Makalah Akidah
Makalah Akidah
Tentang
OLEH:
DOSEN PEMBIMBING:
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang selalu melimpahkan
rahmat, berkah dan taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Hakikat Akidah Islam”, guna memenuhi tugas mata kuliah Akidah Akhlak
pada program studi Tadris Fisika, IAIN Batusangkar.
Selawat dan salam senantiasa terucap kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah
menyampaikan risalah dari Allah dan menunjuki sekalian alam kepada jalan yang benar, seperti
yang kita rasakan saat ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis berusaha memberikan yang terbaik, yang mudah
dipahami, dengan merujuk pada sumber-sumber baik bahasa Indonesia dan bahasa asing. Akan
tetapi penulis sadar, sebagai manusia dan masih dalam tahap belajar pasti banyak sekali
kekurangan bahkan kekeliruan.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aqidah Islam berpangkal pada keyakinan “Tauhid” yaitu keyakinan tentang
wujud Allah, Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada yang menyekutuinya, baik dalam zat,
sifat-sifat maupun perbuatannya (Basyri, 1988: 43). Akhlak mulia berawal dari aqidah,
jika aqidahnya sudah baik maka dengan sendirinya akhlak mulia akan terbentuk. Iman
yang teguh pasti tidak ada keraguan dalam hatinya dan tidak tercampuri oleh
kebimbangan. Beriman kepada Allah pasti akan melaksanakan segala perintahnya dan
menjauhi larangannya. Beriman kepada Allah juga harus beriman kepada malaikat,
Nabi, kitab, hari akhir, qada dan qadar Allah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian akidah islam penelitian?
2. Apa saja dasar dan tujuan akidah islam?
3. Apa saja dalil-dalil tentang dasar dan tujuan akidah islam?
4. Apa hubungan antara Iman, Islam, dan Ihsan?
5. Apa saja dalil tentang Iman, Islam, dan Ihsan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pengertian akidah islam penelitian
2. Untuk mengetahui dasar dan tujuan akidah islam
3. Untuk menjelaskan dalil-dalil tentang dasar dan tujuan akidah islam
4. Untuk mengetahui apa hubungan antara Iman, Islam, dan Ihsan
5. Untuk menjelaskan tentang Iman, Islam, dan Ihsan
BAB II
PEMBAHASAN
b. Al-Hadits
Hadis ialah segala ucapan, perbuatan, dan takrir (sikap diam) Nabi
Muhammad Saw. Islam telah menegaskan bahwa hadis menjadi sumber
hukum Islam kedua (setelah Al-Qur'an), baik sumber hukum dalam akidah
maupun dalam semua persoalan hidup.Hal ini dikarenakan semua yang
disandarkan kepada Nabi adalah wahyu dari Allah, bukan sekedar
memperturutkan hawa nafsu saja. Sebagaimana firman Allah Swt.:
“dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa
nafsunya. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya).”(an-Najm 3-4)
“apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya
(dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah
untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan
beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang
diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya
bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.” (QS. al-Hasyr : 7)
Itulah dasar perintah mengikuti Rosulullah Saw. melalui hadis-hadisnya.
Jika kita cermati beberapa hadis di atas, maka kita akan temui bahwa isinya tidak ada yang
menyalahi isi dari al-Qur'an dalam hal ini berkaitan dengan akidah yang secara umum
disebut dengan keimanan. Hal ini semakin memperkuat keyakinan kita bahwa hadis adalah
sumber hukum kedua setelah al-Qur'an yang harus dipedomani oleh umat Islam baik dalam
hal akidah ataupun yang lainnya. Keduanya tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain.
Tujuan Akidah Islam
Akidah Islam harus menjadi pedoman bagi setiap Muslim. Artinya setiap umat
Islam harus meyakini dan menjalankan pokok-pokok kandungan akidah Islam tersebut
dengan tujuan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat dan mendapatkan rido
dari Allah Swt. tentunya. Dengan demikian berarti mempelajari pokok-pokok
kandungan akidah Islam adalah kewajiban bagi umat Islam dengan tujuan seabagi
berikut:
1) Mengetahui petunjuk hidup yang benar serta dapat membedakan yang benar
dan yang salah.
2) Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang ada sejak lahir.
Manusia adalah makhluk yang berketuhanan. Sejak dilahirkan manusia cenderung
mengakui adanya Tuhan. Dengan naluri berketuhanan, manusia berusaha untuk
mencari Tuhannya. Kemampuan akal dan ilmu yang berbeda-beda memungkinkan
manusia akan keliru mengenal Tuhan. Dengan akidah Islam, naluri atau kecenderungan
manusia akan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan
benar.
3) Memelihara manusia dari kesyirikan.
