Anda di halaman 1dari 18

PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN

Dosen Pengampu:
Drs. Murbanto Sinaga, MA

Oleh
Zikrina Rizka Amelia Harahap
190501129

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2020
I. Pendahuluan

Indeks pembangunan pendidikan untuk semua atau education for all di


Indonesia menurun. Jika tahun lalu Indonesia berada di peringkat ke-65, tahun ini
merosot di peringkat ke-69. Berdasarkan data dalam Education For All (EFA)
Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and
Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan
Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New
York, Senin (1/3/2011), indeks pembangunan pendidikan atau education
development index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu
menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI dikatakan
tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium berada di atas 0,80, sedangkan
kategori rendah di bawah 0,80. Dengan rendahnya kualitas Pendidikan di
Indonesia maka akan berdampak pada kualitas lulusan perguruan tinggi yang
ingin mencari pekerjaan, bagaimana m‫ث‬reka bisa bersaing dengan orang dari
bangsa lain jika pada kualitas SDM terjadi ketimpangan yang signifikan, ini akan
menyebabkan meningkatnya angka pengangguran yang ada di Indonesia.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi
pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada
umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu rendahnya
sarana fisik, rendahnya kualitas guru/dosen, rendahnya kesejahteraan guru,
rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, dan mahalnya biaya
pendidikan. Beberapa solusi untuk menjawab permasalahan ini akan dibahas pada
makalah ini.
Ii. Rumusan Masalah
a. Bagaimana metode pembelajaran yang ideal?
b. Fasilitas kuliah apa yang diperlukan?
c. Kualitas dosen bagaimana yang ideal?
d. Keterampilan apa yang wajib dikuasai mahasaiswa
III. Pembahasan
a. Metode pembelajaran yang ideal
 Problem Based Instruction (PBI)
Kualitas pembelajaran dalam suatu institusi Pendidikan merupakan faktor
yang sangat peting dalam menghasilakan lulusan yang bermutu. Apabila proses
dan produknya baik, maka dapat dikatakan bahwa kualitas pembelajaran juga
baik. Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar
pendidik dan peserta didik. Dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil jika
75 % peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Seorang peserta didik
dipandang tuntas belajar jika menguasai konsep setidaknya 65% sedangkan
keberhasilan klasikal dicapai jika sekurang-kurangnya 85% dari seluruh peserta
didik tuntas belajar (Mulyasa,2006).
Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) adalah model
pembelajaran yang menggunakan permasalahan sebagai fokus utama yang harus
diidentifikasi dan dicari solusi terbaiknya. Metode ini mendorong mahasiswa
untuk mencari informasi, menysusun hipotesis, menganalisis masalah, serta
memecahkannya. Di samping itu kelebihan lainnya adalah mendorong mahasiswa
melakukan dialog dengan orang lain melalui pengamatannya, serta membangunan
pemahaman tersendiri mengenai fenomena tertentu.
Problem Based Instruction (PBI) merupakan pembelajaran dengan
pendekatan yang konstruktivis, bersifat generatif yaitu tindakan mencipta sesuatu
makna dari apa yang dipelajari sehingga pengetahuan berkembang dan berevolusi
secara dinamis dan konstan. Pelajar diharuskan untuk mengetahui dasar tertentu
dan memodifikasinya. Dosen hanya berperan sebagai penyaji masalah, penanya,
mengadakan dialog, pemberi fasilitas penelitian, menyiapkan feedback yang
membangun. Prinsip uatma dari pendekatan ini adalah pengetahuan tidak diterima
secara pasif, tetpai dibangun secara aktif oleh individu (Nasution,2008). Dengan
ini diyakini pembelajaran bukan seolah-olah berfokus pada hasil (nilai) yang
