Disusun oleh :
apt. Tsania Devi Rosyidah, S. Farm
I. LATAR BELAKANG PENDIRIAN APOTEK
Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat
yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Upaya yang
dilakukan untuk menunjang keberhasilan dalam meningkatkan derajat kesehatan salah
satunya adalah dengan menyediakan sebuah sarana yang dapat memberikan pelayanan
kesehatan secara langsung kepada masyarakat, berupa pelayanan kefarmasian yang
memungkinkan pasien untuk lebih memahami pengobatan yang efektif dan efesien. Salah
satu realisasi pembangunan dibidang farmasi oleh pemerintah dan swasta adalah dengan
menyediakan sarana pelayanan kesehatan salah satunya adalah apotek.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, definisi apotek adalah sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. Pelayanan
kefarmasian di apotek bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian,
menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dan melindungi pasien dan masyarakat
dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
Dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian (apotek), apoteker
dapat dibantu oleh apoteker pendamping dan/ atau tenaga teknis kefarmasian. Apoteker juga harus
menerapkan standar pelayanan kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian tersebut (PP RI
nomor 51, 2009). Standar pelayanan kefarmasian di apotek yang dimaksud meliputi pengelolaan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai, serta pelayanan farmasi klinik (Menkes
RI nomor 73, 2017).
Apotek merupakan suatu institusi yang di dalam pelaksanaanya mempunyai dua
fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit bisnis (profit
oriented). Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi apotik adalah
menyediakan obat‐obatan yang dibutuhkan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal. Sedangkan fungsi apotek sebagai institusi bisnis, apotek bertujuan untuk
memperoleh keuntungan, dan hal ini dapat dimaklumi mengingat investasi yang ditanam
pada apotek dan operasionalnya juga tidak sedikit. Dengan dua fungsi tersebut peran
apoteker diharapkan dapat menyeimbangkan antara aspek klinis dan aspek ekonomi demi
kepentingan pasien.
Dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, keberadaan apotek sangat penting.
Saat ini jumlah apotek yang ada di beberapa kecamatan itu masih terbilang minim, sehingga
masyarakat sulit mendapatkan akses obat. Oleh karena itu, diperlukan suatu tindakan yang
legal yang dapat mempermudah masyarakat dalam mendapatkan informasi obat serta
pelayanan kesehatan yang lebih baik dalam meningkatkan kualitas hidup, maka keberadaan
apotek yang lebih terjangkau dari masyarakat sekitar itu sangat diperlukan. Lagi pula,
dengan adanya apotek yang didirikan dapat memperluas akses obat yang terjamin
legalitasnya kepada masyarakat, serta memberikan peluang bagi apoteker dalam
memberikan pelayanan kefarmasian.
2. Kelemahan/Weakness
Membutuhkan waktu untuk sosialisasi kepada masyarakat untuk memperoleh
pelanggan, serta tingkat ekonomi dan konsumsi masyarakat yang cukup rendah
(menengah kebawah).
3. Peluang/Opportunity
Lokasi apotek Assyifa strategis karena terletak di sebelah jalan raya yang
merupakan akses utama masyarakat untuk bepergian antar kecamatan maupun
kabupaten, sehingga mempermudah masyarakat untuk mengakses obat, yang
dulunya sukar untuk membeli obat di apotek karena tidak adanya apotek di sekitar,
meski terdapat beberapa apotek namun lokasi berada sangat jauh sehingga
masyarakat tidak perlu jauh-jauh untuk memperoleh obat lagi.
4. Ancaman/Threat
Kemungkinan akan munculnya apotek kompetitor.
2. Perkiraan Konsumen :
a. Pasien dengan resep
b. Konsumen yang membeli OTC dan komoditi lain.
3. Market Share
Jumlah perkiraan pasien di sekitar apotek Assyifa setiap hari sebanyak 100 orang.
2. Perbekalan Farmasi
a. Obat Keras (Obat dengan Resep dan OWA)
b. Obat bebas (OTC) dan bebas terbatas
c. Alat Kesehatan : timbangan badan, pispot, masker, termometer, perban, sarung
tangan, kateter, spuit, dll.
d. Kosmetik, Produk jamu, makanan dan minuman kesehatan dan susu.
3. Perlengkapan
a. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan
- Timbangan
- Mortir dan stamper
b. Alat perbekalan farmasi
- Pot plastik
- Lemari pendingin
- Lemari dan rak penyimpanan obat
- Lemari penyimpanan untuk narkotika, psikotropika, dan bahan berbahaya lainnya
c. Wadah pembungkus dan pengemas
- Kertas puyer
- Etiket
- Streples
- Wadah pengemas dan pembungkus lainnya (tas plastik)
- Plastik klip
d. Alat administrasi
- Surat pesanan obat
- Surat pesanan obat narkotik dan psikotropik
- Kartu stok obat
- Blanko copy resep
- Blanko kuitansi
- Buku defecta
- Buku standar
- Buku pembelian
- Buku penerimaan
- Buku pembukuan keuangan
- Buku pencatatan narkotika dan psikotropika
- Buku pesanan narkotika dan psikotropika
- Buku laporan obat narkotik dan psikotropik
- Buku pencatatan penyerahan resep
- Alat-alat tulis dan kertas
e. Perlengkapan lainnya
- Alat pemadam kebakaran
Alat gelas (Beker glass, Gelas ukur 50 ml,100 ml,Batang Rp. 500.000,-
pengaduk, tabung reaksi)
2) Total Modal
a. Perlengkapan apotek Rp. 19.570.000,-
3) Penjualan OWA
30 hari x 12 bulan x 500.000 = Rp. 180.000.000,-
(margin 20%)
4) Penjualan Produk Farmasi Lain (suplemen, produk herbal, susu, alkes, dll.)
30 hari x 12 bulan x 650.000 = Rp. 234.000.000,-
(margin 20%)
Total pendapatan 1 tahun = Rp. 756.000.000,-
= Rp. 621.000.000,-
1 - Rp. 621.000.000,-
Rp. 756.000.000,-
= Rp. 90.000.000,-
0,18
4. Margin
Margin = Biaya tetap X 100%
BEP
Rp. 500.000.000,-
= 18%
5. Prosentase BEP
(Pendapatan-Variabel)
= 66,66%
XIII. Kesimpulan
Berdasarkan analisis studi kalayakan diatas, dapat disimpulkan bahwa adanya Apotek
Assyifa di desa Banjarejo RT/RW 005/001 kecamatan Sumberrejo kabupaten Bojonegoro
ini layak untuk didirikan karena memiliki prospek yang baik, ditinjau dari aspek lokasi,
aspek jumlah pesaing, aspek managerial, aspek pelayanan serta aspek pengabdian profesi.