Untuk mencegah manusia dari kesyirikan perlu adanya tuntunan yang jelas tentang
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemungkinan manusia terperosok
kedalam kesyirikan selalu terbuka, baik syirik jaly (terang-terangan) berupa perbuatan,
maupun syirik khafy (tersembunyi) di dalam hati. Dengan mempelajari Akidah Islam,
manusia akan terpelihara dari perbuatan syirik.
4) Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.
Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran.
Pendapat-pendapat atau faham-faham yang semata-mata didasarkan atas akal manusia,
kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, akal pikiran perlu
dibimbing oleh akidah Islam agar manusia terbebas atau terhindar dari kehidupan yang
sesat.
b. Iman
Menurut bahasa iman berarti percaya. Sedangkan menurut istilah iman
adalah:
ِ ع َم ٌل بِااْالَ ْرك
َان َ ان َو
ِ سَ ار بِ ِالل ِ ص ِدي ٌْق بِاْلقَ ْل
ٌ ب َواِ ْق َر ْ َاْ ِال ْي َمانُ ه َُو ت
“Iman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan dilaksanakan
dengan anggota badan (perbuatan).”
Jika seseorang sudah mengimani seluruh ajaran Islam, maka orang tersebut sudah dapat
dikatakan mukmin(orang yang beriman).
c. Ihsan
Ihsan berasal dari bahasa Arab: سانًا َ ْ اَحyang berarti kebaikan.
َ ْاِح- ُيُحْ ِسن- َسن
Ihsan adalah perbuatan baik sebagai bentuk penghambaan diri kepada
Allah sebagai makhluk individu, yaitu hubungannya dengan Allah maupun
sebagai makhlu sosial yang selalu berinteraksi dengan sesama. Lebih lanjut
disebutkan bahwa cara penghambaan diri ini harus senantiasa merasa
melihat atau dilihat oleh Allah Swt. sebagaimana di sebutkan dalam hadis
Nabi Saw.:’ Jibril bertanya, ‘Kabarkanlah kepadaku tentang ihsan itu?‘
Nabi menjawab: “Kamu menyembah Allah seakanakan kamu melihat-
Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia
melihatmu”. Dengan demikian berbuat baik kepada Allah maupun sesama
harus dilakukan setiap saat karena ada kontrol langsung dari Allah Swt.
Orang yang telah menerapkan hal ini disebut dengan Muhsin.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Akidah secara bahasa berasal dari kata (‘aqada-ya’qidu-aqdatan) yang berarti
ikatan atau perjanjian. Secara istilah adalah keyakinan hati atas sesuatu. Kata “akidah”
tersebut dapat digunakan untuk ajaran yang terdapat dalam Islam, akidah Nasrani,
akidah Yahudi, dan akidah-akidah yang lainnya. Dengan begitu kita juga bisa
simpulkan ada akidah yang benar atau lurus dan ada akidah yang sesat atau salah.
Dengan begitu juga akidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah) bisa diartikan sebagai
pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya oleh setiap orang yang
mengaku dirinya beragama Islam (Muslim).
Akidah Islam adalah sesuatu yang bersifat tauqifi, artinya suatu ajaran yang
hanya dapat ditetapkan dengan adanya dalil dari Allah dan Rasul-Nya. Maka, sumber
ajaran akidah Islam adalah terbatas pada al-Qur'an dan Sunnah saja. Karena, tidak ada
yang lebih tahu tentang Allah kecuali Allah itu sendiri, kemudian Rasulullah Saw.
selaku pengemban wahyu dari Allah Swt. Baru kemudian pendapat pada ulama yang
otonitatif yang dinyatakan oleh Rasulullah sebagai pewarisnya.
Mempelajari pokok-pokok kandungan akidah Islam adalah kewajiban bagi umat
Islam dengan tujuan seabagi berikut:
1) Mengetahui petunjuk hidup yang benar serta dapat membedakan yang benar
dan yang salah.
2) Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang ada sejak lahir.
3) Memelihara manusia dari kesyirikan.
4) Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.
Ada tiga unsur pokok dalam akidah Islam yang tidak bisa dipisahkan satu dengan
yang lainnya. Artinya, jika sesorang mengaku berakidah Islam atau lebih mudahnya dia
mengaku sebagai muslim, maka harus ada tiga unsur pokok ini didalam dirinya, yaitu
Islam, Iman, dan Ihsan.
B. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah
diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Sayid Saqib, Akidah Islam Pola Hidup manusia Beriman, cet ke XVIII, Bandung :
Diponegoro 2010.
http://eprints.ums.ac.id/25947/3/04._BAB_I.pdf
https://almanhaj.or.id/4145-aqidah-islam-aqidah-yang-kokoh-dan-bebas-dari-
perubahan.html
https://idr.uin-antasari.ac.id/4857/5/BAB%20II.pdf