diterima oleh pelajar tetapi berfokus pada proses yang dialami para pelajar dalam
mendapatkan dan mengolah ilmu tersebut.
 Menerapkan Lectures, seminar, intensive course, self-study, reading circles, dan
online course sebagai variasi metode pembelajaran.
Universitas lebih sering menerapkan metode lecture, lab work
(praktikum) dan sesekali seminar, tetapi sebenarnya masih banyak metode-metode
lain yang belum pernah difungsikan. Dengan adanya variasi metode pembelajaran
diharapakan dapat meningkatkan ketertarikan mahasiswa dalam menuntut ilmu
dan mengurangi rasa bosan dalam pembelajaran, di samping itu dengan adanya
variasi metode diharapkan dosen juga lebih fokus daam menentukan target
kompetensi apa yang harus dicapai oleh mahasiswa pada masing-masing
metodenya.
Metode lectures adalah metode yang sehari-hari digunakan oleh
kebanyakan mahasiswa, pada metode ini dosen akan menjelaskan secara rinci
mengenai suatu topik pembahasan. dapat disimpulkan yang berperan aktif dalam
metode ini adalah dosen. Mahasiswa disini diharapkan untuk mencermati setiap
penjelasan dari dosen dan bertanya jika ada yang kurang mengerti, metode ini
juga berfungsi sebagai bahan atau dasar dari metode yang kedua yaitu seminar.
Jika pada metode lectures yang aktif adalah dosen maka pada metode seminar
yang aktif adalah mahasiswa. Jika didalam kelas biasanya dicampur antara
penjelasan dosen dan presentasi maka pada makalah ini ditawarkan ide untuk
memisahkannya, pada metode seminar para mahasiswa akan dibagi kedalam
beberapa kelompok dan dituntut untuk menyajikan suatu topik permasalahan dan
solusi yang ditawarkan mengacu pada topik yang diterangkan dosen di tahap
lectures sebelumya. Pada tahap seminar mahasiswa diharapakan dapat
mengembangkan materi yang telah diberikan dan dapat diaplikasikan kepada
permasalahan-permasalahan nyata yang terjadi di lapangan, serta dapat
meningkatkan kemampuan public speaking dan kemampuan kerja sama dalam
tim. Yang membedakan seminar dengan presentasi pada biasanya adalah jumlah
mahasiswa yang ikut berpartisipasi. Pada metode seminar, mahasiswa yang
termuat dalam satu kelas lebih sedikit dibandingkan dari metode lecture dengan
perbandingan 1:2 dengan tujuan mengoptimalkan kegiatan presentasi dan diskusi.
Pada metode self-study, intensive couse, reading circle mahasiswa hanya
diberikan daftar buku data artikel yang harus dibaca dan dikuasai dan memilih
jadwal untuk mengikuti ujian elektronik secara online. Model ujiannya juga
beragam seperti esai, written exam, e-exam, dan jurnal yang memuat penjelasan
materi dari awal pertemuan hingga akhir. Metode ini dipercaya dapat
meningkatkan kemampuan aktualisasi diri mahasiswa untuk balajar sendiri dan
melatih mahasiswa untuk lebih mandiri. Untuk sistem ujian, mahasiswa diberikan
kesempatan untuk mengulang sebanyak dua kali dengan tujuan memberikan
kesempatan pada mahasiswa untuk memperbaiki nilainya. Mengenai SKS akan
lebih baik jika satu mata kuliah jumlah SKS nya tidak dihabiskan dalam satu hari
karena akan memakan waktu 2,5 hingga 4 jam dan tidak berdampak baik untuk
otak manusia. Karena menurut penelitian kemampuan optimal otak manusia untuk
mendengar pelajaran adalah 20 menit pertama, maka dari itu setiap mata kuliah
perhari lebih baik dijadwalkan 1 SKS.
 Menerapkan metode ujian lisan (Oral Test)
Tes lisan adalah suatu bentuk tes yang menuntut respons dari anak dalam
bentuk bahasa lisan (Arifin, Z. : 1988). Dalam bentuk tes ini, anak (mahasiswa)
akan menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan dengan
menggunakan kata-katanya sendiri. Ada dua teknik besar yang dapat digunakan
dosen untuk melakukan penilaian terhadap mahasiswa melalui ujian lisan ini yaitu
sebagai sarana untuk mengkonfirmasi karya ilmiah yang dibuat mahasiswa dan
