Anda di halaman 1dari 5

1.

Jika diberikan data jumlah produksi kacang tanah (kw) pada keluarga di desa
Sumberwaras: 2 3 5 2 4 6 6 5 2 1 3 2 4 5 5, dinyatakan bahwa penyusunan
data berdasarkan keadaan/ frequensi dapat dilakukan dengan dua cara.
Jelaskan pernyataan tersebut dan berikan contoh.
 Metode seriation secara individual
Metode ini merupakan cara menyusun data sesuai dengan hasil
observasi
Sebagai contoh:
Tabel 1.1 Jumlah produksi kacang tanah (kw)

2 6 3
3 6 2
5 5 4
2 2 5
4 1 5

Dari data tersebut dapat diketahui komposisi jumlah produksi kacang tanah (kw)
pada keluarga di desa Sumberwaras, tetapi masih agak susah diamati karena
belum tersusun secara rapih. Cara seperti itu hanya dapat diterapkan pada data
yang jumlahnya terbatas seperti itu disebut dengan data mentah (raw data)
Tabel 1.2 Susunan data yang teratur (array)
Jumlah produksi kacang tanah (kw)

1 3 5
2 3 5
2 4 5
2 4 6
2 5 6

Data individual (ungrouped data) tersebut disusun secara teratur sehingga dengan
mudah dapat diketahui berapa produksi kacang pada desa Sumberwaras.
 Metode seriation secara kelompok
Metode ini merupakan cara menyusun data dalam kelompok-kelompok
berdasarkan interval tertentu. Selanjutnya dari masing-masing
kelompok akan tampak berapa kali terjadinya (berapa frekuensinya)
Pengelompokan berdasarkan interval ini dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu:
 Rangkaian yang diskrit (discrete series atau discontinuous series)
 Rangkaian yang kontinu (continuos series)
Perbedaan cara penyusunan data ini didasarkan pada sifat dari data tersebut,
apakah variabelnya bersifat diskrit atau kontinu. Data atau variabel diskrit adalah
data yang hanya dapat dinyatakan dalam bilangan bulat.
Contoh:
Tabel 2.1 Distribusi jumlah produksi kacang (kw) pada Desa Sumberwaras

Jumlah produksi kacang per keluarga Jumlah keluarga


1-2 5
3-4 4
5-6 6

Sedangkan pada data atau variabel continue adalah data yang dapat dinyatakan
dengan bilangan pecahan
Contoh:
Tabel 2.2 Distribusi keuntungan penjualan kacang tanah pada Desa Sumberwaras

Keuntungan Jumlah
10-19,9 1
20-29,9 4
30-39,9 2
40-49,9 2
50-59,9 3
60,-69,9 2

2. Apa yang saudara ketahui tentang rata-rata, median dan modus sertakan
contoh
 Mean atau rata-rata merupakan rasio dari seluruh nilai pengamatan dengan
banyaknya pengamatan yang terjadi. Pada dasarnya, rumus mean adalah
jumlah data yang terkumpul dibagi dengan banyaknya data. Secara matematis,
rumus mean dapat ditulis sebagai berikut:
x + x + x +...+ x n 1 n
x́= 1 2 3 = ∑ xi
n n i=1

