Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN OBSERVASI

MANAJEMEN PENDIDIKAN

SD N 1 NGANGKRIK SLEMAN YOGYAKARTA


Dosen Pengampu: Lia Yuliana, M.Pd

Disusun Oleh:

Devita Lili Oktaviana

15401244004

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas kemudahan dan kelancaran yang
diberikan oleh-Nya, saya dapat melaksanakan dan menyelesaikan tugas
observasi, dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Manajamen Pendidikan
tanpa ada halangan suatu apapun. Laporan observasi Manajemen Pendidikan ini
berkisar antara ruang lingkup manajemen pendidikan yang ada SD N 1
Ngangkrik Sleman.

Ucapan terimakasih saya ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah


Manajemen Pendidikan yaitu Ibu Lia Yuliana,M.Pd yang telah memberikan
arahan pelaksanaan observasi. Ucapan terimakasih juga saya berikan kepada
Ibu Kepala Sekolah SDN 1 Ngangkrik Ibu Juniarti, S.Pd selaku Kepala Sekolah
SDN 1 Ngangkrik, yang berkenan menjadi informan. Tidak lupa teman-teman
yang telah memberikan masukan dan sarannya dalam pembuatan makalah ini.

Saya berharap semoga tugas laporan observasi ini dapat diterima oleh
Dosen Pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan, Ibu Lia Yuliana,M.Pd dan
semoga tugas laporan observasi ini dapat digunakan sebagai informasi yang
berguna serta dapat dijadikan referensi perbandingan bagaimana manajemen
pendidikan yang ada disekolah-sekolah, khususnya Sekolah Dasar.

Akhir kata saya mengucapkan mohon maaf apabila dalam tugas laporan ini
belum sempurna, karena saya disini masih dalam tahap belajar dan masih
sangat membutuhkan bimbingan dari Bapak/Ibu Dosen. Apabila ada kesalahan
dalam penulisan kata maupun penjelasan, saya mengucapkan mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat diterima.

Yogyakarta, 9 Desember 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................i

Kata Pengantar...................................................................................................ii

Daftar Isi..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Perumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Observasi............................................................................................2
D. Manfaat Observasi...........................................................................................2

BAB II Landasan Teori...................................................................................3

BAB III PELAKSANAAN OBSERVASI


A. Lokasi dan Waktu Observasi............................................................................4
B. Subjek Observasi.............................................................................................4
C. Variabel Observasi...........................................................................................4
D. Teknik Pengumpulan Data...............................................................................4

BAB IV HASIL OBSERVASI


A. Manajemen Organisasi Sekolah Dasar............................................................5
B. Manajemen Kesiswaan di SDN 1 Ngangkrik....................................................6
C. Manajemen Kurikulum di SDN 1 Ngangkrik.....................................................8
D. Manajemen Kepegawaian di SDN 1 Ngangkrik...............................................9
E. Manajemen Keuangan di SDN 1 Ngangkrik.....................................................12
F. Manajemen Sarana dan Prasarana di SDN 1 Ngangkrik.................................12
G. Manajemen Kegiatan Humas di SDN 1 Ngangkrik...........................................14
H. Supervisi Kependidikan di SDN 1 Ngangkrik...................................................14
I. Kepemimpinan Kepala Sekolah SDN 1 Ngangkrik...........................................16

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................21

LAMPIRAN-LAMPIRAN
a. Lampiran 1.......................................................................................................22
b. Lampiran 2.......................................................................................................23
c. Lampiran 3.......................................................................................................24
d. Lampiran 4.......................................................................................................25
e. Lampiran 5.......................................................................................................26
f. Lampiran 6.......................................................................................................27
g. Lampiran 7.......................................................................................................28

Surat Telah Melaksanakan Observasi..............................................................30

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas suatu
bangsa, dengan pendidikan berbagai bidang kehidupan dapat dirubah
menjadi lebih baik.upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan
pun sudah dilakukan, baik melengkapi sarana-prasarana, meningkatkan
proffesionalisme guru, dana bantuan pendidikan dan berbagai upaya lain
yang menunjang meningkatnya kualitas pendidikan.
Kualitas pendidikan dapat dikatakan berhasil jika menghasilkan
lulusan-lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing serta memberikan
kontribusi dalam pembangunan bangsa. Masalah yang sering dihadapi
dalam dunia pendidikan adalah kualitas lulusan yang dirasa masih
kurang, sehingga mereka sulit untuk bersaing dan beradaptasi dengan
kehidupan yang serba kompetitif ini.
Pendidikan selalu berupaya untuk meningkatkan kualitasnya, baik
sarana prasarana maupun pengembangan keilmuannya. Manajemen
pendidikan diperlukan untuk memmbuat rencana, merumuskan tujuan
pendidikan serta mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam
pendidikan. Laporan ini akan membahas bagaimana manajemen
pendidikan dalam lingkup Sekolah Dasar di SDN 1 Ngangkrik Sleman.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas perumusan masalah dalam
observasi ini adalah:
1. Bagaimana Manajemen Organisasi Sekolah di SDN 1 Ngangkrik ?
2. Bagaimana Manajemen Kesiswaan di SDN 1 Ngangkrik ?
3. Bagaimana Manajemen Kurikulum di SDN 1 Ngangkrik ?
4. Bagaimana Manajemen Kepegawaian di SDN 1 Ngangkrik ?
5. Bagaimana Manajemen Keuangan di SDN 1 Ngangkrik ?
6. Bagaimana Manajemen Sarana dan Prasarana di SDN 1 Ngangkrik ?
7. Apakah ada Manajemen Kegiatan Humas di SDN 1 Ngangkrik ?
8. Bagaimana Supervisi Pendidikan di SDN 1 Ngangkrik ?
9. Bagaimana Kepemimpinan Kepala Sekolah di SDN 1 Ngangkrik ?

