Anda di halaman 1dari 14

Nama : Novia Eliza.

Ar
NIS : D0119523
Kelas : Sipil B

1. Apa yang ada ketahui tentang Perkerasan Jalan?


Jawab :
Perkerasan jalan adalah suatu lapisan yang terletak diatas tanah dasar
yang telah mendapatkan pemadatan, yang berfungsi untuk memikul beban lalu
lintas kemudian menyebarkan beban, baik kearah horisontal maupun vertikal
dan akhirnya meneruskan beban ketanah dasar (Subgrade) sehingga beban
pada tanah dasar tidak melampaui daya dukung tanah yang diijinkan. Lapis
perkerasan suatu jalan terdlri dari satu ataupun beberapa lapis material batuan
dan bahan ikat. Bahan batuan dapat terdiri dari berbagai fraksi batuan yang
direncanakan sedemikian sehingga memenuhi persyaratan yang dituntut.
Secara umum konstruksi perkerasan Jalan dibagi menjadi 2 (dua) jenis
yaitu :
a. Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
b. Perkerasan Tegar (Rigid Pavement)

2. Sebutkan macam-macam perkerasan Jalan yang anda ketahui, perbedaannya


buat dalam bentuk table dan gambarkan konstruksi masing-masing dari
Perkerasannya !
Jawab :

Perbedaan antara perkerasan lentur (flexible pavement) dengan

perkerasan kaku(rigid pavement) yaitu :

Tabel 2.7 Perbedaan Perkerasan Kaku Lentur

No. Perbedaan Perkerasan kaku Perkerasan lentur


1. Distribusi
tegangan Merata Terpusat

2. Susunan Dua lapis yaitu: lapis beton


Tiga lapis yaitu: lapis
perkerasan dan lapis pondasi. aspal, lapis pondasi atas,
lapis pondasi bawah.
3. Tebal sub base Relatif lebih tipis. Relatif lebih tebal.
4. Kekuatan Lebih ditentukan oleh tebal Ditentukan lapisan
dan kualitas beton itu pondasi bawah (maka
sendiri. pondasi lebih tebal).
5. Perawatan Lebih awet, direncanakan Perawatan berkala 3-5
20-40 tahun. tahun.
6. Daya tahan beban Untuk menahan beban lalu Untuk menahan beban
lintas berat. lalu lintas ringan dan
sedang.
7. Metode pengerjaan Per segmen (dengan Langsung dihamparkan.
bekisting)
8. Biaya perawatan Biasanya hanya pada Mahal (mencapai dua kali
sambungan (biaya relatif mahal dari perkerasan
kecil). kaku).
Sumber : Perkerasan Jalan Beton Semen Portland Metode AASHTO, 1993.

3. Sebutkan dan jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi fungsi pelayanan


kontruksi jalan
Jawab :
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perkerasan jalan
adalah environment, subgrade, material, traffic, design,
construction, dan maintenance.
a. Environment
Environment atau lingkungan adalah faktor pertama yang
mempengaruhi kinerja jalan. Hal ini sangat jelas karena jalan dibangun di
atas lingkungan itu sendiri. Sehingga secara pasti jalan akan selalu
berinteraksi dengan lingkungan. Lingkungan mempengaruhi perkerasan
jalan. Menurut T. Willway et al. (2008), data dari iklim masa lalu digunakan
untuk melakukan perencanaan konstruksi dan kegiatan pemeliharaan
jalan. Ullitdz (dalam R. Anwar Yamin & Herman, 2005: 100) menjelaskan
kinerja struktur perkerasan jalan, yang merupakan suatu struktur yang tidak
terlindung, sangat dipengaruhi oleh kondisi klimatik lokasi dimana jalan
tersebut dibangun. Kondisi klimatik ini memberikan pengaruh jangka
panjang tidak saja pada kinerja struktur perkerasan jalan tetapi juga pada
respon struktur perkerasan tersebut terhadap beban. Kondisi klimatik yang
sangat mempengaruhi struktur perkerasan adalah temperatur dan
kelembaban. Kelembaban akan mempengaruhi kinerja tanah dasar dan lapis
pondasi, sedangkan temperatur akan mempengaruhi kinerja lapisan yang
memakai material berbahan pengikat semen atau aspal. Jika temperatur
meningkat, kekuatan atau stabilitas lapis beraspal akan menurun karena
adanya penurunan modulus kekakuan campuran beraspal. Jika kekuatan
menurun, maka jalan akan mengalami deformasi ketika ada beban melintas
di atasnya.
Campuran beraspal adalah campuran yang peka terhadap
perubahan temperatur (seperti yang telah dijelaskan) dan waktu
pembebanan. Pada temperatur tinggi atau waktu pembebanan lama, aspal
dapat melunak dan mengalami deformasi. Hal ini menunjukkan bahwa
kinerja campuran beraspal sangat dipengaruhi dua faktor di atas, yaitu
temperatur dan waktu pembebanan.
b. Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah dasar adalah faktor kedua yang juga
sangat mempengaruhi kinerja perkerasan jalan. Logikanya, apa yang terjadi
pada tanah dasar ini akan berpengaruh terhadap lapis perkerasan yang
dibangun di atasnya. Ketika tanah dasar ini melunak (karena kadar airnya
berlebih), maka kemampuan tanah untuk menahan beban perkerasan di
atasnya menurun, sehingga menyebabkan tanah terdorong secara vertikal ke
bawah oleh beban perkerasan. Hal ini menyebabkan deformasi atau
perubahan bentuk dari perkerasan sendiri.
c. Material
Material adalah agregat-agregat penyusun perkerasan. Agregat-
agregat ini dibedakan menjadi beberapa macam,
yaitu natural aggregate yang biasanya berbentuk membulat, agregat yang
berasal dari crush stone yang bentuknya bersudut, natural sand,
dan artificial aggregate. Bentuk dari agregat juga bermacam-macam, seperti
pipih, lonjong, dan kubikal. Namun untuk mendapatkan hasil lebih optimal,
agregat kubikal lebih diutamakan karena bentuknya yang relatif seragam
sehingga membuatnya lebih solid. Sedangkan agregat pipih dikhawatirkan
akan patah saat dilakukan pemadatan. Hal ini menyebabkan adanya
tambahan permukaan baru yang harus dilekati oleh aspal, sehingga membuat
fungsi aspal menurun. Selain itu, pemilihan gradasi juga penting karena
makin beragam ukuran agregat, makin baik dikarenakan agregat kecil dapat
mengisi ruang-ruang kosong diantara agregat besar.
Selain agregat, aspal juga termasuk ke dalam material. Aspal
adalah bahan hidrokarbon yang bersifat melekat (adesif), berwarna hitam
kecoklatan, tahan air, dan memiliki sifat viskoelastis. Berfungsi untuk
melekatkan antaragregat dengan lapisan tanah. Kinerja aspal yang baik dapat
dilihat dari perkerasan yang tidak mengalami deformasi, retak, atau
berlubang ketika perkerasan dioperasionalkan.
d. Traffic
Traffic atau lalu lintas termasuk faktor yang mempengaruhi
kinerja perkerasan jalan. Secara umum, transportasi sebagai sarana
perpindahan manusia dari suatu tempat ke tempat lain melewati jalan.
Karena itu, jalan akan mendapatkan tekanan dari beban lalu lintas yang
melintasinya. Sepanjang beban lalu lintas tersebut tidak melebihi kapasitas
kekuatan yang mampu ditahan oleh perkerasan, maka jalan tidak akan
mengalami deformasi atau retak. Terjadinya overload yang dapat memicu
kerusakan jalan disebabkan karena adanya kelebihan muatan yang dibawa
kendaraan, sehingga beban diteruskan melewati roda menuju perkerasan,
atau karena adanya arus lalu lintas yang melebihi kapasitas jalan untuk dapat
menampungnya.
e. Design
Desain juga salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja
perkerasan jalan. Desain adalah kegiatan perencanaan suatu jalan yang
mengacu kepada ketentuan jalan tersebut. Berdasar perkerasannya, jalan
dibagi menjadi tiga macam, yaitu perkerasan kaku (rigid pavement),
perkerasan lentur (flexible pavement), dan perkerasan memakai paving block
(block pavement). Perkerasan kaku dibuat dengan menggunakan beton
sebagai perkerasannya. Di bagian atas subgrade (tanah dasar) diletakkan plat
beton yang sekaligus menjadi lapis pondasi. Sedangkan perkerasan lentur
menggunakan aspal sebagai bahan pengikat materialnya. Adapun perkerasan
dengan paving block menggunakan blok beton terkunci (terbuat dari
campuran pasir, semen portland, dan bahan perekat hidrolis lain) sebagai
perkerasannya.
f. Construction
Konstruksi jalan berkaitan erat dengan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan. Untuk mendapatkan hasil perkerasan yang terbaik, maka dalam
setiap tahapannya harus dikontrol dan diawasi dengan cermat. Ada beberapa
tahapan dalam pelaksanaan konstruksi, seperti persiapan subgrade,
penghamparan agregat, pamadatan agregat, dan pemberian lapis resap
pengikat dan lapis perekat.
Untuk persiapan subgrade, diusahakan tanah dasar benar-benar
padat sehingga ketika diberi beban di atasnya nantinya tidak akan
berdeformasi. Untuk agregat, sebaiknya terdiri dari berbagai macam ukuran
serta bentuknya bukan pipih. Pemadatan baik tanah dasar maupun agregat
dilakukan dengan menggunakan alat. Kemudian untuk merekatkan agregat
digunakan aspal cair yang telah dipanaskan sebelumnya. Lapis resap
pengikat atau prime coat adalah lapisan yang disiramkan di atas tanah dasar
yang fungsinya untuk merekatkan agregat dengan tanah dasar. Sedangkan
lapis perekat atau tack coat fungsinya untuk merekatkan antaragregat.
Syarat konstruksi jalan yang baik diantaranya adalah ketebalannya
cukup sehingga mampu menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dengan
baik, kedap air, sehingga air tidak mudah meresap ke tanah di bawah
perkerasan, permukaannya mudah dan cepat mengalirkan air, dan kekakuan
yang baik sehingga dapat memikul beban tanpa mengalami deformasi yang
berarti.