Rumus mean menggunakan satuan unit sesuai dengan data yang diperoleh.
Misalnya, pada data menggunakan satuan meter, maka mean juga menggunakan
satuan meter.
Contoh:
Pada ulangan Matematika kelas A, berikut adalah daftar nilai yang diperoleh oleh
5 orang siswa: 80, 82, 85, 86, 90. Hitunglah rata-rata yang mereka peroleh.
Penyelesaian:
(80+82+ 85+86+90) 423
Mean= = =84 , 6
5 5
Mean = 84,6
Jadi, nilai rata-rata kelima siswa tersebut adalah 84,6.
Ilustrasi mengolah data statistika.
Setelah itu, menghitung data dengan frekuensinya dan dibagi dengan banyaknya
data.
Rumusnya adalah:
X 1 f + X 2 f 2+ X 3 f 3 +...+ X k f k
X=
f 1+ f 2 +f 3+...+ f k
 Median (Me) adalah ukuran pemusatan pada data di mana data dibagi menjadi
dua sama banyak. Median berfungsi untuk menentukan letak data ketika sudah
disusun menurut nilainya dari rendah ke tinggi.
Secara sederhana, median adalah nilai tengah dari data yang berhasil
dikumpulkan. Rumus median dapat ditulis sebagai berikutt.
Rumus Median:
n+1
LMd=
2
Contoh:
Hitunglah median data berikut ini jika diketahui banyak datanya ganjil. Data
diberikan sebagai berikut 3, 2, 3, 1, 4, 6, 5, 7, 5.
Penyelesaian:
Mengurutkan data dari yang terbesar hingga terkecil 1, 2, 3, 3, 4, 5, 5, 6, 7
Jadi, nilai median atau nilai tengahnya adalah 4.
 Modus merupakan data yang memiliki frekuensi tertinggi atau data yang
paling banyak muncul. Modus dinotasikan dengan Mo.
Jika data yang sering muncul berjumlah satu saja, maka disebut unimodus. Jika
dua data yang memiliki frekuensi terbanyak disebut dengan bimodus dan
seterusnya.
Contoh:
Diberikan data 4, 5, 6, 6, 7, 3, 4, 5, 6. Tentukan modus dari data tersebut.
Penyelesaian:
Mengelompokkan data untuk menentukan frekuensi tiap data
3 --> 1
4 --> 2
5 --> 2
6 --> 3
7 -->1
Dari pengelompokan data di atas dapat dilihat, modusnya adalah 6 dengan jumlah
data terbanyak, yaitu ada 3.
3. Apa yang saudara ketahui mengenai penyimpangan, devisi rata-rata dan
koefisien variasi dan berikan contoh
 Penyimpangan adalah ukuran yang menunjukkan besar kecilnya perbedaan
data dari rata-ratanya (mean). Ada beberapa ukuran penyimpangan: range,
deviasi rata-rata, deviasi standar, deviasi kuartil, variasi, koefisien variasi.
 Deviasi rata-rata adalah rata-rata penyimpangan data dari rata-rata (mean)nya.
Di dalam menghitung deviasi rata-rata, kita harus mencari rata-rata harga
mutlak dari selisih antara tiap data dengan meannya . Penyimpangan data
terhadap mean ada yang positif dan ada yang negative maka yang dijumlahkan
adalah harga mutlak penyimpangan, bukan penyimpangan data dengan
meannya. Hal yang dimaksud harga mutlak adalah nilai dengan tanpa
memandang tanda positif atau negative , semuanya dianggap positif, harga
mutlak X biasa ditulis dengan | X| .
 Mencari deviasi rata-rata untuk data yang tidak dikelompokkan
 Mencari deviasi rata-rata untuk data yang dikelompokkan
Contoh:
Nilai Frekuensi
6 10
7 6
8 4
9 8
10 2

Tentukan nilai S R data di atas!


Pembahasan:
Agar dapat menemukan S R dari tabel distribusi frekuensi untuk data tunggal,
maka terlebih dulu temukan rata-rata datanya:
6.10+7.6+8.4+9.8+10.2 226
−¿= = =7,53 ¿
10+ 6+4 +8+2 30
X
Setelah diketahui rata-ratanya, saatnya mencari S R:

S R=( ( 6.10 )−7.53)+( (7.6 )−7,53)+( ( 8.4 )−7,53)+ ( 9.8 ) −7,53¿ +( ( 10.2 )−7,53) ¿
10+ 6+4
15,3+3,18+1,88+11,76 +4,94 37,06
S R= = =1,24
30 30
 Koefisien variasi adalah presentasi deviasi standar terhadap rata-ratanya.
Kegunaan koefisien variasi adalah untuk mengukur keseragaman data.
Semakin kecil koefisien berarti data tersebut semakin seragam, sedang apabila
koefisien variasi semakin besar, berarti data tersebut semakin tidak seragam
(heterogen).

Rumus:
σ
 Untuk populasi: V = ×100 %
μ
S
 Untuk sampel: V = ×100 %
X
Contoh:
Pada nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran Fisika pada kelas 12 TKJ 1
sebesar 80, yang memiliki simpangan 4,2. Maka, hitunglah nilai koefisien dari
kelas 2 TKJ 1.
Penyelesaian:
Diketahui:
X (Nilai Rata-rata) = 80
S (Simpangan Baku) = 4,2
Jawab:
S
K V= × 100 %
X
4,2
K V= × 100 %
80
K V =5,25 %
Jadi nilai Koefisien Variabel kelas 12 TKJ 1 adalah 5,25%.
Koefisien variasi berguna sebagai mengamati variasi dalam sebuah data atau
sebuah distribusi data dari rata-rata yang akan dihitung. Dalam arti bahwa
koefisien variasi menjadi lebih kecil, data lebih seragam (lebih homogen).
Sebaliknya, data lebih heterogen jika koefisien variasi lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai