Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PELAYANAN KEFARMASIAN

KASUS 1
Secara praktis, penggunaan obat dikatakan rasional jika memenuhi kriteria:
1. Tepat Diagnosis
Penggunaan obat disebut rasional jika diberikan untuk diagnosis yang tepat. Jika diagnosis
tidak ditegakkan dengan benar, maka pemilihan obat akan terpaksa mengacu pada diagnosis
yang keliru tersebut. Akibatnya obat yang diberikan juga tidak akan sesuai dengan indikasi
yang seharusnya.
Contoh :

2. Tepat Indikasi Penyakit


Setiap obat memiliki spektrum terapi yang spesifik. Antibiotik misalnya diindikasikan untuk
infeksi bakteri. Dengan demikian, pemberian obat ini hanya dianjurkan untuk pasien yang
memberi gejala adanya infeksi bakteri.
3. Tepat Pemilihan Obat
Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelah diagnosis ditegakkan dengan benar.
Dengan demikian, obat yang harus memiliki efek terapi sesuai dengan spekrum penyakit.
4. Tepat Dosis
Dosis, cara dan lama pemberian obat sangat berpengaruh terhadap efek terapi obat. Pemberian
dosis yang berlebihan, khususnya untuk obat yang dengan rentang terapi yang sempit, akan
sangat beresiko timbulnya efek samping, sebaliknya dosis yang terlalu kecil tidak akan
menjamin tercapainya kadar terapi yang diharapkan.
5. Tepat Cara Pemberian
Obat antasida seharusnya dikunyah dulu baru ditelan. Demikain pula antibiotik tidak boleh
dicampur dengan susu, karena akan membentuk ikatan, sehingga menjadi tidak dapat
diabsorbsi dan menurunkan efektivitasnya.
6. Tepat Interval Waktu Pemberian
Cara pemberian oobat hendaknya dibuat sesederhana mungkin dan praktis, agar mudah ditaati
oleh pasien.makin sering pemberian obat perhari (misalnya 4 kali sehari), semakin rendah
tingkat ketaatan minum obat. Obat harus diminum 3 x sehari harus diartikan bahwa obat
tersebut diminum dengan interval setiap 8 jam.
7. Waspada terhadap efek samping obat
Pemberian obat potensial menimbulkan efek samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang
timbul pada pemberian obat dengan dosis terapi, karena itu bila terjadi muka atau wajah
menjadi merah setelah pemberian obat (misalnya stropin), ini bukan alergi tetapi efek
samping sehubungan vasodilatasi pembuluh dara di wajah.
8. Tepat Penilaian Kondisi Pasien
Respon individu terhadap efek obat beragam. Hal ini lebih jelas terlihatpada beberapa jenis
obat seperti teofilin dan aminoglikosida. Pada penderita dengan kelainan ginjal, pemberian
aminoglikosida sebaiknya dihindarkan, karena resiko terjadinya nefrotoksisitas pada
kelompok ini meningkat secara bermakna.
9. Obat yang diberikan harus efektif dan amandengan mutu terjamin, serta tersedia setiap saat
dengan harga terjangkau. Untuk efektif dan aman serta terjangkau digunakan obat-obat dalam
daftar obat esensial. Pemilihan obat dalam daftar obat esensial didahulukan dengan
mempertimbangkan efektivitas, keamanan dan harganya oleh para pakar dibidang pengobatan
dan klinik.
10. Tepat Informasi
Informasi yang tepat dan benar dalam penggunaan obat sangat penting dalam menujang
keberhasilan terapi.
11. Tepat Tindak Lanjut (Follow-up)
Pada saat memutuskan pemberian terapi harus sudah dipertimbangkan upaya tindak lanjut
yang diperlukan, misalnya jika pasien tidak sembuh atau mengalami efek samping.
12. Obat yang diberikan harus efektif dan aman dengan mutu terjamin, serta tersedia setiap
saat dengan harga yang terjangkau.
13. Tepat Penyerahan Obat (Dispensing)
Penggunaan obat rasional melibatkan juga dispenser sebagai penyerah obat dan pasien sendiri
sebagai konsumen. Pada saat resep dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di
Puskesmas, apoteker/asisten apoteker menyiapkan obat yang dituliskan peresep pada lembar
resep untuk kemudian diberikan kepada pasien. Proses penyiapan dan penyerahan harus
dilakukan secara tepat agar pasien mendapatkan obat sebagaimana harusnya. Dalam
menyerahkan obat juga petugas harus memberikan informasi yang tepat kepada pasien.
14. Pasien Patuh Terhadap Perintah pengobatan
yang dibutuhkan, ketidaktaatan minum obat umumnya terjadi pada keadaan berikut:
 Jenis dan/atau jumlah obat yang diberikan terlalu banyak
 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering
 Jenis sediaan obat terlalu beragam
 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi
 Pasien tidak mendapatkan informasi / penjelasan yang cukup mengenai cara minum/
menggunakan obat
 Timbulnya efek samping (misalnya ruam kulit dan nyeri lambung), atau efek ikutan
(urine menjadi merah karena minum rifampisin) tanpa diberikan penjelasan terlebih
dahulu.