sebagai sarana untuk menanyakan teori yang sebelumnya sudah dibahas di kelas.
Pertama, dosen bisa mengombinasikan metode ujian lisan ini dengan
penugasan mahasiswa berupa pembuatan karya ilmiah, baik individu ataupun
kelompok. Karya ilmiah tersebut nantinya bisa dijadikan dosen sebagai bahan
penilaian akhir dari tugas mahasiswa. Ujian lisan bisa dihadirkan dosen pada saat
ujian akhir semester dimana forum tersebut berfungsi sebagai sarana untuk
mengonfirmasi karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa, baik individu ataupun
kelompok. Secara teknis, mahasiswa bisa bersama-sama masuk ke dalam ruangan
(3-5 orang) untuk kemudian melaksanakan ujian lisan. Tidak hanya
mengonfirmasi karya ilmiah, forum tersebut juga bisa digunakan dosen untuk
menanyakan pendapat atau hal-hal lain terkait dengan pelajaran yang sebelumnya
pernah dibahas di kelas.
Kedua, metode ujian lisan ini tidak hanya digunakan untuk mengonfirmasi
karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa, tetapi juga bisa digunakan sebagai
pengganti ujian tulis yang biasanya dilakukan oleh mahasiswa pada saat UTS dan
UAS. Waktu yang dibutuhkan tidak harus lama sekitar 10-20 menit per satu
mahasiswa jika dilakukan secara individual bukan kelompok. Sebenarnya
pertanyaan yang diajukan oleh dosen bisa sama dengan ujian tulis, hanya saja
metode yang digunakan untuk menjawab yaitu berbeda, dengan cara secara lisan.
Bahkan melalui metode ini, dosen juga bisa menanyakan hal-hal lain yang lebih
jauh untuk mengeksplorasi jawaban yang dikemukakan oleh mahasiswa yang
bersangkutan. Menariknya, mahasiswa dan dosen bisa saling berdebat terkait
sebuah hal sehingga metode ini layak dijadikan sarana untuk mengasah ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh dosen dan mahasiswa. Selanjutnya, mahasiswa
juga tidak perlu untuk menuliskan jawabannya secara panjang lebar. Mahasiswa
cukup datang ke kampus dan bersiap secara mental untuk menjawab pertanyaan
langsung dari dosen yang bersangkutan. Pada metode tes lisan ini para mahasiswa
akan lebih merasa tertantang untuk mengikuti ujian dan diharapkan mereka lebih
bisa untuk mempersiapkan materi yang kemungkinan ditanya oleh dosen, disini
siswa dipersiapkan untuk memiliki critical thinking dan juga mengasah percaya
diri mereka untuk berani mengungkapkan pendapat berdasarkan teori yang telah
dipeljari dan berani mempertanggung jawabkan argument yang telah disampaikan.
Ujian lisan ini bukan hanya cocok untuk mahasiswa dengan jurusan humaniora
tetpai juga untuk jurusan Teknik dan IPA. Dengan diterapkannya metode ini
diharapkan akan memberikan gambaran atas tugas akhir yang harus disiapkan
oleh semua mahasiswa yaitu sidang skripsi, dan sangat berguna dalam proses
memasuki dunia kerja untuk menghadapi tahap tes wawancara.
a. Fasilitas kuliah apa yang harus disempurnakan?
 Menyediakan fasilitas konsultasi akademik
Menurut data survei yang telah dilakukan oleh Badan Pengembangan dan
Pengkajian Keilmuan Nasional ILMPI (Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi
Indonesia) periode 2019-2020, ditemukan bahwa 1470 responden mengalami rasa
cemas terus-menerus, 1235 responden mengalami kelelahan berkepanjangan tanpa
penyebab yang jelas, 907 responden mengalami sedih hingga mengganggu
aktivitas kegiatannya, mengalami ketidakpercayaan diri sejumlah 651 responden,
23 responden tidak minat dalam kegiatan, 19 responden merasa tertekan, 12
responden merasa tidak berguna, sedangkan 168 responden mengalami
permasalahan mental selain yang telah disebutkan di atas. Data tersebut terbukti
mengungkap permasalahan mental mahasiswa tidak boleh lagi dianggap sebelah
mata saja. Jiwa yang bermasalah menjadi topik penting pembahasan yang harus di
atasi sebelum memicu terjadinya permasalahan mental lainnya seperti depresi,
stress, mencetak ide bunuh diri.