g. Maintenance and Rehabilitation


Faktor terakhir adalah pemeliharaan. Sebaik apapun perkerasan
jika tak dilakukan pemeliharaan, perkerasan akan lebih cepat mengalami
kerusakan. Jika kerusakan dibiarkan, maka kerusakan perkerasan akan
tambah parah. Sehingga, hal tersebut dapat mengganggu kinerja jalan raya,
dan bahkan dapat meningkatkan biaya perawatan atau perbaikan sehingga
sisi ekonomis berkurang. Tujuan dilakukan pemeliharaan secara berkala
diantaranya adalah untuk meminimalisasi biaya yang dkeluarkan, karena
mau tidak mau jalan harus tetap dirawat, sehingga yang bisa dilakukan
adalah mengorganisir pengeluaran karena perawatan. Maka, pemeliharaan
dikelompokkan mejadi dua, yaitu pemeliharaan secara preventif dan
pemeliharaan secara reaktif. Preventif berarti memperbaiki keusakan sejak
kerusakan itu masih kecil, dan inilah yang terbaik. Sedangkan reaktif berarti
perbaikan saat kerusakan telah parah.

4. Coba uraikan jenis perkerasan jalan di dekat rumah tinggal anda


Jawab :
Mengenal Jenis Perkerasan Jalan Di Dekat Rumah Tinggal
Ketiga konstruksi jalan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda,
sehingga dalam aplikasinya pun berbeda. Ada yang diaplikasikan khusus
untuk jalan utama, namun ada juga yang diterapkan pada jalan-jalan setapak
pemukiman warga.
Jalan beton
Konstruksi pada jalan beton biasa disebut dengan perkerasan kaku.
Dimana komposisinya terdiri dari plat (slab) beton semen sebagai lapis
pondasi dan lapis pondasi bawah di atas tanah dasar.
Plat beton biasanya disebut sebagai lapis pondasi karena
dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasanya yang berfungsi
sebagai lapis permukaan.Konstruksi jalan beton ini tergolong kuat, sebab
memiliki modulus elastisitas yang tinggi. Dalam ilmu teknik sipil, modulus
elastisitas merupakan angka yang digunakan untuk mengukur objek atau
ketahanan bahan untuk mengalami deformasi elstasi ketika gaya diterpakan
pada benda itu.
Itu sebabnya, konstruksi jalan beton kerap diterapkan untuk jalan raya
dan jalan lingkungan. Tebal jalan beton ini minimal 20cm. Kelebihan jalan
beton antara lain:

 Tahan terhadap genangan air dan banjir


 Biaya perawatan lebih murah dibandingkan jalan aspal
 Direkomendasikan untuk jalan yang mempunyai tanah dasar yang jelek,
dan jalan yang lalu lintas kendaraan beratnya cukup tinggi.
Kekurangan jalan beton:

 Pada proses pembuatan konstruksi, memerlukan perhitungan matang


terkait fungsi jalan terutama dikaitkan dengan kapasitas berat kendaraan
yang berlalu-lalang.Bila kendaraan yang lewat memiliki bobot yang tinggi,
maka biaya konstruksi lebih mahal.
 Selain perhitungan bobot kendaraan, konstruksi juga harus memperhatikan
kehalusan dan gelombang jalan dengan cermat. Karena, jalan beton sangat
dipengaruhi oleh proses pengecoran.
 Jika Anda perhatikan, jalan-jalan raya yang terbuat dari konstruksi beton
lebih tinggi, ini dikarenakan karakteristik jalan betok yang kerap menaikan
elevansi jalan saat perbaikan pada jalan lama. Jadi, ini cukup menyulitkan
untuk kendaraan dari rumah Anda.
 Memiliki suasana yang keras dan gersang.
Jalan aspal
Jalan aspal atau biasa disebut hot mix, meruapakan konstruksi jalan yang
menggunakan bahan pengikat aspal panas. Biasanya campuran aspal panas
didatangkan impor, misalnya Shell dan ESSO 2000. Cairan aspal ini sedikit
mahal, menghabiskan biaya 60% dari total biaya hot mix.
Adapun kelebihan konstruksi jalan aspal antara lain:

 Kondisi jalan lebih halus, tidak bergelombang.


 Jalan yang diaspla memiliki warna yang gelap, sehingga memberikan
dampak secara psikologis rasa aman dan nyaman.
 Untuk membuat jalan aspal, biasanya kontraktor atau pemda sudah
menerapkan sistem drainase yang baik.
 Perawatan jalan ini juga terbilang mudah. Bila ada yang berlubang, tinggal
menggali dan mengganti dengan yang barupada area jalan yang rusak.
Kekurangan jalan aspal
Di balik kelebihan, jalan aspal juga memiliki kekurangan. Ternyata jalan aspal
tidak tahan terhadap genangan air.
Untuk itu diperlukan sistem drainase yang baik. Jika tidak, jalan akan berlubang
karena genangan air setelah hujan.
Jadi, jika jalan lingkungan perumahan menggunakan aspal, ada baiknya
menanyakan kepada pengembang mengenai perawatan jalannya.
Jalan paving block
Berdasarkan acuan pembuatan paving block (SII.0819-88) paving block
memiliki komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran
semen portland atau bahan perekat lain.Jalan yang menggunakan paving block
biasanya memiliki warna-warna dan bentuk yang menarik. Ada yang berbentuk
segi empat dan ada juga yang segi banyak. Pada proses pemasangannya, ukuran
disyaratkan kurang lebih 2mm untuk ukuran lebih bidang dan kurang lebih 3mm
untuk ketebalan. Serupa dengan konstruksi jalan beton dan jalan aspal, konstruksi
paving block memiliki keuntungan dan kelemahan. Keuntungan antara lain:
 Pada saat memasang paving block cukup mudah dan tidak memerlukan
alat berat.
 Paving block seakan seperti puzzle yang dapat dipasang kembali setelah
dibongkar.
 Daya tahan jalan ini cukup baik. Khususnya tahan terhadap beban statis,
dan tahan terhadap tumpahan bahan pelumas dan pemanasan oleh mesin
kendaraan.
 Banyak terdapat pori atau celah, sehingga genangan air cepat meresap,
tidak perlu khawatir terjadi genangan.
Kelemahan
Tidak tahan terhadap kendaaraan berat. ini. Sehingga, sangat direkomendasikan
diterapkan pada jalan-jalan pemukiman saja.

5. Sebutkan karakteristik perkerasan lentur?


Jawab :

Perkerasan lentur adalah struktur perkerasan yang sangat banyak


digunakan dibandingkan dengan struktur perkerasan kaku. Struktur perkerasan
lentur dikonstruksi baik untuk konstruksi jalan, maupun untuk konstruksi
landasan pacu. Tujuan struktur perkerasan adalah:

 agar di atas struktur perkerasan itu dapat lalui setiap saat. Oleh karena itu
lapis permukaan perkerasan harus kedap air - melindungi lapis tanah
dasar sehingga kadar air lapis tanah dasar tidak mudah berubah.
 mendistribusikan beban terpusat, sehingga tekanan yang terjadi pada lapis
tanah dasar menjadi lebih kecil. Oleh karena itu lapis struktur perkerasan
harus dibuat dengan sifat modulus kekakuan (modulus elastisitas) lapis di
atas lebih besar daripada lapis di bawahnya.
 menyediaan kekesatan agar aman. Oleh karena itu permukaan perkerasan
harus kasar, sehingga mempunyai koefisien gesek yang besar antara roda
dan permukaan perkerasan.
 menyediaan kerataan agar nyaman. Oleh karena itu permukaan harus rata,
sehingga pengguna tidak terguncang pada saat lewat pada perkerasan.