KASUS 2
Seorang pasien dewasa datang ke puskesmas A dengan keluhan berak encer sebanyak 3 kali,
tanpa lendir dan darah,dan badan terasa pegal-pegal .setelah diperiksa, pasien mendapat obat-
obat berikut :
 Injeksi Vitamin B12
 Metronidazol 3x1 selama 3 hari
 Metampiron 3x1 selama 3 hari
 Ekstrak Beladon 3x1 selama 3 hari
Apa komentar anda mengenai perespan diatas ?
KASUS 3
Seorang wanita berumur 35 th datang dengan keluhan siku kanan terasa linu.
sebelumnya pasien mencuci baju karena pembantu pulang kampung. setelah diperiksa
pasien diberi obat-obatan berikut :
 Injeksi Oksitetrasiklin
 Tablet Ibuprofen 3x1 selama 5 hari
 Tablet Ranitidin 3x1 selama 5 hari
 Tablet Prednison 3x1 selama 5 hari
 Vitamin B1 50 mg 3x1 selama 5 hari
Apa komentar anda mengenai perespan diatas ?
Bagaimana peresepan yang rasional untuk pasien tersebut ?

KASUS 4
Nama Obat Efek samping yang mungkin timbul
Amoksisilan
Digoksin
Efedrin
Eritromisin
Gentamisin
INH
Kloromfenikol
Klofazimin
Fenoksi metil
Penisilin
Piroxicam
Prednison
Rifampisin
Teofilin
Tetrasiklin
Diskusi kelompok
Tugas A
1. Lakukan identifikasi praktek penggunaan obat yang tidak rasional yang menurut
Saudara sering terjadi di Puskesmas di lingkungan Saudara.
2. Jelaskan bagaimana penggunaan obat yang rasional (medically appropriate) untuk
masing-masing hal tersebut.
Tugas B
1. Lakukan identifikasi jenis-jenis penyakit yang sering diobati secara tidak rasional di
Puskesmas di lingkungan Saudara dan jelaskan bentuk ketidakrasionalannya.
2. Jelaskan mengapa terjadi praktek ketidakrasionalan penggunaan obat tersebut?
Tugas C
1. Buatlah daftar obat yang sering digunakan secara tidak rasional di Puskesmas di
lingkungan Saudara. Jelaskan bentuk ketidakrasionalannya.
2. Jelaskan mengapa obat-obat tersebut cenderung diresepkan secara tidak rasional?
Tugas D
1. Sebutkan 10 (sepuluh) jenis obat yang paling sering anda resepkan (nama generik
atau nama dagang) dan jelaskan dosis, cara penggunaan, frekuensi, dan lama pemberian
serta anjuran sehubungan dengan penggunaan obat-obat tersebut.
2. Jelaskan apa yang menjadi pertimbangan utama Saudara untuk meresepkan obat-obat
tersebut (indikasi)? Jelaskan kontraindikasi dan efek sampingnya.
Tugas E
1. Sebutkan beberapa jenis obat yang sering Saudara resepkan pada saat praktek pribadi
dan memiliki potensi untuk digunakan secara tidak rasional oleh pasien.
2. Bagaimana mengatasi masalah ketidakrasionalan tersebut?
Latihan
Kasus 1:
Seorang anak, umur 2 tahun, berat badan 12 kg, datang dengan demam, batuk dan pilek,
nafsu makan turun dan sedikit lemah. Pada pemeriksaan, faring hiperemis, tidak terdapat
eksudat. Oleh dokter pemeriksa diberi resep berikut:
R/ Amoksisilin 100 mg
Parasetamol 100 mg
Gliseril guaiakolat ¼ tab
CTM ¼ tab
Metilprednisolon ½ tab
mfla pulv dtd no XIV
S 3 dd pulv I

R/ OBP 60 ml
S 3 dd I cth
R/Vit C tab no. IX S 3 dd ½
1. Jelaskan bagaimana kerasionalan peresepan tersebut di atas?
2. Jika terdapat ketidak rasionalan, identifikasi bentuk ketidak rasionalannya !
3. Bagaimana resep yang rasional untuk anak tersebut?

Kasus 2:
Seorang anak berumur 8 bulan, dengan berat badan 8 kg datang dengan batuk sudah 1
minggu, pilek dan muntah bila batuk. Suhu tubuh 37,5˚C. Pasien tersebut diberi obat sebagai
berikut:

R/ Amoxycillin ¼ tablet
Parasetamol ¼ tablet
DMP ¼ tablet
CTM ¼ tablet
Prednison ¼ tablet
BC ½ tab
mfp dtd No. XV
S 3ddp I

R/ Syrup Metoclopramide No. I botol


S 3ddcth
1. Jelaskan bagaimana kerasionalan peresepan tersebut di atas?
2. Jika terdapat ketidakrasionalan, identifikasi bentuk ketidakrasionalannya!
3. Bagaimana resep yang rasional untuk anak tersebut?

Anda mungkin juga menyukai