Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH HADITS II

TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Hadits II
Dosen Pengampu : Drs.H. ENCEP, MA

Di susun oleh kelompok 2

Nur Alifah 20.1.2025


Nur Hapipah 20.1.2030
Nida Septian 20.1.2023

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-KARIMIYAH
( STAISKA )
2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nantikan syafa’atnya di akhirat.

Tidak lupa, Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas makalh kelompok dengan judul
“ Tujuan Pendidikan Islam”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Pengampu mata Kuliah Hadist II, Drs.H. ENCEP, MA yang telah membimbing dengan
sangat sabar walau Perkuliahan dilakukan secara daring

Demikian, sekian dan terima kasih.

Depok, September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI
BAB 1......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN..................................................................................................................... 7
A. Tujuan Pendidikan Secara Umum...................................................................................... 7
1. Agar medapatkan kemudahan urusan dunia dan akhirat..............................................7
a. Matan Hadits......................................................................................................... 7
b. Mufradat (kosa kata)............................................................................................. 7
c. Terjemah Hadits.................................................................................................... 8
d. Syarah Hadits/Fahmul Hadits............................................................................... 8
e. Biografi singkat perawi hadits sahabat..................................................................9
2. Mengharap Ridho Allah Semata.................................................................................. 9
a. Matan Hadits......................................................................................................... 9
b. Mufradat (kosa kata)........................................................................................... 10
c. Terjemah Hadits.................................................................................................. 10
d. Syarah Hadits/Fahmul Hadits............................................................................. 10
e. Biografi singkat perawi hadits sahabat................................................................11
B. TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM SECARA KHUSUS..................................................12
1. Meraih pemahaman tentang ilmu agama....................................................................12
a. Matan Hadits....................................................................................................... 12
b. Mufradat (kosa kata)........................................................................................... 12
c. Terjemah Hadits.................................................................................................. 12
d. Syarah Hadits/Fahmul Hadits............................................................................. 13
e. Biografi singkat perawi hadits sahabat................................................................13
2. Membentuk manusia yang kuat dan berkualitas baik................................................ 14
a. Matan Hadits....................................................................................................... 14
b. Mufradat (kosa kata)........................................................................................... 15
c. Terjemah Hadits.................................................................................................. 15
d. Syarah Hadits/Fahmul Hadits............................................................................. 15
e. Biografi singkat perawi hadits sahabat................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................18

3
BAB 1
PENDAHULUAN
Suatu usaha yang tidak mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arti
apa-apa. Ibarat seseorang yang berpergian tak tentu arah tujuan, maka hasilnya
pun tak lebih dari pengalaman selama perjalanan saja.
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan jelas
memiliki tujuan. Sehingga diharapkan dalam penerapannya ia tak kehilangan
arah dan pijakan. Tujuan pendidikan merupakan suatu hal yang penting, karena
apabila di dalam pendidikan tidak ada arah dan tujuan, maka akan bisa
menimbulkan kesesatan dan hilang arah tujuan.
Dikatakan lebih lanjut bahwa tujuan pendidikan itu penting, disebabkan
karena secara implisit dan eksplisit di dalamnya terkandung hal-hal yang sangat
asasi untuk mencapai kepada tujuan pendidikan tersebut.
Secara etimologi, tujuan adalah maksud atau haluan. Dalam bahasa arab
tujuan diistilahkan dengan Ghayat atau Maqashid. Sedangkan dalam bahasa
inggris diistilahkan dengan Goal, Purpose, objectivites.
Sedangkan secara terminologi, menurut Zakiah Darajat, tujuan ialah
yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Tujuan
pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia
merupakan suatu keseluruhan dari keperibadian seseorang, berkenaan dengan
seluruh aspek kehidupannya yaitu keperibadian seseoang yang membuatnya
menjadi insan kami atau manusia yang sempurna dengan pola taqwa.
Menurut H. M Arifin tujuan pendidikan islam adalah idealitas (cita-cita)
yang mengandung nilai-nilai islam yang hendak dicapai dalam proses
kependidikan yang berdasarkan ajaran islam secara bertahap.
Tujuan pendidikan islam mengandung di dalamnya suatu nilai-nilai tertentu
sesuai dengan pandangan islam sendiri yang harus direalisasikan. Tujuan
pendidikan islam juga merupakan perwujudan nilai-nilai islami dalam pribadi
peserta didik yang diperoleh dari pendidik muslim melalui yang terfokus pada
pencapaian hasil (produk) yang berkepribadian islam yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