1
C. Tujuan Observasi
Berdasarkan perumusan masalah diatas, dapat dirumuskan tujuan
observasi, antara lain:
1. Mengetahui bagaimana Manajemen Organisasi di SDN 1 Ngangkrik
2. Mengetahui bagaimana Manajemen Kesiswaan yang ada di SDN 1
Ngangkrik
3. Mengetahui bagaimana Manajemen Kurikulum yang ada di SDN 1
Ngangkrik
4. Mengetahui bagaimana Manajemen Kepegawaian di SDN 1 Ngangkrik
5. Mengetahui bagaimana Manajemen Keuangan di SDN 1 Ngangkrik
6. Mengetahui bagaimana Manajemen Sarana dan Prasarana di SDN 1
Ngangkrik
7. Mengetahui adakah Manajemen Kegiatan Humas di SDN 1 Ngangkrik
8. Mengetahui bagaimana Supervisi Pendidikan di SDN 1 Ngangkrik
9. Mengetahui bagaimana Kepemimpinan Kepala Sekolah di SDN 1
Ngangkrik

D. Manfaat Observasi
Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa sebagai calon guru dapat memperoleh pengetahuan
dan wawasan baru mengenai bagaimana Manajemen Pendidikan
yang diterapkan disekolah lewat Observasi
2. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana pihak sekolah
mengupayakan kualitas pendidikan melalui penerapan manajemen
pendidikan yang ada disekolahnya
Bagi Guru
1. Guru lebih mengetahui bagaimana melaksanakan manajemen
pendidikan disekolahnya dengan efektif dan efisien
Bagi Penulis Lain
1. Dengan laporan observasi mengenai Manajemen Pendidikan di
SDN 1 Ngangkrik ini, diharapkan dapat dijadikan referensi dalam
membuat tulisan yang lebih bermanfaat terutama dalam bidang
pendidikan.
2.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

Manajemen yang digunakan secara resmi oleh Departemen Pendidikan


Nasional seperti termuat dalam kurikulum 1975 dan kurikulum kelanjutannya,
diarahkan kepada tujuan pendidikan. Dapat diambil suatu kesimpulan definisi
yaitu: “Manajemen adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada
usaha kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan”. Dari definisi yang ada manajemen menyangkut tiga unsur
penting yaitu (a). Usaha kerjasama, (b). Dua orang atau lebih, (c).untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Definisi manajemen pendidikan adalah
rangkaian segala kegiatan yang menunjuk pada usaha kerjasama dua orang
atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Suharsimi
Arikunto dan Lia Yuliana, 2016:5).
Lingkup yang lebih sempit manajemen pendidikan identik dengan
manajemen sekolah. Di Indonesia , pelaksanaannya berdasar pada Undang-
undang no. 23 tahun 2005 tentang Sisdiknas, yang dirinci kedalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasonal Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah serta Peraturan
Menteri Pendidikan Nasonal Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses.
Dalam Lampiran-lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasonal Nomor 19
tahun 2007 dijelaskan bahwa Pengelolaan Pendidikan meliputi : A. Perencanaan
Program 1. Visi Sekolah/Madrasah 2. Misi Sekolah/Madrasah 3. Tujuan
Sekolah/Madrasah 4. Rencana Kerja Sekolah/Madrasah B. Pelaksanaan
Rencana Kerja 1. Pedoman Sekolah/Madrasah 2. Struktur Organisasi
Sekolah/Madrasah 3. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah/Madrasah 4. Bidang
Kesiswaan 5. Sidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran 6. Bidang Pendidik
dan Tenaga Kependidikan 7. Bidang Sarana dan Prasarana 8. Bidang Keuangan
dan Pembiayaan 9. Budaya dan Lingkungan Sekolah/Madrasah 10. Peran serta
Masyarakat dan Kcmitraan Sekolah/Madrasah (UU Sisdiknas No. 23 tahun 2005,
Peraturan Menteri Pendidikan Nasonal Nomor 19 tahun 2007 dalam Lampiran-
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasonal Nomor 19 tahun 2007).

3
BAB III

PELAKSANAAN OBSERVASI

A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Observasi


1. Lokasi Observasi
Dalam observasi ini penulis mengambil lokasi di SDN 1 Ngangkrik yang
beralamatkan Jalan Letkol Subadri, No. 58, Triharjo, Sleman, Prov. DIY
2. Pelaksanaan Observasi
Penulis telah melaksanakan observasi selama dua kali, antara lain pada
tanggal
- 15 November 2016
a. Permohonan izin observasi dan perkenalan diri
b. Menyerahkan surat pengantar observasi kepada Kepala Sekolah
c. Mellihat lokasi sekolah
- 21 November 2016
a. Melakukan serangkaian wawancara kepada Kepala Sekolah SDN 1
Ngangkrik, melakukan dokumentasi dengan informan.

B. Subyek Observasi
Subyek Observasi yang penulis pilih adalah Kepala Sekolah SDN 1
Ngangkrik, Ibu Djuwarti,S.Pd.SD

C. Variabel Observasi
Variabel Observasi adalah Manajemen Pendidikan berbasis sekolah, yang
bertumpu pada bagaimana cara pelaksanaan manajemen sekolah ditingkat
Sekolah Dasar.

D. Teknik Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data mengenai Manajemen berbasis Sekolah
adalah wawancara yang hanya melibatkan Kepala Sekolah SDN 1
Ngangkrik.

4
BAB IV
HASIL OBSERVASI

A. Manajemen Organisasi Sekolah Dasar


Pendidikan Dasar telah diatur dalam Undang-Undang Bab VI tentang
Jalur, Jenjang dan Jenis Pendidikan, Pasal 17 mengenai Pendidikan Dasar
yaitu:
(1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah. (2) Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD)
dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain
yang sederajat. (3) Ketentuan mengenai pendidikan dasar sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah. (UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003).
Pada observasi kali ini, penulis memilih jenjang pendidikan Sekolah Dasar
(SD). Sekolah Dasar yang menjadi objek observasi adalah SD N 1 Ngangkrik
Sleman Yogyakarta. Manajemen Organisasi di SD N 1 Ngangkrik berdasarkan
pada tujuan dari Pendidikan itu sendiri, karena SD N 1 Ngangkrik merupakan
suatu lembaga pendidikan yang mengemban amanah untuk menjalankan
tugas dalam pendidikan nasional.
Manajemen organisasi di SDN 1 Ngangkrik dapat digambarkan dengan
skema sebagai berikut:

PEMILIK SD
(PEMERINTAH)

Kepala Sekolah
Komite Sekolah
Djuwarti, S.Pd

Dewan Guru
1. Seksi Kesenian : Sukanto 4. Seksi Perpustakaan: Widyastuti.Z
2. Seksi PKK : Sri Indaryanti 5. Seksi UKS: Rindhika Rani
3. Seksi Olahraga : Siti Retnaningsih 6. Seksi Pramuka: Supardi (Non PNS
tambah jam)

5
Jumlah Siswa
192

(Gambar 1.1 skema Manajemen Organisasi di SDN 1 Ngangkrik)

B. Manajemen Kesiswaan SDN 1 Ngangkrik


Dalam Manajemen Kesiswaan pada dasarnya terdapat 4 kelompok
pemanajeman yaitu: (1) Penerimaan Siswa, (2) Ketatausahaan Siswa, (3)
Pencatatan Bimbingan dan Penyuluhan, dan (4) Pencatatan Prestasi
Belajar (Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, 2016:47)
 Penerimaan Siswa (PPDB) di SDN 1 Ngangkrik melalui 5 tahap yang
pertama adalah SDN 1 Ngangkrik melakukan penguumuman penerimaan
peserta didik baru, kedua SDN 1 Ngangkrik melangsungkan pendaftaran,
ketiga yaitu Seleksi, Keempat¸ pengumuman hasil seleksi dan yang
terakhir adalah Daftar Ulang.
Persayaratan dan Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB) di SDN 1 Ngangkrik antara lain:
1) Setiap Sekolah Dasar wajib menerima calon peserta didik baru yang
berusia tujuh (7) tahun keatas sampai dua belas (12) tahun
2) Anak berusia enam (6) tahun dapat diterima apabila kuota belum
terpenuhi
3) Persyaratan calon peserta didik baru SD adalah menyerahkan akte
kelahiran asli, (1) satu lembar fotokopi akte kelahiran, fotokopi kartu
keluarga (C1), fotokopi ijazah TK/RA jika ada.
4) Waktu pelakasanaan Calon Peserta Didik Baru seperti berikut:
a. Pendaftaran dilakukan pada tanggal 20-22 Juni, Pukul 08.00-13.00
WIB
b. Seleksi Usia dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2016 pada Pukul
13.30 WIB
c. Pengumaman dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 2016 pukul 08.00
WIB
d. Pendaftaran ulang dilakukan pada tanggal 24-25 Juni 2016, tanggal
25 Juni pukul 09.00-12.00 WIB.
Biaya pendaftaran tiap calon peserta didik Sekolah Dasar (SD)
sebesar Rp.25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah) dan dinai dengan bantuan
BOS sehingga tidak memungut dari orang tua/wali peserta didik. Seleksi
pendaftaran yang dilakukan oleh SDN 1 Ngangkrik antara lain adalah: 1)

6
seleksi pendaftran yang dilakukan oleh calon peserta didik adalah
menggunakan pertimbangan usia dan tidak berdasarkan atas persyaratan
telah mengikuti TK/RA serta tidak menyelenggarakan tes, 2) jika usia calon
peserta didik sama, maka seleksi menggunakan jarak atau tempat tinggal
calon peserta didik yang paling dekat dengan sekolah (SD), 3) jika jarak
atau tempat tinggal calon peserta didik sama maka yang dipriorotaskan
adalah calon peserta didik yang mendaftar paling awal, 4) calon peserta
didik baru yang diterima wajib menaati semua peraturan yang berlaku.
Dalam pelaksanaan PPDB SDN 1 Ngangkrik menggunakan asas-asas
penyelenggaraan PPDB agar terhindar dari kesalah pahaman. Asas-asas
tersebut antara lain adalah:
1. Obyektifitas, bahwa penerimaan peseta didik baru sesuai dengan
perundang-udangangan yang berlaku
2. Transparansi, artinya bahwa dalam penerimaan peserta didik baru
bersifat terbuka dan dapat diketahui masyarakat termasuk orang tua
peserta didik untuk menyimpangi penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi
3. Akuntabilitas, yaitu penerimaan peserta didik baru dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat baik prosedur maupun
hasilnya
4. Tidak diskriminatif, artinya setiap warga negara yang berusia sekolah
dapat memperoleh layanan pendidikan, tanpa membedakan ras, suku,
agama dan status ekonomi.
Hari pertama masuk sekolah di SDN 1 Ngangkrik pada tahun 2016 lalu
yaitu pada tanggal 18 Juli 2016 dan pada hari-hari pertama selama tiga
hari siswa masih diisi dengan kegiatan pengenalan sekolah. Jumlah siswa
yang diterima adalah 32 untuk kelas 1, sedangkan kuota hanya 28 siswa
akan tetapi SDN 1 Ngangkrik mengajukan penambahan kuota siswa
kepada Dinas Pendidikan Kab. Sleman.
 Klasifikasi siswa di SDN 1 Ngangkrik hanya untuk kelas enam (6)
saja, yaitu kelas A, B, dan C hal itu ditujukan untuk mempersiapkan siswa
untuk melakukan Ujian Nasional (UN). Siswa diurutkan berdasarkan nilai
yang ia raih ketika tes di awal tahun mereka duduk dibangku kelas 6, nilai
tertinggi mulai dari kelas A hingga kelas C.

7
 Apabila siswa sakit atau izin orang tua meminta izin kepada wali
murid melalui surat atau melalui telfon maupun SMS. Selanjutnya apabila
siswa alfa dan tidak berangkat kesekolah tanpa sepengetahuan orangtua,
maka wali kelas melaporkan kepada orang tua, jika tiga kali berturut-turut
maka orang tua akan dipanggil kesekolah, mengenai perkembangan
anaknya.
 Terakhir dari manajemen kesiswaan adalah adanya pencatatan
belajar. Pencatatan belajar ini berguna untuk memantau perkembangan
prestasi anak, akademik maupun non akademik. Pelaporan hasil belajar
siswa pertama disampaikan kepada orang tua siswa, selanjutnya lalu
disampaikan ke Dinas Pendidikan. Pelaporan nilai siswa ke Dinas yaitu
akumulasi dari kelas 1-6 berapa rata-rata nilai SDN 1 Ngangkrik secara
keseluruhan setiap semesternya.

