Anda di halaman 1dari 6

Menurut WHO, Promosi Kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan

kontrol atas faktor-faktor penentu kesehatan dan dengan demikian meningkatkan kesehatan mereka.
Promosi kesehatan berarti : Membangun kebijakan publik yang sehat menciptakan lingkungan yang
mendukung, memperkuat aksi komunitas, mengembangkan keterampilan pribadi, dan
mengorientasikan layanan kesehatan.

Menurut Piagam Ottawa, Promosi Kesahatan adalah suatu proses yang memungkinkan orang untuk
meningkatkan kendali (control) atas kesehatannya, dan meningkatkan status kesehatan mereka (Health
promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve, their health).
Untuk mencapai status kesehatan paripurna baik fisik, mental dan kesejahteraan sosial, setiap individu
atau kelompok harus mampu mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan , dan
mengubah atau mengantisipasi keadaan lingkungan. Kesehatan, sebagai sumber kehidupan sehari-hari,
bukan sekedar tujuan hidup. Kesehatan merupakan konsep yang positif yang menekankan pada sumber-
sumber sosial dan personal, sebagaimana halnya kapasitas fisik. Karena itu, promosi kesehatan bukan
saja tanggung jawab sektor kesehatan, tapi juga meliputi sektor-sektor lain yang mempengaruhi gaya
hidup sehat dan kesejahteraan sosial.

DETERMINAN KESEHATAN

Teori klasik yang dikembangkan oleh Blum (1974) mengatakan bahwa adanya 4 determinan utama yang
mempengaruhi derajat kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. Empat determinan tersebut
secara berturut-turut besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah: a). lingkungan, baik lingkungan
fisik, maupun lingkungan non fisik (sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya), b). perilaku, c).
pelayanan kesehatan, dan d). keturunan atau herediter.

Determinan lingkungan ini lebih lanjut dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni lingkungan fisik
(cuaca, iklim, sarana dan parasarana, dan sebagainya), dan lingkungan non

fisik, seperti lingkungan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagianya. Derajat kesehatan dalam
pengertian tersebut di atas jelas dibedakan antara derajat kesehatan individu, kelompok, atau
masyarakat. Hal ini dapat dipahami karena derajat kesehatan perorangan (individu), kelompok dan
masyarakat memang berbeda.

Determinan untuk kesehatan kelompok atau komunitas mungkin sama, tetapi untuk kesehatan individu,
disamping empat faktor tersebut, juga faktor internal individu juga berperan, misalnya : umur, gender,
pendidikan, dan sebagainya, disamping faktor herediter. Bila kita analisis lebih lanjut determinan
kesehatan itu sebenarnya adalah semua faktor diluar kehidupan manusia, baik secara individual,
kelompok, maupun komunitas yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan
manusia itu. Hal ini berarti, disamping determinan-determinan derajat kesehatan yang telah dirumuskan
oleh Blum tersebut masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi atau menentukan terwujudnya
kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat.
Faktor-faktor atau determinan-determinan yang menentukan atau mempengaruhi kesehatan baik
individu, kelompok atau masyarakat ini, dalam Piagam Otawa (Ottawa Charter) disebut prasyarat untuk
kesehatan (prerequisites for health).

Piagam Ottawa, 1986 mengidentifikasikan prasayarat untuk kesehatan ini dalam 9 faktor, yakni:

1. Perdamaian atau keamanan (peace)

2. Tempat tinggal (shelter)

3. Pendidikan (education)

4. Makanan (food)

5. Pendapatan (income)

6. Ekosistem yang stabil dan seimbang (a stable eco-sistem)

7. Sumber daya yang berkesinambungan (sustainable resources)

8. Keadilan sosial (social justice)

9. Pemerataan (equity)

MISI PROMOSI KESEHATAN

Dalam Ottawa Charter secara implisit dirumuskan 3 hal yang penting untuk mengimplementasikan
Promosi Kesehatan, atau dapat juga disebut sebagai misi Promosi Kesehatan, yakni :

Advokasi (Advocacy) :

Kesehatan yang baik merupakan sumber utama untuk perkembangan sosial, ekonomi, dan personal,
dan merupakan dimensi penting dari kualitas hidup. Faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, budaya,
lingkungan, perilaku dan biologis, yang semuanya.

Memampukan atau Memperkuat :

Promosi Kesehatan fokus pada pencapaian kesetaraan atau keadilan dalam memperoleh akses
pelayanan kesehatan. Aksi atau gerakan promosi kesehatan bertujuan untuk mengurangi perbedaan di
dalam status kesehatan dan menjamin semua orang mencapai potensi kesehatan yang seluas-luasnya.
Ini menliputi fondasi keamanan pada lingkungan yang mendukung, akses terhadap informasi,
kesempatan memperoleh kemampuan dan kesempatan untuk menentukan pilihan untuk menjadi sehat.
Orang tidak dapat mencapai potensi kesehatan yang utuh, kecuali mereka mampu mengendalikan hal-
hal yang menentukan kesehatan mereka. Hal ini harus berlaku sama pada pria dan wanita.

Menjembatani :

Persyaratan dasar dan prospek kesehatan tidak dapat diselenggarakan oleh sektor

kesehatan saja. Lebih penting lagi, Promosi Kesehatan membutuhkan aksi yang terkordinasi

dengan sektor lain: oleh pemerintah, sektor kesehatan, sektor sosial, ekonomi dan dengan

organisasi-organisasi pemerintah lainnya seperti relawan, swasta, pemerintah daerah, sektor industri
serta media. Sepanjang perjalanan hidupnya, orang selalu terlibat, baik sebagai individu, anggota
keluarga maupun sebagai anggota masyarakat. Para professional, kelompok-kelompok sosial dan
petugas kesehatan memiliki tanggung jawab utama untuk melakukan mediasi atau menjembatani
antara kepentingan manyarakat dengan berbagai pihak untuk mencapai hidup sehat masyarakat.

Strategi-strategi dan program promosi kesehatan sebaiknya di sesuaikan dengan kebutuhan lokal, sesuai
dengan sistem sosial, budaya dan ekonomi setempat. Berbagai pemangku kepentingan atau
“Stakeholders” perlu dilibatkan dalam upaya promosi kesehatan. Oleh karena itu betapa pentingnya
mengembangkan mekanisme institusional untuk menyatupadukan “stakeholders” tersebut.

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

Berdasarkan pada 3 hal tersebut sebagai arahan atau dapat dikatakan sebagai misi promosi kesehatan,
Piagam Otawa merumuskan makna atau arti dari gerakan kegiatan promosi kesehatan. Selanjutnya
gerakan ini dapat dipandang sebagai strategi promosi pesehatan, sebagi pelengkap dari strategi promosi
kesehatan yang telah dirumuskan oleh WHO tahun 1984. Gerakan atau strategi tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Mengembangkan Kebijakan Publik Berwawasan Sehat (Build Healthy Public Policy): Promosi
kesehatan tidak sekedar pada tingkat pelayanan kesehatan semata. Promosi kesehatan menempatkan
kesehatan pada agenda di tingkat pengambil keputusan di berbagai sektor di tiap lapisan sistem sosial,
mengarahkan mereka untuk menyadari konsekuensi kesehatan dari keputusan yang mereka ambil serta
menerima tanggung jawab mereka dalam upaya kesehatan.

Kebijakan promosi kesehatan mengkombinasikan pendekataan yang berbeda, tapi saling terkait,
mencakup perubahan perundang-undangan, pengukuran fiskal, pajak dan perubahan organisasi. Harus
ada aksi yang terkordinir yang mengarah pada kebijakan kesehatan, penghasilan dan kebijakan umum
(sosial) yang mempercepat upaya kesetaraan/keadilan yang lebih baik. Kerja sama aksi membantu
jaminan pelayanan yang lebih aman dan lebih sehat, lebih bersih dan lingkungan yang lebih nyaman.
Kebijakan promosi kesehatan membutuhkan upaya identifikasi hambatan-hambatan dalam mengadopsi
kebijakan umum yang sehat untuk sektor non kesehatan, dan cara mengatasi hambatan tersebut.

Dalam menentukan sasaran harus dapat menciptakan berbagai pilihan yang lebih sehat dan lebih mudah
bagi pembuat kebijakan.

2. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung (Supportive Environment)

Masyarakat kita sangat kompleks, saling terkait, saling mempengaruhi dan saling tergantung. Kesehatan
tidak dapat dipisahkan dari tujuan hidup lainnya. Kaitan yang tak terpisahkan antara manusia dan
lingkungannya merupakan dasar pendekatan sosio-ekologis untuk kesehatan. Seluruh prinsip dasar bagi
dunia, negara, wilayah dan masyarakat pada umumnya merupakan suatu kebutuhan untuk mendorong
saling menjaga, saling menolong sesama anggota masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan.
Konservasi lingkungan alam di kawasan dunia harus ditekankan sebagai tanggung jawab global.

Perubahan gaya hidup, cara kerja dan kegiatan rekreasi mengandung dampak yang signifikan terhadap
kesehatan. Aktivitas kerja dan rekreasi seharusnya merupakan

dasar pendekatan sosio-ekologis untuk kesehatan. Seluruh prinsip dasar bagi dunia, negara, wilayah dan
masyarakat pada umumnya merupakan suatu kebutuhan untuk mendorong saling menjaga, saling
menolong sesama anggota masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan. Konservasi lingkungan alam
di kawasan dunia harus ditekankan sebagai tanggung jawab global.

