Makalahh Hukum Pajak Kel 5
Makalahh Hukum Pajak Kel 5
“TARIF PAJAK”
Disusun Oleh:
Suirat (1921030514)
FAKULTAS SYARIAH
BANDAR LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tarif Pajak...................................................................................2
B. Jenis Jenis Tarif Pajak...................................................................................2
C. Pengelompokan Pajak...................................................................................4
D. Dasar Pengenaan Pajak.................................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemungutan pajak tidak terlepas dari unsur keadilan. Keadilan disini dapat
diartikan dalam prinsip (undang-undang), maupun adil dalam pelaksaannya
sehingga dapat menciptakan keseimbangan sosial untuk kesejahteraan
masyarakat. Salah satu unsur dalam mencapai keadilan melalui penetapan tarif
pajak, yaitu dengan memberikan tekanan yang sama kepada wajib pajak. Tarif
pajak adalah besarnya nilai yang digunakan untuk menentukan pajak terutang
yang harus dibayar wajib pajak kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang
yang berlaku.
B. Rumusan masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Tarif pajak adalah dasar pengenaan pajak terhadap objek pajak yang menjadi
tanggungannya. Tarif pajak biasanya berupa presentase (%). Dasar Pengenaan
Pajak adalah nilai berapa uang yang dijadikan untuk menghitung pajak yang
terutang.
Dalam melakukan pungutan pajak terdapat beberapa macam cara atau sistem
pemungutan pajak, yaitu :
2
lebih besar yang diterima oleh wajib pajak, akan diterima tarif yang lebih
besar pula. Sebagai ilustrasi, jika kemampuan membayar seorang wajib pajak
naik sebesar 100% jumlah pajak yang terutang menjadi naik melebihi 100%.
Pendapatan Tarif
Pajak
Normal %
Rp 1,000,000.00 10,0 Rp 100,000.00
Rp 2,000,000.00 15,0 Rp 300,000.00
Rp 3,000,000.00 20,0 Rp 600,000.00
3
4. Tarif Pajak Degresif (Degressive Tax Rate)
adalah tarif pemungutan pajak yang persentasenya semakin kecil bila jumlah
yang dijadikan dasar pengenaan pajak semakin besar. Sekalipun persentasenya
semakin kecil, tidak berarti jumlah pajak yang terutang menjadi kecil, tetapi
bisa menjadi besar karena jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya
juga semakin besar. Tarif ini tidak pernah dipergunakan dalam praktik
perundang-undangan perpajakan.
Sistem pemungutan degresif adalah menaikkan persentase pajak yang kena dan
harus dibayar sesuai kenaikan objek pajak, namun besarnya persentase kenaikan
pajak semakin menurun dari tingkat ke tingkat. Sistem ini mirip dengan sistem
progresif, namun kenaikan prosentase akan semakin kecil walaupun
prosentasenya naik. (10 - 18 - 24 - 28).
Contoh:
C. Pengelompokan Pajak
4
Pajak langsung merupakan pajak yang harus dibayarkan atau
ditanggung sendiri oleh WP yang bersangkutan dan tidak dapat
dialihkan kepada pihak lain. Contohnya : Pajak Penghasilan (PPh)
b) Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung merupakan pajak yang bebannya dapat dialihkan
kepada pihak lain. Maksudnya ialah pajak tidak langsung ini dapat
melakukan pembayaran dengan cara diwakilkan dengan pihak lain
tanpa harus melakukannya sendiri.
Ada 3 unsur untuk mengenali pajak tidak langsung:
Penanggung jawab pajak yaitu merupakan orang yang secara formal
yuridis diharuskan melunasi pajak, jika ada faktor yang menimbulkan
sebab untuk dikenakan pajak. Penanggung jawab yaitu orang yang
memikul beban pajak. Pemikul beban pajak merupakan orang yang
menurut maksud pembuatan undang –undang harus memikul beban
pajak. Contoh dari pajak tidak langsung : Pajak Bumi dan Banguinan
(PBB). Untuk pajak yang termasuk kedalam PBB ini dpat dibebankan
kepada pihak lain yang bukan pemiliknya, tetapi dapat dibebankan
kepada pihak atau individu yang memanfaatkannya.
Pajak Berdasarkan Sifat
Selain dapat dikelompokan berdasarkan golongannya, pajak juga dapat
dikelompokan berdasarkan sifatnya, yaitu:
a) Pajak Subjektif
Pajak subjektif merupakan pajak yang berpangkal pada subjeknya.
