DINAS PENDIDIKAN
Website : smanegeriagamcendekia.sch.id
e-mail : smanagamcendekia.tu@gmail.com
HALAMAN IDENTITAS
smanagamcendekia.tu@gmail.com
8. Nilai Akreditasi : A
i
SEKOLAH SMA NEGERI AGAM CENDEKIA
ALAMAT JalanRayaMuko-mukoManinjau
KEPSEK MHernandar,S.Pd,M.Si
KABUPATEN/ KOTA Agam
TANGGAL VERIVIKASI …... Juni2021
PETUGAS VERIVIKASI ….
KETERANGAN
KOMPONEN
YA
TIDAK
LENGKAP TIDAK LENGKAP
COVER, memuat :
1 Logo Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
2 Judul: Kurikulum SMA NEGERI AGAM CENDEKIA
3 Tahun pelajaran 2021/2022
4 Nama Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat dan Cabang Dinas
5 Alamat sekolah
HALAMAN IDENTITAS SEKOLAH, memuat :
1 Nama dan alamat lengkap sekolah
2 NPSN
3 Nomor Telepon, Fax dan Email Sekolah
4 Nama Kepala Sekolah
5 Nomor Telp/HP dan Email
6 Nama Ketua TPK sekolah
7 Nomor telp/HP dan email
8 Nilai Akreditasi Terakhir (Nilai angka, Predikat dan tahun akreditasi)
9 Nilai KTSP Tahun lalu (Nilai angka dan Predikat)
HALAMAN VERIFIKASI, memuat :
1 Instrumen verifikasi berisi saran dan catatan Verifikator
2 Rumusan kalimat verifikasi
3 Tempat/Tanggal diverifikasi
4 Tanda tangan pengawas pembina
HALAMAN PENGESAHAN, memuat :
1 Rumusan kalimat pengesahan
2 Tanda tangan kepala sekolah dan stempel/cap sekolah
3 Tanda tangan komite sekolah dan stempel/cap komite
4 Tempat untuk tanda tangan Kepala Dinas Pendidikan provinsi
KATA PENGANTAR, memuat :
1 Ungkapan rasa syukur kepada Tuhan YME
2 Rasional penyusunan dokumen sesuai peraturan yang relevan
3 Ucapan terima kasih kepada para pihak yang telah membantu tersusunnya
dokumen KTSP
4 Harapan penyempurnaan dokumen KTSP untuk masa yang akan datang
5 Tempat, tanggal, nama, Tanda Tangan Kepala Sekolah disertai stempel
DAFTAR ISI, memuat :
Memiliki kelengkapan daftar isi sesuai dengan sistematika dokumen I KTSP
1
yang dikeluarkan oleh TPK SMA Provinsi Sumatera Barat tahun 2021
Penulisan Judul Bab dan Sub Babsesuai dengan kerangka dokumen KTSP
2
yang dikeluarkan oleh TPK SMK Provinsi Sumatera Barat tahun 2021.
3 Penulisan ejaan sesuai EYD
4 Adanya kesesuaian antara penomoran halaman dengan daftar isi
A. Rasional
1 Kondisi ideal 5 SNP (SKL, ISI, Proses, Penilaian dan Pengelolaan)
berdasarkan indikator mutu
2 Kondisi nyata satuan pendidikan berdasarkan indikator mutu sesuai
dengan 5 SNP (SKL, ISI, Proses, Penilaian, Pengelolaan)
3 Potensi yang dimiliki sekolah baik akademik maupun non akademik
ii
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24Tahun
5 2006Tentang Pelaksanaan Permendiknas No.22 dan 23 Tahun 2006
PermendikbudNo.80Tahun2013(PendidikanMenengahUniversal)
8
SuratEdaranMendikbudno14tahun2019tentangPenyederhanaan
26 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
iii
Perda Provinsi Sumatera Barat No 2 Tahun 2019 Tentang
30
Penyelenggaraan Pendidikan
MemenuhiketentuanPPno.57/2021tentangSNPyangmenyatakan
1 setiap satuan pendidikan menyusun KTSP dan Permendikbud
61/2014 ttgKTSP
2 Pedoman operasional sekolah 1 tahun ke depan
KETERANGAN
KOMPONEN
Merupakan pernyataan yang ringkas dan mudah dipahami serta
1 Memotivasi
iv
Menjabarkan pencapaian visi dalam bentuk pernyataan yang terukur dan
dapat dicapai sesuai dengan skala prioritas, mencakup:
A. Kerangka Dasar
1 Landasan Filosofis
2 Landasan Sosiologis
3 Landasan Psikopedagogis
4 Landasan Teoritis
5 Landasan Yuridis
B. Struktur Kurikulum
1. Kompetensi Inti
c Memuat alokasi waktu per mata pelajaran pada kelas X, XI, XII
v
d Jumlah jam tatap muka per Minggu pada kelas X, XI, XII
a. Berbasis Kelas
c. Berbasis Komunitas
c. Lingkungan Akademik
7. Pengembangan Diri
vi
2). Teknik Penilaian dan Pengolahan Nilai
Ekstra Kurikuler wajib
9. Peminatan
c. Mekanisme peminatan
a. Penilaian Sikap
1. Teknik Penilaian
b. Penilaian Pengetahuan
vii
b. Pengolahan nilai pengetahuan
c. Penilaian Keterampilan
b. Pengolahan nilai
a.
Pen Persiapan sekolah untuk Asesmen Nasional
14. Kelulusan
viii
1 Pengaturan minggu efektif semester 1 dan 2 kelas X
2 Libur nasional
3 Libur keagamaan
KETERANGAN
KOMPONEN
LAMPIRAN
ix
b. Mengintegrasikan nilai-nilai budaya Minangkabau
DOKUMEN II SILABUS
4 Memiliki KI/KD
x
9 Mencantumkan Alokasi Waktu
3 Tujuan Pembelajaran
xi
KETERANGAN
KOMPONEN
Kegiatan Pembelajaran (kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan
4
penutup)
1. Penilaian hasil belajar : Sikap, Pengetahuan dan Ketrampilanyang
5 memuat ; a).teknik, b), bentuk instrumen, c. Pedomanpenskoran
2. Program Remedial danpengayaan
Lampiran RPP: Bahan ajar (materi ajar) berbasis literasi dan numerasi,
6 soal penugasan/latihan, kisi-kisi dan soal ulangan harian
.....................................................................
NIP.
xii
LEMBAR PENGESAHAN
Ditetapkan di : Muko-muko
Mengetahui :
Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Barat
xiii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA Negeri
Agam Cendekia Tahun Pelajaran 2021/2022 dapat diselesaikan.
xiv
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat-Nya sehingga kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) sekolah ini dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Aamiin.
Muko-muko,Juni 2021
Kepala SMA Negeri Agam Cendekia
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
…………………………………………… ii
BAB IPENDAHULUAN...................................................................................1
A. Rasional.............................................................................................1
1. Kondisi ideal dan Kondisi nyata satuan Pendidikan.....................1
2. Potensi dan karakteristik satuan pendidikan................................7
B. Dasar Hukum.....................................................................................13
C. Tujuan Penyusunan KTSP.................................................................16
BAB IITUJUAN SATUAN PENDIDIKAN........................................................18
A. Visi Satuan Pendidikan......................................................................18
1. Rumusan visi.................................................................................18
2. Indikator pencapaian visi...............................................................18
B. Misi Satuan Pendidikan......................................................................18
C. Tujuan satuan pendidikan..................................................................19
BAB IIISTRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT
SATUANPENDIDIKAN.......................................................................21
A. Kerangka Dasar.................................................................................21
1. Landasan Filosofis …………………………………………………… 22
2. Landasan Sosiologi ………………………………………………….. 23
3. Landasan Psikopedagogis……………………………………………23
4. Landasan Teoritis ……………………………………………………. 24
5. Landasan Yuridis …………………………………………………….. 24
B. Stuktur Kurikulum
1. Kompetensi inti ………………………………………………………. 25
2. Muatan Kurikulum Nasional …………………………………………
a. Kurikulum yang digunakan (K.13/Kurikulum Darurat/
xvi
Kurikulum Mandiri*) Dengan alasan pemilihan ……………… 31
b. Struktur Kurikulum dan Daftar Mata Pelajaran Kelas X...........32
c. Struktur Kurikulum dan Daftar Mata Pelajaran Kelas XI..........36
d. Struktur Kurikulum dan Daftar Mata Pelajaran Kelas XII……..39
3. Muatan Kurikulum Daerah/Muatan Lokal.......................................42
a. Daftar Mata Pelajaran dan Kompetensi Dasar yang muatan
lokal nilai-nilai Alquran dan Budaya Minangkabau pada mata
pelajaran ..................... ............................................................42
1. Kelas X ................................................................................43
2. Kelas XI ...............................................................................44
3. Kelas XII ..............................................................................44
b. Strategi Pelaksanaan Muatan Lokal Nilai-nilai Alquran
dan Budaya Minangkabau yang Terintegrasi pada KI- KD
mata pelajaran yang relevan ....................................................44
4. Muatan kekhasan satuan pendidikan/ kurikulum
unggulan sekolah ..........................................................................44
a. Penerapan pendidikan kecakapan hidup yang
menggambarkan kewirausahaan dan ekonomi kreatif..............44
b. Penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan
lokal dan global.........................................................................49
5. Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)...................54
a. Berbasis Kelas..........................................................................60
b. Berbasis budaya sekolah..........................................................61
c. Berbasis masyarakat.................................................................62
d. Evaluasi dan tindak lanjut .........................................................64
6. Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).................................65
a. Lingkungan Fisik Sekolah.............................................................67
b. Lingkungan Sosial dan Afektif.....................................................68
c. Lingkungan Akademik.................................................................68
d. Evaluasi dan tindak lanjut …………………………………………. 70
7. Pengembangan Diri...........................................................................72
a. Layanan Bimbingan dan Konseling (BK).....................................72
1) Penyiapan Need Assesment............................................73
2) Program Layanan Bimbingan dan Konseling..................76
3) Jenis Layanan.................................................................79
xvii
4) Bidang Bimbingan ...........................................................82
5) Rencana Pelaksanaan Layanan......................................86
6) Evaluasi dan Tindak Lanjut Kegiatan Layanan
Konseling................................................................................86
b. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib dan Pilihan.................................87
a. Ekstrakurikuler Wajib..............................................................87
1) Jenis dan Strategi Pelaksanaan.........................................87
2) Teknik Penilaian dan Pengolahan Nilai..............................89
3) Evaluasi dan Pelaporan 90
4) Pelaporan Kegiatan 91
b. Ekstrakurikuler Pilihan........................................................91
1) Jenis dan Strategi Pelaksanaan.........................................91
2) Teknik Penilaian dan Pengolahan Nilai..............................94
3) Evaluasi dan Pelaporan.....................................................95
4) Pelaporan Kegiatan............................................................96
8. Pengaturan beban belajar..................................................................
1. Deskripsi Sistem Pembelajaran yang Digunakan
(Paket).........................................................................................95
2. Pengaturan Alokasi Waktu Pembelajaran...................................97
3. Pengaturan Beban Belajar TM, PT, KM dan Contohnya..............100
9. Peminatan .......................................................................................102
1. Deskripsi dan Kriteria Peminatan................................................102
2. Program Penelusuran Bakat, Minat, dan Prestasi
Peserta Didik...............................................................................103
3. Mekanisme Peminatan................................................................103
10. Ketuntasan Belajar.............................................................................104
1. Uraian mekanisme dan penentuan KKM berdasarkan
3 komponen.................................................................................104
2. Daftar KKM semua mata pelajaran persemester ……………….. 108
3. Program Sekolah untuk mencapai KKM ideal ............................109
11.Rancangan Penilaian Pembelajaran..................................................110
a) Penilaian Sikap............................................................................110
i. Teknik Penilaian.....................................................................110
ii. Pengolahan Nilai Sikap...........................................................115
b) Penilaian Pengetahuan...............................................................115
xviii
i. Teknik dan Instrumen Penilaian..............................................115
ii. Pengolahan Nilai Pengetahuan...............................................118
c) Penilaian Keterampilan................................................................118
i. Teknik dan Instrumen Penilaian..............................................123
ii. Pengolahan Nilai Keterampilan...............................................123
d) Remedi dan Pengayaan..............................................................124
i. Mekanisme dan Prosedur Pelaksanaan..................................124
ii. Pengolahan Nilai.....................................................................125
e) Pengolahan Nilai Akhir dan Predikat/Kategori.............................126
12. Kenaikan Kelas .................................................................................128
a. Kriteria Kenaikan kelas………………………………………………129
b. Prosedur penentuan kenaikan kelas............................................129
c. Prosedur dan Bentuk Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik.......130
13. Kelulusan...........................................................................................135
1. Kriteria Kelulusan dari Satuan Pendidikan.....................................135
2. Proses Penentuan Kelulusan Peserta Didik dari
Satuan Pendidikan.......................................................................135
3. Pelaksanaan Ujian Sekolah Berbasis Nasional.............................136
4. Target Kelulusan dan Program Peningkatan.................................137
xix
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab termasuk sikap
peduli dan berbudaya lingkungan. Sikap peduli merupakan karakter yang sangat
penting ditumbuhkembangkan pada diri peserta didik melalui pembelajaran
maupun pengembangan diri. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
mengamanatkan, bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang
pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan
mengacu kepada Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar
Proses (SP) dan Standar Penialian, serta berpedoman pada panduan yang
disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
1. Kondisi Ideal dan Kondisi Nyata Satuan Pendidikan
Kondisi nyata di SMA Negeri Agam Cendekia tentang lima dari delapan
Standar Nasional Pendidikan sebagai berikut:
a. Standar Komptensi Lulusan (SKL)
Analisis SKL Satuan Pendidikan memuat deskripsi hasil analisis
Standar Kompetensi Lulusan yang sekurang-kurangnya memaparkan kondisi
riil pencapaian Standar Kompetensi Lulusan, kondisi yang diharapkan sesuai
dengan kondisi ideal (SNP) dan rencana tindak lanjut untuk memenuhinya.
1
Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional telah ditetapkan
Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta
didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di
satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. SKL untuk
SMA meliputi:
1) Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi sikap. Aspek sikap yang harus
dimiliki lulusan adalah beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
berkarakter, disiplin, santun, jujur, percaya diri, bertanggung jawab,
pembelajar sejati sepanjang hayat, serta sehat jasmani dan rohani.
2) Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan, yaitu memiliki
pengetahuan faktual, prosedural, konseptual dan metakognitif.
3) Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi keterampilan yaitu keterampilan
berpikir dan bertindak: kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan
komunikatif.
Kondisi nyata di SMAN Agam Cendekia berdasarkan rapor mutu,
standar ini bernilai 6,37 atau menuju SNP 4, dengan rincian sebagai berikut :
1) Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi sikap, memperoleh nilai 6,48
(menuju SNP 4).
2) Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan, yaitu memiliki
pengetahuan faktual, prosedural, konseptual dan metakognitif. Indikator ini
mencapai nilai 6,38 (menuju SNP 4). Untuk indikator ini sekolah melakukan
tindak lanjut berupa menerapkan berbagai metode pembelajaran dan
menggunakan menggunakan berbagai media/sumber belajar yang
menunjang.
3) Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi keterampilan indikator ini
mencapai nilai 6,26 (menuju SNP 4).
Sekolah sudah melakukan Analisis Standar Kompetensi Lulusan melalui
tiga bentuk kegiatan. Pertama, analisis substansi SKL dan hubungannya
dengan standar Isi untuk pengembangan KTSP, Silabus dan RPP. Kedua,
analisis pemetaan pencapaian SKL, untuk membandingkan antara
kondisiideal dan kondisi riil sekolah dalam mencapai pemenuhan Standar
2
Kompetensi Lulusan. Ketiga, mengidentifikasi kesenjangan dan perumusan
rencana tindak lanjut. Hasil analisis ini sudah digunakan sebagai bahan
dalam penyusunan rencana jangka menengah (RKJM 4 tahunan) dan rencana
kerja dan anggaran sekolah (RKAS tahunan).
b. Standar Isi
Sejak tahun pelajaran 2018/2019 lalu, SMA Negeri Agam Cendekia telah
menerapkan Kurikulum 2013. Untuk tahun pelajaran 2020/2021, semua
tingkatan kelas telah melaksanakan kurikulum 2013. Jadi, hanya satu
kurikulum yang dilaksanakan di sekolah ini.
Untuk mencapai kompetensi lulusan perlu ditetapkan Standar Isi yang
merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan
pendidikan nasional dalam domain sikap spiritual dan sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan. Standar Isi meliputi: 1) perangkat
pembelajaran sesuai rumusan kompetensi lulusan, 2) kurikulum tingkat satuan
pendidikan sesuai prosedur, 3) sekolah melaksanakan kurikulum sesuai
ketentuan.
Kondisi nyata standar isi di SMAN Agam Cendekia merujuk pada rapor
mutu standar isi memperoleh nilai 5,16 (menuju SNP 4). Berikut kondisi nyata
standar isi berdasarkan rapor mutu.
1) Perangkat pembelajaran sesuai rumusan kompetensi lulusan. Indikator ini
baru memperoleh nilai 5,25 (menuju SNP 4).
2) Kurikulum tingkat satuan pendidikan sesuai prosedur. Indikator ini hanya
memperoleh nilai 6,57 (menuju SNP 4).
3) Sekolah melaksanakan kurikulum sesuia ketentuan. Indikator ini
memperoleh nilai 3,67 (menuju SNP 2).
Standar Isi ini terjadi kesenjangan antara kondisi ideal dengan kondisi
nyata sehingga perlu dilakukan tindak lanjut agar menuju SNP. Tindak lanjut
standar ini berupa pelaksanaan kegiatan IHT, bimtek, workshop, dan
mengaktifkan kegiatan KKG dan MGMP, serta melibatkan tim dan pihak
terkait dalam penyusunan KTSP.
3
c. Standar Proses
Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.
Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan
dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Standar proses meliputi: 1) sekolah merencanakan proses pembelajaran
sesuai dengan ketentuan, 2) proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat,
dan 3) pengawasan dan penilaian otentik dilakukan dalam proses
pembelajaran. Standar proses ini menggambarkan pelaksanaan proses
pembelajaran di satuan pendidikan. Standar Proses ini dilaksanakan melalui
tiga tahapan: tahap perencanaan, proses, dan evaluasi/tindak lanjut.
Kondisi nyata pelaksanaan Standar Proses di SMAN Agam Cendekia
sudah cukup baik, standar ini memperoleh nilai 5,33 (menuju SNP 4). Berikut
gambaran Standar Proses SMAN Agam Cendekia berdasarkan rapor mutu.
1) Sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuai dengan ketentuan.
Indikator ini terlaksana dengan baik dengan perolehan nilai 4,76 (menuju
SNP 3). Pendidik telah mengembangkan silabus dan RPP sesuai dengan
regulasi yang berlaku dan mengacu pada kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik. Evaluasi dari kepala sekolah dan pengawas perlu
ditingkatkan agar indikator ini menuju SNP.
2) Proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat. Indikator ini memperoleh
nilai 5,82 (menuju SNP 4). Sub indikator ini perlu ditindaklanjuti secara baik
agar tercapai SNP.
3) Pengawasan dan penilaian otentik dilakukan dalam proses pembelajaran.
Indikator ini memperoleh nilai 5,41 (menuju SNP 4). Sub indikator ini perlu
ditindaklanjuti secara baik agar tercapai SNP.
Berdasarkan kondisi nyata di atas, terdapat kesenjangan-kesenjangan
dibandingkan dengan kondisi ideal Standar Proses. Oleh karena itu,
kesenjangan tersebut ditindaklanjuti berupa peningkatan kompetensi guru
4
dalam mengembangkan proses pembelajaran. Upaya tersebut dilakukan
dalam bentuk pemberdayaan guru dalam membimbing teman sejawat,
mengaktifkan kegiatan KKG dan MGMP, melakukan IHT, bimtek, workshop
dan lain-lain.
d. Standar Penilaian
Secara ideal, penilaian harus sesuai dengan regualasi yang berlaku,
yaitu Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan Dasar dan Menengah. Penilaian harus dirancang dengan tepat
yang tergambar dalam perencanaan pembelajaran dan proses pembelajaran.
Setiap aspek yang dinilai, yaitu aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
harus menggunakan teknik dan instrumen yang tepat.
Standar Penilaian meliputi :
1) Aspek penilaian sesuai dengan ranah kompetensi (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan)
2) Teknik penilaian obyektif dan akuntabel
3) Penilaian pendidikan ditindaklanjuti
4) Instrumen penilaian menyesuaikan aspek
5) Penilaian dilakukan mengikuti prosedur.
Dalam melakukan penilaian, guru SMA Negeri Agam
Cendekiaumumnyasudah mengikuti prinsip penilaian. Selain itu, teknik
penilaian sudah sesuai dengan tuntutan indikator. Begitu juga instrumen
penilaian yang digunakan pendidik sudah memenuhi persyaratan substansi,
konstruksi, dan bahasa. Akan tetapi, ada guru yang melakukan penilaian
dengan kurang memperhatikan mekanisme dan prosedur penilaian. Untuk itu,
pihak sekolah terus berupaya membimbing guru untuk merancang,
melaksanakan, dan menindaklanjuti hasil penilaian dengan mempedomani
Standar Penilaian.
Merujuk pada rapor mutu, Standar Penilaian memperoleh nilai 6,16
(menuju SNP 4). Berikut kondisi nyata Standar Penilaian berdasarkan rapor
mutu.
1) Aspek penilaian sesuai dengan ranah kompetensi (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan). Indikator ini memperoleh nilai 5,06 (menuju SNP 4)
5
2) Teknik penilaian obyektif dan akuntabel. Indikator ini memperoleh nilai 6,64
(menuju SNP 4)
3) Penilaian pendidikan ditindaklanjuti. Indikator ini memperoleh nilai 5,64
(menuju SNP 4)
4) Instrumen penilaian menyesuaikan aspek. Indikator ini memperoleh nilai
6,85 (sudah SNP). Hal ini ditindaklanjuti dengan mengadakan workshop
kepada guru-guru mengenai aspek penilaian sikap, pengetahuan maupun
keterampilan
5) Penilaian dilakukan mengikuti prosedur. ndikator ini memperoleh nilai 6,61
(menuju SNP 4)
Untuk memenuhi kondisi ideal berdasarkan SNP, sekolah melaksanakan
tindak lanjut berupa pelaksanaan kegiatan pelatihan penilaian, evaluasi hasil
penilaian secara terprogram, dan pelaksanaan supervisi secara gterprogram.
e. Standar Pengelolaan
Dilihat dari sub komponen visi, sekolah sudah mengacu pada visi, misi
dan tujuan pendidikan nasional, sudah mencerminkan standar keunggulan
dan cita-cita tinggi sekolah, sudah berorientasi ke masa depan, sudah
mempertimbangkan potensi dan kondisi sekolah serta lingkungan sekolah.
Kalimat rumusannya mudah dipahami, jelas dan tidak multitafsir. Misi sekolah
sudah memberi arah perwujudan visi sekolah, sudah merupakan tujuan yang
akan dicapai dalam kurun waktu satu tahun, sudah menekankan pada kualitas
layanan peserta didik dan mutu lulusan, sudah memuat pernyataan umum dan
khusus yang berkaitan dengan program sekolah, sudah memberikan
keluwesan dan ruang gerak pengembangan sehingga dapat ditinjau secara
berkala. Begitu juga dengan tujuan sekolah sudah mengacu pada visi dan
misi, sudah menggambarkan tingkat kualitas yang dapat dicapai dalam jangka
menengah (empat tahunan), sudah mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan SMA, dan rumusannya sudah dapat diukur ketercapaiannya.
Dari komponen rencana kerja sekolah, sudah ada rencana kerja jangka
menengah untuk mendukung pencapaian tujuan jangka empat tahunan.
Rumusan rencana kerja jangka menengah dapat diukur ketercapaiannya.
Juga sudah ada rencana kerja tahunan dalam bentuk Rencana Kegiatan dan
6
Anggaran Sekolah (RKA-S). Rumusan rencana kerja tahunan sudah dapat
diukur ketercapaiannya.
Dilihat dari komponen kepemimpinan sekolah, kepala sekolah saat ini
berkualifikasi S2, berusia 52 tahun, pengalaman mengajar 29 tahun, pangkat
Pembina, golongan IV/a, berstatus guru SMA mata pelajaran Fisika, memiliki
sertifikat pendidik. Wakil kepala sekolah sudah memenuhi jumlah minimal,
yakni 2 orang (wakil urusan kurikulum dan kepeserta didikan). Untuk
membantu kerja wakil kepala sekolah, ditunjuk satu orang wakil kepala
sekolah bidang sarpras/humas yang di SK kan oleh kepala sekolah dengan
persetujuan komite. Masing-masing wakil kepala sekolah sudah memenuhi
kriteria pengangkatan wakil kepala sekolah. Para wakil kepala sekolah juga
sudah memiliki kemampuan dan keterampilan yang diperlukan sesuai dengan
bidangnya masing-masing. Namun, secara bertahap pihak sekolah terus
meningkatkan kemampuan dan keterampilan kepemimpinan melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan, baik yang dilakukan secara internal maupun
eksternal.
7
Sarana pendukung proses belajar mengajar di SMA Negeri Agam
Cendekia cukup lengkap, proses pembelajaran 100 % berbasis TIK,seperti
mempunyai infokus untuk semua ruang belajar. SMA Negeri Agam Cendekia
telah mencapai Akreditasi A, hal ini di dukung oleh program pencapaian 8
Standar Nasional Pendidikan (SNP). Sekolah mengembangkan dan
memantapkan keterlaksanaan kurikulum baik mata pelajaran, muatan lokal
maupun pengembangan diri, akan memberikan bekal bagi peserta didik untuk
melanjutkan kejenjang pendidikan berikutnya dan keselarasannya dengan
kehidupan bermasyarakat. Selain itu, SMAN agam Cendekia memiliki
dukungan yang baik dari orang tua peserta didik, Komite Sekolah, dan
masyarakat sekitar.
Potensi sekolah didukung dengan kemampuan PotensiAkademik
peserta didik yang beragam. Peserta didik yang diterima di SMA Negeri Agam
Cendekia berdasarkan hasil PPDB satu pintu yang di seleksi dengan nilai rapor,
tes online dan prestasi terdiri atas: 1) 95 % peserta didik berasal dari dalam
provinsi 2) 5% dari luar provinsi. Dengan kemampuan akademik yang beragam
ini, ternyata peserta didik di sekolah ini memiliki talenta yang beragam pula di
bidang prestasi akademik dan non akademik. Ada yang berbakat di bidang
penguasaan ilmu-ilmu sains dan sosial, antara lain dibuktikan sebagai
pemenang berbagai lomba akademik seperti: lomba yang diadakan oleh
Perguruan Tinggi, Sekolah lain dan Kompetisi Sains Nasional (KSN) 9 mapel :
Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Astronomi, Informatika, Geografi, Kebumian
dan Ekonomi. Pada tahun 2020 sebanyak 18 orang peserta didik menjadi
pemenang KSN tingkat Kabupaten (KSNK), sudah berkompetisi pada KSN
tingkat Provinsi (KSNP) dan lanjut ke tingkat Nasional untuk Bidang Studi
Fisika. Disamping itu peserta didik SMA Negeri Agam Cendekia sering
menyabet Juara Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) dan Bahasa Inggris
(NSDC) tingkat Kabupaten, Provinsi sampai Nasional. Selain itu peserta didik
juga memiliki Potensi Non Akademik, misalnya: talenta di olahraga, seni
budaya, prakarya kewirausahaan dan lain-lain.. Hal ini dapat dilihat dalam
prestasi berbagai lomba seperti : FLS2N, O2SN, Popda, lomba fotografi, lomba
desain poster, lomba video, lomba pramuka, MTQ, MSQ, Nasyid dan lain-lain
mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional yang diikuti
8
peserta didik SMA Negeri Agam Cendekia tidak pulang dengan tangan kosong.
Hal ini sangat relevan dengan konsep kurikum 2013 yang memandang peserta
didik semuanya juara, yaitu juara di bidang bakat dan minat masing-masing.
Selain itu SMA Negeri Agam Cendekia mengupayakan perwujudan
gerakan literasi. Hal ini tergambar dalam budaya sekolah yaitu sebelum
memulai jam pertama, seluruh peserta didik wajib membaca lima belas menit.
Kegiatan membaca dilakukan di ruang dan tempat masing-masing. Misalnya,
peserta didik di ruang kelas bersama guru yang mengajar di jam pertama, guru
yang tidak ada pembelajaran di jam pertama membaca di ruang guru, guru
piket membaca di meja piket, demikian juga dengan tenaga kependidikan.
Berikut gambaran waktu literasi di SMA Negeri Agam Cendekia.
No. Jam Ke- Waktu Keterangan
0 0 07.00-07.15 Kegiatan Literasi
1 1 07.15-08.00 PBM
2 2 08.00-08.45 PBM
3 3 08.45-09.30 PBM
4 4 09.30-10.15 PBM
Istirahat Pertama 10.15-10.30
5 5 10.30-11.10 PBM
6 6 11.10-12.00 PBM
Istirahat Kedua 12.00-13.20 Istirahat Shalat Zuhur
dan Makan
7 7 13.15-13.55 PBM
8 8 13.55-14.35 PBM
9 9 14.35-15.15 PBM
10 10 15.15-16.00 PBM
Buku yang dibaca pada kegiatan literasi ini berasal dari warga sekolah.
SMA Negeri Agam Cendekia membuat program menyumbang minimal satu
buku setiap awal tahun pelajaran. Sumbangan buku dari warga sekolah ini
ditempatkan di perpustakaan kelas masing-masing.
Kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan telah memenuhi standar
pendidik dan tenaga kependidikan. Kualifikasi pendidik S1 sudah 79%, dan S2
21%. Hal ini sangat menunjang proses pembelajaran dan program sekolah.
SMA Negeri Agam Cendekia terletak di Jalan Raya Muko-muko Nagari
Koto MalintangKecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam Provinsi Sumatera
Barat. Lokasi SMA Negeri Agam Cendekia jauh dari kebisingan dan sangat
nyaman untuk kondisi belajar efektif. Lingkungan sekolah memiliki luas
keseluruhan 76.000 m². SMA Negeri Agam Cendekia terletak sejauh ± 15 km
9
dari pusat Kota Lubuk Basung. Keadaan lingkungan sekolah dengan
masyarakat sekitar cukup kondusif, lingkungan sekolah aman dan tentram, jauh
dari kebisingan, suasana alam dengan suhu sejuk dan udara yang bersih,
pemandangan lepas ke arah Danau Maninjau.
SMA Negeri Agam Cendekia dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah
dengan kualifikasi pendidikan S2 bidang fisika. Dari 38 orang guru, kualifikasi
pendidikannya adalah 8 orang S2, 30 orang S1. Sarana dan prasarana yang
tersedia memadai dan didukung oleh kualifikasi pimpinan sekolah, guru, staf
administrasi, beserta komite sekolah yang siap untuk mewujudkan SMA Negeri
Agam Cendekia menjadi salah satu sekolah yang berkualitas di Sumatera
Barat.
Dengan mengingat jumlah peserta didik, maka jumlah personil tenaga
kependidikan PNS SMA Negeri Agam Cendekia dianggap kurang. SMA Negeri
Agam Cendekia hanya memiliki empat tenaga kependidikan yang PNS. Untuk
kelancaran PBM di sekolah ini, diangkat tenaga kependidikan honorer yang
ditugaskan sebagai staf TU, operator dapodik, tenaga perpustakaan, teknisi
komputer, laboran, petugas kebersihan, penjaga sekolah, dan satpam sekolah.
Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2020/2021 seluruhnya berjumlah
303 orang. Jumlah tersebut dikelompokkan dalam dua peminatan, yaitu
peminatan MIPA dan IPS. Untuk tahun pelajaran 2021/2022, diperkirakan
jumlah peserta didik SMA Negeri Agam Cendekiajuga sekitar 313 orang.
Sehubungan dengan program peminatan, SMA Negeri Agam Cendekia
berkomitmen membuka dua program peminatan karena keterbatasan tenaga
pendidik. Pembagian peserta didik pada program peminatan berdasarkan
pilihan peserta didik yang dijaring melalui angket pilihan program peminatan.
Kerjasama dengan orang tua peserta didik dijalin sekolah dengan baik.
Hal ini terbukti dengan pembentukan kepengurusan komite sekolah. Pengurus
komite berasal dari orang tua peserta didik yang masih aktif ataupun tidak.
Adapun peran orang tua peserta didik dalam mengembangkan SMA Negeri
Agam Cendekia yaitu;
a. Donatur menunjang pendidikan dan kegiatan
sekolah;
b. Mitra sekolah dalam pembinaan pendidikan;
10
c. Mitra dalam membimbing kegiatan peserta didik;
d. Mitra dialog dalam meningkatkan kualitas
pendidikan;
e. Sebagai sumber belajar;
f. dan lain-lain.
Kerjasama dengan alumni beberapa tahun terakhir ini sudah terjalin
dengan baik, beberapa peran alumni dalam mengembangkan SMA Negeri
Agam Cendekia, yaitu;
a. Mitra sekolah dalam pengelolaan peserta didik yang menjalani
berbagai kegiatan sekolah dan luar sekolah;
b. Donatur setiap reuni alumni SMA Negeri Agam Cendekia;
c. Mitra dalam membimbing peserta didik kelas XII menjelang
SNMPTN dilaksanakan;
d. Mitra dalam membimbing kegiatan peserta didik;
e. Mitra dialog dalam meningkatkan kualitas pendidikan;
f. Sebagai sumber belajar;
11
Sebelum masuk ke dalam ruang makan, peserta didik berbaris terlebih dahulu
untuk memasuki ruang makan. Setelah semua peserta didik berada di meja
makan, mereka berdoa dipimpin oleh danyon. Kegiatan setelah makan
melakukan apel pagi di depan ruang makan yang dikamandoi oleh binsis untuk
memberikan nasehat dan evaluasi terhadap kedisiplinan peserta didik selama
di asrama. Selanjutnya, peserta didik berbaris menuju kelas masing-masing
dipimpin oleh danton kelas masing-masing.
Kegiatan di dalam kelas dimulai pada pukul 7.00 WIB dengan
melaksanakan literasi selama 15 menit. Literasi dibuktikan dengan resume
yang dibuat pada sebuah buku khusus literasi. Buku ini dikumpulkan di meja
guru untuk diparaf oleh guru yang masuk jam pelajaran pertama. Selain itu, di
SMA Negeri Agam Cendekia pada setiap awal pembelajaran dan penutup
pelajaran setiap guru, peserta didik selalu memberikan laporan (membuka dan
menutup pelajaran sekaligus memimpin berdoa) kepada guru yang mengajar
dengan cara militer.
SMA Negeri Agam Cendekia khas dalam seragam sekolah yang dimiliki.
Seragam sekolah hari Senin adalah seragam PDU (Pakaian Dinas Umum)
berwarna hijau yang modelnya mirip dengan pakaian dinas Angkatan Laut. Hari
Selasa dan Rabu adalah seragam PDH (Pakaian Dinas Harian) berwarna biru
putih yang modelnya juga mirip dengan pakaian dinas angkatan Laut. Hari
kamis adalah seragam Batik berwarna hijau. Hari Jum’at adalah seragam
muslim bewarna hijau (baju koko dilengkapi peci untuk laki-laki dan baju kurung
untuk perempuan). Hari Sabtu dan Minggu peserta didik memakai seragam
pramuka. Seragam lengkap dipakai oleh peserta didik setiap mereka
meninggalkan asrama.
Selain kurikulum nasional, SMAN Agam Cendekia juga memiliki
kurikulum Unggulan. Kurikulum Unggulan adalah pemberian mata pelajaran
tertentu kepada peserta didik untuk persiapan menghadapi SBMPTN. Mata
pelajaran Unggulan untuk jurusan IPA adalah Bahasa Inggris, Matematika,
Biologi, Fisika, dan Kimia sedangkan mata pelajaran unggulan untuk jurusan
IPS adalah Bahasa Inggris, Matematika, dan Geografi. Setiap mata pelajaran
unggulan ini diberikan satu jam atau dua jam pelajaran di dalam kelas setiap
minggunya untuk membahas soal-soal SBMPTN. Guru unggulan juga
12
membimbing peserta didik berpotensi dalam persiapan mengikuti lomba-lomba
tingkat kabupaten, provinsi, dan olimpiade dengan pembinaan yang terjadwal di
malam hari (mulai pukul 20.00-22.00 WIB).
Disamping itu, SMAN Agam Cendekia memiliki klinik belajar yang
diperuntukkan untuk peserta didik yang mengalami kesulitan pelajaran di dalam
kelas. Klinik belajar dimiliki oleh setiap mata pelajaran dimana guru melayani
peserta didik di luar jam pelajaran sekolah.
Pendidikan karakter dan kepemimpinan peserta didik di SMAN Agam
Cendekia dikembangkan berbasis semi militer. Peserta didik di wajibkan untuk
berbaris kemana saja jika bepergian melebihi2 orang. Apabila bertemu dengan
siapa saja (orang yang lebih tua misalnya senior, guru, dan warga sekolah)
harus menyapa dengan cara memberi hormat dan salam. Selain itu, apabila
masuk dan keluar ruangan juga memberi hormat dan salam. Jika salam belum
dijawab oleh orang yang berada dalam ruangan, peserta didik belum
diperbolehkan untuk memasuki ruangan.
SMAN Agam Cendekia juga memiliki keunggulan dalam kegiatan
ekstrakurikuler, antara lain: Silat, Tambua dan Randai, Bola Basket, Bola Voli,
Futsal, Dayung, Pramuka, Tahfidz, dan Sispala.Ekskul silat pembinaannya
dilaksanakan setiap malam minggu mulai pukul 20.00-22.00 WIB yang
dibimbing oleh guru silat. Ekskul Tambua dan Randai dilaksanakan setiap satu
kali sebulan pada hari Minggu dibimbing oleh pelatih. Ekskul Basket, Voli,
Futsal, dan Dayung juga dilaksanakan setiap Sabtu sore mulai pukul 14.00-
16.00 WIB masing-masing kegiatan dibimbing oleh pelatih. Ekskul Pramuka
dilaksanakan setiap hari Minggu mulai pukul 09.00- 12.00 WIB yang dibimbing
oleh beberapa pembina. Sedangkan Ekskul tahfidz dilaksanakan setiap hari
setelah salat Magrib sampai masuk waktu salat Isya yang dibimbing oleh guru
tahfidz laki-laki dan guru tahfidz perempuan. Diharapkan setelah peserta didik
menamatkan pendidikan di SMAN Agam Cendekia mereka mampu menghapal
minimal 3 juz.
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
13
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3. PP No 57 tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan;
4. Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK);
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 Tentang
Pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan 23 Tahun 2006;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 06 Tahun 2007 Tentang
Perubahan Permen No. 24 Tahun 2006;
7. Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang standar pengelolaan;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 80 Tahun 2013
tentang Pendidikan Menengah Universal;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
10. Pemendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan BK di
Sekolah
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor Nomor 62 Tahun
2014 tentang Ekstrakurikuler;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014
tentang Muatan Lokal Kurikukum;
13. Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014
tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
pada Pendidikan Dasar dan menengah;
15. Permendikbud No 20 Tahun 2016 tentang SKL
16. Permendikbud No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar
dan Menengah
17. Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah
18. Permendikbud No 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan
Dasar dan Menengah
19. Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang KI dan KD Pendidikan Dasar
dan Menengah
14
20. Permendikbud No 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan
Sekolah bagi Peserta didik Baru
21. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter pada Satuan Pendidikan Formal
22. Permendikbud nomor 4 Tahun 2018 tentang penilaian hasil belajar oleh
pemerintah dan satuan pendidikan
23. Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 tentang Beban Kerja Guru,
Pengawas, dan Kepala Sekolah
24. Permendikbud Nomor 36 Tahun 2018 tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah
25. Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah
26. PP No 57 tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
27. Surat Edaran (SE) Mendikbud Nomor 4 tahub 2020 Tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darururat Penyebarab Corona Virus
Disesease (Covid 19)
28. Surat Edaran (SE) Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021 tentang Peniadaan
Ujian Nasional dan Ujian Kesetaraan serta Pelaksanaan Ujian Sekolah
dalam Masa Darurat Penyebaran
29. Surat Edaran (SE) Mendikbud Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun 2021 Tahun Pelajaran
2021/2022
30. Perda Provinsi Sumatera Barat No 2 Tahun 2019 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan
31. Perda Provinsi Sumatera Barat No 6 Tahun 2020 Tentang Adaptasi
Kebiasaan Baru Dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease 2019
32. Pergub No 20 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala
Besar Dalam Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid 19) di
Provinsi Sumatera Barat
15
33. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 719/P/2020
tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam
Kondisi Khusus
34. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
No. 018/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 2013
16
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta penuh
tanggung jawab.
KTSP bertujuan untuk memberikan pengertian dan pemahaman yang baik
bagi guru untuk menjalankan tugas sebagai pengajar yang baik di kelas. Pengajar
yang baik merupakan guru yang tidak hanya menguasai materi pelajaran namun
juga mampu mengatur suasana kelas menjadi kondusif untuk proses
pembelajaran. Oleh karena itu, manfaat KTSP adalah mendorong guru untuk lebih
kreatif dalam penyelenggaraan program pendidikan. Selain itu, guru juga
berfungsi sebagai fasilitator di dalam kelas untuk membantu proses pembelajaran.
Kemudian yang paling penting adalah mengubah paradigma mengajar dalam
pembelajaran.
Dalam UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 14 tentang Hak dan Kewajiban Guru
dan Dosen di antaranya disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, guru berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan
kompetensi, memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan
pendidikan, serta memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam
bidangnya. KTSP turut serta memberi kebebasan bagi sekolah untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, ada empat tujuan penyusunan KTSP, yaitu:
1. Memenuhi ketentuan PP No, 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional
pendidikan yang menyatakan setiap satuan pendidikan menyusun KTSP dan
Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 Tentang KTSP.
2. Pedoman opersional sekolah satu tahun ke depan. Segala kegiatan dan
program SMA Negeri Agam Cendekia yang akan dilaksanakan untuk satu
tahun ke depan dituangkan dalam dokumen KTSP Tahun pelajaran
2020/2021.
3. KTSP disusun dengan tujuan untuk menjadi alat kontrol pelaksanaan program
kegiatan satu tahun ke depan. Hal ini berarti bahwa program-program yang
akan dilaksanakan satu tahun ke depan harus sesuai dengan program yang
tertuang dalam dokumen KTSP.
4. KTSP tahun pelajaran 2020/2021 ini menjadi pijakan atau dasar
penyempurnaan KTSP tahun yang akan datang.
17
BAB II
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
18
3. Melaksanakan proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif.
4. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga
sekolah.
5. Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk mengenali potensi
dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
6. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya
bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
7. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah
dan kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah.
8. Melaksanakan pembelajaran yang mengarahkan peserta didik pada budaya
lokal, nasional, dan global.
9. Mendorong dan membantu peserta didik untuk menjadi peserta didik literat
yang menjadikan membaca sebagai budaya.
10. Mengoptimalkan pemberdayaan Pendidik danTenaga Kependidikan.
11. Melaksanakan pola pembelajaran dan bimbingan yang aktif, kreatif, inovatif,
dan menyenangkan.
12. Mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas pendidikan.
13. Mengoptimalkan pengelolaan manajemen sekolah sesuai MBS.
14. Mengoptimalkan penggalangan dana pembiayaan pendidikan.
15. Melaksanakan pengembangan standar penilaian.
16. Menjalin kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan segenap stake
holder.
19
3. Terlaksananya Program Pembinaan Tahfizh Al-Quran dengan target minimal 1
Juz per tahun
4. Guru dan peserta didik memaksimallkan penggunaan TIK dalam
pembelajaran.
5. Guru menerapkan pembelajaran saintifik dan penilaian kurikulum 2013 dalam
pembelajaran.
6. Guru menyajikan pembelajaran dengan model, metode, dan teknik yang
bervariasi dalam pembelajaran.
7. Akuntabilitas kinerja sekolah minimal baik.
8. TercapainyaKriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas X80, kelas XI 80, kelas
XII 82.
9. Adanya peningkatan persentase dan jumlah alumni SMAN Agam Cendekia di
sekolah kedinasan dan perguruan tinggi favorit melalui jalur SNMPTN,
SBMPTN dan prestasi di tahun pelajaran 2021/2022.