Perubahan gaya hidup, cara kerja dan kegiatan rekreasi mengandung dampak yang signifikan terhadap
kesehatan. Aktivitas kerja dan rekreasi seharusnya merupakan sumber kesehatan manusia. Cara
masyarakat mengatur pekerjaan harus membantu menciptakan masyarakat sehat. Promosi kesehatan
menggerakan kondisi kerja dan kehidupan yang aman, merangsang, memuaskan serta nyaman.

Perkiraan yang sistematik dari dampak kesehatan yang diakibatkan oleh perubahan lingkungan yanga
cepat, khususnya di bidang teknologi, pekerjaan, produksi bahan bakar dan urbanisasi merupakan hal
penting dan harus diikuti oleh aksi untuk menjamin manfaat yang positif bagi kesehatan masyarakat.
Pelestarian dan perlindungan terhadap lingkungan dan sumber daya alam harus dicanangkan dalam
setiap strategi Promosi kesehatan.

3. Memperkuat Aksi/Gerakan Masyarakat (Strengthening Community Action)

Mekanisme promosi kesehatan berfungsi melalui aksi atau gerakan masyarakat yang konkrit dan efektif
dalam penetuan prioritas, pengambilan keputusan, strategi perencanaan serta penerapannya untuk
mencapai status kesehatan yang lebih baik. Inti dari proses ini adalah Pemberdayaan Masyarakat
(empowerment) - kepemilikan serta kendali (control) terhadap keinginan dan nasib mereka.
Pengembangan masyarakat diarahkan untuk mencari potensi diri dan sumber data materi yang ada
dalam masyarakat guna meningkatkan kemandirian (self-help) dan dukungan sosial (sosial support) yang
ada dalam masyarakat guna meningkatkan kemandirian dan dukungan sosial untuk mengembangkan
sistem yang fleksibel guna merangsang keterlibatan masyarakat dalam setiap program kesehatan. Hal ini
membutuhkan akses yang memadai terhadap informasi, kesempatan belajar yang luas dan terus
menerus serta penggalian sumber dana.

4. Pengembangan Keterampilan Perseorangan (Develop Personal Skills)

Promosi kesehatan menunjang pengembangan personal dan sosial melalui penyediaan

akses informasi, pendidikan kesehatan serta peningkatan keterampilan diri. Dengan demikian, maka
promosi kesehatan dapat memperluas pilihan-pilihan yang tersedia bagi anggota masyarakat
menggunakan kendali (control) terhadap kesehatan dan lingkungan, serta menentukan pilihan yang
bermanfaat bagi kesehatan.

Adalah penting memahami kondisi tubuh seseorang untuk mengenal kapan dan mengapa terjadi
masalah. Perubahan kecil yang terjadi pada salah satu fungsi tubuh dapat menjadi bukti bahwa ada
sesuatu yang salah, sehingga memungkinkan untuk pencegahan risiko penyakit dan tetap sehat.

Menyediakan kemungkinan orang untuk belajar, melalui pengalaman hidup sehari-hari, menyiapkan diri
menghadapi masalah penyakit dan kecelakaan merupakan hal yang sangat penting. Kesempatan ini
dapat difasilitasi pada tatanan sekolah, rumah tangga, tempat kerja serta pada tataanan masyarakat
umum. Aksi-aksi ini diperlukan melalui institusi pendidikan, profesi, komersial dan lembaga swadaya
masyarakat (LSM).

5. Reorientasi sistem Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services)

Tanggung jawab promosi kesehatan dalam pelayanan kesehatan menyebar di tingkat individual,
keluarga, masyarakat, kelompok, petugas kesehatan, institusi pelayanan kesehatan dan pemerintah.
Semua harus bekerja sama dalam upaya pelayanan kesehatan demi terciptanya status kesehatan yang
optimal. Sistem pelayanan kesehatan tidak lagi berorientasi kuratif, tetapi juga mencakup upaya-upaya
preventif, rehabilitatif dan promotif, disamping upaya-upaya lainnya yang memungkinkan berbagai
pihak terlibat dalam memecahkan masalah kehidupan masyarakat secara menyeluruh.

Peran sektor pelayanan kesehatan harus bergerak dengan cepat mengikuti arah perkembangan
program-program promosi

Menurut Lawrence Green (1984) Notoatmodjo (2010) dalam merumuskan definisi dari promosi
kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan
ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan
yang kondusif bagi kesehatan.
4 model promosi kesehatan itu antara lain :

Model Kepercayaan Kesehatan (Helath Belief Model)

Model Transteoritik (Transtheoritical Model)

Teori Aksi Beralasan (Theory of Reasoned Action)

Stres dan Koping (Stress and Coping)

Anda mungkin juga menyukai