persetujuan APBN dilaksanakan oleh DPR (lembaga legislatif), dan tahap
kelima pemeriksaan dan pertanggungjawaban dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK). Sedangkan tahapan lainnya dilaksanakan oleh pemerintah.
Dalam UU SPPN (Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional) disebutkan bahwa
perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat
melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Sementara
itu pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa
dalam rangka mencapai tujuan bernegara.
Struktur Anggaran Pendapatan Belanja Negara terdiri dari :
1. Pendapatan Negara
2. Belanja Negara
3. Pembiayaan
B. Saran
Demikian makalah ini yang dapat kami sampaikan, tentunya makalah ini masih banyak
kekurangan serta kesalahan-kesalahn baik itu tata cara penulis ataupun pembahasan di
dalamnya. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membuka asumsi baru bagi
pembacanya serta bermanfaat sebagai penambahan wawasan. Dimana nantinya
pembahasan didalam makalah ini dapat menjadi awal mula adanya rencana tindak lanjut
baik dalam diskusi forum maupun pembahasan bersama. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembacanya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Yuesti, Anik, Ni Luh Putu Dewi, dan Gusti Ayu asri Pramesti. 2000. Akuntansi Sektor
Publik. Bali: CV. Noah Aletheia.

Agung Wasono, Muhammad Maulana. 2018. Tinjauan Kritis Perencanaan dan


Penganggaran Pembangunan di Indonesia. Kementerian PPN/Bappenas

Patarai, Muhammad Idris. 2016. Perencanaan Pembangunan Daerah. Makassar: De La


Macca

https://indo.wiki/content/Anggaran%20Pendapatan%20dan%20Belanja%20Negara
%20Indonesia/Siklus%20APBN.html

15

Anda mungkin juga menyukai