Anda di halaman 1dari 9

ARSITEKTUR TROPIS

TUGAS IV

PENCAHAYAAN ALAMI DAN PEMBAYANGAN


(RESUME)

KELAS B
REZCKY ADITYA PRATAMA LAETO
F22116105

PRODI S1 ARSITEKTUR
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS TADULAKO
1. Pencahayaan pada iklim tropis

Arah dan pantulan sinar matahri di bedakan menajdi tiga macam sumber
pencahayaan alami dari matahari untuk bangunan (szokolay et. Al, 2001), yaiutu :
- Cahaya matahari langsung
- Cahaya difus dari terabf langit
- Cahaya difus dari pantulan tanah atau bangunan lainnya

Pada kondisi iklim tropis, cahaya matahari langsubg perlu dihindari karena
menyebabkan panas masuk kedalam bangunan.

Hal-hal yang dapat mempengahruhi pencahayaan dalam bangunan yaitu :


a. Luas dan letak lubang cahaya berupa jendela atau bukaan lain
b. Lebar teritisan
c. Penghalang di depan bukaan misalnya adalah pohon
d. Refleksi cahay dari permukaan benda dalam ruangan. Refleksi-refleksi yang
di pantulkan oleh masing-masing benda berbeda, tergantung warna apa
benda tersebut
e. Permukaan luar bangunan di area yang terdapat bukaan, misalnya pantulan
air, rumput, dinding, dan lain sebagainya.

2. Strategi desain pencahayaan alami

- Bidang panjang bangunan di orientasikan pada sumbu-sumbu barat


- Orientasi bukaan di arahkan pada urata dan selatan
- Mamasukan cahaya dari dua sisi untuk mereduksi kontras
- Mnghindari sinar langsung dengan lemen pembayang
- Menggunakan kaca pada tingkat spectral tertentu serta kaca low emissivity
Berkaitan dengan material kaca, salah satu material kaca yang menjadi material low
emissivity adalah “kaca sunergy kaca low-e”, kaca ini merupakan material yang di
produksi langsung oleh PT.Asahimas Flat Glass, Tbk, yang mana di dalam proses
pembuatan kacanya, di berikan coating dengan jenis reflektif. Kaca sunergy ini
adalah termasuk kaca online low-e, dimana proses coating di lakukan saat kaca
masih setengah panas (600 derajat celcius), sehingga durability coantingnya sangat
baik, kaca ini juga sudah banyak di gunakan di beberapa bangunan nasional.

3. Peryimbangan dalam menentukan strategi desain pencahayaan alami


a. Arah dan pantulan sinar matahari
Perihal intensitas cahay difus dari terang langit sangat bervariasi menyesuaikan
keadaan kondisi terang langit saat cerah terang maupun berawan. Tipe pencahayaan
cahaya difus dari pantulan tanah atau bangunan lain dapat menimbulkan adanya
sebuah cahaya berlebih (kesilauan) karena sudut datangnya cahaya yang juga
rendah, tetapi itu juga merupakan solusi paling memungkinkan yang dapat
digunakan dalam sebuah kawasan atau wilayah yang beriklim tropis.

b. Peletakan dan fungsi ruang


Peletakan ruang sangat mempengaruhi pemnafaatna pencahayaan alamai, di dasai
dengan analisa arah dan intensitas sinar matahari maka dapat menentukan peletakan
dan funsgi ruang yang paling banyak berineraksi dan aktifitas manusia benyak
memperlukan pencahyaan alami.

c. Bentuk pada bukaan


Bentuk bukaan pada bangunan mempengaruhi sinar matahri yang masuk dalam
sebuah bangunan atau ruangan. Pemilihan bentuk rancangan pada sebuah bukaan
atau jendeka dapat di rancang dengan memperhatikan unsur keindahan. Dengan
bentuk bukaan yang di aplikasikan dengan bentuk yang unik seperti ukiran akan
mengahsilkan pantulan atau cahaya sinar matahi yang masuk ke dalam ruangan
akan memiliki pola atau unsur keindahan. Salah satu rancangan yang di gunakan
untuk pengelolahan bentuk pencahyaan alai adalah second skin. Second skn
merupakan lapisan pada luar dinding utama (façade) bagunan tetapi tidak
menempel pada bagian tersebut. Lapisan ini dibuat untuk mengatasi panas sinar
matahari yang masuk ke dalam rungan.
4. Metode pencahayaan alami
 Top lighting
 Clerestory top light
 Sawtooth clerestory top light
 Monitor or double clerestory top light
 Side lighting
 Unassisted window
 Window with lightself
 Window with shade (or blind)