10. Terlaksananya pembinaan KSN dan peningkatan jumlah juara tingkat
kabupaten, provinsi, dan nasional.
11. Terlaksananya pembinaan FLS2N dan menjadi juara tingkat kab/kota, provinsi,
dan nasional.
12. Terlaksananya pembinaan olahraga prestasi dan menjadi juara tingkat
kab/kota, provinsi, dan nasional.
13. Terwujudnya perencanaan, pengelolaan, dan pembiayaan pendidikan yang
efektif dan efisien sesuai dengan tantangan dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan.
14. Terwujudnya sekolah literat dan sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai
budaya.
20
BAB III
KERANGKA DASAR, STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
A. Kerangka Dasar
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum,
proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan
peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budayabangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa
depan.Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu
menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa
kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan
generasi muda bangsa.Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi
muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.Untuk
mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta
didik,Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik
untukmenguasaikompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini
dan masa depandan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang
peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
21
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum
untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses
yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional
dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap
apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya
berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai
dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta
didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan
cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan
budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam
interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual
dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi
ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan
pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi
ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan
yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta
didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian
masalah sosial di masyarakat,dan untuk membangun kehidupan
masyarakatdemokratis yang lebih baik.
22
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di
atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam
beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi
inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan
masyarakat, bangsa dan umat manusia.
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan
perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi
dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana
termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan
pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena
berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia
ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum
secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat
menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian
keluaran pendidikan akan mampu memberikan kontribusi secara optimal
dalam upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-
based society).
3.Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan
konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik
beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi
pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus
didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan
perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai
dengan konteks lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi
prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang pendidikan menengah
khususnya SMA. Oleh karena itu implementasi pendidikan di SMA yang
selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan
menjadi kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan sikap,
23
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik melalui berbagai pendekatan
yang mencerdaskan dan mendidik. Penguasaan substansi mata pelajaran
tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari kehidupan
masyarakat melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran
otentik. Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan
muatan pengetahuan sebagai bagian dari peradaban manusia, juga
mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang hayat.
4.Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar
menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara
yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan
bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuaidengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya,
sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
5.Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945:
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
24
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
B. Struktur Kurikulum
SMA pelaksana Kurikulum 2013 memiliki kewajiban untuk menyusun
KTSP pada Tahun Pelajaran 2021/2022.Kurikulum 2013 telah terlaksana
secara utuh di SMAN Agam Cendekia sejak tahun pelajaran 2015/2016,
sehingga saat ini telah memasuki tahun keenam.
Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMAN Agam Cendekia pada Tahun
Pelajaran 2021/2022 dilaksanakan dengan mempedomani Permendikbud No.
36 tahun 2018 tentang perubahan atas peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaannomor 59 tahun 2014 tentang kurikulum 2013Sekolah Menengah
Atas.
Berdasarkan Permendikbud No. 36 tahun 2018 diatas Struktur Kurikulum
SMA terdiri atas:
1. Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi Inti Sekolah Menengah Atas(SMA)merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar KompetensiLulusan (SKL) yang harus
dimiliki seorang peserta didik SMA padasetiap tingkat kelas. Kompetensi Inti
dirancang untuk setiap kelas.Melalui kompetensi inti, sinkronisasi horisontal
berbagai kompetensidasar antarmata pelajaran pada kelas yang sama dapat
dijaga. Selainitu sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada mata
pelajaranyang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.Rumusan
kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
25
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMA/MA dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Tabel 1: Kompetensi Inti SMA/MA
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
26
pengetahuan faktual, menganalisis dan mengevaluasi
konseptual, prosedural pengetahuan faktual, pengetahuan faktual,
berdasarkan rasa konseptual, prosedural, konseptual, prosedural,
ingintahunya tentang dan metakognitif dan metakognitif
ilmu pengetahuan, berdasarkan rasa ingin berdasarkan rasa ingin
teknologi, seni, tahunya tentang ilmu tahunya tentang ilmu
budaya, dan pengetahuan, teknologi, pengetahuan, teknologi,
humaniora dengan seni, budaya, dan seni, budaya, dan
wawasan humaniora dengan humaniora dengan
kemanusiaan, wawasan kemanusiaan, wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kebangsaan, kebangsaan, kenegaraan,
kenegaraan, dan kenegaraan, dan dan peradaban terkait
peradaban terkait peradaban terkait penyebab fenomena dan
penyebab fenomena penyebab fenomena dan kejadian, serta
dan kejadian, serta kejadian, serta menerapkan pengetahuan
menerapkan menerapkan prosedural pada bidang
pengetahuan pengetahuan prosedural kajian yang spesifik sesuai
prosedural pada pada bidang kajian yang dengan bakat dan
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan minatnya untuk
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya memecahkan masalah
bakat dan minatnya untuk memecahkan
untuk memecahkan masalah
masalah
27
Mata pelajaran umum kelompok A merupakan program kurikuleryang
bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensipengetahuan, dan
kompetensi keterampilan peserta didik sebagaidasar penguatan kemampuan
dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.
Mata pelajaran umum kelompok B merupakan program kurikuleryang
bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensipengetahuan, dan
kompetensi keterampilan peserta didik terkaitlingkungan dalam bidang sosial,
budaya, dan seni.
Mata pelajaran peminatan akademik kelompok C merupakanprogram
kurikuler yang bertujuan mengembangkan kompetensisikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilanpeserta didik sesuai dengan minat,
bakat dan/atau kemampuanakademik dalam sekelompok matapelajaran
keilmuan.
Mata Pelajaran Pilihan merupakan mata pelajaran
yangdikembangkanberdasarkan kebutuhan dan perkembangan
keilmuan,teknologi, danseni yang memiliki tingkat urgensi yang tinggi dan
memilikimanfaatjangka panjang bagi bangsa Indonesia.Kurikulum SMA/MA
dirancanguntuk memberikan kesempatan kepadapeserta didik untuk
belajarberdasarkan minat mereka. Peserta didikdiperkenankan memilih
MataPelajaran Lintas Minat dan/atauPendalaman Minat dan/atau Mata
Pelajaran Informatika.
Pelaksanaan Kurikulum 2013 mengikuti pola dan ketentuanyaitu adanya
kelompok mata pelajaran Umum A dan Umum B, Kelompok Peminatan, dan
Mapel pilihan yang semuanya mengusung ke pencapaian Standar Kompetensi
Lulusan sebagai berikut:
28
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab serta dampak
fenomena dan kejadian.
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
3. Keterampilan
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara
mandiri.
29
No. Domain Kompetensi Inti
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
3. Memahami, menerapkan, menganalisis
dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
1. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
2. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
3. Keterampilan secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan
3. Mengolah, menalar, menyaji, dan
mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
30
Struktur kurikulum SMA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama 3 (tiga) tahun mulai kelas X sampai
dengan XII. Untuk kelas X dan XI, struktur kurikulum disusun berdasarkan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI), serta
Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai untuk semua mata pelajaran,
sedangkan struktur kurikulum untuk kelas XII disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan(SKL) dan standar kompetensi mata pelajaran.
Pengorganisasian kelas pada SMAN Agam Cendekia dibagi kedalam
dua kelompok peminatan, yaitu 1) Peminatan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA) dan 2) Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS).
31
yang memberikan kesempatan bagi lembaga pendidikan untuk lebih
maksimal dalam membentuk karakter peserta didik.
32
2
Mata Pelajaran Pilihan 6 6 4 4 4 4
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus
Ditempuh per Minggu 42 42 44 44 44 44
4 Kimia 3 3 4 4 4 4
1 Geografi 3 3 4 4 4 4
2 Sejarah 3 3 4 4 4 4
II
3 Sosiologi 3 3 4 4 4 4
4 Ekonomi 3 3 4 4 4 4
Peminatan Ilmu-Ilmu Bahasa dan
Budaya
Bahasa dan Sastra
1 3 3 4 4 4 4
III Indonesia
2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 3 4 4 4 4
33
Alokasi Waktu
Mata Pelajaran Kelas X Kelas XI Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
Bahasa dan Sastra Asing
3 3 3 4 4 4 4
Lainnya
4 Antropologi 3 3 4 4 4 4
Pilihan Mapel pilihan dan/atau
6 6 4 4 4 4
Pendalaman Minat
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus
Ditempuh per Minggu 42 42 44 44 44 44
34
Berikut daftar mata pelajaran kelas X di SMAN Agam Cendekia Tahun
Pelajaran 2020/2021.
1. Kelompok A (Umum)
a. Pendidikan Agama dan Bud Pekerti
b. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
c. Bahasa Indonesia
d. Matematika
e. Sejarah Indonesia
f. Bahasa Inggris
2. Kelompok B (Umum)
a. Seni Budaya
b. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
c. Prakarya dan Kewirausahaan
3. Kelompok C (Peminatan)
a. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
1) Matematika
2) Biologi
3) Fisika
4) Kimia
b. Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
1) Geogafi
2) Sejarah
3) Ekonomi
4) Sosiologi
4. Mata Pelajaran Pilihan
1) Mata Pelajaran Plihan untuk Peminatan MIPA
a) Ekonomi
b) Bahasa dan Sastra Inggris
2) Mata Pelajaran Pilihan untuk Peminatan IPS
a) Matematika
b) Bahasa dan Sastra Inggris
35
Kelas XI terdiri atas peminatan MIPA, IPS, dan Mapel pilihan,
Pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler dan BK, serta Kegiatan
Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib bagi semua peserta didik kelas XI.
Jumlah mata pelajaran di kelas XI, 14 mata pelajaran yang terdiri atas 6
mata pelajaran umum A, 3 mata pelajaran umum B, 4 mata pelajaran
peminatan, dan 1 mata pelajaran mapel pilihan.
Adapun struktur kurikulum kelas XI SMAN Agam Cendekia seperti
disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4 : Kelompok mata pelajaran umum
Alokasi Waktu
Kelas Kelas
Kelas X
XI XII
Mata Pelajaran
smt smt Smt Smt
smt 1 smt 2
1 2 1 2
Kelompok A (Umum)
Pendidikan Agama dan Budi
1. 3 3 3 3 3 3
Pekerti
Pendidikan Pancasila
2. 2 2 2 2 2 2
danKewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Kelompok B (Umum)
7. Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
Pendidikan Jasmani, Olah Raga,
8. 3 3 3 3 3 3
dan Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A
24 24 24 24 24 24
dan B per Minggu
Kelompok C (Peminatan)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik 12 12 16 16 16 16
MAPEL PILIHAN 6 6 4 4 4 4
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus
42 42 44 44 44 44
Ditempuh per Minggu
36
Alokasi Waktu
Kelas X Kelas XI Kelas XII
Mata Pelajaran
Smt
Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
1
Kelompok A dan B (Umum)
C. Kelompok Peminatan
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu
Alam
1 Matematika 3 3 4 4 4 4
2 Biologi 3 3 4 4 4 4
I
3 Fisika 3 3 4 4 4 4
4 Kimia 3 3 4 4 4 4
Peminatan Ilmu-ilmuSosial
1 Geografi 3 3 4 4 4 4
2 Sejarah 3 3 4 4 4 4
II
3 Sosiologi 3 3 4 4 4 4
4 Ekonomi 3 3 4 4 4 4
Peminatan Ilmu-Ilmu Bahasa dan
Budaya
Bahasa dan Sastra
1 3 3 4 4 4 4
Indonesia
2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 3 4 4 4 4
III
Bahasa dan Sastra Asing
3 3 3 4 4 4 4
Lainnya
4 Antropologi 3 3 4 4 4 4
Mata pelajaran pilihan 6 6 4 4 4 4
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus
Ditempuh per Minggu 42 42 44 44 44 44
Kelas XI terdiri atas 4 rombel yang terbagi menjadi dua peminatan. Peminatan
MIPA 2 rombel dan IPS 2 rombel. Berdasarkan Permendikbud Nomor 36 Tahun
2018, mapel pilihan di kelas XI terdiri atas satu mata pelajaran. Mapel pilihan
kelas XI belum bisa dicantumkan dalam dokumen ini karena proses penentuan
mapel pilihan kelas XI masih dalam proses sampai selesai penilaian akhir
tahun. Mapel pilihan kelas XI merupakan lanjutan dari salah satu dari dua
mapel mapel pilihan di kelas X.
Berikut daftar mata pelajaran kelas XI di SMAN Agam Cendekia Tahun
Pelajaran 2021/2022.
37
1. Kelompok A (Umum)
a. Pendidikan Agama dan Bud Pekerti
b. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
c. Bahasa Indonesia
d. Matematika
e. Sejarah Indonesia
f. Bahasa Inggris
2. Kelompok B (Umum)
a. Seni Budaya
b. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
c. Prakarya dan Kewirausahaan
3. Kelompok C (Peminatan)
a. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
1) Matematika
2) Biologi
3) Fisika
4) Kimia
b. Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
1) Geogafi
2) Sejarah
3) Ekonomi
4) Sosiologi
38
Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib bagi semua peserta didik kelas XII.
Jumlah mata pelajaran di kelas XII, 14 mata pelajaran yang terdiri atas 6
mata pelajaran umum A, 3 mata pelajaran umum B, 4 mata pelajaran
peminatan, dan 1 mata pelajaran mapel pilihan.
Adapun Struktur Kurikulum Kelas XII SMAN Agam Cendekia yang disajikan
dalam tabel berikut :
Tabel 6 : Kelompok mata pelajaran umum
Alokasi Waktu
Kelas Kelas Kelas
X XI XII
Mata Pelajaran
smt smt smtsmt smt smt
1 2 1 2 1 2
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
Pendidikan Pancasila
2. 2 2 2 2 2 2
danKewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Kelompok B (Umum)
7. Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
Pendidikan Jasmani, Olah Raga,
8. 3 3 3 3 3 3
dan Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B
24 24 24 24 24 24
per Minggu
Kelompok C (Peminatan)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik 12 12 16 16 16 16
Mata Pelajaran Pilihan 6 6 4 4 4 4
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus
42 42 44 44 44 44
Ditempuh per Minggu
39
Alokasi Waktu
Kelas X Kelas XI Kelas XII
Mata Pelajaran
Smt Smt Smt Smt Smt Smt
1 2 1 2 1 2
Kelompok A dan B (Umum)
C. Kelompok Peminatan
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu
Alam
1 Matematika 3 3 4 4 4 4
2 Biologi 3 3 4 4 4 4
I
3 Fisika 3 3 4 4 4 4
4 Kimia 3 3 4 4 4 4
Peminatan Ilmu-ilmuSosial
1 Geografi 3 3 4 4 4 4
2 Sejarah 3 3 4 4 4 4
II
3 Sosiologi 3 3 4 4 4 4
4 Ekonomi 3 3 4 4 4 4
Peminatan Ilmu-Ilmu Bahasa dan
Budaya
Bahasa dan Sastra
1 3 3 4 4 4 4
Indonesia
2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 3 4 4 4 4
III
Bahasa dan Sastra Asing
3 3 3 4 4 4 4
Lainnya
4 Antropologi 3 3 4 4 4 4
Pilihan Mapel pilihan dan/atau
6 6 4 4 4 4
Pendalaman Minat
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus
Ditempuh per Minggu 42 42 44 44 44 44
Kelas XII terdiri atas 4 rombel yang terbagi menjadi dua peminatan.
Peminatan MIPA 3 rombel dan IPS 1 rombel. Berdasarkan Permendikbud
Nomor 36 Tahun 2018, mapel pilihan di kelas XII terdiri atas satu mata
pelajaran yang merupakan mapel pilihan paralel dari kelas X. Mapel pilihan ini
merupakan lanjutan salah satu mapel pilihan di kelas X. Berikut ini mapel
pilihan di kelas XII.
40
3 XIIMIPA 3 Ekonomi
4 XII IPS Bahasa dan sastra Inggris
Matematika Unggulan 2 2 2 2 2 2
Fisika Unggulan 2 2 2
Kimia Unggulan 2 2 2
Biologi Unggulan 2 2 2
TIK Unggulan 2 2 1 2 1 2
Geografi Unggulan 2 2 2
SosiologiUnggulan 2 2 2
Jumlah 12 10 11 10 11 10
41
pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan di daerah
tempat tinggalnya.
Muatan lokal dengan tujuan membekali peserta didik dengan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk:
a. mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya, dan spiritual di
daerahnya
42
dilakukan tersendiri karena beban belajar peserta didik sudah mencapai
42–44 jam per minggu. Selain itu, muatan lokal terintegrasi pada mata
pelajaran kelompok B, yaitu penjasorkes, seni budaya, dan PKWU. Mulok
yang terintegrasi pada PKWU berupa pengolahan makanan khas daerah
Minangkabau, kerajinan khas Minangkabau, dan lain-lain. Mulok yang
terintegrasi pada seni budaya berupa kesenian khas Minangkabau, baik
tari, musik, dan lain-lain. Begitu juga dengan penjasorkes, pengintegrasian
muatan lokal berupa permainan olahraga tradisional daerah. Untuk mata
pelajaran lain, dapat mengintegrasikan muatan lokal Budaya Alam
Minangkabau dan Pariwisata pada KD yang relevan dengan cara
mengembangkan indikator KD dan materi pembelajaran.
Daftar pelajaran dan kompetensi dasar yang mengintegrasikan muatan
lokal nilai-nilai Al-Quran dan Budaya Minangkabau pada mata pelajaran:
a. Kelas X
1) B. Indonesia
2) PJOK
3) PPKn
4) Geografi
5) Sosiologi
b. Kelas XI
1) B. Indonesia
2) PPKn
3) Geografi
4) Sosiologi
c. Kelas XII
1) B. Indonesia
2) PPKn
3) Geografi
4) Sosiologi
43
Muatan lokal PAQ dan BAM ini terintegrasi pada semua mata pelajaran
dengan strategi berikut ini.
a. Integrasi mulok PAQ dan BAM merupakan pembauran dengan KD dan
materi pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek rasa dan
nilai-nilai.
b. Integrasi mulok ini dilaksanakan pada semua mata pelajaran pada KD
yang memungkinkan dan sifatnya tidak menambah KD.
c. Integrasi tidak dipaksakan pada setiap KD. Integrasi mulok ini tidak
harus selalu berpasangan pada sebuah KD. Misalnya: 1 KD bisa
diintegrasikan dengan PAQ dan BAM, atau 1 KD hanya bisa
diintegrasikan dengan salah satu saja, dan bisa saja 1 KD tidak bisa
terintegrasi dengan mulok tersebut.
d. Integrasi mulok ini bisa dilaksanakan pada langkah berikut ini.
1) Pada kegiatan pendahuluan pada bagian motivasi;
2) Pada kegiatan inti sebagai pengayaan materi;
3) Pada kegiatan penutup sebagai bahan refleksi.
Alokasi waktu untuk mata pelajaran ini menyesuaikan dengan alokasi
waktu mata pelajaran yang mengintegrasikannya. Hal ini disebabkan
karena prinsip pelaksanaan Muatan Lokal ini tidak menambah Kompetensi
Dasar Tertentu dalam sebuah mata pelajaran. Akan tetapi, pelaksanaan
mata pelajaran Muatan Lokal ini hanya diintegrasikan pada Kompetensi
Dasar mata pelajaran. Dengan demikian, tidak ada penambahan jumlah
jam pada struktur kurikulum.
44
Untuk seluruh peserta didik, secara umum prinsip implemetasi konsep
kecakapan hidup mencakup tiga domain, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan praktis dengan fokus:
1) Menekankan pada pola pembelajaran yang
mengarahkan kepada prinsip learning to think, learning to do, learning to
be, learning to live together.
2) Menggunakan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran.
3) Pola pendekatan diarahkan kepada proses pembiasan.
4) Perancangan pembelajaran mengacu pada
keterpaduan penguasaan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5) Perancangan strategi pembelajaran diarahkan pada
prinsip cara belajar peserta didik aktif yaitu peserta didik sebagai subyek
bukan obyek.
6) Menerapkan penggunaan multi metode dalam
pembelajaran.
7) Peran guru lebih sebagai perancang dan fasilitator
untuk terjadi proses belajar, bukan pada terjadinya proses mengajar.
Model pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi kecakapan
hidup yang dimiliki peserta didik yang mencakup domain sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dirancang melalui penggunaan variasi
metode mengajar, antara lain:
1) Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk melatih
dan meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi antar
sesamapeserta didik, menghargai kelebihan dan kekurangan masing-
masing anggota tim, kemampuan bekerja dalam tim, dan lain-lain.
2) Metode kasus dapat digunakan untuk menganalisis
dan memecahkan persoalan yang terjadi di lingkungan peserta didik.
Pemilihan kasus dapat diserahkan kepada peserta didik agar peserta didik
lebih peka untuk mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan yang
terjadi.
3) Metode Eksperimen dapat digunakan untuk melatih
kemampuan peserta didik dalam menganalisis sesuatu, menghubungkan
45
sebab akibat, mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada, berfikir
berdasarkan fakta yang ada dan didukung dengan landasan teori yang
telah ditanamkam atau diberikan melalui ceramah/tanya jawab. Peserta
didik diberi keleluasaan untuk melakukan percobaan yang berbeda antar
yang satu dengan yang lainnya. Melaui kegiatan ini diharapkan kecakapan
akademik dan berfikir peserta didik terlatih dan berkembang sesuai
potensi peserta didik.
4) Pemberian tugas dalam bentuk laporan disertai dengan
presentasi didepan kelas.
5) Metode ini digunakan untuk mengasah kemampuan
peserta didik dalam menuangkan pokok-pokok pikiran atau ide-ide yang
berbentuk tulisan sekaligus mengkomunikasikan secara lisan. Dari
kegiatan ini,peserta didik berlatih bagaimana berkomunikasi lisan dan
tulisan, mengeluarkan ide-ide atau gagasan, mendengarkan dan
menghargai perbedaan pendapat dari orang lain, mengelola emosi, dan
hal-hal lain yang berhubungan dengan dirinya dan orang lain.
6) Debat grup, dapat digunakan untuk melatih
kemampuan berkomunikasi, mengeluarkan pendapat, menghargai
pendapat orang, tidak memaksakan kehendak pribadi, tidak emosional
dalam diskusi, dan menghargai adanya perbedaan sudut pandang.
SMAN Agam Cendekia memilih Pengolahanan Bahan Makanan Khas
Daerah dalam program keunggulan lokal. Program ini sekaligus menjadi
salah satu bagian dalam mengembangkan kewirausahaan bagi peserta didik
dalam menghadapi tuntutan masyarakat lokal, nasional maupun global.
Keunggulan lokal yang dimaksud merupakan suatu proses dan realisasi
peningkatan nilai dari suatu ciri khas kedaerahan dan potensi daerah,
sehingga menjadi produk / jasa atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat
unik dan memiliki keunggulan komparatif. SMAN Agam Cendekia dalam
penyelenggaraan program Pendidikan mengacu dan melatarbelakangi
kegiatan berdasarkan:
1) Sumber Daya Alam (SDA)
2) Sumber Daya Manusia (SDM)
3) Geografis
46
4) Budaya
5) Historis
6) Bakat, minat dan potensi peserta didik
7) Ketersediaan daya dukung dari satuan pendidikan (internal dan eksternal)
Melihat analisis tingkat kesiapan fungsi penyelenggaraan program
Pendidikan di SMAN Agam Cendekia, untuk kelas X, XI, dan XII dipilihlah
program kecakapan hidup (PKH) berupa Pengolahan Bahan Makanan
KhasDaerah.Pengolahan Bahan Makanan berpotensi dalam kancah
perekonomian daerah. Sehingga peserta didik yang menimba ilmu di SMAN
Agam Cendekia sudah dibekali ilmu tentang Pengolahan Bahan Makanan dan
dapat menerapkan ilmu kedalam lingkungan masyarakat sekitar.
a. Program Kecakapan Hidup
Program kecakapan hidup yang menjadi pilihan untuk penyelenggaraan
PBKL di SMAN Agam Cendekia, adalah Pengolahan Bahan
MakananTradisional. Setelah membicarakannya secara bersama bahwa
untuk pelaksanaan program ini SMAN Agam Cendekia merasa perlu
melaksanakan program kecakapan hidup. Adapun program kecakapan
hidup tersebut meliputi:
1) Analisis Kebutuhan (need assessment)
Jenis keterampilan yang dilaksanakan harus berdasarkan atas hasil
identifikasi kebutuhan kerja atau peluang usaha, dengan langkah langkah
penggalian informasi:
a) Peluang usaha/kerja yang ada sesuai dengan jenis keterampilan yang
akan dilatihkan, misalnya menjadi pekerja perusahaan/industri, salon,
bengkel, dll.
b) Peluang usaha baru dengan memberdayakan potensi sumber daya
lokal.
Apabila hasil identifikasi jenis keterampilan berpeluang usaha atau bekerja,
maka jenis keterampilan tersebut layak diusulkan menjadi program PKH.
2) Penyelenggaraan Kursus dan Pelatihan
Penyelenggaraan kursus dan pelatihan menggunakan kurikulum
berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) yang mencakup:
kompetensi personal, kompetensi sosial, kompetensi akademik, dan
47
kompetensi profesional/vocational. Pengolahan rinuak sebagai SDA lokal
menjadi naget rinuak dan peyek rinuak.
3) Jenis usaha yang direncanakan
Jenis usaha yang direncanakan adalah nuget rinuak, baso rinuak,
serundeng, semur pensi dan pepes pensi.
48
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan
yang memanfaatkan keunggulan lokal dan global dalam aspek ekonomi, seni
budaya, SDM, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-
lain ke dalam kurikulum sekolah yang akhirnya bermanfaat bagi pengembangan
kompetensi peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk persaingan global.
Keunggulan lokal adalah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya,
pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia atau lainnya yang
menjadi keunggulan suatu daerah. Keunggulan yang dimiliki suatu daerah
dapat lebih memberdayakan penduduknya sehingga mampu meningkatkan
pendapatan atau meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Karena
manfaat dan pendapatan yang diperoleh menjadikan penduduk daerah tersebut
berupaya untuk melindungi, melestarikan dan meningkatkan kualitas
keunggulan lokal yang dimiliki daerahnya sehingga bermanfaat bagi penduduk
daerah setempat serta mampu mendorong persaingan secara kompetitif pada
tingkat nasional maupun global.
Dengan terselenggaranya Program Pendidikan berbasis Keunggulan
Lokal (PBKL) sebagai bagian tak terpisahkan dari peran SMAN Agam Cendekia
sebagai salah satu usaha positif yang diberikan kepada dunia pendidikan di
kabupaten Agam, khususnya bagi para peserta didik di SMAN Agam Cendekia.
Hal ini dirasa sangat bermanfaat, dikarenakan SMAN Agam Cendekia
diberikan kesempatan untuk membekali para peserta didik tentang
pengetahuan dan sikap menghargai sumber daya dan potensi yang ada di
lingkungan danau Maninjau. Dan diharapkan dengan terselenggaranya
program ini peserta didik hendaknya mampu menggali dan memanfaatkan
potensi keunggulan daerah sebagai bekal kehidupan yang akan dijalaninya di
masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini SMAN Agam Cendekia menyusun analisis program
keunggulan lokal yang mencakup potensi daerah sesuai dengan minat, bakat,
potensi peserta didik dan ketersediaan daya dukung di dalam dan di luar
sekolah yang nantinya akan menjadi tugas tim PBKL yang telah dibentuk. Oleh
karena itu, diharapkan adanya saran dan masukan yang konstruktif serta peran
serta serta / dukungan dari berbagai pihak yangyang terkait supaya
49
pelaksanaan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMAN Agam
Cendekia dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan hasil yang diharapkan.
Hal ini kita sadari bahwa proses belajar dapat terjadi pada setiap saat
dan di segala tempat. Setiap orang baik anak-anak maupun orang dewasa
mengalami proses belajar lewat apa yang dijumpai atau apa yang dikerjakan.
Secara alamiah setiap orang akan terus belajar melalui pengalaman
berinteraksi dengan lingkungan. Pendidikan sebagai suatu sistem, pada
dasarnya merupakan bagian dari sistem proses perolehan pengalaman belajar
tersebut. Oleh karena itu secara filosofis pendidikan diartikan sebagai proses
perolehan pengalaman belajar yang berguna bagi peserta didik.
Pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik diharapkan juga
mengilhami mereka ketika menghadapi problema dalam kehidupan
sesungguhnya (Senge,2001). Dalam Undang – Undang Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab III pasal 4 ayat
(1) dinyatakan bahwa Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan
berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai agama, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.
Selanjutnya pada Bab X pasal 36 ayat (2) dinyatakan bahwa kurikulum
pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik, dan pada pasal yang sama ayat (3) butir c menyatakan bahwa kurikulum
disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan memperhatikan keragaman potensi daerah dan
lingkungan. Pasal 37 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar
dan menengah wajib memuat Keterampilan/kejuruan (butir i) dan muatan lokal.
Kebijakan pemerintah sebagaimana tertuang dalam Peratutan Pemerintah No.
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab III pasal 17 ayat
(1) menyatakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi/karakteristik daerah,
sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
Selanjutnya pada bab IV pasal 19 ayat (1) menyatakan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
50
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Hal ini sejalan dengan kebijakan
Departemen Pendidikan Nasional yang telah dikeluarkan sebelumnya yaitu
tentang School Based Management atau Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
MBS diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi
lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif
yang melibatkan secara langsung warga sekolah (pendidik, tenaga
kependidikan, kepala sekolah, peserta didik, orang tua dan masyarakat) untuk
meningkatkan mutu sekolah (Fadjar, A. Malik dalam Ibtisam Abu-Duhou, 2002).