4
jawab, sehingga sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang
taat dan memiliki ilmu pengetahuan yang seimbang dengan dunia dan akhirat
sehingga terbentuklah manusia muslim yang paripurna yang berjiwa tawakal
secara total kepada Allah SWT.
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai tujuan pendidikan islam.
Pertama, Ibnu Khaldun berpendapat tujuan pendidikan Islam berorientasi
ukhrawi dan duniawi, pendidikan islam harus membentuk manusia menjadi
seorang hamba yang taat kepada Allah SWT. Dan membentuk manusia yang
mampu menghadapi segala bentuk persoalan kehidupan dunia. Kedua, Al-Imam
Al-Ghazali merumuskan tujuan pendidikan islam kedalam dua segi, yaitu
membentuk insan purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dan menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat. Menurut al-Ghazali bahwa tujuan
pendidikan islam adalah kesempurnaan manusia di dunia dan akhirat. Manusia
dapat mencapai kesempurnaan melalui pengunaan ilmu. Dengan keutamaan
tersebut, maka akan memberinya kebahagiaan di dunia serta sebagai jalan untuk
mendekatkan diri kepada Allah untuk meraih kebahagiaan yang hakiki.
Menelaah dua formula tersebut, tujuan pendidkan islam mencakup dua
aspek utama, yakni mewujudkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hal ini
menggambarkan bahwa pendidikan islam merupakan pendidikan yang bersifat
komplet, yang merangkum tujuan hidup manusia sebagai makhluk ciptaan
Allahyang paripurna serta dibekali akal.
Al-Qur‟an dan hadits menjadi pijakan utama dapat diinterpretasikan
ulang dengan memadukan nilai-nilai sosio-kultural yang selama ini menjadi
pijakan bangsa indonesia sebagai bangsa timur yang ramah dan toleran.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan islam, Muhammad Athiyyah Al-
Abrasyi berpendapat bahwa tujuan pendidikan islam adalah akhlak. Menurutnya
pendidikan budi pekerti merupakan jiwa dari pendidikan islam. Islam telah
memberi kesimpulan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah ruh (jiwa)
pendidikan islam, dan tujuan pendidikan islam yang sebenarnya adalah
mencapai suatu akhlak yang sempurna. Akan tetapi, hal ini bukan berarti bahwa
kita tidak mementingkan pendidikan jasmani, akal, ilmu maupun ilmu
pengetahuan praktis lainnya, melainkan bahwa kita sesungguhnya

5
memperhatikan segi-segi pendidikan akhlak sebagaimana halnya memperhatikan
ilmu-ilmu yang lain. Anak-anak membutuhkan kekuatan jasmani, akal, ilmu,
dan juga membutuhkan pendidikan budi pekerti, cita rasa dan keribadian.1
Dengan demikian, tujuan pendidikan islam adalah mendidik budi pekerti dan
pembetukan jiwa.
Dalam tujuan pendidikan islam terbagi menjadi dua yaitu; tujuan
pendidikan islam secara umum dan juga tujuan pendidikan islam secara khusus.
Di makalah ini akan menyebutkan hadits-hadits yang berkaitan dengan tujuan
pendidikan islam baik secara umum maupun secara khusus

1
Muhammad Athiyyah al-Abrasyi, At-Tarbiyah al-Islamiyah, terjemahan oleh; Abdulllah Zaky
Alkaaf (Cet.I; Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), h. 13.