Konsultasi akademik adalah suatu upaya untuk mendorong mahasiswa


dalam merealisasikan visi dan misinya di masa perkuliahan dengan
mempertimbangkan kondisi kesehatan mental mereka. Maslow dalam teori
Hierarki Kehidupan menunjukkan bahwa untuk mencapai tingkatan aktualisasi
diri dibutuhkan tingkatan-tingkatan lainnya, salah satunya adalah kebutuhan
sosial. Kebutuhan ini dapat dipenuhi melalui interaksi dan bertukar pikiran
dengan orang yang dianggap mampu mengarahkan. Dengan fasilitas konsultasi
akademik yang diadakan selama dua kali selama satu semester, mahasiswa dapat
mendiskusikan strategi apa saja yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan
akademik yang berkaitan dengan time management, stress management, problem
solving, kondisi lapangan pekerjaan di Indonesia, dll. Serta menceritakan
kekhawatiran yang dirasakan. Dengan ini diharapkan mahasiswa khususnya yang
jauh dari keluarga akan lebih fokus dan mampu mewujudkan tujuan-tujuan
akademis yang diinginkannya.
 Menyederhanakan proses birokrasi yang berbelit.
Sebagai mahasiswa kami sering sekali berkutat dengan proses administrasi
di kampus yang berbelit. Mahasiswa diharuskan ke prodi bertanya kelengkapan
apa saja yang harus disiapkan dan kembali membawa kelengkapan data tersebut,
tidak hanya itu mahasiswa harus menunggu berkas yang diajukan untuk di tanda
tangani dan itu tidak jarang memakan waktu yang lama. Disini sistem elektronik
sangatlah berperan untuk menjembatangani permasalahan yang sering terjadi,
akan lebih baik jika semua dilakukan secara online baik dari website prodi
maupun website universitas. Pada website tersebut diharapkan sudah ditulis
keterangan yang jelas mengenai hal yang ingin diurus. Dengan pengaplikasian e-
akademik yang telah dicangankan DIKTI dengan baik dan benar dipercayai akan
sangat membantu baik mahasiswa dan karyawan bagian administrasi, ini juga
akan menghemat waktu mahasiswa yang seblumnya harus menunggu kesiapan
berkasnya ditanda tangani, sekarang sudah bisa mengalokasikan waktunya untuk
kegiatan yang bisa mengasah kemampuan akademisnya.

 Tata letak ruang yang ideal dan jumlah mahasiswa dalam satu kelas.
Efektivitas sangat dibutuhkan dalam aktivitas belajar karena hal itu akan
mempengaruhi hasil ilmu yang akan dicapai. Dalam mewujudkan efektivitas
belajar tersebut, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain
adalah fasilitas ruang belajar. Desain fasilitas ruang belajar mempunyai peranan
yang cukup penting dalam meningkatkan kefokusan mahasiswa saat belajar.
Sering kali mahasiswa kurang nyaman pada saat proses belajar maka dari itu
untuk meningkatkan efektivitas dalam belajar, diperlukan suatu ruang perkuliahan
yang memiliki fasilitas belajar dengan peletakan yang sesuai dengan standar
kebutuhannya. Tata letak tempat duduk yg lebih efektif adalah mode setengah
lingkaran dan dibuat lebih tinggi dari barisan paling belakang menuju barisan
paling depan, dosen akan berada di tengah dan disediakan mic serta speaker untuk
dosen menjelaskan, serta proyektor untuk menampilkan bahan materi. Dengan
begitu dosen akan bisa secara jelas melihat semua mahasiswanya dan proses
belajar mengajar juga terlaksana secara lebih efektif. Pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis di Universitas Sumatera Utara sudah terdapat model tata letak bangku yang
seperti dijelaskan diatas tetpai hanya dua kelas. Sementara kelas lainnya masih
menggunakan model rectangle. Model rectangle sendiri kurang efektif karena
mahasiswa yang berkesampatan duduk di belakang tidak dapat melihat dosen
secara jelas dan slide yang sedang ditampilkan dosen karena terhalang oleh orang-
orang yang berada di depannya, dosen juga lebih fokus hanya pada orang-orang
yang duduk di bangku depan saja dan tidak mengetahui kegiatan apa saja yang
sedang dilakukan mahasiswa yang berada di barisan belakang. Untuk itu model
rectangular dipercayai kurang efektif dalam pembelajaran. Selain tata letak
bangku, jumlah mahasiswa yang berada dalam satu kelas juga berpengaruh
terhadap keefektifan yang terjadi saat pembelajaran. Jumlah mahasiswa dalam
satu kelas cukup 30 orang saja, hal ini dilakukan untuk mengurangi keributan
yang biasaya terjadi pad akelas yang berisi 50 mahasiswa, dan hal ini dipercayai
dapat mendorong komunikasi antara mahasiswa dan dosen yang lebih aktif.

b. Kualitas dosen yang bagaimana yang ideal?


