Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 2:

1. FADHILAH NURUL RACHMAN


2. WINDA FEBRISHA
3. SARTIKA
4. AGUNG SYAH
5. ALDIN

MATERI : PUASA

A. HAKEKAT PUASA

Hakikat Makna Puasa Menurut Imam Ghazali Ahad 25 Maret 2018 20:40 WIB Ilustrasi (ist.)
Di zaman sekarang ini, kita melihat banyak orang yang mengenakan simbol agama, namun
tidak menghidupi makna simbol tersebut. Banyak orang berpeci dan berbaju koko, namun
tidak mencerminkan akhlak Nabi yang diutus sebagai pendidik, penyempurna akhlak. orang
berjilbab namun tidak mencerminkan sikap yang diteladankan para ummul mukminin. Salah
satu simbol agama yang juga rawan disalah gunakan adalah puasa. Tentang hal ini, Imam Al
Ghazali memberikan beberapa penjelasan yang menuntun kita untuk mendapatkan keutamaan
puasa seutuhnya. Hal yang paling awal beliau sampaikan adalah peringatan agar kita tidak
membatasi puasa hanya sebatas puasa wajib di bulan Ramadan. Jika kita memiliki
pemahaman yang demikian, kita akan kehilangan kesempatan untuk memperindah masa
depan akhirat dengan berbagai hal sunah, termasuk puasa sunah. Jarak kita dengan mereka
yang ahli berpuasa sunah  diibaratkan seperti penduduk bumi dan bintang yang berpendar
indah di langit. Berpuasa tidaklah sebatas menjaga nafsu dan syahwat. Namun lebih dari itu
berpuasa adalah menjaga diri agar tidak melakukan berbagai hal yang dibenci oleh Allah,
baik yang bisa dilakukan oleh mata, lisan, telinga, atau bagian tubuh yang lain. Menjaga diri
agar tidak berkata hal-hal yang sia-sia, juga agar tidak mendengar apa yang diharamkan oleh
Allah untuk dilakukan termasuk dalam makna luas puasa. Menjaga nafsu dan syahwat
memang sudah cukup bagi ulama fiqh untuk memenuhi syarat sah puasa. Namun ulama ahli
hikmah memaknai sahnya puasa lebih dari itu. Puasa yang sah adalah puasa yang diterima.
Puasa yang diterima adalah puasa yang maksudnya tercapai. Lalu apa maksud dari berpuasa?
Adalah berakhlak dengan akhlak terbaik, akhlak malaikat, akhlak para nabi, terutama Nabi
Muhammad SAW. Sejalan dengan makna ini ada sebuah hadits dimana Rasulullah SAW
bersabda “Lima hal ini bisa membuat puasa seseorang tidak sah: berbohong, menggunjing,
mengadu domba, sumpah palsu, dan melihat dengan syahwat”. Tidak satu pun dari lima hal
ini menunjukkan perilaku makan, minum, atau berhubungan suami istri. Namun mengapa
kelimanya bisa membuat puasa seseorang tidak sah? Ini tentu berkaitan dengan makna sah itu
sendiri; terwujudnya maksud puasa, untuk berakhlak mulia, dalam diri sang sa’im (orang
yang berpuasa). Jika seseorang telah melakukan puasa dengan sah, maka ketika ia
menghadapi orang lain yang mengajaknya bercekcok atau sekedar menghinanya, ia hanya
akan mengatakan pada dirinya “aku sedang berpuasa”. Selanjutnya, ia akan menunjukkan
akhlak mulia pada orang tersebut. Sebagaimana dikatakan dalam Al Qur’an : Wa iza
khatabahumul jahilu qalu salama (dan ketika seorang bodoh berbicara pada mereka, kaum
beriman, mereka hanya mengatakan ‘damai’, menunjukkan sikap-sikap/respon-respon yang
mendamaikan). Imam Al Ghazali juga mengingatkan kita tentang hadits-hadits yang
menunjukkan betapa Allah memperlakukan puasa secara spesial. Dalam beberapa versi hadits
dikatakan bahwa puasa adalah tameng, dan puasa adalah milik Allah sendiri, serta Allah
sendiri lah yang nanti akan secara langsung membalasnya. Nabi juga pernah bersumpah
bahwa bau mulut seorang yang berpuasa beraroma jauh lebih wangi di sisi Allah
dibandingkan dengan minyak misik. Satu hal menarik disampaikan oleh beliau terkait tata
krama berbuka bagi orang yang berpuasa. Beliau mengatakan bahwa wadah yang paling
dibenci oleh Allah adalah perut yang diisi oleh hal-hal halal, sampai tidak muat. Imam Al
Ghazali kemudian menjelaskan beberapa waktu yang diutamakan untuk berpuasa, dari level
minggu, bulan, hingga tahun. Di antara sekian hari dalam seminggu, hari Senin, Kamis, dan
Jum’at adalah hari yang diutamakan untuk berpuasa. Di antara sekian hari dalam sebulan,
tanggal pertama, tanggal terakhir dan ayyamul bid (hari-hari putih yaitu tanggal 13, 14, dan
15) adalah hari-hari yang diutamakan untuk berpuasa. Di antara sekian banyak bulan dalam
setahun, empat bulan mulia (Zulqa’dah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab) adalah bulan yang
diutamakan untuk berpuasa di dalamnya. Waktu-waktu utama ini dijelaskan akan menjadi
kaffarah (pembebas dosa) yang dilakukan selama seminggu, sebulan, dan setahun. Selain itu,
ada beberapa hari yang disaksikan oleh hadits sebagai waktu yang memiliki keutamaan
khusus. Waktu-waktu itu adalah hari Arafah, hari Asyura, sepuluh hari pertama bulan
Zulhijjah, sepuluh hari pertama bulan Muharram, Rajab, dan Sya’ban. Tidak cukup sampai di
situ. Dijelaskan pula oleh Imam Al Ghazali bahwa Allah telah menyediakan satu tempat
khusus di surga, yang pintunya bertuliskan Al-Rayyan (kesegaran, kedamaian) dan hanya
bisa dimasuki oleh mereka yang ahli berpuasa. Setelah semua ahli berpuasa telah masuk,
pintu itu akan tertutup, dikunci, dan tidak membiarkan selain orang yang ahli berpuasa
memasukinya. Semoga Allah membukakan pintu hidayah-Nya pada kita, sehingga kita
digolongkan sebagai orang-orang yang ahli berpuasa. Muhammad Nur Hayid, Pengurus
LDNU PBNU dan Pengasuh Pondok pesantren Skill Jagakarsa, Jakarta

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/87713/hakikat-makna-puasa-menurut-imam-ghazali

B. MENGAPA ALLAH MEWAJIBKAN PUASA

Mengapa Umat Muslim Diwajibkan Berpuasa?


Umat muslim mulai diwajibkan berpuasa pada tanggal 10 Syakban setelah umat Islam hijrah
ke Madinah. Kewajiban berpuasa didasarkan pada firman Allah yang terdapat dalam surah
Al-Baqarah ayat 183 dan 184. Setelah turun perintah Allah untuk wajib berpuasa, maka umat
muslim diwajibkan berpuasa. 
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang
tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-
hari yang lain. Dan, wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak
berpuasa) membayar fidyah: memberi makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan
kerelaan hati mengerjakan kebajikan, Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,” (Q.S. Al-Baqarah: 183-184).
 
Amalan-amalan di Bulan Ramadhan
Bulan puasa 2020 ini merupakan waktu yang tepat untuk menambah pahala. Berikut ini
merupakan  amalan-amalan  yang bisa dilakukan saat bulan Ramadhan.
 Melakukan salat tarawih
Melakukan salat tarawih merupakan amalan pertama yang bisa dilakukan. Salat
tarawih biasanya dilengkapi dengan zikir, doa, dan membaca Al-Qur’an. Hadis HR Al-
Bukhari yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW. bersabda,
“Barang siapa beribadah di malam Ramadhan karena iman kepada Allah dan
mengharap pahala, maka ia dihapus dosanya yang telah lampau.”
 Perbanyak zikir, doa, dan istigfar
Lakukan zikir, doa, dan istigfar sebanyak mungkin untuk mendapat pahala yang
berlimpah dari Allah SAW. Lakukan ketiga hal ini selama bulan Ramadhan, yaitu pada
waktu yang mustajab. Waktu-waktu mustajab saat bulan Ramadhan adalah saat berbuka
dan di sepertiga malam terakhir. Waktu sahur merupakan waktu mustajab untuk
beristigfar.
 Bertadarus
Amalan yang lain yang bisa kamu lakukan adalah bertadarus Al-Qur’an. Membaca Al-
Qur’an sehabis salat tarawih berguna untuk meraih keberkahan hidup. Semua amalan
yang dilakukan di bulan puasa akan dilipatgandakan. Pahala membaca satu huruf dalam
Al-Qur’an, Allah akan memberikan sepuluh kebaikan. Bahkan saat membaca Al-Qur’an
secara terbata-bata pun Allah masih memberi dua pahala. Jadi, seringlah bertadarus
untuk mendapatkan keberkahan dari Allah taala.
 Bersedekah
Selain menambah rezeki, bersedekah bisa menjadi amalan yang akan membuat pahala
berlipat ganda. Bersedekah sangat dianjurkan selama bulan Ramadhan. Sedekah yang
kamu berikan sangat berguna bagi kaum fakir miskin dan duafa. Salah satu bentuk
sedekah yang bisa dilakukan adalah memberikan bantuan berupa santapan untuk
berbuka puasa di masjid.