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Pendidikan Secara Umum
1. Agar Selamat dunia dan akhirat
a. Matan Hadits

b. Mufradat (kosa kata)

2
Imam Abi Daud, Sunan Abi Daud (Darul Kutub al-Ilmiyah; Beirut; 2016) jilid. 2 hal. 523

7
c. Terjemah Hadits
Artinya : “Dari Katsir bin Qais ia berkata: Aku pernah duduk bersama
Abu Ad Darda di masjid Damaskus, lalu datanglah seorang laki-laki
kepadanya dan berkata: "Wahai Abu Ad Darda, sesungguhnya aku datang
kepadamu dari kota Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam karena sebuah
hadits yang sampai kepadaku bahwa engkau meriwayatkannya dari
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan tidaklah aku datang kecuali
untuk itu." Abu Ad Darda lalu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa meniti jalan untuk menuntut ilmu,
maka Allah akan mempermudah jalannya ke surga. Sungguh, para Malaikat
merendahkan sayapnya sebagai keridlaan kepada penuntut ilmu. Orang yang
berilmu akan dimintakan maaf oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan
yang ada di dasar laut. Kelebihan seorang alim dibanding ahli ibadah seperti
keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para ulama
adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham,
mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah
mengambil bagian yang banyak".
d. Syarah Hadits/Fahmul Hadits
Rasulullah diutus oleh Allah untuk memberikan petunjuk kepada
manusia ke jalan yang baik dan benar. Jalan kebahagiaan mereka dunia dan
akhirat, jalan selamat dunia akhirat dan jalan kehormatan dunia akhirat. Untuk
mencapai hal tersebut ilmu sebagai kuncinya harus dikuasai. Beliau selalu
memberikan motivasi menuntut ilmu, menjadi orang berilmu, atau yang
mengajarkan ilmu dan menjadi ulama dan juga menjadi pewaris para nabi.
Ada beberapa motivasi bagi penuntut ilmu yang disebutkan dalam hadits
sebagai berikut :

"Barangsiapa meniti jalan untuk menuntut ilmu”

8
Maksudnya barangsiapa yang menempuh suatu jalan, berjalan atau
masuk menuju tujuan mencari ilmu, baik sedikit ataupun banyak, ilmu agama
maupun ilmu umum. Al-Thibiy menjelaskan kata Thariqan dan Ilman bersifat
mutlak mencakup segala jenisnya, ia berbentuk isim nakirah (kata benda yang
bersifat umum).
Demikian juga kata ilmu bersifat mutlak baik ilmu agama maupun ilmu
umum, sedikit maupun banyak. Terutama ilmu Syara‟ yang menyangkut
kewajiban terhadap Tuhan dan sesama makhlukatau menyangkut wajib secara
kifayah atau dicintai syara‟. Ilmu umum sebagai wasilah atau pendukung ilmu
agama pada umumnya bersifat fardhu kifayah seperti matematika, biologi, dan
IPA. Tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum yang membedakan
hanya fungsional dan hukumnya saja.
e. Biografi singkat perawi hadits sahabat
Abu Darda‟ Uwaymir bin Amir al-Anshary al-Khazrajiy, masuk islam
agak belakangan dan di negerinya dia orang terakhir masuk islma tetapi
kemudian islamnya menjadi bagus. Dia sahabat yang ahli fikihdan menjadi
hakim.
Dia selalu menyertai Rasulullah dalam berbagai peprangan setelah
Perang Uhud, diangkat menjadi Hakim di Damaskus pada masa khalifah
Utsman bin Affan. Kemudian meninggal pada tahun 32 H dan meriwayatkan
sebanyak 179 Hadits.

2. Agar Mendapat Ridho Allah SWT


a. Matan Hadits

3
Imam Abi Daud, Sunan Abi Daud (Darul Kutub al-Ilmiyah; Beirut; 2016) jilid. 2 hal. 528

9
b. Mufradat (kosa kata)

c. Terjemah Hadits
Artinya : “Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa mempelajari suatu ilmu yang
seharusnya karena Allah azza wa jalla, namun ia tidak mempelajarinya
kecuali untuk mendapatkan sebagian dari dunia, maka ia tidak akan
mendapatkan baunya Surga pada Hari Kiamat".
d. Syarah Hadits/Fahmul Hadits
Hadits ini membimbing kepada umat manusia agar mempunyai tujuan yang ikhlas
mencari ilmu yakni mencari Ridha Allah SWT. Bukan mencari Ridha selain Allah
SWT Ikhlas dalam arti yang sederhana adalah bersih dari niat yang tidak baik,
bersih hanya karena Allah atau ridha Allah bukan karena yang lain. Sebagaimana
hadits di ata