Dosen adalah satu komponen pentind untuk meningkatkan mutu
Pendidikan. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35 ayat 3, bahwa untuk
mencapai mutu standar Pendidikan itu tidak hanya ditentukan oleh unsur tenaga
kependidikan yakni dosen, tetapi juga bagaimana pengelolaan perguruan tinggi itu
stas standar isi, proses, kompetensi lulusan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan, dan penilaian Pendidikan yang dapat dilaksanakan oleh suatu badan
standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu Pendidikan. Dalam Undang-
undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pasal 1 ayat 2 dinyatakan
bahwa, “dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni melalui Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyrakat”. Kedudukan dosen sebagai tenaga professional berfungsi
meningkatkan martabat dan peran dosen sebagai agen pengembang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan seni berfungsi untuk meningkatkan mutu
Pendidikan.
Dosen di perguruan tinggi mempunyai peran strategis ditinjau dari sisi
pembinaan akademik dan mahasiswa. Dosen merupakan tenaga professional yang
menetapkan apa yang terbaik untuk mahasiswanyaerdasarkan pertimbagan
professional. Banyak pengakuan yang menyatakan bahwa pengembangan mutu
Pendidikan dapat ditempuh melalui pengembangan mutu dosen. Hal ini tampak
dari penelitian “the man behind the system” (Miller, 1980:76). Menurut Ritzer
&Goodman (2003:117), peran digambarkan sebagai interaksi sosial yangbermain
sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai dengan teori peran,
harapan-harapan peran merupakan pemahaman Bersama yang menuntun
seseorang untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Menurut teori ini,
seseorang yang berperan sebagai dosen diharapkan berperilaku sesuai dengan
tugas-tugas dan kweajiban yang ditetapkan sebagai dosen. Oleh karena itu,
seorang dosen dikatakan bereran apabila ia mempu dan telah melaksanakan tugas
Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Tugas yang dimaksud
identic dengan kinerja, yakni seperangkat perilaku yang relevan dengan tujuan
organisasi di tempat ia bekerja (Sudarmanto,2009:9).
Seorang dosen haruslah bersungguh-sunggguh untuk berkontribusi dalam
pengembangan mahasiswanya, walapun seorang dosen sudah terlalu banyak
mengajar mahasiswa lain, salah satu karakteristik dari dosen yang diharapkan
mahasiswa adalah dosen yang mau mendengarkan pendapat yang disampaikan
oleh mahasiswa tanpa memotong pendapatnya terlebih dahulu, walapun apa yang
disampaikan mahasiswanya tidak sesuai dengan teori yang sudah dipelajari.
Seorang dosen yang baik adalah dia yang mampu mendengarkan dan meluruskan.
Disamping itu dosen yang memiliki kualitas yang baik adalah dosen yang mampu
mengoreksi mahasiswa tanpa mematahkan semangat mahasiswanya. Sangat
banyak mahasiswa yang ingin diberi masukan oleh dosennya mengenai
perkembangan kemampuan akademisnya, oleh karena itu mahasiswa
mengharapkan dosen untuk memberikan umpan balik (feedback) yang
membangun terhadap tugas yang telah diselesaikan mahasiswa, menurut
pengalaman pemakalah dosen hanya memberikan nilai terhadap tugas yang sudah
dikerjakan dan dikumpulkan mahasiswanya tanpa ada komentar dan saran yang
membangun untuk perbaikan tugasnya. Disamping itu komunikasi dua arah antara
dosen dan mahasiswa sangatlah penting ditambah lagi saat masa pandemic seperti
sekarang ini. Komunikasi dua arah dapat dilakukan melalui aplikasi Zoom
ataupun Google Meet, dengan pengaplikasian Digital Platform tersebut
diharapkan pembelajaran akan lebih efektif dan mahasiswa akan aktif mengikuti
pembelajaran yang bebasis digital ini.
Dengan mengacu pada metode-metode pembelajaran diatas tadi seperti
Lectures, seminar, intensive course, self-study, reading circles, dan online course
diharapkan dosen bisa menempatkan posisinya sesuai dengan model
pembelajaran, seperti untuk metode Lectures, dosenlah yang berperan aktif untuk
menyajikan materi dan menjelaskan secara rinci agar mahasiswanya mengerti.
Dan pada saat seminar, biarkanlah mahasiswa yang lebih aktif berperan tanpa
mengesampingkan umpan balik yang membangun. Seorang dosen diharapkan
mempunyai kompetensi dalam mengoprasikan komputer dan mengoperasikan
internet, hal ini akan memudahkan pekerjaan dosen tersebut. Kualitas lain yang
paling penting dimiliki oleh seorang dosen adalah dosen yang selalu mengikuti
dan meng-upgrade ilmu yang dimilikinya, karena zaman berubah maka dosen
juga harus menyesuaikan terhadap situasi dan permasalahan terkini, seorang
dosen harusla meng-upgrade dirinya secara open-minded mengenai teori-teori
baru yang berkembang, bukan hanya dari teori yang telah dipelajarinya selama 10
atau 15 tahun sebelumnya.