C. Manajemen Kurikulum di SDN 1 Ngangkrik


Kurikulum yang digunakan oleh SDN 1 Ngangkrik adalah KTSP 2006,
dan belum menggunakan Kurikulum 2013. Hal itu dikarenakan SDN 1
Ngangkrik belum menjadi salah satu sekolah yang ditunjuk untuk
melaksanakan Kurikulum 2013, walaupun sudah berakreditasi A.
Pembuatan RPP guru di SDN 1 Ngangkrik bervariasi, ada yang
menggunakan pendekatan scientific approach atau EEK (Eksplorasi,
Elaborasi dan Konfirmasi). Kendala yang dialami d KTSP 2006 adalah SDM
guru. Terdapat perbedaan pengajaran antara guru yang masih baru dengan
guru yang sudah lama mengajar. Guru baru atau guru yang masih belum
lama dalam mengajar memiliki kemampuan dalam bidang kolaborasi antara
teknologi dan ilmu pengetahuan, sedangkan guru senior banyak dari mereka
yang masih kesulitan untuk beradaptasi terutama dengan Teknologi,
sehingga mereka masih mengajar dengan cara manual.
Nilai muatan lokal yang ada dalam KTSP 2006 yang ada di SDN 1
Ngangkrik adaah mulok Bahasa Jawa sebagai mulok wajib, sedangkan
Bahasa Inggris adalah mulok pilihan. DiSDN 1 Ngangkrik materi pelajaran
digolongkan menjadi empat yaitu golongan A, B, C, dan D. Golongan A
(Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA
dan IPS), golongan B (Seni Budaya dan Prakarya), golongan C (Bahasa
Jawa) dan golongan D (Bahasa Inggris, BTBQ dan TIK). Golongan A adalah

8
mata pelajaran umum, golongan B mata pelajaran yang berkaitan dengan
kemampuan skill dan seni, golongan C adalah mata pelajaran mulok wajib,
dan golongan D adalah mata pelajaran pengembangan atau pilihan. Selain
mata pelajaran, SDN 1 Ngangkrik juga menyediakan kegiatan extrakurikuler
diluar dari kegiatan belajar dikelas seperti Extrakurikuler Pramuka, Lukis,
Tari dan TPA.
Golongan Mata Pelajaran KKM
A Agama 75
Pendidikan Kewarganegaran 73
Bahasa Indonesia 75
Matematika 70
IPA 75
IPS 70
B Seni Budaya dan Prakarya 75
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 75
C Bahasa Jawa 72
D Bahasa Inggris 67
TBTQ B
TIK B

(Gambar 1.2 Penggolongan Mata Pelajaran di SDN 1 Ngangkrik)

Cara mengolah hasil evaluasi hasil belajar siswa, dengan cara evaluasi,
menganalisis soal, dan nilai. Apabila siswa belum memenuhi standar minimal
nilai suatu mata pelajaran, maka guru melakukan kegiatan remidi. Apabila
keberhasilan dari pembelajaran kurang dari 50%, maka guru mengulang
kembali membuat RPP serta mengulang kembali pengajaran. Sedangkan KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) bervariasi antara mata pelajaran satu dengan
mata pelajaran yang lain.

D. Manajemen Kepegawaian di SDN 1 Ngangkrik


Dalam manajeman kepegawaian atau manajeman personil ruang
lingkupnya adalah perencanaan pegawai, memilih tenaga kerja atau
pegawai yang tepat, cara menempatkan dan penugasan, cara pembinaan,
evaluasi, serta pemutusan hubungan kerja (Suharsimi Arikunto dan Lia
Yuliana, 2016:105).
Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 39 ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa tenaga kependidikan
bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,

9
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan
pada satuan pendidikan. (Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, 2016:106).
 Perencanaan Pegawai di SDN 1 Ngangkrik.
Perencanaan SDM guna untuk mencapai penyusunan program kerja
yang realistik, dan mengisi kebutuhan pegawai organisasi secara tetap dan
tepat, sehingga pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan tercapai
secara efektif dan efisien. Melihat pentingnya atau pengaruh perencanaan
pegawai terhadap pencapaian tujuan organisasi yang demikian siqnifikan
bagi penyelenggara organisasi swasta maupun pemerintah khususnya
pengelola pegawai dan pemangku jabatan dalam bidang kepegawaian,
maka materi atau pembelajaran perencanaan pegawai diperlukan (Modul
Diklat Perencanaan Kepegawaian, Jakarta : 2014). Menurut Schuller (1992),
perencanaan pegawai adalah dasar konstruksi manajemen SDM yang
meliputi perkiraan kebutuhan SDM organisasi dan perencanaan tahapan
yang memungkinkan untuk mendapatkan SDM yang dibutuhkan tersebut.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan pegawai, diantaranya
adalah:
1. Penetapan tujuan
2. Pengambilan keputusan tentang (kuantitas) jumlah pegawai
3. Mempertahankan pegawai yang memiliki kemampuan melaksanakan
tugas
4. Memilih strategi serta anggaran untuk mendapatkan pegawai baru
5. Pengkajian SDM dimasa yang akan datang
(Modul Diklat Perencanaan Kepegawaian, Jakarta:2014)
Tujuan perencanaan pegawai jangka pendek (perspektif tahunan) adalah
menetapkan prediksi posisi/jabatan dan pekerjaan yang kosong satu tahun
mendatang yang harus diisi, baik jumlah maupun kualifikasinya. Tujuan
perencanaan pegawai jangka sedang/panjang (maksimal 5 tahun
mendatang) adalah menetapkan prediksi permintaan pegawai SDN 1
Ngangkrik agar memiliki kemampuan dalam mempertahankan dan
mengembangkan eksistensi kompetitifnya.
Pengambilan keputusan mengenai jumlah pegawai di SDN 1 Ngangkrik
Sleman sesuai dengan kondisi yang ada dengan cara menganalisis dan
menghitung kebutuhan pegawai yang ada. Perkiraan persediaan pegawai
dihitung atas dasar jumlah pegawai yang ada dikurangi jumlah pegawai