“Barangsiapa mempelajari suatu ilmu yang seharusnya karena Allah azza wa jalla”

Kata Ilman berbentuk umum (Nakirah) tetapi diberi sifat kalimat berikutnya “dari
sesuatu untuk mencari ridha Allah”. Para ulama hadits berpendapat maksud ilmu
disini adalah ilmu syara‟ atau ilmu agama.

10
Imam al-Ghazali berpendapat bahwa maksud dan tujuan pendidikan Islam adalah
mendekatkan diri dan mengharap ridha kepada Allah bukan karena harta, jabatan
dan pangkat.
Al-Zarnujiy memberikan bimbingan bahwa mencari Ilmu hendaknya tulus yakni
mencari ridha Allah, menghilangkan kebodohan dari dirinya sendiri dan dari
manusia, menghidupakan islam dan melestarikan islam. Sebab ilmu inilah agama
menjadi hidup dan menjadi tetap eksis.
Seseorang yang mencari ilmu hanya semata ingin memperoleh materi harta benda
atau ingin dihormati orang, ingin populer dan ingin memperoleh suatu jabatan dan
lain-lain yang tidak diridhai Allah. Kalau memang hal tersebut yang dituju dalam
mencari ilmu, derajat manusia sangat rendah, karena kenikmatan dunia tersebut tidak
ada nilainya sama sekali dibandingkan dengan kenikmatan akhirat.
e. Biografi singkat perawi hadits sahabat
Abu Hurairah nama asli beliau adalah Abdurrahman bin Shakr. Pada masa
jahiliyyah nama beliau adalah Abdu as-Syams. Beliau di panggil Abu Hurairah
karena di waktu kecil ia di perintahkan untuk mengembala beberapa ekor
kambing milik keluarganya, di sela sela ia mengembala kambing Abu Hurairah
selalu bermain dengan kucing kecilnya di saat siang hari dan jika malam
sudah tiba, kucing tersebut di letakkan di atas pohon lalu Abu Hurairah pulang
kerumahnya.
Beliau lahir pada tahun 598 M diperkirakan 21 tahun sebelum hijriah. Abu
Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Nabi
Muhammad SAW. yaitu sebanyak 5.374 hadits.4 Dan tercatat para perawi
hadits banyak yang meriwayatkan dari Abu Hurairah sebanyak 800 perawi
hadits.5 Abu Hurairah termasuk salah satu diantara kaum fakir muhajirin yang
tidak memiliki keluarga dan harta kekayaan, yang disebut dengan Ashab as-
Shufah, yaitu sahabat yang tinggal di masjid Nabi Muhammad (tidak
mempunyai rumah). Pada tahun 678 M atau tahun 59 H, Abu Hurairah jatuh
sakit, dan beliau meninggal di Madinah dan dimakamkan di Jannatul Baqi.

4
Mahmud at-Tahan, Taisir Musthalah Hadits (Al-Hidayah; Surabaya) Hal. 199
5
Imam as-Suyuthi, Tadrib ar-Rawi Bi Syarh Taqrib an-Nawawi (Darul Kutub al-Ilmiyah; Beirut; 2017)
Hal. 427

11
B. TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM SECARA KHUSUS
1. Meraih pemahaman tentang ilmu agama
a. Matan Hadits
6

b. Mufradat (kosa kata)

c. Terjemah Hadits
Artinya: Humaid bin Abdurrahman berkata :Aku mendengar
Mu'awiyyah memberi khutbah untuk kami, dia berkata: Aku mendengar
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang Allah
kehendaki menjadi baik maka Allah faqihkan dia terhadap agama. Aku
hanyalah yang membagi-bagikan sedang Allah yang memberi. Dan
senantiasa ummat ini akan tegak diatas perintah Allah, mereka tidak
akan celaka karena adanya orang-orang yang menyelisihi mereka
hingga datang keputusan Allah"