c. Keterampilan apa yang perlu dipelajari selama kuliah (soft skill dan hard skill(
Seiring berkembangnya zaman, pertambahan penduduk pun semakin
meningkat sementara lapangan kerja semakin sedikit yang tersedia. Maka dari itu
mahasiswa harus mempersiapkan bekal kemampuan yang wajib dikuasainya
untuk dapat survive setelah lulus dari perguruan tinggi. Terdapat dua kemampuan
yang penting, yaitu hard skill, kemampuan yang dapat dipelajari yang diperoleh
dan ditingkatkan melalui latihan, pengulangan, dan Pendidikan. dan soft skill,
kemampuan non teknis pada diri seseorang yang terlahir secara alami dan sangat
penting dimiliki untuk menjajaki dunia kerja. Karena soft skill terlahir secara
alami, maka soft skill sendiri tidak bisa dipelajari di bangku sekolah, pelatihan,
atau kuliah seperti ilmu pasti. Hard skill  bisa diperoleh melalui program
pendidikan dan pelatihan formal, termasuk kuliah, magang, kelas pelatihan jangka
pendek, kursus online, dan program sertifikasi, serta pelatihan di tempat kerja.
Seperti:
 Kemampuan menggunakan komputer
Saat ini, hampir seluruh pekerjaan dipastikan melibatkan pemakaian
komputer di dalamnya. Dimulai dari masalah yang sederhana seperti pencatatan
hingga yang lebih kompleks seperti pengolahan data. Secara umum terdapat
kepentingan pekerjaan lain yang membutuhkan komputer saat ini, yaitu
pembuatan makalah, laporan ataupun presentasi. Kemampuan menggunakan
program seperti Power Point atau program sejenis yang sangat membantu
mendukung penggambaran suatu topik sehingga mudah dipahami dan menarik
bagi pemirsanya.  

 Kemampuan Bahasa asing

Kemampuan berbahasa asing masih menjadi kebutuhan dalam dunia kerja


saat ini. Dengan referensi dan sumber bisnis yang banyak berkiblat ke dunia
internasional, membuat kemampuan bahasa asing seorang karyawan akan menjadi
nilai plus yang sangat dibutuhkan oleh banyak perusahaan. emampuan Bahasa
Inggris menjadi sebuah standar dalam seleksi karyawan. Namun dengan arah
bisnis yang juga sudah banyak berhubungan dengan negara lainnya membuat
beberapa bahasa asing menjadi tambahan kualifikasi yang disyaratkan perusahaan.
Beberapa Bahasa asing itu seperti Bahasa Mandarin, Jepang, Korea Selatan,
Jerman dan Belanda.

 Kreatif dan inovatif


Tantangan dan dinamika dalam dunia kerja menuntut kemampuan
karyawannya melakukan upaya-upaya cerdas dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan yang ada. Istilah “Thinking Out of The Box” sudah menjadi hal
yang biasa didengungkan dalam pekerjaan. Istilah ini dimaksudkan sebagai pola
berpikir yang tidak biasa dalam melihat sebuah permasalahan sekaligus upaya
penyelesaiannya. Atau juga istilah seperti “Red Ocean” yang menggambarkan hal
yang “konvensional’ atau sesuatu yang sudah umum berjalan dan “Blue Ocean”
untuk sesuatu yang “extraordinary” untuk sesuatu yang benar-benar berbeda yang
belum pernah ada sebelumnya. Biasanya istilah ini dipakai dalam upaya
menciptakan peluang pasar baru dengan mengambil celah atau peluang yang
belum pernah dimasuki oleh iker itor lainnya. Kedua istilah ini menjadi dasar
dari upaya mendorong pola iker kreatif dan inovatif dari seorang karyawan yang
sangat dibutuhkan oleh perusahaan atau organisasi.