10
dengan batas usia pensiun dalam tahun yang bersangkutan. Selain pegawai
dengan batas usia pensiun, pengadaan pegawai dapat diadakan apabila
mutasi, berhenti, atau meninggal dunia yang mengakibatkan sekolah
kekurangan pegawai.
Dalam melaksanakan mempertahankan peagawai, SDN 1 Ngangkrik
memiliki kriteria mana pegawai yang pantas untuk dipertahankan,
berdasarkan proffesionalisme kerja. Hal itu diukur berdasarkan pengamatan
(observasi) yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, serta melihat hasil dan
kualitas kerja. Kedisiplinan, menghargai waktu dan mampu bekerjasama
merupakan nilai tambahan bagi pegawai.
Dalam menetapkan pegawai baru strategi yang dilakukan oleh SDN 1
Ngangkrik salah satunya adalah dengan pendekatan personal , lingkungan
sosial, serta gender. Salah satu syarat yang digunakan SDN 1 Ngangkrik
dalam penetapan pegawai misalnya saja Guru, mereka harus memiliki
kualifikasi yang linier dalam bidang keilmuan yang digeluti dengan apa yang
diajarkan, serta pendidikan minimal yang harus mereka punyai adalah
Sarjana Kependidikan PGSD. Selain kualifikasi minimal sarjana, juga
melihat track recordnya selama masa kuliah dan masa mereka berkerja,
apabila sudah calon pegawai sudah memiliki pengalaman kerja. Selain
pegawai (guru) kualifikasi yang disyaratkan adalah memiliki Ijazah minimal
SMA/SMK sederrajat hingga D3 dan D4 untuk penjaga sekolah hingga
pengelola perpustakaan
Terakhir adalah pengkajian SDM dimasa datang. Pengkajian SDM
dimasa datang bertujuan untuk mengamati, mengumpulkan informasi atau
data tentang pegawai baru, agar dapat mengidentifikasi menganai segi fisik,
mental, sosial dan lingkungan. Diharapkan dengan adanya pengkajian
mengenai SDM sekolah dapat memilih mana pegawai yang tepat, sehingga
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dimasa yang akan datang.
Cara penempatan dan penugasan pegawai adalah dengan melihat
keahliannya dalam bidang apa melalui ijazah terakhir yang ia miliki, serta
pengalaman apa saja yang ia alami sebelum ia mencalonkan diri sebagai
pegawai.

E. Manajemen Keuangan di SDN 1 Ngangkrik

11
SDN 1 Ngangkrik mendapatkan bantuan dari pemerintah yaitu dana BOS
(Bantuan Operasional Sekolah), selain itu SDN 1 Ngangkrik juga menerima
bantuan PIP (Program Indonesia Pintar) dan PKH (Program Kartu Keluarga
Harapan). Ketiga bantuan tersebut menunjang proses belajar mengajar
disekolah, baik untuk siswa yang mampu maupun tidak.
Dana BOS dikelola untuk memenuhi sarana dan prasarana, baik yang
berhubungan untuk pembangunan fisik sekolah maupun perlengkapan belajar
siswa yang ada dikelas-kelas. Sedangkan bantuan PIP dan PKH diberikan
untuk siswa yang membutuhkan bantuan. Di SDN 1 Ngangkrik tidak
memberikan tarikan sumbangan dari wali murid, untuk keperluan sekolah
karena hal itu saat ini sudah dikatakan masuk dalam “Pungli” yaitu pungutan
liar.
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) dikelola
sesuai dengan kebutuhan yang ada, sehingga dalam pengelolaan bantuan
dari pemerintah direncanakan terlebih dahulu dan dapat
dipertanggungjawabkan fungsi serta tujuannya. Pembukuan anggaran yang
dilakukan oleh SDN 1 Ngangkrik, seperti laporan keuangan yang selalu
disetetorkan setiap triwulan yaitu BOSNAS dengan cara online dan manual
kepada Dinas Pendidikan. Selain BOSNAS juga ada BOSDAKAP dimana
laporannya disetrokan disetiap semester, tidak melalui sistim online melainkan
manual kepada Dinas Pendidikan. Yang terakhir adalah laporan
BOSDAPROV yang dilaporkan setiap satu tahun sekali kepada Dinas
Pendidikan Provinsi.

F. Manajemen Sarana dan Prasarana di SDN 1 Ngangkrik


Manajemen sarana dan prasarana sering juga disebut dengan
manajemen materiil, yaitu segenap proses penataan yang bersangkutpaut
dengan pengadaan. Manajemen sarana meliputi: Perencanaan, Pengadaan,
Pengaturan, Penggunaan, Penghapusan Sarana. (Suharsimi Arikunto dan Lia
Yuliana 2016:143).
Fasilitas yang ada dapat dibedakan menjadi dua yaitu fasilitas fisik dan
fasilitas uang. Fasilitas fisik di SDN 1 Ngangkrik dapat dibedakan menjadi
beberapa, yaitu alat pelajaran, alat peraga pendidikan, media pendidikan.
Sedangkan fasilitas uang yaitu segala sesuatu yang mempermudah dalam
melakukan kegiatan.