MBS diterapkan bertujuan untuk membangun sekolah yang efektif
sehingga pendidikan berguna bagi pribadi, bangsa dan negara.Dalam konteks
ini, pengambilan keputusan harus memperhatikan potensi yang dapat
dikembangkan menjadi keunggulan lokal. Oleh karena itulah keunggulan lokal
dapat dikembangkan di sekolah melalui Pendidikan berbasis Keunggulan Lokal
sebagaimana UU No. 20/2003 bab XIV pasal 50 ayat (5) yang menyatakan
bahwa Pemerintah Kabupaten/kota mengelola pendidikan dasar dan
menengah, serta Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. Selanjutnya PP
19/2005 bab III pasal 14 ayat (1) menyatakan bahwa untuk SMA/MA/SMALB
atau bentuk lain yang sederajat dapat memasukkan pendidikan berbasis
keunggulan lokal.
a. Penentuan Tema, Jenis, dan Kompetensi
PKH,PBKL dan PBKG
Adapun penentuan tema, jenis, dan Kompetensi PKH, PBKL dan
PBKG di SMAN Agam Cendekia adalah sebagai berikut:
1) Menentukan Jenis Program Kecapan Hidup, Keunggulan lokal dan
Keunggulan Global.
Menentukan jenis PKH,PBKL dan PBKG pada implementasi
pendidikan berbasis Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan merupakan
salah satu tahapan yang penting, karena ciri dan mutu lulusan peserta
didik akan ikut terbentuk dari penentuan jenis program kecakapan hidup,
keunggulan lokal dan keunggulan global yang diimplementasikan.
51
Satuan pendidikan dapat menyediakan beberapa jenis program
kecakapan hidup, keunggulan lokal dan keunggulan global sebagai
alternatif untuk dianalisis sebelum menentukan muatan kekhasan satuan
pendidikan diimplementasikan, dengan mempertimbangkan beberapa
hal berikut:
a) Menggambarkan kompetensi yang harus dimiliki peserta didik;
b) Memperhatikan bakat dan minat peserta didik;
c) Memperhatikan kesiapan internal satuan pendidikan antara lain
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, dan biaya;
d) Memperhatikan daya dukung eksternal yang mencakup Dunia Usaha
Dunia Industri (DUDI), Dinas Pendidikan, Komite Sekolah, dan
Lembaga lain.
Pada jenis program kecakapan hidup,keunggulan lokal dan
keunggulan global kompetensi yang diharapkan di miliki peserta didik
setelah lulus dari satuan pendidikan SMAN Agam Cendekia adalah
Pegolahan Bahan Makanan Khas Daerah.SMAN Agam Cendekia
memilih dan menentukan jenis program PKH,PBKL dan PBKG melalui
angket yang disebarkan kepada peserta didik sebagai pendaftaran
anggota. Berikut contoh angket pendaftaran anggota kegiatan program
PKH, PBKL, dan PBKG SMAN Agam Cendekia.
52
banyaknya hasil rinuak di Danau Maninjau belumoptimal diolah
dan dimanfaatkan, maka pembuatan nugget rinuak dan bakso
rinuak merupakan salah satu solusi yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan daya jual rinuak.
2) Sumber Daya manusia
Masyarakat di sekitar danau Maninjau sudah terbiasa mengolah
rinuak dalam bentuk: palai, goreng, peyek, krispi, pergedel, asam
padeh rinuak sehingga sumber daya manusia yang akan
mengolah nugget dan bakso rinuak cukup potensial.
3) Alat dan bahan untuk mengolah nugget rinuak tidak sulit
didapatkan
Alat yang dibutuhkan untuk mengolah rinuak adalah kuali,
timbangan, sendok, kukusan, cetakan. Sedangkan bahan yang
dibutuhkan adalah rinuak, telur, merica, garam, tepung panir,
tepung terigu, plastik kemasan, dan minyak goreng.
4) Ciri khas daerah
Rinuak merupakan salah satu ciri khas Danau Maninjau sehingga
akan membantu dalam bidang pemasaran nugget dan bakso
rinuak.
b) Strategi pelaksanaan PBKL / PBKG
Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal/Global
di SMAN Agam Cendekia terintegrasi kepada program kecakapan
hidup yang telah dipilih. Program tersebut dilaksanakan diluar jam
tatap muka.
Adapun langkah-langkah pendidikan berbasis keunggulan
lokal/global adalah sebagai berikut.
1) Perencanaan Pelaksanaan Pendidikan Berbasis Keunggulan
Lokal/Global
Adapun langkah-langkah pelaksanaan pendidikan berbasis
keunggulan lokal/global terdapat dalam perencanaan pembelajaran
pada mata pelajaran Prakaraya Kewirausahaan(PKWU).
2) Pelaksanaan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal/Global
53
Pelaksanaan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal/Global (PBKL)
dalam hal ini mengolah dan memasarkan nugget rinuak. Pengolahan
dilakukan saat pembelajaran mata pelajaran PKWU dan hasil
pengolahan di pasarkan di kantin kejujuran
3) Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Berbasis Keunggulan
Lokal/Global
Evaluasi pelaksanaan pendidikan berbasis keunggulan
lokal/global(pengolahan dan pemasaran nugget rinuak) dilakukan
minimal satu kali dalam satu semester oleh wakil kurikulum sekolah
beserta unsur pimpinan sekolah lainnya
(Program terlampir pada dokumen II KTSP)
54
Nilai karakter nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa,
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya. Subnilai nasionalisme antara lain apresiasi budaya bangsa
sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan
berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati
keragaman budaya, suku,dan agama.
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada
orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk
merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai mandiri antara lain etos
kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat
kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin
komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang
yang membutuhkan. Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja
sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-
menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap
kerelawanan.
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan
kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Subnilai
integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti
korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu
(terutama penyandang disabilitas).
55
Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Dasar yang harus dimiliki
peserta didik yang dilaksanakan sekolah secara terus-menerus setiap hari
sesuai dengan kalender akademik.
b) Kegiatan kurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang terkait dan menunjang
kegiatan intrakurikuler, yang dilaksanakan di luar jadwal intrakurikuler dengan
maksud agar peserta didik lebih memahami dan memperdalam materi
intrakurikuler. Kegiatan kokurikuler dapat berupa penugasan, proyek, ataupun
kegiatan pembelajaran lainnya yang berhubungan dengan materi intrakurikuler
yang harus diselesaikan oleh peserta didik.
c) Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan karakter yang
dilaksanakan di luar jam pembelajaran (intrakurikuler). Aktivitas ekstrakurikuler
berfungsi menyalurkan dan mengembangkan minat dan bakat peserta didik
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kearifan lokal, dan daya
dukung yang tersedia.
Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan
kemampuan seluruh warga sekolah untuk memberikan keputusan baik-
buruk, keteladanan, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu
dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Tujuan lain sebagai perwujudan visi dan misi SMA Negeri Agam
Cendekia adalah menghasilkan lulusan yang berprestasi, berkarakter,
terampil IPTEK dan Berbudaya. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan
adalah lima karakter utama (religiusitas, nasionalisme, intgritas, kemandirian,
gotong royong) dan delapan belas nilai karakter bangsa, yaitu religiusitas,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin
tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, dan tanggung jawab.
56
Pendidikan karakter di SMA Negeri Agam Cendekia ditempatkan
sebagai landasan untuk mewujudkan visi dan misi sekolah, yaitu
mewujudkan lulusan yang beriman, berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Hal ini sekaligus
menjadi upaya untuk mendukung perwujudan cita-cita pendidikan nasional
sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.
a. Berbasis Kelas
1. Pengintegrasian PPK dalam kurikulum
Pengintegrasian PPK dalam kurikulum mengandung arti bahwa
pendidik mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke dalam proses
pembelajaran dalam setiap mata pelajaran. Pembelajaran yang
mengintegrasikan nilai-nilai utama karakter dimaksudkan untuk menumbuhkan
dan menguatkan pengetahuan, menanamkan kesadaran, dan mempraktikkan
nilai-nilai utama PPK. Pendidik dapat memanfaatkan secara optimal materi
yang sudah tersedia di dalam kurikulum secara kontekstual dengan
penguatan nilai-nilai utama PPK.
Langkah-langkah menerapkan PPK melalui pembelajaran terintegrasi
dalam kurikulum, dapat dilaksanakan dengan cara:
a. melakukan analisis KD melalui identifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam
materi pembelajaran;
b. mendesain RPP yang memuat fokus penguatan karakter dengan memilih
metode pembelajaran dan pengelolaan (manajemen) kelas yang relevan;
c. melaksanakan pembelajaran sesuai skenario dalam RPP;
d. melaksanakan penilaian otentik atas pembelajaran yang dilakukan; dan
e. melakukan refleksi dan evaluasi terhadap keseluruhan proses
pembelajaran.
57
berhasil. Pendidik memiliki kewenangan dalam mempersiapkan (sebelum
masuk kelas), mengajar, dan setelah pengajaran, dengan mempersiapkan
skenario pembelajaran yang berfokus pada nilai-nilai utama karakter.
Berikut ini contoh pengelolaan kelas yang berusaha memberikan
penguatan karakter:
1) Peserta didik menjadi pendengar yang baik atau menyimak saat guru
memberikan penjelasan di dalam kelas (dapat menguatkan nilai saling
menghargai dan toleransi).
2) Peserta didik mengangkat tangan/mengacungkan jari kepada guru sebelum
mengajukan pertanyaan/tanggapan, setelah diizinkan oleh guru ia baru
boleh berbicara (dapat menguatkan nilai saling menghargai dan percaya
diri).
3) Pemberian sanksi yang mendidik kepada peserta didik sebagai
konsekuensi dan bentuk tanggung jawab bila terjadi keterlambatan dalam
mengerjakan atau mengumpulkan tugas (dapat menguatkan nilai disiplin,
bertanggung jawab, dan komitmen diri)
4) Guru mendorong peserta didik melakukan tutor teman sebaya, siswa yang
lebih pintar diajak untuk membantu temannya yang kurang dalam belajar
dan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru (dapat
menguatkan nilai gotong royong, kepedulian sosial, percaya diri, dan
bertanggung jawab).
Dalam merancang pembelajaran, guru mendesain kegiatan pembelajaran
yang mengimplementasikan PPK.Kegiatan tersebut dicantumkan guru dalam
perangkat pembelajaran, yaitu pada silabus dan RPP.Bahagian yang
merupakan implementasi PPK diberi tanda khusus oleh guru sebagai upaya
pembiasaan dengan PPK ini.Kegiatan perancangan itu dibagi menjadi tiga
bagian:
1) Pada kegiatan pendahuluan, PPK berbasis budaya sekolah;
2) Pada kegiatan inti, PPK berbasis kelas;
3) Pada kegiatan penutup, PPK berbasis masyarakat.
58
Penguatan Pendidikan Karakter terintegrasi dalam kurikulum dilakukan
melalui pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode pembelajaran
yang tepat. Guru harus pandai memilih agar metode pembelajaran yang
digunakan secara tidak langsung menanamkan pembentukan karakter
peserta didik. Metode pembelajaran yang dipilih harus dapat membantu guru
dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan peserta
didik. Melalui metode tersebut diharapkan siswa memiliki keterampilan yang
dibutuhkan pada abad XXI dan revolusi industri 4.0, seperti kecakapan berpikir
kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan
berkomunikasi (communication skill), termasuk penguasaan bahasa
internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran (collaborative learning).
Pembelajaran yang dirancang guru diarahkan untuk menggunakan
pendekatan saintifik dengan model yang direkomendasikan oleh pemerintah,
yaitu discovery learning, inqury learning, project based learning, problem
based learning. Hal ini bukan berarti guru tidak boleh menggunakan metode,
teknik dan model lain. Boleh menggunakan metode, teknik, dan model lain
yang mampu mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran. Untuk
merealisasikan hal ini, SMA Negeri Agam Cendekia melaksanakan In House
Training (IHT)untuk membuat program dan RPP yang mengimplementasikan
Pendidikan Karakter.
59
membaca, menulis, menyimak, dan mengomunikasikan secara teliti, cermat,
dan tepat tentang suatu tema atau topik yang ada di berbagai sumber, baik
buku, surat kabar, media sosial, maupun media-media lain. Dalam hubungan
ini diperlukan ketersediaan sumber-sumber informasi di sekolah, antara lain
buku, surat kabar, dan internet. Oleh sebab itu, keberadaan dan peranan pojok
baca, perpustakaan sekolah, dan jaringan internet menjadi penting untuk
mendukung pelaksanaan pembelajaran.
60
Penguatan nilai-nilai utama PPK berbasis sekolah bisa dilaksanakan melalui
kegiatan ekstrakurikuler (ekskul).Kegiatan ekskul tersebut bertujuan untuk
mengembangkan kepribadian dan bakat peserta didik, sesuai dengan minat dan
kemampuannya masing-masing.Kegiatan ekskul ada dua jenis, yaitu ekskul wajib
(pendidikan kepramukaan) dan ekskul pilihan (sesuai dengan kegiatan ekskul
yang dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan).Semua kegiatan
ekskul yang dikembangkan tersebut harus memuat dan menegaskan nilai-nilai
karakter yang dikembangan dalam setiap bentuk kegiatan yang
dilakukan.Meskipun secara implisit kegiatan ekskul sudah mengandung nilai-nilai
karakter, namun tetap harus diungkap secara eksplisit serta direfleksikan dan
ditegaskan kembali di akhir kegiatan, agar peserta didik sadar dan paham.
Satuan pendidikan juga menyelenggarakan PHBI dan PHBN.PHBI merupakan
perwujudan nilai-nilai religiusitas.PHBN merupakan perwujudan nilai karakter
nasionalisme, integritas, dan beberapa nilai-nilai karakter bangsa.PPK pada
kegiatan ini tercermin dari kegiatan yang dilakukan yang bernuansa agama dan
nasionalisme.
SMA Negeri Agam Cendekia mempunyai ciri khas program untuk
mengembangkan PPK berbasis budaya sekolah antara lain:
a. Di Sekolah :
1) Peserta didik diwajibkan dalam setiap kegiatan berangkat ke sekolah,
masjid, kantin selalu berbaris yang dipimpin oleh komandan pleton masing-
masing.
2) Peserta didik junior jika bertemu/berpapasan dengan kakak senior atau
guru/pembina atau orang yang lebih tua selalu mengangkat tangan dengan
memberi hormat.
3) Setiap pertukaran jam pelajaran peserta didik selalu melapor dan berdo’a
untuk memulai dan pada akhir pembelajaran.
b. Di Asrama :
1) Makan Bersama di kantin yang dipimpin oleh komandan pleton / regu.
2) Sholat berjama’ah di Mesjid setiap waktu yang di imami oleh pererta didik
laki-laki yang sudah ditunjuk oleh guru pembina ketaqwaan secara bergilir.
61
3) Sholat jum’at yang khatib dan Imam dipilih dari peserta didik yang sudah
ditunjuk dan dilatih oleh guru pembina ketaqwaan.
4) Forum Annisa dilaksanakan di aula setiap jumat, bersamaan dengan waktu
salat jumat
5) Bimbingan tahfizh yang dilakukan secara rutin setelah magrib sampai isya.
6) Kultum / kuliah tujuh menit yang dilaksanakan secara rutin ba’da ashar dan
subuh.
7) Melaksanakan muhadarah 1x sepekan pada hari Ahad yang dilaksanakan
secara bergilir per kelas.
c. Berbasis Masyarakat
Satuan pendidikan tidak dapat menutup diri dari kemungkinan berkolaborasi
dengan lembaga, komunitas, dan masyarakat lain di luar lingkungan sekolah.
Pelibatan publik dibutuhkan karena sekolah tidak dapat melaksanakan visi dan
misinya sendiri. Karena itu, berbagai macam bentuk kolaborasi dan kerja sama
antar komunitas dan satuan pendidikan di luar sekolah sangat diperlukan dalam
penguatan pendidikan karakter.
Satuan pendidikan dapat melakukan berbagai kolaborasi dengan lembaga,
komunitas, dan organisasi lain di luar satuan pendidikan yang dapat menjadi mitra
dalam Penguatan Pendidikan Karakter. Yang dimaksud dengan komunitas yang
berada di luar satuan pendidikan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. komunitas pengelola pusat kesenian dan budaya, yaitu berbagai
perkumpulan, kelompok hobi, sanggar kesenian, bengkel teater, padepokan
silat, studio musik, bengkel seni, dan lain-lain, yang merupakan pusat-pusat
pengembangan kebudayaan lokal dan modern;
b. lembaga-lembaga pemerintahan (BNN, Kepolisian, KPK, Kemenkes,
Kemenpora, dan lain-lain);
c. lembaga atau komunitas yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran
(perpustakaan, museum, situs budaya, cagar budaya, paguyuban pecinta
lingkungan, komunitas hewan piaraan, dan lain-lain);
d. komunitas masyarakat sipil pegiat pendidikan;
e. komunitas keagamaan;
62
f. komunitas seniman dan budayawan lokal (pemusik, perupa, penari, pelukis,
dan lain-lain);
g. lembaga bisnis dan perusahaan yang memiliki relevansi dan komitmen dengan
dunia pendidikan;
h. lembaga penyiaran media, seperti televisi, koran, majalah, radio, dan lain-lain.
63
b. Ikut aktif dalam penggalangan dana sosial, dana bantuan untuk masyarakat
yang mengalami musibah, berkunjung dan memberikan sumbangan ke panti
asuhan dan panti jompo.
c. Mengumpulkan zakat maal dan zakat fitrah setiap bulan Ramdahan untuk
dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya dandiutamakan untuk
lingkungan disekitar sekolah..
d. Melaksanakan kegiatan safari Ramadhan dengan menurunkan tim ramadhan
yang anggotanya dari peserta didik dandipimpin oleh guru pembimbing ke
Mesjid-mesjid yang ada disekitar kecamatan tanjung raya selama 7 hari.
64
3. Berbasis Masyarakat
PPK berbasis Masyarakat secara umum sudah terlaksana sesuai dengan
program yang telah disusun, tetapi perlu bukti berupa Kerjasama / MOU
secara tertulis dengan instansi yang terkait.
Tindak lanjut
1. Secara umum perlu sosialisasi untuk semua stake holder sehingga
peraturan yang telah dibuat dan disepakati secara bersama dapat
berjalan dengan maksimal.
2. Guru dan Pembina perlu lebih meningkatkan rasa peduli terhadap
perkembangan karakter peserta didik dan mengarsipkan dalam bentuk
jurnal sikap, masalah yang terjadi dalam keseharian pesrta didik.
3. Piket malam untuk Pembina siswa / BINSIS, diharapkan lebih maksimal
sehingga tidak ada lagi peserta didik yang melanggar jam tidur.
4. Kaitan dengan masyarakat, sebaiknya setiap kegiatan sekolah yang
melibatkan masyarakat di luar kampus selalu ada kerja sama secara
tertulis / MOU dan diarsipkan dengan baik.
65
sebagai cerminan insan pancasila yang berbudi pekerti luhur. Demikian juga
halnya dengan lingkungan masyarakat.
Sejalan dengan hal itu, jauh sebelum Permendikbud No 23 Tahun 2015
ditetapkan, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
Pasal 4 ayat (5) pun telah menyatakan bahwa mencerdaskan bangsa
dilakukan melalui pengembangan budaya baca, tulis dan hitung bagi segenap
warga masyarakat. Untuk menumbuhkan budi pekerti dan menjalankan
amanat mencerdaskan bangsa, pada tanggal 18 Agustus 2015 pemerintah
Republik Indonesia melalui Kemendikbud meluncurkan Gerakan Literasi
Sekolah. Gerakan ini dilakukan berdasarkan pemahaman bahwa belajar tidak
hanya dilakukan di sekolah.
Landasan Hukum yang mendasari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. UUD 1945 Amandemen Bab XV Pasal 36 tentang kedudukan Bahasa
Indonesia
2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. Peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
4. UU No 24 Tahun 2010 Tentang Bendera, Bahasa, dan lambang Negara,
serta Lagu Kebangsaan
5. Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2014 Tentang Pengembangan,
Pembinaan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi
Bahasa Indonesia.
6. Peratusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2015
Tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Secara umum GLS bertujuan untuk menciptakan ekosistem sekolah
yang berbudaya baca tulis serta cinta sastra. Kegiatan ini diharapkan tidak
hanya memberikan manfaat pada pembiasaan tetapi juga menumbuhkan
budaya baca tulis pada warga sekolah.
66
a. Lingkungan Fisik Sekolah
SMA Negeri Agam Cendekia terletak Jalan Raya Muko-Muko maninjau
di pinggir Danau Maninjau dan dibangun di atas tanah seluas + 7 hektar. Di
atasnya berdiri 5 bangunan asrama untuk peserta didik, sebuah mesjid, 1
ruang makan peserta didik, 10 mes guru, 1 wisma, 1 warung serba ada
(Waserda). SMAN Agam Cendekia memiliki memiliki 1 ruang auditorium, 1
perpustakaan, dan 3 bangunan laboratorium yaitu laboratorium IPA (Biologi,
Fisika, dan Kimia), Laboratorium Komputer, dan Laboratorium Bahasa.
Ruang kelas terdiri dari 12 kelas ditengahnya terdapat lapangan upacara dan
terhampar taman yang tanami bunga-bunga. Di dalamnya juga terdapat 1
buah bangunan ruang kepala sekolah, guru dan tata usaha. Ruangan di
sekolah tertata rapi dengan mobiler sesuai kebutuhan serta teras yang
difasilitasi bangku tempat duduk dan dihiasi dengan bunga-bunga.
Sekolah juga dilengkapi dengan jaringan wifi yang dapat digunakan
oleh guru dan peserta didik dalam mengakses internet untuk mendapatkan
berbagai informasi yang mendukung kegiatan proses belajar dan penerapan
Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Lingkungan fisik SMAN agam cendekia yang dijelaskan diatas maka
ada beberapa kegiatan Literasi sekolah yang dapat dilaksanakan
diantaranya:
a. Membuat pojok baca di setiap kelas
b. Menyediakan buku-buku bacaan fiksi dan
non fiksi yang terbaru yang diperoleh dari:
1. Sekolah (Buku Perpustakaan)
2. Sumbangan peserta didik (1 buah per semester)
c. Menyediakan media elektronik, audio visual seperti seperangkat
komputer di setiap kelas.
d. Menyediakan Mading dan papan informasi di setiap kelas untuk
memajang hasil bacaan dan karya-karya tulis peserta didik.
e. Membuat slogan dan jargon di tempat biasa peserta didik-peserta didik
berkumpul seperti di lorong-lorong kelas
67
b. Lingkungan Sosial dan Afektif
Salah satu upaya peningkatan penerapan Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) SMA Negeri Agam Cendekia adalah memampukan peserta didik
cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya.
Selain itu, sekolah juga membina kerja sama dengan Alumni SMAN Agam
Cendekia dan Yayasan Insan Cendekia Madani dalam rangka pengadaan
buku-buku.
c. Lingkungan akademik
Perpustakaan SMAN Agam Cendekia dipimpin oleh satu orang Kepala
Perpustakaan yaitu guru yang telah memiliki Sertifikat Kepala Perpustakaan.
Kepala perpustakaan dibantu oleh 1 (satu) orang pustakawan. SMA Negeri
Agam Cendekia mempunyai ruang perpustakaan dengan luas + 20 x 20
meter yang terbagi atas 2 ruang yaitu ruang referensi dan ruang baca yang
dilengkapi beberapa rak buku-buku, bangku-bangku bacaan dan tempat-
tempat bacaan lesehan. Perpustakaan juga difasilitasi seperangkat komputer
yang dilengkapi printer dan infokus. Adapun kegiatan literasi sekolah dalam
lingkungan akademik adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan membaca pagi hari selama 15
menit sebelum PBM dibuktikan dengan membuat rangkuman pada buku
literasi
b. Memajang karya-karya hasil kegiatan
literasi di mading kelas dan mading sekolah
c. Hasil karya-karya terbaik akan dijilid dan
dipajang di perpustakaan serta dikirim ke media cetak seperti koran
Singgalang, Haluan, dan Padang Ekspress.
d. Mengadakan perayaan literasi setiap tahun
1. Adanya koleksi karya peserta didik yang didokumentasikan seperti
cerpen, puisi, essai, atau sejenisnya.
2. Memperingati hari literasi dengan melaksanakan lomba-lomba, seperti
lomba menulis cerpen, lomba menulis ulasan atau resensi buku, lomba
kritik sastra setiap tanggal 8 September.
68
e. Memberikan penghargaan non akademik
terhadap kebiasaan membaca kepada siswa, disesuaikan dengan jadwal
kegiatan di sekolah, misalnya: semesteran.
1. Menyediakan penghargaan kegiatan membaca seperti pin, sertipikat,
dan lainnya.
2. Penghargaan diberikan kepada siswa pada setiap bulan sesuai
dengan jumlah buku atau bacaan yang telah dibacanya berdasarkan
ulasan buku yang dibuat.
3. Hadiah atau penghargaan yang diberikan kepada siswa mampu
menarik minat siswa untuk lebih rajin dan giat lagi dalam
melaksanakan gerakan literasi seolah.
f. Mengadakan lomba pembuatan desain
poster, slogan, karikatur, atau komik untuk konten tertentu.
1. Sekolah menyusun program untuk lomba desain poster, slogan, atau
komik pada akhir semester.
2. Pemenang lomba akan mendapat penghargaan dari sekoloah berupa
sertipikat, maupun lainnya.
3. Sekolah memajang karya siswa yang menang di dinding sekolah,
menjadikannya sebagai penggiat bagi siswa lainnya.
g. Membuat film pendek/video documenter,
iklan layanan masyarakat, profil sekolah, trailer sekolah.
1. Setiap siswa kelas XII membuat film angkatan sebagai kenang-
kenangan untuk sekolah dan adik kelas.
2. Film tersebut bisa ditayangkan dan ditonton oleh seluruh siswa, guru,
maupun tenaga kependidikan yang berada di lingkungan SMA Negeri
Agam Cendekia
h. Pembudayaan e-learning di sekolah
1. Sekolah menyediakan fasilitas internet yang memadai di sekolah
2. Adanya perangkat yang bisa mengakses internet untk siswa baik di
kelas maupen di perpustakaan seperti komputer, laptop, atau tablet.
i. Mendorong guru untuk membuat blog atau
modul online yang bisa diakses oleh siswa selama pembelajaran.
69
1. Blog atau modul online dapat berupa rangkuman materi atau video
pembahasan yang bisa memudahkan siswa dalam menguasai materi.
2. Dalam blog atau video yang disamikan terdapat apresiasi untuk guru.
j. Adanya pelatihan bagi guru dan siswa
untuk membuat blog dan e-mail. Hal ini akan berguna saat e-leraning
maupun e-literasi jika pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh.
k. Sekolah mengadakan literasi budaya
seperti pementasan tari, teater, dan seni tradisional.
1. Program literasi budaya dapat dilkukan setiap semester, tepatnya di
akhir semester dan masuk dalam agenda class meeting selepas ujian
akhir semester.
2. Pementasan dapat dilombakan antar kelas maupun angkatan.
3. Adanya pembinaaan yang dilakukan oleh guru seni untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam berkeatifitas.
4. Sekolah juga bisa mengundang pelatih dari luar untuk persiapan
lomba.
5. Kegiatan lainnya adalah kegiatan tahunan FLS2N yang menjadi wadah
bagi siswa untuk aktif dalam literasi budaya.
2) Literasi digital
Belum terlaksana secara maksimal karena padatnya kegiatan
PBM sampai pukul 16.00 WIB sehingga hanya sebagian kecil
70
peserta didik yang bisa memanfaatkan waktu untuk ke labor
TIK dan Bahasa. Selain itu di SMAN Agam Cendekia peserta
didik tidak diizinkan membawa smarthphone dan laptop ke
asrama dan sekolah akibatnya siswa tidak bisa melaksanakan
literasi digital di asrama dan di kelas
b. Lingkungan Sosial dan Afektif
Belum terjalinnya kerjasama GLS dengan lingkungan sosial
(baik masyarakat setempat, alumni,pemerhati pendidikan dan
pemerintah daerah untuk meningkatkan pelaksanaan GLS SMA N
Agam Cendekia)
c. Lingkungan Akademik
1) Masih ada peserta didik yang malas melaksanakan literasi
membaca buku karena menurut mereka tidak ada buku
referensi di perpustakaan lagi yang menarik untuk dibaca
karena jumlahnya sedikit.
2) Selama adanya GLSdi SMA N Agam Cendekia belum ada
hasil karya pesrta didik yang dibukukan .
3) Belum seluruh warga SMAN Agam Cendekia terlibat dalam
GLS
2. Tindak Lanjut
a. Lingkungan Fisik Sekolah
1) Sekolah mencarikan solusi menambah buku –buku terbaru baik
fiksi maupun nonfiksi dengan mengalokasikan dana sekolah
setiap tahun diluar buku pelajaran.
2) Mencarikan sumbangan buku dari berbagai pihak (alumni,
orangtua peserta didik dan pemerhati pendidikan)
3) Siswa diizinkan membawa smartphone dan laptop ke kampus
SMAN Cendekia dengan pengawasan dan membuat aturan
yang jelas untuk penggunaannya.
b. Lingkungan Sosial dan Afektif
Menjalin kerja sama dengan alumni,pemerhati
pendidikan,masyarakat setempat dan pemerintah daerah agar
GLS SMAN Agam Cendekia terlaksana seperti yang diharapkan
71
c. Lingkungan Akademik
1) Buku referensi perpustakaan akan ditambah variasi dan
jumlahnya tiap tahun.
2) Rangkuman literasi siswa akan dinilai ketepatan isinya oleh
wali kelas masing-masing.
3) Wali kelas akan diberikan bimbingan untuk menilai cara
merangkum bacaan yang benar agar bisa menilai rangkuman
peserta didik dan akan dinilai setiap akhir pekan
4) Rangkuman peserta didik yang terbaik akan diberi hadiah
setiap awal bulan.