5. Solar dan control shading

Fungsi pembayangan pada iklim tropis


- Mengahalau sinar langsung yang membawa radiasi panas masuk ke dalam
bangunan
- Mengeliminasi silau yang terjadi pada iklim tropis
- Mengahalau tampias air hujan
- Memberi sensasi dingin karena caha di asosiasikan dengan panas

6. Type of shading device

Elemen pembayang dapat di bagi menjadi beberapa type (nasrollahi, 2009)


- Berdasarkan lokasinya : eksternal shading; internal shading; atau mid-plane
- Berdasarkan instalasinya: fixed shading; movable shading; retractable.
- Berdasarkan waktu penggunaannya: permanent shading and seasonal
shading.
- Berdasarkan perletakannya: vertical shading; horizontal shading; and
combined shading.
- Berdasarkan cara pengoperasiannya: manual and automated shading.
7. External shading device
 Overhang
 Pohon vegetasi
 Awnings
 Roller blinds
 Sirip vertical (vertical fins / louvres)
 Sirip vertical miring ( slanted vertical fins )
 Egg-crates
 Sunscreen

Pembayangan horizontal (horizontal shading ) / overhang


 Rake pr eaves overhang (perpangajang atap)
 Sirip horizontal (horizontal fins)
 Multiple horizontal fins
 Overhang vertical panel
 Overhang horizontal louvres
 awnings
contoh kasus TOP LIGHTING, SIDE AND SHADING

Mall Matahari atau Palu Grand Mall merupakan salah satu bangunan di kota palu
yang menerapkan konsep top lighting. Konsep ini di terapkan pada bagian plaza
bangunan yang sering di fungsikan sebagai area formal atau kegiatan-kegiatan yang
bersifat umum atau resmi seperti grand opening, pertunjukan music atau teater,
pameran, bazar dan lain sebagainya.
Orientasi matahari yang bergerak dari timur ke barat mampu di adaptasi bangunan
ini dengan membuat konsep pencahayaan alami, penerapan konsep ini mampu
mengakomodasi pencahayaan di ruangan yang secara fungsi akan memiliki
intensitas pengunjung atau ruang yang akan banyak mengakomodasi kegiatan
sehingga tentunya membutuhkan penerapan konsep pencahayaan alami yang
bersifat top lighting.

Intensitas cahaya yang masuk ke dalam bangunan dengan penerapan konsep top
lighting pada Mall ini cukup bervariasi, intensitas cahaya paling banyak di dapat
dari sisi yang di tandai warna kuning, begitupun pada sisi yang berlawanan.

Sehingga penerapan konsep ini bangunan Mall Matahari atau Palu grand Mall
sangat efektif sebagaimana fungsinya yang di tujukan pada ruang dengan fungsi
yang bersifat formal seperti plaza mall.
konsep side and shading juga di terapkan pada bangunan rektorat universitas
tadulako, hal ini terlihat dari bangunan yang bagian sebalah kiri pada gedung
rektorat, bagian ini menjadi titik focus yang menarik untuk di analisa efektifitasnya.

Penerapan horizontal shading merupakan konsep yang diterapkan pada bangunan


ini yang di mana terlihat pada sisi depan bangunan, penerapan konsep horizontal
shading ini merupakan adaptasi dari orientasi bangunan yang menghadap ke sisi
barat, sehingga perlu adanya pengurangan intensi panas matahari yang masuk ke
sisi bangunan, serta perlu adanya antisipasi atau elminasi untuk menghalau bias
atau silau sinar matahari yang masuk pada bangunan.
1. Biru

di fungsikan sebagai penghalau bias intensitas cahaya matahari agar tidak masuk
berlebihan pada bangunan. Sehingga pantulan sinar/intensitas cahaya serta panas
matahari yang masuk ke bangunan dapat terkontrol.

2. Kuning

Di fungsikan sebagai sumber penchayaan alami pada bangunan yang akan di


dapatkan ke sepanjang hari khususnya pada siang hingga sore hari.

3. Orange

Overhang yang di ciptakan saling berdekatan di fungsikan sebagai pengontrol


intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam bangunan melalui celah yang
tercipta diantaranya, yang lebih bertujuan agar bias cahaya yang masuk melalui
celah itu atau sisi bagian atas/sisi plafond pada bangunan akan dapat terpantulkan
ke dalam bangunan secara maksimal dari sisi kedua overhang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai