Faiq Wildana
Faiq Wildana
Puslitbang Aptika dan IKP, Badan Litbang SDM, Kemenkominfo
Jl. Medan Merdeka Barat No.9, Jakarta Pusat 10110, Telp: 021-3800418
E-mail: faiq001@kominfo.go.id
Naskah diterima tanggal 25 September 2017, direvisi tanggal 27 November 2017, disetujui tanggal 15 Desember 2017
Abstract
Along with the development of cloud computing technology, several government institution are ready to use cloud
computing, even some have started implementing this technology. Currently cloud computing has just recently adapted
in Indonesia. It is important to know the comparison and usage analysis of some instituitions that have been used. This
study used a qualitative approach with interview instrument conducted for each instituition. Respondents who become
the object of this research are LKPP, BIG, Balai IPTEK-net BPPT, and Ministry of Communications and Informatics.
The four instituitions are selected because it is a central instituition that has been implemented cloud computing with a
wide range of services. The method of analysis used is a comparative method which compares cloud computing
services. Comparative analysis approach is issues and challenges of cloud computing. The study produces an overview
of the application of cloud computing in government instituitions along with suggestions that should be done.
Abstrak
Seiring dengan perkembangan teknologi cloud computing, beberapa instansi pemerintahan sudah merencanakan
pemanfaatan cloud computing, bahkan sudah ada yang mulai memanfaatkan teknologi ini. Sedangkan cloud computing
belum lama ini baru mulai diadaptasi di Indonesia. Kiranya penting untuk mengetahui komparasi dan analisis
pemakaian oleh beberapa instansi yang sudah menggunakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
instrumen wawancara yang dilakukan kepada masing-masing instansi. Responden yang menjadi objek penelitian ini
yaitu LKPP, BIG, Balai IPTEK-net BPPT, dan Kementerian Kominfo. Keempat instansi tersebut dipilih karena
merupakan instansi pusat yang diketahui sudah menerapkan cloud computing dengan jangkauan layanan yang luas.
Metode analisis yang digunakan adalah metode komparatif dimana membandingkan keempat objek penelitian terkait
layanan cloud computing yang diberikan. Analisis komparasi menggunakan pendekatan isu dan tantangan cloud
computing. Studi menghasilkan gambaran penerapan cloud computing di instansi pemerintahan beserta saran yang
seharusnya dilakukan.
1
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 8 No. 2 (Oktober - Desember 2017) Hal.: 97-108
pemerintah yaitu berorientasi kepada layanan pemerintahan lain, tanpa perlu memusingkan
publik. Pemerintah dapat lebih fokus pada infrastruktur pendukung di belakangnya.
“layanan publik”nya serta urusan terkait
99
Computing). Penggunaan PC pribadi Cloud computing memiliki karakteristik
terkendala masalah resource sharing, sehingga utama yang membedakannya dengan
dibentuklah jaringan yang saling traditional IT. Semua syarat tersebut harus
menghubungkan PC dengan PC dalam jaringan dipenuhi agar dapat disebut sebagai cloud
lokal (Fase Network Computing). Fase Network computing (NIST, 2011). Lima karakter utama
Computing berkembang menjadi jaringan- Cloud computing antara lain :
jaringan lokal yang terhubung secara global 1. Broad Network Access
(Fase Internet Computing). Perkembangan Suatu sistem atau layanan dapat
selanjutnya mengarah pada pembagian beban dikatakan cloud computing apabila dapat
komputasi dan penyimpanan (komputasi diakses melalui internet. Media akses tidak
terdistribusi) secara transparan (Fase Grid selalu menggunakan PC ataupun laptop namun
Computing). Akhirnya, pada Fase cloud bisa dengan menggunakan smartphone, tablet
computing kita dapat memanfaatkan sumber atau handheld/gadget yang lain. Sehingga
daya yang ada dengan mudah sesuai kebutuhan dimanapun kapanpun asalkan tersedia akses
melalui internet. internet dapat memakai layanan cloud
Menilik pada definisinya, cloud computing.
computing menurut NIST (National Institute 2. On-demand Self Service
of Standards and Technology) Instituition U.S, Sesuatu yang dapat diakses melalui
Department of Commerce yaitu “a model for internet saja tidak bisa disebut sebagai cloud.
enabling ubiquitous, convenient, on-demand Sebuah situs web berita tidak dapat dikatakan
network access to a shared pool of cloud apabila tidak ada interaksi antara
configurable computing resources (e.g., pengguna dan server tersebut. Cloud
networks, servers, storage, applications, and computing mensyaratkan pengguna dapat
services) that can be rapidly provisioned and memilih layanan sesuai yang diinginkan secara
released with minimal management effort or mandiri atau swalayan.
service provider interaction.” Sementara 3. Rapid Elasticity
definisi menurut Gartner dalam situsnya, “a Selain dapat memilih layanan sendiri,
style of computing in which scalable and pengguna juga harus dapat mengatur tingkat
elastic IT-enabled capabilities are delivered as layanan yang diinginkan untuk bisa disebut
a service using Internet technologies.” sebagai cloud computing. Pengaturan tingkat
Dari beberapa pengertian di atas dapat layanan ini juga termasuk untuk berhenti dari
didefinisikan Cloud Computing atau layanan. Dan efek dari pengaturan yang diubah
Komputasi Awan sebagai bentuk layanan tersebut dapat dirasakan dengan cepat juga.
menggunakan internet yang digunakan oleh 4. Resource Pooling
banyak user dan dapat dipersonalisasi (diatur) Infrastruktur seperti storage, memory,
dengan mudah tanpa pengguna perlu dan processor berada dalam satu tempat atau
mengetahui kerumitan infrastruktur di balik itu. biasa disebut sebagai data center (bisa terdiri
dari banyak server). Data center harus dapat
diatur agar dapat digunakan oleh banyak
pengguna. Paling umum dilakukan adalah
dengan cara virtualisasi agar satu server dapat
digunakan oleh sejumlah pengguna.
5. Measured Service
Kapasitas layanan yang diberikan harus
dapat diukur. Artinya ada perbedaan kapasitas
layanan tidak hanya ada satu pilihan saja. Ini
Gambar 3. Karakteristik Cloud Computing merupakan dasar transparansi pengukuran
(NIST, 2011) biaya layanan, walaupun tidak semua penyedia
layanan cloud selalu memasang tarif (ada yang server sendiri. Infrastruktur pendukung
gratis, dengan resource dan layanan yang berjalannya server disediakan oleh penyedia
minim) jasa. Operating system dipilih oleh pengguna
Apabila dilihat dari jenis layanan yang kemudian diinstalasi dan dibantu oleh
dasarnya, cloud computing dapat dibedakan peyedia jasa. Contoh: Penyedia jasa sewa
menjadi 3, antara lain : server. Penyedia jasa menyediakan server bagi
pengguna. Pengguna bebas menggunakan
space tersebut.