12
SDN 1 Ngangkrik memiliki alat pembantu yang sudah lengkap, seperti
alat pelajaran (buku tulis, alat praktek, alat tulis, gambar dan lain sebagainya).
Sedangkan alat peraga pendidikan merupakan alat bantu pendidikan, baik
berupa benda maupun perbuatan dari yang paling konkrit hingga abstrak yang
dapat mempermudah memberikan pengertian kepada siswa (Suharsimi
Arikunto dan Lia Yuliana, 2016:145). Media pendidikan di SDN 1 Ngangkrik
dapat diklasifikasikan seperti media audio seperti speaker, toak, microphone
sudah ada. Media visual seperti proyektor. Proyektor yang ada di SDN 1
Ngangkrik masih berjumlah dua, dimana 1 untuk keperluan mengajar,
sedangkan 1 untuk keperluan guru baik rapat maupun pelatihan. Media audio-
visual seperti film dan video, digunakan dalam prosesn belajar dan mengajar.
 Pengadaan Alat Pelajaran
Dalam pengadaaan alat pelajaran, SDN 1 Ngangkrik melakukan
perencanaan terlebih dahulu dengan menganalisis materi pelajaran mana
yang membutuhkan alat pembelajaran dalam proses belajar mengajarnya,
dilakukan oleh wali kelas atau guru bidang studi. Setelah menganalisis materi
pelajaran mana yang membutuhkan alat pengajaran, guru mengajukan
kepada Kepala Sekolah untuk meminta pendapat mana yang harus
didahulukan beradasarkan skala prioritas dan melihat kondisi keuangan yang
ada. Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang ada, dan
mengadakan re-inventarisasi, mengadakan seleksi terhadap alat
pelajaran/media, dan lalu menunjuk seseorang untuk melaksanakan
pengadaan alat.
Pengadaan alat di SDN 1 Ngangkrik sering mendapatkan bantuan dari
Dinas Pendidikan melalui pencairan dana, hal itu dapat terjadi apabila SDN 1
Ngangkrik mengajukan pengadaan alat kepada Dinas. SDN 1 Ngangkrik lebih
sering membeli untuk pengadaan alat pelajarannya, baik membeli langsung
maupun melakukan pemesanan terlebih dahulu. Pengadaan alat juga
terkadang bersumber dari sumbangan seperti dari pemerintah. SDN 1
Ngangkrik tidak pernah melakukan tukar menukar alat pengajaran dengan
sekolah lain. Apabila SDN 1 Ngangkrik belum memiliki alat pengajaran yang
dibutuhkan dan pihak tertentu seperti guru atau kepala sekolah memilikinya,
akan saling mengisi dengan cara meminjamkan.
Apabila gedung atau peralatan yang ada sudah rusak berat maka SDN 1
Ngangkrik mengajukan permohonan kepada dinas untuk rehab atau

13
perbaikan, sedangkan apabila masih dapat diperbaiki secara mandiri maka
SDN 1 Ngangkrik tidak mengajukan permohonan rehab total, melainkan
membenahinya secara mandiri dengan dana yang ada.

G. Manajemen Kegiatan Humas di SDN 1 Ngangkrik


Di SDN 1 Ngangkrik belum ada manajemen kagiatan humas. Hubungan
sekolah dengan masyarakat sekitar belum diagendakan secara berkala, serta
belum terinci. Apabila SDN 1 Ngangkrik membuka penerimaan siswa baru,
semua pegawai yang ada disekolah melakukan promosi dari mulut ke mulut,
dan bekerjasama dengan TK disekitar.
Promosi sekolah maupun promosi mengenai prestasi yang ada di SDN 1
Ngangkrik dilakukan secara bersama atau kolektif, misalnya saja dengan cara
memasang banner didepan sekolah. Belum ada kegiatan humas yang khusus.

H. Supervisi Pendidikan di SDN 1 Ngangkrik


Menurut (Hariwung: 1989) supervisi pendidikan adalah usaha untuk
mendorong, mengkoordinasikan dan menuntun pertumbuhan guru-guru
secara individual maupun secara berkelompok, di  dalam pengertian yang
lebih berkesinambungan baik dan tindakan yang lebih efektif dalam sekalan
funsi pengajaran sedemikian sehingga mereka dapat lebih mampu untuk
mendorong dan menuntun prtumbuhan tiap siswa secara berkesinambungan
pula menuju partisipasi yang paling cerdas dan kaya di dalam kehidupan
masyarakat modern.
Menurut (Sahertian dan Mahateru: 2000) tujuan supervisi adalah
mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik. Usaha kearah
perbaikan belajar-mengajar di tujukan kepada pencapaian tujuan akir dari
pendidiakn yaitu, pembentukan pribadi anak secara maksimal.
Menurut (Soepardi: 1988) tujuan umum supervisi pendidikan adalah
memperbaiki situasi belajar dan mengajar, baik situasi belajar para siswa
maupun situasi mengajar para guru. Sedangkan, tujuan khusus supervisi
pendidikan yaitu a. Membantu guru memiliki kemampuan yang lebih tinggi di
dalam pendidikan terhadap murid-muridnya; b. Membantu guru –guru untuk
menyadari akan problema-problema yang menyangkut kebutuhan merid-
murid dan berusaha untuk menanggulanginya; c. Membantu guru-guru
sehingga mereka dapat menilai kegiatannya sendiri; d. Membantu guru-guru

14
untuk menyadari dan menyaring kritik-kritik dari masyarakat (yang biasanya
kurang sehat), sebab tidak selalu kritik-kritik tersebut bersifat konstruktif; e.
Membantu guru-guru untuk menyadari pentingnya tata kerja yang kooperatif
dan demokratik; f. Mendorong para guru sehingga mereka berkemauan
mengembangkan dan meningkatkan ambisi profesionalnya; g. Membantu
guru-guru untuk mengambil keuntungan dari berbagai pengalamannya
secara maksimal, pengalaman mana baik yang merupakan keberhasilan
maupun yang merupakan kegagalan; h. Menolong para guru dan karyawan
baru mengenal situasi dan kondisilapangan (sekolah); i. Membantu para
guru mempopulerkan sekolah kepada masyarakat; j. Mendorong para guru
memiliki sikap collegial diantara sesama rekan sejawat agar kerjasama lebih
bisa ditingkatkannya.
Supervisi yang dilakukan oleh guru-guru di SDN 1 Ngangkrik sering
menggunakan Perkunjungan Kelas (Class Visitation) dimana Kepala
Sekolah masuk kedalam kelas untuk melihat bagaimana guru melaksanakan
tugasnya dala proses belajar mengajar. Guru mengkonsultasikan kepada
Kepala Sekolah, kesulitan yang ia hadapi dalam pembelajaran atau mendidik
anak, baik permasalahan yang berkaitan dengan siswa maupun
permasalahan yang berkaitan dengan kekurangan dan kelemahan guru
dalam mengajar, lalu kepala sekolah memberikan masukan atau saran
kepada guru dalam melakukan tugasnya.
Obsevasi supervisor,atau observasi pendamping. Guru mengajar dikelas
didampingi oleh supervisor, dimana supervisor bertugas untuk mengawasi
serta membantu guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
Supervisor tidak hanya bertugas untuk mengawasi guru melainkan juga
membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Setelah
proses pembelajaran selesai guru dan supervisor melakukan percakapan
pribadi mengenai bagaimana pelaksanaan yang telah berjalan tadi, guru
juga boleh bertanya kepada supervisor bagaimana cara yang baik dalam
mengajar serta memberitahu kendala-kendala yang ia hadapi, sehingga
supervisor mampu memberikan arahan bagaimana guru tersebut bersikap
ketika dalam proses pembelajaran.
Selain itu, guru-guru di SDN 1 Ngangkrik sering mengikuti seminar yang
diadakan oleh Dinas dalam rangka meningkatkan kemampuan guru dalam
mengajar. Dalam seminar mereka akan saring mengisi satu sama lain,