Contoh dari pajak subjektif ini yaitu Pajak Penghasilan (PPh)
b) Pajak Objektif
Pajak objektif merupakan pajak yang berpangkal pada objeknya yaitu
pajak yang memperhatikan nilai dari suatu objek. Contoh dari pajak
objektif ini yaitu Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Pajak Berdasatkan Lembaga pemungutannya
5
Pajak juga dapat dikelompokan berdasarkan lembaga pemungutannya,
yaitu:
a) Pajak Pusat
Pajak pusat merupakan pajak yang ditarik oleh pemerintah pusat dan
uang pajak tersebut digunakan untuk biaya pembangunan nasional,
bantuan kesehatan dan lain sebagainya. Contoh dari pajak pusat yaitu
Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM), Pajak Penghasilan (PPh), dan Materai
b) Pajak Daerah
Pajak daerah merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah.
Pajak tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan pemerintah
daerah. Pajak daerah ini biasa disebut PDRD (Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah). Contoh dari pajak daerah yaitu pajak kendaraan,
bea balik nama kendaraan bermotor dan pajak penerangan jalan.
Pajak daerah dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
Pajak Provinsi, seperti Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. Pajak Kabupaten atau Kota, seperti
Pajak Restoran, Pajak Hotel, dan Pajak Hiburan.
Secara umum Dasar Pengenaan Pajak adalah Nilai berupa uang yang dijadikan
Dasar untuk menghitung Pajak yang terutang adalah :
1. DPP Umum
Harga Jual
adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak,
tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-
undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak.
Penggantian
6
adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena penyerahan Jasa Kena Pajak,
tidak termasuk pajak yang dipungut menurut Undang-undang ini dan
potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak.
Nilai Ekspor
adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh eksportir.
Nilai Impor
adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk
ditambah pungutan lainnya yang dikenakan pajakberdasarkan ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan Pabean untuk impor Barang Kena
Pajak, tidak termasukPajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut
Undang-undang ini.
2. DPP Nilai Lain
Nilai Lain adalah suatu Nilai yang Ditetapkan sebagai Dasar Pengenaan Pajak
untuk menghitung Pajak Pertambahan Nilai yang terutang.
DPP untuk :
7
1. Mesin nilai perolehan 100. Untuk tujuan fiskal, mesin telah disusutkan
sebesar 30 dan sisa nilai buku dapat dikurangkan pada periode mendatang.
Penghasilan mendatang dari penggunaan aktiva merupakan obyek pajak.
Dasar Pengenaan Pajak (DPP)aktiva tersebut adalah 70.
2. Piutang bunga mempunyai nilai tercatat 100. Untuk tujuan fiskal,
pendapatan bunga diakui dengan dasar kas. Dasar Pengenaan Pajak
(DPP)piutang bunga adalah nihil.
Apabila Dasar Pengenaan Pajak (DPP) aktiva tidak begitu jelas, maka Dasar
Pengenaan Pajak (DPP) tersebut dapat ditentukan menurut prinsip dasar yang
digunakan dalam Pernyataan PSAK 46. Dengan beberapa pengecualian,
perusahaan harus mengakui aktiva pajak tangguhan apabila pemulihan nilai
tercatat aktiva akan mengakibatkan pembayaran pajak pada periode mendatang
lebih kecil dibandingkan dengan pembayaran pajak sebagai akibat pemulihan
aktiva yang tidak memiliki konsekuensi pajak.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tarif pajak adalah besarnya nilai yang digunakan untuk menentukan pajak
terutang yang harus dibayar wajib pajak kepada pemerintah sesuai undang-undang
yang berlaku.
Macam-macam tariff pajak diantaranya,tariff proposional,tariff progresif, tariff
degresif, tariff tetap, tariff pajak advolerem, tariff spesifik.
B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis
9
E.
DAFTAR PUSTAKA
https://klikpajak.id/blog/berita-regulasi/jenis-tarif-pajak-pengelompokan-tarif-
pajak-dan-contohnya/
https://www.gurupendidikan.co.id/tarif-pajak/
https://sniconsulting.co.id/2020/11/09/jenis-tarif-pajak-serta-pengelompokan-
tarif-pajak-yang-perlu-anda-ketahui/
10