6
Imam Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari (Darul Kutub al-Ilmiyah; Beirut; 2017) jilid. 1 hal. 27

12
d. Syarah Hadits/Fahmul Hadits
Ada tiga hal penting yang disebutkan dalam hadits di atas, yaitu
keutamaan ilmu agama, hakikat pemberi adalah Allah dan sebagian
umat teguh pendidiran dalam kebenaran. Hadits di atas
menggambarkan betapa pentingnya materi keagamaan yang harus
dipelajari dan dipahami oleh setiap anak didik. Setiap anak didik
beragama dan orang beragama harus paham ajaran agamanya. Tidak
boleh seorang mengaku beragama, tetapi tidak paham atas ajaran
agamanya.

“Barangsiapa yang Allah kehendaki menjadi baik maka Allah faqihkan


dia terhadap agama”.
Dalam Hadits di atas memberikan motivasi agar orang islam
memahami ajaran agamanya. Orang yang baik adalah orang yang
paham agamanya.orang yang tidak paham dalam agamanya berarti
terhalang kebaikannya. Kata “Khoiron” atau “kebaikan” kebaikan
disni berbentuk nakirah (bersifat umum) menunjuk sedikit atau banyak
dan menunjuk keagungannya.
Untuk mencapai kebaikan itu modalnya adalah paham agama,
memahami agama yakni mempelajari dan paham ilmu agama.
Ilmu agama dan kebaikan keduanya harus diusahakan melalui
proses pembelajaran di samping pemberian Allah SWT. Dengan
demikian, setiap anak didik harus selalu berusaha memahami ajaran
agama itu.
e. Biografi singkat perawi hadits sahabat
Nama lengkapnya Mu‟awiyah bin Sufyan bin Harb bin Umayyah
bin Abd Syams bin Abd Manaf, biasa dipanggil Abu Abdurrahman. Ia
masyhur dengan nama Mu‟awiyah bin Abi Sufyan. Ia lahir di Makkah
tahun 20 sebelum hijrah. Ayahnya adalah Abu Sufyan, dan ibunya adalah
Hindun binti Utbah. Ia adalah sosok yang terkenal fasih, penyabar,
berwibawa, cerdas, cerdik, badannya tinggi besar, dan kulitnya putih. Ia
masuk Islam bersama ayah, ibu, dan saudaranya, Yazid, pada saat

13
pembebasan kota Makkah tahun 8 H.
Umar bin Al-Khattab pernah menugaskannya sebagai gubernur
Jordania, kemudian menjadi gubernur damaskus setelah saudaranya,
Yazid, meninggal. Ia juga pernah ditugaskan Ustman bin Affan sebagai
gubernur seluruh wilayah Syam.
Tentang Mu‟awiyah, Ibnu Abbas berkata, “Ia adalah orang yang
benar-benar dalam pemahamannya terhadapap ajaran agama (faqih).” Ia
meriwayatkan 130 hadist dari Nabi, 13 di antaranya tercantum dalam
kitab Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim.
Ia pernah mengatakan, „Aku telah berambisi menjadi khalifah
sejak Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengatakan kepadaku,
“Jika kamu memerintahkan, maka jalankanlah dengan baik.” Sebelum ia
meninggal, ia berwasiat agar jenazahnya dikafani dengan gamis yang
pernah diberikan Rasulullah kepadanya. Ia meninggal di Damaskus
tahun 60 H.
2. Membentuk manusia yang kuat dan berkualitas baik
a. Matan Hadits

14
b. Mufradat (kosa kata)

c. Terjemah Hadits
Artinya : Dari Abu Hurairah dia berkata: "Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: 'Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih
dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta 'ala daripada orang mukmin yang
lemah. Pada masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan
sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan
kepada Allah Azza wa Jalla danjanganlah kamu menjadi orang yang lemah.
Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu
mengatakan: 'Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya
tidak akan menjadi begini dan begitu'. Tetapi katakanlah: 'lni sudah takdir
Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya.
Karena sesungguhnya ungkapan kata 'law' (seandainya) akan
membukakan jalan bagi godaan syetan"'.
d. Syarah Hadits/Fahmul Hadits
Pesan penting dari hadits di atas adalah membentuk manusia
mukmin yang kuat atau berkualitas baik dari segi jasmani maupun segi
rohani. Mukmin berkualitas ini lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah
SWT. Dari pada mukmin yang lema