C. TUJUAN DAN FUNGSI PUASA


3 Tujuan Puasa Ramadan dan Manfaatnya yang Perlu Diketahui
Dalam hitungan hari, seluruh umat muslim di dunia akan menyambut bulan penuh berkah,
yaitu bulan Ramadan. Nampaknya tahun ini akan berbeda dari bulan Ramadan di tahun
sebelumnya. Pasalnya, kini seluruh masyarakat dunia dihadapkan dengan tantangan besar,
dan masih terus berjuang untuk menangani penyebaran pandemi virus corona atau Covid-19.
Meski demikian, umat muslim dan seluruh masyarakat dunia harus tetap optimis dan penuh
harap bahwa ujian ini akan segera terlewati. Bahkan dengan adanya bulan Ramadan yang
sebentar lagi tiba, bisa menjadi kesempatan baik bagi umat muslim untuk memperbaiki diri.
Salah satunya dengan menjalankan ibadah puasa dengan baik.
Puasa memang menjadi ibadah wajib yang harus dijalankan oleh umat muslim saat bulan
Ramadan. Bukan tanpa alasan, ibadah mempunyai beberapa tujuan baik yang akan
mendatangkan banyak manfaat bagi setiap umat yang menjalankan.
Seperti dilansir dari Antara, Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU tahun 2013, HM
Cholil Nafis Lc.PhD perah mengatakan bahwa, puasa merupakan ibadah yang istimewa.
Sebab puasa menjadi ibadah yang spesial kepada Allah SWT, karena dapat membangun
keintiman seorang hamba dengan Penciptanya.
Bukan hanya itu, ibadah puasa juga mempunyai tujuan lain yang tidak kalah penting. Dilansir
dari Liputan6.com, berikut kami rangkum beberapa tujuan puasa Ramadan yang perlu
diketahui.
Meraih Taqwa
Tujuan puasa Ramadan yang pertama adalah untuk meraih taqwa. Tujuan ini seperti yang
tercantum dalam QS. AL Baqarah ayat 183, yang berbunyi sebagai berikut :
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".
Taqwa bisa didapatkan seorang muslim, apabila ibadah puasa dijalankan tidak hanya
menahan lapar dan nafsu saja, tetapi juga disertai dengan perilaku yang baik.
Dalam hal ini Rasulullah pernah bersabda dalam Hadist Riwayat Bukhari :
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan keji, maka Allah tidak mempunyai
keperluan apa pun kepada hamba-Nya untuk meninggalkan makan dan minumnya".
Menahan Diri
Tujuan puasa Ramadan yang kedua adalah untuk menahan diri. Menahan diri yang dimaksud
adalah menahan diri dalam hal apapun. Baik menahan diri dalam perkataan, perbuatan, juga
nafsu.
Menahan diri dalam perkataan, bisa berupa menahan lisan dari perkataan buruk yang dapat
melukai perasaaan orang lain, sekalipun kita mendapatkan ancaman dan makian dari orang
tersebut. Dalam masalah ini, kita bisa tetap menahan diri sambil berkata, "saya sedang
menjalankan ibadah puasa.
Begitu pula dengan menahan diri dalam perbuatan. Puasa bisa membantu kita untuk menahan
diri dari keinginan perbuatan atau perilaku buruk yang merugikan orang lain. Bukan hanya
itu, puasa juga mendukung kita untuk menhan segala nafsu yang ada.
Introspeksi Diri
Tujuan puasa Ramadan berikutnya adalah sebagai upaya introspeksi diri. Dikatakan, ibadah
puasa di bulan Ramadan dapat mengajarkan umat muslim untuk introspeksi diri, tenggang
rasa juga menahan amarah dan emosi.
Bahkan, menurut Toni Ervianto, alumnus pascasarjana Kajian Strategik Intelijen, Universitas
Indonesia, ibadah puasa merupakan perpaduan alat ukur yang sempurna untuk mengetahui
seberapa besar "intellectual quotion, emotional quotion dan spiritual quotion" manusia dalam
menghadapi hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang plural dengan dinamika
perkembangannya yang bergerak cepat.
Dengan beberapa tujuan tersebut, umat muslim akan mendapatkan berbagai kebaikan dan
manfaat dari ibadah puasa yang dijalankan saat bulan Ramadan. Berikut beberapa manfaat
puasa Ramadan yang bisa didapatkan.
Meninggikan Derajat
Fungsi puasa Ramadan yang pertama adalah dapat meninggikan derajat umat muslim. Dalam
hal ini, Rasulullah SAW pernah bersabda :
"Ketika Ramadan tiba, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan setan
pun dibelenggu." (HR Imam Muslim)
Dari hadis tersebut dapat dipahami bahwa ibadah puasa menjadi salah satu amalan baik yang
bisa dilakukan saat bulan Ramadan untuk mendapatkan berkah darinya. Puasa juga menjadi
amalan yang membantu manusia mendapatkan pintu surga danridho dari Allah SWT.
Menghapus Dosa
Kedua, fungsi puasa Ramadan adalah untuk menghapus segala dosa dan kesalahan. Hal ini
didasarkan dari Hadis Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, bahwa Rasulullah pernah
bersabda :
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena iman dan mengharapkan pahala, maka
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."
Dari hadis tersebut, dipahami bahwa manusia diperkenankan mengharap pahala dan ampunan
yang diberikan Allah SWT di bulan Ramadan. Mengharapkan pahala atau imbalan kepada
Allah merupakan bentuk penyerahan diri dan menyatakan bahwa kita hanyalah makhluk
Tuhan dengan segala kelemahan dan keterbatasan.
Dengan ibadah puasa juga bisa sebagai usaha untuk mendapatkan pintu maaf yang sebesar-
besarnya dari Sang Maha Pencipta.
Memperbanyak Sedekah
Manfaat puasa Ramadan berikutnya adalah memperbanyak sedekah. Dalam pandangan Imam
Izzuddin al-Sulami, puasa dapat membuat manusia memperbanyak sedekah. Beliau
mengatakan :
"Karena sesungguhnya orang berpuasa ketika dia merasakan lapar, dia mengingat rasa lapar
itu. Hal itulah yang memberikan dorongan kepadanya untuk memberi makan pada orang
yang lapar."
Dari hal tersebut, sudah jelas terlihat bahwa puasa bisa memberikan kesempatan bagi kita
untuk berempati dengan sesama. Rasa lapar yang dilalui saat menjalankan ibadah puasa bisa
menjadi pengalaman dan refleksi diri bahwa masih banyak saudara-saudara di luar sana yang
terpaksa menahan lapar karena segala keterbatasan yang dimiliki.
Untuk itu, hal ini bisa menjadi dorongan tersendiri untuk melakukan sedekah bagi mereka
yang membutuhkan.
Mensyukuri Kenikmatan Tersembunyi
Puasa juga memberikan kesempatan bagi umat muslim untuk mensyukuri kenikmatan yang
tersembunyi. Manusia memang sering lalai atas nikmat yang selalu diberikan Tuhan di setiap
harinya. Seperti nikmat bernapas, udara yang bersih, kecukupan makan dan minum, juga
kebahagiaan.
Menurut Imam Izzuddin al-Sulami, puasa dapat mengembalikan ingatan itu dan membuat
mereka mensyukurinya. Beliau berkata:
"Ketika berpuasa, manusia menjadi tahu nikmat Allah kepadanya berupa kenyang dan
terpenuhinya rasa haus. Karena itu mereka bersyukur. Sebab, kenikmatan tidak diketahui
kadar/nilainya tanpa melalui hilangnya rasa nikmat itu (terlebih dahulu)."
Terhindari dari Maksiat
Terakhir, manfaat puasa bulan Ramadan tentu saja dapat menghindarkan diri dari perbuatan
maksiat. Dalam pandangan Imam Izzuddin, orang yang kenyang memiliki kecenderungan
lebih untuk bermaksiat. Namun, dalam kondisi lapar dan haus saat berpuasa, fokusnya lebih
pada mencari makanan dan minuman, sehingga mengurangi keinginannya berbuat jahat.
Ketika dia hendak melakukan sesuatu, seketika teringat bahwa kita sedang berpuasa, dengan
begitu segala tindakan atau perbuatan buruk yang hendak dilakukan akan dipikirkan kembali
sebelum dilakukan.