Semua bahan yang digunakan harus awet (tahan lama), agar struktur
perkerasan ini berfungsi untuk waktu yang lama. Lapis permukaan dari
struktur perkerasan lentur ini merupakan campuran agregat yang bergradasi
rapat dan aspal, atau disebut juga campuran beraspal. Kedua bahan ini
dicampur dalam keadaan panas (sehingga dikenal dengan nama hot mix,
dihamparkan serta dipadatkan dalam keadaan panas pula. Lapis permukaan ini
harus kedap air, permukaannya rata namun kasar. Lapis struktur di bawah
lapis permukaan adalah lapis pondasi, dan dibuat dari batu pecah. Lapis di
bawahnya adalah lapis pondasi bawah, dan dibuat dari pasir batu (sirtu). Lapis
pondasi maupun lapis pondasi bawah ini juga dapat dibuat dari bahan lain
seperti material yang distabilitasi dengan portland semen, kapur, aspal,
maupun bahan pengikat lainnya. Semua lapis ini dikonstruksi dilapis tanah
dasar, yaitu tanah yang telah dipadatkan. Biaya konstruksi struktur perkerasan
lentur ini relatif lebih murah dibandingkan dengan struktur perkerasan kaku.
Di Indonesia, lebih banyak tenaga pelaksana yang ahli dalam pembuat
konstruksi perkerasan lentur dibandingkan dengan perkerasan kaku. Agar
struktur perkerasan lentur ini berfungsi dengan baik, maka selain perkerasan
harus terpelihara dengan baik, bahu jalan dan saluran samping juga harus
terpelihara.

Struktur perkerasan lentur pada saat ini dikonstruksi dengan


menggunakan alat berat. Dahulu, konstruksi jalan dibuat dengan menggunaan
tenaga manusia dan alat pemadat sederhana. Struktur yang cocok dengan
keadaan pada saat itu dikenal dengan konstruksi makadam (berasal dari
nama John Loudon McAdam), maupun telford (berasal dari nama Thomas
Telford. Pada saat ini konstruksi seperti itu tidak layak lagi dibuat pada jalan
penting dan mempunyai volume lalu lintas yang tinggi dan dengan beban yang
berat, seperti jalan arteri dan kolektor primer maupun sekunder. Konstruksi
Macadam dan Telford masih dapat dipertimbangkan dikonstruksi untuk jalan
dengan beban lalu lintas yang ringan, seperti jalan lokal.

6. Coba gambarkan perkerasan lentur dan uraikan bagian-bagiannya?


Jawab :

Komponen Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) terdiri atas:

1. Tanah Dasar (sub grade)

Tanah Dasar adalah permukaan tanah semula atau permukaan galian atau
permukaan tanah timbunan, yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar
untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya.

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-
sifat dan daya dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut tanah
dasar adalah sebagai berikut:

a. Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) dari macam tanah tertentu


akibat beban lalu lintas.

b. Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan kadar
air.

c. Daya dukung tanah yang tidak merata dan sukar ditentukan secara pasti pada
daerah dengan macam tanah yang sangat berbeda sifat dan kedudukannya,
atau akibat pelaksanaan.

2. Lapis Pondasi Bawah (sub base course)


Lapis Pondasi Bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi
dan tanah dasar.

Fungsi lapis pondasi bawah antara lain:

a. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan


menyebarkan beban roda.

b. Mencapai efisiensi penggunaan material yang relatif murah agar lapisan-


lapisan selebihnya dapat dikurangi tebalnya (penghematan biaya konstruksi).

c. Untuk mencegah tanah dasar masuk ke dalam lapis pondasi.

d. Sebagai lapis pertama agar pelaksanaan dapat berjalan lancar.

Bermacam-macam tipe tanah setempat (CBR > 20%, PI < 10%) yang relatif lebih
baik dari tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan pondasi bawah. Campuran-
campuran tanah setempat dengan kapur atau semen portland dalam beberapa hal
sangat dianjurkan, agar dapat bantuan yang efektif terhadap kestabilan konstruksi
perkerasan.

3. Lapis Pondasi (base course)

Lapis Pondasi adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan
dengan lapis pondasi bawah (atau dengan tanah dasar bila tidak menggunakan
lapis pondasi bawah).

Fungsi lapis pondasi antara lain:

a. Sebagai bagian perkerasan yang menahan beban roda,

b. Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan.

Bahan-bahan untuk lapis pondasi umumnya harus cukup kuat dan awet sehingga
dapat menahan beban-beban roda. Sebelum menentukan suatu bahan untuk
digunakan sebagai bahan pondasi, hendaknya dilakukan penyelidikan dan
pertimbangan sebaik-baiknya sehubungan dengan persyaratan teknik.
Bermacam-macam bahan alam / bahan setempat (CBR > 50%, PI < 4%) dapat
digunakan sebagai bahan lapis pondasi, antara lain : batu pecah, kerikil pecah dan
stabilisasi tanah dengan semen atau kapur.

4. Lapis Permukaan (surface course)

Lapis Permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas. Fungsi lapis
permukaan antara lain:

a. Sebagai bahan perkerasan untuk menahan beban roda

b. Sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan kerusakan akibat
cuaca.

c. Sebagai lapisan aus (wearing course).

Bahan untuk lapis permukaan umumnya adalah sama dengan bahan untuk lapis
pondasi, dengan persyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan aspal
diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap air, disamping itu bahan aspal sendiri
memberikan bantuan tegangan tarik, yang berarti mempertinggi daya dukung
lapisan terhadap beban roda lalu lintas.

Pemilihan bahan untuk lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaan, umur


rencana serta pentahapan konstruksi, agar dicapai manfaat yang sebesar-besarnya
dari biaya yang dikeluarkan.

7. Apa perbedaan agregat dan gradasi?


Jawab:
 Agregat adalah batu pecah, kerikil, pasir atau komposisi mineral lainnya,
baik berupa hasil alam, hasil pengolahan (Penyaringan, pemecahan) yang
digunakan sebagai bahan penyusun utama perkerasan jalan. Pemilihan
jenis agregat yang sesuai untuk digunakan pada konstruksi perkerasan
dipengaruhi beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhinya yaitu : ukuran
dan gradasi, kekuatan dan kekerasan, bentuk, tekstur permukaan,
kelekatan terhadap aspal, kebersihan dan sifat kimiawi.
 Gradasi adalah prosentase pembagian ukuran butir batu yang dipakai
dalam suatu konstruksi perkerasan jalan maupun konstruksi beton. Gradasi
batuan dapat dinyatakan dengan suatu tabel ataupun grafik gradasi. Tabel
gradasi sekurang - kurangnya harus membuat ukuran atau nomor saringan
dan prosentase berat lolos saringan tersebut. Grafik gradasi mempunyai
dua sumbu, sumbu horisontal menyatakan ukuran saringan dalam skala
logaritma, sumbu vertikal menyatakan prosen berat lolos saringan tersebut.
Gradasi dibedakan menjadi 3 (tiga) macam (Kerbs and
Walker,1971) yaitu :
a. Well Graded, disebut Juga gradasi menerus atau gradasi rapat, ialah
gradasi yang mempunyai ukuran butir dari ukuran yang terbesar
sampai ukuran butir yang terkecil dengan tujuan untuk menghasilkan
suatu campuran perkerasan dengan bahan pengikat aspal yang
mempunyai nilai stabilitas tinggi.
b. Gab Graded, disebut juga gradasi terbuka/ gradasi timpang, ialah
gradasi yang dalam distribusi ukuran butirnya tidak mempunyai salah
satu ataupun beberapa butiran dengan ukuran tertentu (tidak menerus).
c. Uniform atau One Size, disebut juga gradasi seragam, ialah gradasi
yang dalam ukuran butirnya mengandung butiran yang ukurannya
hampir sama.

8. Apa tujuan jalan diperkeras/padat?


Jawab :
Tujuan utama pembuatan struktur jalan adalah untuk mengurangi tegangan
atau tekanan akibat beban roda sehingga mencapai tingkat nilai yang dapat
diterima oleh tanah yang menyokong struktur tersebut

Anda mungkin juga menyukai