“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah

15
Subhanahu wa Ta 'ala”
Al-Qurthubiy menjelaskan makna mukmin kuat adalah mukmin
yang kuat badan dan jiwanya serta kuat cita-citanya untuk
melaksanakan tugas-tugas ibadah seperti haji, berpuasa, dan amar
ma‟ruf nahi munkar.
Tujuan pendidikan Islam membentuk kepribadian anak didik
yang kuat jasmani, rohani dan jiwanya yakni kepribadian Muslim yang
dewasa. Sesuai dengan pengertian pendidikan agama islam itu sendiri,
yaitu bimbingan atau pertolongan secara sadar yang dilakukan oleh si
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohanisi terdidik ke arah
kedewasaan menuju terbentuknya kepribadian muslim.7
Nabi menjelaskan kiat-kiat untuk menjadi mukmin yang kuat
sebagai berikut :

“Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu,


mohonlah pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla danjanganlah kamu
menjadi orang yang lemah”.
Maknanya mukmin kuat hendaknya menggabungkan antar usaha dan
tawakal. Usaha lahir dan batin berusaha melakukan sesuatu yang bermanfaat
disertai dengan berdo‟a mohon pertolongan kepada Allah SWT agar dapat
melaksanakannya dengan baik.
e. Biografi singkat perawi hadits sahabat
Abu Hurairah nama asli beliau adalah Abdurrahman bin Shakr. Pada
masa jahiliyyah nama beliau adalah Abdu as-Syams. Beliau di panggil Abu
Hurairah karena di waktu kecil ia di perintahkan untuk mengembala
beberapa ekor kambing milik keluarganya, di sela sela ia mengembala
kambing Abu Hurairah selalu bermain dengan kucing kecilnya di saat
siang hari dan jika malam sudah tiba, kucing tersebut di letakkan di atas
pohon lalu Abu Hurairah pulang kerumahny

7
Marimba, Ahmad D., pengantar filsafat pendidikan islam, (Bandung; PT al-Ma‟arif, 1974), Cet. Ke-4, hal. 33

16
Beliau lahir pada tahun 598 M diperkirakan 21 tahun sebelum hijriah.
Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dari
Nabi Muhammad SAW. yaitu sebanyak 5.374 hadits.8 Dan tercatat para
perawi hadits banyak yang meriwayatkan dari Abu Hurairah sebanyak 800
perawi hadits.9 Abu Hurairah termasuk salah satu diantara kaum fakir
muhajirin yang tidak memiliki keluarga dan harta kekayaan, yang disebut
dengan Ashab as-Shufah, yaitu sahabat yang tinggal di masjid Nabi
Muhammad (tidak mempunyai rumah). Pada tahun 678 M atau tahun 59 H,
Abu Hurairah jatuh sakit, dan beliau meninggal di Madinah dan
dimakamkan di Jannatul Baqi.

8
Mahmud at-Tahan, Taisir Musthalah Hadits (Al-Hidayah; Surabaya) Hal. 199
9
Imam as-Suyuthi, Tadrib ar-Rawi Bi Syarh Taqrib an-Nawawi (Darul Kutub al-
Ilmiyah; Beirut; 2017) Hal. 427

17
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, Muhammad bin, Shahih Al-Bukhari. Darul Kutub al-Ilmiyah;
Beirut; 2017
Marimba, Ahmad D., pengantar filsafat pendidikan islam, Bandung; PT al-
Ma‟arif, 1974
Thahan, Mahmud. Tafsir Musthalah Hadits. Surabaya; Al-Hidayah,
An-Nawawi. Tadrib ar-Rawi Bi Syarh Taqrib an-Nawawi. Beirut; Darul
Kutub al- Ilmiyah, 2017

18

Anda mungkin juga menyukai