15
berbagi pengalaman (sharing of experience) dengan guru sekolah lain untuk
meningkatkan kualitas dalam mengajar.

I. Kepemimpinan Kepala Sekolah di SDN 1 Ngangkrik


Sudarwan Danim (2008: 204) mendefinisikan kepemimpinan adalah
segala tindakan yang dilakukan seseorang baik individu maupun kelompok
untuk melakukan koordinasi dan melakukan pengarahan kepada individu
atau kelompok lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan wujud dari
tindakannya yang ingin menggerakkan orang lain untuk melakukan hal-hal
yang terarah sesuai dengan tujuan dalam sebuah sekolah. Kepala sekolah
memiliki andil besar dalam pembentukan sikap dan perilaku guru selama
disekolah, karena kepala sekoalah dianggap sebagai pemimpin dan mampu
memberikan contoh serta mengkoordinir pegawai-pegawai disekolah.
Dalam observasi kali ini penulis melihat bahwa gaya kepemimpinan
Kepala Sekolah di SDN 1 Ngangkrik termasuk dalam tipe demokratis. Dalam
hal ini kepala sekolah di SDN 1 Ngangkrik mengutamakan musyawarah
apabila ada kendala di sekolah, baik yang menyangkut tentang administrasi
sekolah, guru, maupun siswa.
Ibu Djuwarti, S.Pd selaku Kepala Sekolah di SDN 1 Ngangkrik
menggunakan pendekakatan personal kepada pegawai-pegawai yang ada
disekolah. Beliau cenderung suka memberikan contoh terlebih dahulu, agar
pegawai sekolah yang lain mengikutinya. Dapat diambil contoh adalah ketika
beliau ingin menerapkan kedisiplinan dan menghargai waktu, beliau
mencoba untuk memulainya terlebih dahulu misalnya saja datang tepat
waktu. Menurutnya memberikan contoh merupakan gaya kepimimpinan yang
cocok, dan lebih demokratis tanpa memberikan aturanpun, hal itu akan
menjadi kebiasaan para pegawai disekolah.

16
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. SDN 1 Ngangkrik telah memiliki manajemen organisasi Sekolah Dasar
yang sesuai dengan (UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003). Setiap seksi
(kesenian, pramuka, olahraga, perpustakaan,dll) bertugas dalam ranahnya
masing-masing guna mencapai tujuan pendidikan dan visi misi sekolah

17
2. Dalam Manajemen Kesiswaan pada dasarnya terdapat 4 kelompok
pemanajeman yaitu: (1) Penerimaan Siswa, (2) Ketatausahaan Siswa, (3)
Pencatatan Bimbingan dan Penyuluhan, dan (4) Pencatatan Prestasi
Belajar.
 Penerimaan Siswa (PPDB) di SDN 1 Ngangkrik melalui 5 tahap yang
pertama adalah SDN 1 Ngangkrik melakukan penguumuman
penerimaan peserta didik baru, kedua SDN 1 Ngangkrik
melangsungkan pendaftaran, ketiga yaitu Seleksi, Keempat¸
pengumuman hasil seleksi dan yang terakhir adalah Daftar Ulang.
 Klasifikasi siswa di SDN 1 Ngangkrik hanya untuk kelas enam (6)
saja, yaitu kelas A, B, dan C hal itu ditujukan untuk mempersiapkan
siswa untuk melakukan Ujian Nasional (UN).
 Pencatatan dan ketatausahaan siswa yaitu berkaitan dengan
pencatatan kehadiran siswa disekolah. Kebijakan yang ada si SDN 1
Ngangkrik adalah apabila siswa tidak masuk kesekolah tanpa
keterangan dan orangtua tidak memberikan izin maka wali kelas
bertanya kepada orang tua siswa atau memberitahukan bahwa siswa
tersebut tidak masuk sekolah.
 Terakhir dari manajemen kesiswaan adalah adanya pencatatan
belajar. Pencatatan belajar ini berguna untuk memantau
perkembangan prestasi anak, akademik maupun non akademik.
3. SDN 1 Ngangkrik meggunakan kurikulum KTSP 2006, karena belum ditunjuk
oleh Dinas sebagai sekolah yang menjalankan Kurikulum 2013. Nilai muatan
lokal yang ada dalam yang ada di SDN 1 Ngangkrik adaah mulok Bahasa
Jawa sebagai mulok wajib, sedangkan Bahasa Inggris adalah mulok pilihan.
Pembuatan RPP guru di SDN 1 Ngangkrik bervariasi, ada yang
menggunakan pendekatan scientific approach atau EEK (Eksplorasi,
Elaborasi dan Konfirmasi). Cara mengolah hasil evaluasi hasil belajar siswa,
dengan cara evaluasi, menganalisis soal, dan nilai.
4. Dalam manajeman kepegawaian atau manajeman personil ruang
lingkupnya adalah perencanaan pegawai, memilih tenaga kerja atau
pegawai yang tepat, cara menempatkan dan penugasan, cara pembinaan,
evaluasi, serta pemutusan hubungan kerja. Tujuan perencanaan pegawai
jangka sedang/panjang (maksimal 5 tahun mendatang) adalah menetapkan
prediksi permintaan pegawai SDN 1 Ngangkrik agar memiliki kemampuan