 Kemampuan analisis

Analisis sangat terkait dengan penguasaan dalam mengidentifikasi suatu


permasalahan yang mengarah kepada solusi. Di sini dibutuhkan kemampuan
mengembangkan pola pikir logis sistematis yang tidak hanya digunakan untuk diri
sendiri tetapi dapat dipahami oleh rekan kerja ataupun pihak lainnya seperti klien
atau konsumen. Di dalamnya juga dapat melibatkan program atau aplikasi
komputer untuk membantu analisis terkait dengan pengolahan data penunjang. Ini
sebagai upaya mendapatkan solusi atau sebuah kesimpulan.

Disisi lain soft skill juga sangat penting, seperti:

 Kemampuan mendengar yang baik

Kemampuan mendengar yang baik merupakan contoh dari soft skill


yang selanjutnya. Contoh soft skill yang satu ini sangat penting sekali dimiliki
oleh setiap orang atau karyawan. Karena dengan menjadi seorang pendengar yang
baik, maka berbagai macam instruksi dari atasan pun bisa dilakukan dengan baik
pula. Sehingga kemajuan atau keberhasilan perusahaan pun bisa diraih dengan
cepat.

Contoh soft skill yang satu ini pun bukan hanya bagus dan bermanfaat bagi
keberhasilan dan kemajuan sebuah perusahaan. Lebih dari itu, kemampuan soft
skill yang satu ini pun bermanfaat bagi diri sendiri. Karena dengan menjadi
pendengar yang baik, banyak sekali manfaat yang akan didapatkan dari
kemampuan soft skill itu sendiri.

 Mempunyai kemampuan dalam memimpin

Mempunyai kemampuan dalam memimpin merupakan salah satu


contoh soft skill yang sangat penting sekali dimiliki oleh orang-orang yang ingin
bekerja pada suatu perusahaan. Karena kemampuan dalam memimpin sendiri
sangat diperlukan bagi perusahaan. Jika setiap karyawan mempunyai kemampuan
dalam memimpin, maka mereka pun akan memimpin sendiri dalam pekerjaan
mereka masing-masing sehingga pekerjaan pun akan optimal.

 Kemampuan komunikasi yang baik

Kemampuan komunikasi pun menjadi salah satu soft skill yang sangat
dibutuhkan dalam sebuah perusahaan atau bisnis yang sedang dijalankan. Karena
dengan kemampuan yang satu ini perusahaan atau bisnis bisa mendapatkan relasi
yang banyak dan besar. Dengan begitu perusahaan atau bisnis yang sedang
dijalankan pun akan cepat berkembang.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring
Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-
Bangsa (UNESCO). indeks pembangunan pendidikan atau education development
index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan
Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia dan menyimpulkan
bahwasanya kualitas Pendidikan di Indosedia rendah, ini berdampak pada kulaitas
SDM yang diperispkan dan dihasilkan untuk bekerja. Maka dari itu pemakalh
menwarkan beberapa solusi yang bisa diterapkan untuk memperbaiki sitem ini,
dimulai dengan menerapkan Problem Based Information (PBI), Menerapkan
Lectures, seminar, intensive course, self-study, reading circles, dan online course
sebagai variasi metode pembelajaran, menambahkan metode ujian lisan,
menyediakan layanan konsultasi akademis, memperbaiki sarana & prasara
kampus, meningkatkan kualitas dosen, untuk mahasiswa bersungguh-sungguh
dalam mengembangkan kemampuan hard skill dan soft skill. Dengan seiring
meningkatnya hal-hal yang disebtukan diatas maka kualitas SDM yang dihasilkan
juga akan unggul dan siap menghadapi kerasnya persaingan kerja.
V. LAMPIRAN

Teori Maslow Hierarki Kebutuhan

APK menurut jenjang Pendidikan


Tingkat Pendidikan Tertinggi Ditamatkan Penduduk Indonesia

Proporsi Pengangguran Indonesia


Model Tata Letak Dalam Kelas

Anda mungkin juga menyukai