D. KEUTAMAAN PUASA

Bulan Ramadhan memberikan banyak keutamaan dan keistimewaan bagi umat muslim di


seluruh dunia. Umat Islam juga wajib menjalankan ibadah puasa selama Ramadhan. Puasa
bukan hanya sekadar menahan haus dan lapar saja, namun juga termasuk menahan diri dari
agar tidak terpancing emosi. Terdapat tujuh keutamaan puasa di bulan Ramadhan bagi umat
muslim yang menjalankannya. Berikut ini tujuh keutamaan puasa sebagaimana dikutip
Laduni.id dari dari Kitab “Fadhâil Al-Asyhur Ats-Tsalâtsah”, Minggu (26/4/2020).
1. Peduli terhadap sesama
Persaudaraan sesama muslim memang selalu terlihat sangat jelas selama bulan Ramadhan.
Terlihat jelas orang-orang saling memberikan takjil gratis untuk berbuka puasa dan shalat
berjamaah di masjid.
Selain itu, umat juga berlomba membagikan ilmu pengetahuan mengenai Islam secara lebih
dalam melalui ceramah serta diskusi keagamaan yang dilaksanakan di masjid-masjid dan
masih banyak lagi. Bukan hanya menjadi lebih peduli, namun hikmah puasa semacam ini
juga bermanfaat untuk semakin mempererat silaturahmi.
2. Keseimbangan hidup
Pada hakikatnya sebagai hamba Allah, manusia diperintahkan untuk beribadah. Hanya karena
berbagai hal yang berhubungan dengan duniawi seperti hawa nafsu, pekerjaan dan lain
sebagainya membuat manusia terkadang lupa akan kewajiban yang harus dipenuhinya. Di
bulan puasa seperti ini, manusia dilatih kembali mengingat kembali sekaligus melaksanakan
semua kewajiban tersebut dengan imbalan pahala yang terus di lipatgandakan.
3. Disiplin dengan waktu
Untuk mendapatkan puasa dengan tubuh kuat sekaligus fit sepanjang hari, dibutuhkan
istirahat yang benar-benar cukup. Hal tersebut menjadikan Anda tidur lebih teratur untuk
mendukung kelancaran puasa keesokan harinya. Bangun untuk menyempatkan diri makan
sahur di pagi hari termasuk juga berguna untuk melatih kebiasaan bangun lebih pagi
menerima rezeki berupa makanan.
4. Berhati-hati dalam bersikap
Menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan akan sempurna dan penuh arti saat Anda
tidak hanya menahan lapar dan dahaga. Maksudnya Anda juga mampu menghindari
keharaman telinga, mata dan perkataan maupun perbuatan.
Mengingat latihan semacam ini akan memberikan sebuah peningkatan yang positif saat
menjalani hidup di luar bulan Ramadhan. Setidaknya Anda juga mampu untuk menghindari
berbagai hal yang menimbulkan dosa seperti berkata kotor, bergunjing dan lain sebagainya.
5. Bertujuan menjalankan ibadah
Puasa bertujuan untuk melatih diri agar mampu menghindari dosa-dosa di hari lainnya selama
bulan Ramadhan. Jika tujuan tersebut dapat tercapai, maka puasa yang dijalankan juga telah
benar-benar berhasil.
Namun ketika tujuan tersebut gagal, sudah tentu puasa yang susah payah dijalankan tidak
akan memberikan arti apa-apa. Oleh karena itu, setelah menjalankan puasa,  Anda akan
terbiasa untuk berorientasi terhadap tujuan melakukan berbagai ibadah.
6. Lebih bersabar dan menahan amarah
Secara tidak sadar Anda akan terlatih untuk menahan amarah dan berbagai hal yang
seharusnya tidak dilakukan ketika sedang menjalankan puasa. Selain amarah, tindakan seperti
berburuk sangka juga dapat dihindari dengan lebih bersikap sabar terhadap apa pun yang
dihadapi. Dengan begitu, nantinya Anda juga akan lebih terbiasa untuk menjalani hidup
dengan penuh kesabaran.
7. Ibadah digambarkan melalui kegiatan mulia
Setiap pertolongan yang diberikan kepada orang lain yang membutuhkan bernilai ibadah,
langkah-langkah kecil menuju masjid bernilai ibadah, tersenyum dengan tulus bernilai ibadah
hingga tidur pun bernilai ibadah bagi seseorang yang sedang menjalankan puasa di bulan
Ramadhan.
Nantinya Anda akan menjadi lebih terbiasa menjalani hidup dengan berbagai tindakan mulia
yang menjadi sebuah ibadah. Artinya apa pun yang Anda jalankan sebenarnya dapat bernilai
ibadah yang akan memberikan Anda imbalan berupa pahala dari Allah Subhanahu wa ta'ala.

Anda mungkin juga menyukai