18
dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensi kompetitifnya.
Pengambilan keputusan mengenai jumlah pegawai di SDN 1 Ngangkrik
Sleman sesuai dengan kondisi yang ada dengan cara menganalisis dan
menghitung kebutuhan pegawai yang ada. Dalam melaksanakan
mempertahankan peagawai, SDN 1 Ngangkrik memiliki kriteria mana
pegawai yang pantas untuk dipertahankan, berdasarkan proffesionalisme
kerja. Dalam menetapkan pegawai baru strategi yang dilakukan oleh SDN 1
Ngangkrik salah satunya adalah dengan pendekatan personal , lingkungan
sosial, serta gender.
5. SDN 1 Ngangkrik mendapatkan bantuan dari pemerintah yaitu dana BOS
(Bantuan Operasional Sekolah), selain itu SDN 1 Ngangkrik juga menerima
bantuan PIP (Program Indonesia Pintar) dan PKH (Program Kartu Keluarga
Harapan). Ketiga bantuan tersebut menunjang proses belajar mengajar
disekolah, baik untuk siswa yang mampu maupun tidak. Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) dikelola sesuai dengan
kebutuhan yang ada, sehingga dalam pengelolaan bantuan dari pemerintah
direncanakan terlebih dahulu dan dapat dipertanggungjawabkan fungsi serta
tujuannya.
6. Fasilitas yang ada dapat dibedakan menjadi dua yaitu fasilitas fisik dan
fasilitas uang. Fasilitas fisik di SDN 1 Ngangkrik dapat dibedakan menjadi
beberapa, yaitu alat pelajaran, alat peraga pendidikan, media pendidikan.
Sedangkan fasilitas uang yaitu segala sesuatu yang mempermudah dalam
melakukan kegiatan. Dalam pengadaaan alat pelajaran, SDN 1 Ngangkrik
melakukan perencanaan terlebih dahulu dengan menganalisis materi
pelajaran mana yang membutuhkan alat pembelajaran dalam proses belajar
mengajarnya, dilakukan oleh wali kelas atau guru bidang studi. Apabila
gedung atau peralatan yang ada sudah rusak berat maka SDN 1 Ngangkrik
mengajukan permohonan kepada dinas untuk rehab atau perbaikan,
sedangkan apabila masih dapat diperbaiki secara mandiri maka SDN 1
Ngangkrik tidak mengajukan permohonan rehab total, melainkan
membenahinya secara mandiri dengan dana yang ada.
7. Di SDN 1 Ngangkrik belum ada manajemen kagiatan humas. Hubungan
sekolah dengan masyarakat sekitar belum diagendakan secara berkala,
serta belum terinci. Apabila SDN 1 Ngangkrik membuka penerimaan siswa

19
baru, semua pegawai yang ada disekolah melakukan promosi dari mulut ke
mulut, dan bekerjasama dengan TK disekitar.
8. Supervisi yang dilakukan oleh guru-guru di SDN 1 Ngangkrik sering
menggunakan Perkunjungan Kelas (Class Visitation) dimana Kepala
Sekolah masuk kedalam kelas untuk melihat bagaimana guru melaksanakan
tugasnya dala proses belajar mengajar. Guru mengkonsultasikan kepada
Kepala Sekolah, kesulitan yang ia hadapi dalam pembelajaran atau mendidik
anak, baik permasalahan yang berkaitan dengan siswa maupun
permasalahan yang berkaitan dengan kekurangan dan kelemahan guru
dalam mengajar, lalu kepala sekolah memberikan masukan atau saran
kepada guru dalam melakukan tugasnya.
9. Dalam observasi kali ini penulis melihat bahwa gaya kepemimpinan
Kepala Sekolah di SDN 1 Ngangkrik termasuk dalam tipe demokratis. Dalam
hal ini kepala sekolah di SDN 1 Ngangkrik mengutamakan musyawarah
apabila ada kendala di sekolah, baik yang menyangkut tentang administrasi
sekolah, guru, maupun siswa. Ibu Djuwarti, S.Pd selaku Kepala Sekolah di
SDN 1 Ngangkrik menggunakan pendekakatan personal kepada pegawai-
pegawai yang ada disekolah. Beliau cenderung suka memberikan contoh
terlebih dahulu, agar pegawai sekolah yang lain mengikutinya.

DAFTAR PUSTAKA

Doyo Hadi Widodo dan Tri Priyo Sudarmanto.2014.Modul Diklat


Perencanaan Kepegawaian.Jakarta.Pusat Pembianaan Jabatan Fungsional
Kepegawaian Badan Kepegawaian Negara
Hariwung. 1989. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikti

20
Sahertian, P.A dan Mahateru, F. 2000. Prinsip Dan Teknik Supervisi
Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Sudarwan,Danim.2008.Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke
Lembaga Akademik.Jakarta: Bumi Aksara.
Soepardi, Imam. 1988. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta:
Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan
Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana.2016.Manajemen.Pendidikan.Yogyakarta:
Pujangga Press.

Peraturan Perundang-Undangan:
UU No.23 Tahun 2005 Tentang Sisdiknas
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 dalam lampiran-
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007

21
Lampiran 1

(Lampiran Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru)

22
Lampiran 2

(Persiapan Pelaksanaan PPDB)

23
Lampiran 3

(Pelaksanaan PPDB)

24
Lampiran 4

(Lampiran Contoh Salah Satu Tenaga Kependidikan)

25
Lampiran 5

(Lampiran Contoh Rekapitulasi Sarana dan Prasarana)

26
Lampiran 6

(Contoh Lampiran Mengenai Manajemen Kurikulum tantang KKM)

27
Lampiran 7

(Dokumentasi Wawancara dengan Kepala Sekolah)

28
SURAT TELAH MELAKSANAKAN OBSERVASI

29

Anda mungkin juga menyukai