5) Hasil karya peserta didik yang terbaik akan diterbitkan
(mimiliki ISBN) akan diletakkan di perpustakaan sebagai
referensi agar peserta diddik yang lain termotifasi untuk
berkarya dan menulis buku.
6) Melibatkan seluruh warga sekolah untuk melaksanakan GLS
7. Pengembangan Diri
a. Layanan Bimbingan dan Konseling (BK)
Kegiatan pengembangan diri di SMA Negeri Agam Cendekia terdiri atas
dua kegiatan.
Pertama, Kegiatan pengembangan diri melalui layanan Bimbingan
Konseling.Bimbingan konseling (BK) dilaksanakan melalui layanan bantuan
kepada peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar
mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi,
sosial, belajar dan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung. Kegiatan layanan ini diberikan dalam bentuk layanan kelompok
seminggu sekali (1jam pelajaran) tatap muka dan layanan individual dalam
bentuk konsultasi perorangan yang dilakukan di luar jam tatap muka di
kelas.
Kedua, Kegiatanpengembangan diri melalui kegiatan ekstra
kurikuluer.Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan untuk membantu
pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
minat dan prestasi mereka melalui kegiatan yang secara khusus
72
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
1. Penyiapan Need Assesment
Asesmen merupakan salah satu bagian dari pengukuran. Dalam
konteks bimbingan dan konseling, asesmen yaitu mengukur suatu proses
konseling yang harus dilakukan konselor sebelum, selama, dan setelah
konseling tersebut dilaksanakan atau berlangsung.
Asesmen merupakan merupakan salah satu bagian terpenting dalam
seluruh kegiatan yang ada dalam konseling (baik konseling kelompok
maupun konseling individual). Karena itulah asesmen dalam bimbingan dan
konseling merupakan bagian yang terintegral dengan proses terapi maupun
semua kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri. Asesmen dilakukan
untuk menggali dinamika dan faktor penentu yang mendasari munculnya
masalah. Hal ini sesuai dengan tujuan assesmen dalam bimbingan dan
konseling yaitu mengumpulkan informasi yang memungkinkan bagi guru BK
untuk menentukan masalah dan memahami latar belakang serta situasi
yang ada pada masalah siswa. Asesmen yang dilakukan sebelum, selama,
dan setelah konseling berlangsung memberikan informasi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk menilai keberhasilan sebuah konseling,
namun juga dapat digunakan sebagai sebuah terapi untuk menyelesaikan
masalah siswa.
Asesmen merupakan kegiatan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh siswa dalam memecahkan
masalah. Asesmen yang dikembangkan adalah assesmen yang baku dan
meliputi berbagai aspek, yaitu:
1) Aspek kognitif
2) Aspek afektif
3) Aspek psikomotor
Asesmen ini digunakan dalam mengembangkan potensi dengan
menggunakan indikator-indikator yang ditetapkan dan dikembangkan oleh
seorang guru BK. Asesmen yang diberikan kepada siswa merupakan
pengembangan dari area kompetensi dasar pada diri siswa yang akan
dinilai, yang kemudian akan dijabarkan dalam bentuk indikator-indikator.
73
Pada umumnya asesmen dalam bimbingan dan konseling dapat dilakukan
dalam bentuk laporan diri, performance test, tes psikologis, observasi,
wawancara, dan sebagainya.
Pelaksanaan asesmen dalam bimbingan dan konseling merupakan hal
yang penting dan harus dilakukan dengan berhati-hati sesuai dengan
kaidahnya. Kesalahan dalam mengidentifikasi masalah karena assesment
yang tidak memadai akan menyebabkan gagalnya treatmen yang sudah
dilakukan. Meskipun menjadi dasar dalam melakukan treatmen pada siswa,
tidak berarti konselor harus menilai (to assess) semua latar belakang dan
situasi yang dihadapi siswa pada saat itu jika tidak perlu. Kadangkala guru
BK menemukan bahwa ternyata “hidup” siswa sangat menarik. Namun
demikian tidaklah etis untuk menggali semuanya selama hal tersebut tidak
relevan dengan treatmen yang diberikan untuk mengatasi masalah siswa.
Asesmen dalam bimbingan dan konseling mempunyai beberapa tujuan,
yaitu:
1) Orientasi masalah, yaitu untuk membuat siswa mengenali dan
menerima permasalahan yang dihadapinya, tidak mengingkari bahwa
ia bermasalah.
2) Identifikasi masalah, yaitu membantu baik siswa maupun
konselor/guru BK dalam mengetahui masalah yang dihadapi siswa
secara mendetail.
3) Memilih alternatif solusi dari berbagai alternatif penyelesaian masalah
yang dapat dilakukan oleh siswa.
4) Pembuatan keputusan alternatif pemecahan masalah yang paling
menguntungkan dengan memperhatikan konsekuensi paling kecil dari
beberapa alternatif tersebut.
5) Verifikasi untuk menilai apakah konseling telah berjalan efektif dan
telah mengurangi beban masalah klien atau belum.
Selain itu, asesmen juga digunakan untuk menentukan variabel
pengontrol dalam permasalahan yang dihadapi oleh siswa untuk memilih
atau mengembangkan intervensi terhadap area yang bermasalah atau
dengan kata lain menjadi dasar untuk mendesain dan mengelola terapi
untuk membantu mengevaluasi intervensi serta untuk menyediakan
74
informasi yang relevan untuk pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada
setiap fase konseling.
Metode Need Assessment dibuat untuk bisa mengukur tingkat
kesenjangan yang terjadi dalam pembelajaran siswa dari apa yang
diharapkan dan apa yang sudah didapat. Dalam pengukuran kesenjangan
seorang analisis harus mampu mengetahui seberapa besar masalah yang
dihadapi.
75
5) Kebutuhan Masa Depan, Yaitu mengidentifikasi perubahan-perubahan
yang akan terjadi dimasa mendatang. Misal : penerapan teknik
pembelajaran yang baru, dan sebagainya.
6) Kebutuhan Insidentil yang mendesak, yaitu faktor negatif yang muncul
di luar dugaan yang sangat berpengaruh. Misal : bencana nuklir,
kesalahan medis, bencana alam, dan sebagainya.
76
4) Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan
hidupnya.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh konselor atau
guru bimbingan dan Konseling dalam komponen layanan dasar
antara lain; asesmen kebutuhan, bimbingan klasikal, bimbingan
kelompok, pengelolaan media informasi, dan layanan bimbingan dan
konseling lainnya.
b. Layanan peminatan dan perencanaan individual
Layanan peminatan peserta didik merupakan wilayah garapan
profesi Bimbingan dan Konseling, yang tercakup dalam pelayanan
perencanaan individual. Layanan perencanaan individual adalah
bantuan kepada peserta didik, konseli agar mampu merumuskan
dan melakukan aktivtas-aktivitas sistematik yang berkaitan dengan
perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman tentang
kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemaham terhadapa
peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
Tujuan layanan peminatan dan perencanaan individual untuk
membantu konseli agar:
a) Memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya;
b) Mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan
terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, belajar, maupun karier.
c) Dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan,
dan rencana yang telah dirumuskannya.
c. Layanan responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta
didik/konseli yang mengahadapi masalah dan memerlukan
pertolongan dengan segera, agar peserta didik/konseli tidak
mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas
perkembangannya.
Strategi layanan responsif diantaranya konseling individual,
konseling kelompok, konsultasi, kolaborasi, kunjungan rumah, dan
alih tangan kasus (referral). Layanan responsif bertujuan untuk
77
membantu peserta didik/konseli yang sedang mengalami masalah
tertentu menyangkut perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan
karier. Fokus layanan responsif dalah pemberian bantuan kepada
peserta didik/konseli yang secara nyata mengalami masalah yang
mengganggu perkembangan diri dan secara potensial mengahadapi
masalah tertentu namun dia tidak menyadari bahwa dirinya meiliki
masalah.
d. Layanan dukungan sistem
Layanan dukungan sistem merupakan komponen pelayanan
dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya TIK),
dan pengembangan kemampuan professional konselor atau guru BK
secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan
bantuan kepada peserta didik/konseli atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan peserta didik/konseli dan mendukung efektivitas dan
efesiensi pelaksanaan layanan BK.
Kegiatan pengembangan diri di SMA Negeri Agam Cendekia
terdiri atas dua kegiatan.
Pertama, Kegiatan pengembangan diri melalui layanan
Bimbingan Konseling.Bimbingan konseling (BK) dilaksanakan
melalui layanan bantuan kepada peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang
secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan
karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung.
Kegiatan layanan ini diberikan dalam bentuk layanan kelompok
seminggu sekali (1jam pelajaran) tatap muka dan layanan individual
dalam bentuk konsultasi perorangan yang dilakukan di luar jam tatap
muka di kelas.
Kedua, Kegiatan pengembangan diri melalui kegiatan ekstra
kurikuluer.Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan untuk membantu
pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, minat dan prestasi mereka melalui kegiatan yang secara
khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan
yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
78
Secara umum tujuan pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling adalah berupaya membantu siswa menemukan pribadinya,
dalam hal mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya, serta
menerima dirinya secara positif dan dinamis sebagai modal
pengembangan diri lebih lanjut.
Jenis layanan bimbingan dan konseling terselenggara harus
sesuai dengan empat bidang bimbingan yaitu: (1) bidang bimbingan
pribadi, (2) bidang bimbingan sosial, (3) bidang bimbingan belajar,
dan (4) bidang bimbingan karier.
3. Jenis Layanan
Berikut secara rinci jenis layanan Bimbingan Konseling:
a. Layanan Orientasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik (klien) dan orang tua dalam memahami lingkungan
(seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, atau hal-hal baru
lainnya yang relevan dengan kegiatan pendidikan, untuk
mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di
lingkungan yang baru itu.
Layanan orientasi di SMA Negeri Agam Cendekia dilaksanakan
dalam pemberian layanan secara pribadi dan kelompok. Pada masa
Pengenalan lingkungan sekolah, peserta didik sudah diberikan layanan
orientasi. Di samping itu, guru BK juga memberikan layanan orientasi
dengan cara tatap muka di dalam kelas dan layanan di luar kelas. Di
SMA Negeri Agam Cendekia, guru BK masuk ke dalam kelas dengan
alokasi waktu 1 x 45 menit per minggu. Hal ini bertujuan agar seluruh
anak terlayani oleh guru BK dengan maksimal.
b. Layanan Informasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai informasi
(seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan
keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien). Layanan informasi
79
berupa tatap muka 1 x 45 menit per minggu dan layanan di luar tatap
muka.
80
pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.
Layanan ini dilaksanakan di luar jam pembelajaran, misalnya pada saat
istirahat, pulang sekolah, atau dengan cara meminta izin kepada guru
mata pelajaran jika ada permasalahan penting yang harus didikusikan
oleh perserta didik dengan guru BK.
f. Layanan Bimbingan Kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika
kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu
(terutama dari Guru Pembimbing) dan/ atau membahas secara
bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk
menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan/ atau untuk
perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai pelajar,
dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/ atau
tindakan tertentu. Layanan bimbingan kelompok yang maksimal
dilaksanakan dalam tatap muka guru BK dengan peserta didik di dalam
kelas atau di ruang tertentu lainnya.
g.Layanan Konseling Kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan
pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika
kelompok; masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah pribadi
yang dialami oleh anggota-anggota kelompok. Layanan konseling
kelompok yang maksimal dilaksanakan dalam tatap muka guru BK
dengan peserta didik di dalam kelas atau di ruang tertentu lainnya.
h. Layanan Konsultasi
Pelayanan konsultasi bagi konsulti (seperti :orang tua, guru dan
pihak tertentu) yang terkait dengan peserta didik. Layanan konsultasi
bertujuan untuk mencari solusi permasalahan peserta didik dan diskusi
tetang kemajuan belajar peserta didik. Layanan konsultasi di SMA
Negeri Agam Cendekia dapat orang tua peserta didik, guru mata
pelajaran, wali kelas, wakil kepala sekolah, dan kepala sekolah.
81
i. Layanan Mediasi
Penyelesaian masalah bagi peserta didik/kelompok yang
mengalami pertikaian/ketidakcocokandenganpeserta didik/guru/orang
tua/kelompok/pihak lainnya. Pada layanan ini, guru BK berperan
sebagai mediator antara peserta didik dengan pihak yang bertikai.
4. Bidang Bimbingan
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakikatnya
merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan
khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam
mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat sebuah
bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan
pondasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak
memiliki pondasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah
atau bahkan ambruk. Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan
konseling, apabila tidak didasari oleh pondasi atau landasan yang
kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan
dan konseling itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah individu
yang dilayaninya (konseli).
Berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung perlu dilakukan
sebagai wujud nyata penyelengga raan pelayanan bimbingan dan
konseling terhadap sasaran layanan yaitu peserta didik (klien). Ada
sejumlah layanan dan kegiatan pendukung dalam bimbingan dan
konseling di sekolah.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014, bidang
layanan Bimbingan dan Konseling mencakup:
a) Bidang layanan pribadi
Bidang layanan pribadi merupakan suatu proses pemberian
bantuan dari konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada
peserta didik/konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan,
mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara
bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya. Dengan
demikian, peserta didik dapat mencapai perkembangan pribadinya
82
secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan
keselamatan dalam kehidupannya.
Bimbingan dan konseling pribadi dimaksudkan untuk membantu
peserta didik/konseli agar mampu (1) memahami potensi diri dan
memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun
psikis, (2) mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam
kehidupannya, (3) menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya
secara baik, (4) mencapai keselarasan perkembangan antara cipta-
rasa-karsa, (5) mencapai kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa
secara tepat dalam kehidupanya sesuai nilai-nilai luhur, dan (6)
mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan potensi diri secara optimal
berdasarkan nilai-nilai luhur budaya dan agama.
Secara garis besar, lingkup materi bimbingan dan konseling
pribadi meliputi pemahaman diri, pengembangan kelebihan diri,
pengentasan kelemahan diri, keselarasan perkembangan cipta-rasa-
karsa, kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa, dan aktualiasi diri
secara bertanggung jawab. Materi bimbingan dan konseling pribadi
tersebut dapat dirumuskan berdasarkan analisis kebutuhan
pengembangan diri peserta didik, kebijakan pendidikan yang
diberlakukan, dan kajian pustaka.
b) Bidang layanan belajar
Bidang layanan belajar merupakan proses pemberian bantuan
konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta
didik/konseli dalam mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap
dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki
kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan
mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai
kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya.
Bimbingan dan konseling belajar bertujuan membantu peserta
didik untuk (1) menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan
memahami berbagai hambatan belajar; (2) memiliki sikap dan
kebiasaan belajar yang positif; (3) memiliki motif yang tinggi untuk
belajar sepanjang hayat; (4) memiliki keterampilan belajar yang efektif;
83
(5) memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan
selanjutnya; dan (6) memiliki kesiapan menghadapi ujian.
Lingkup bimbingan dan konseling belajar terdiri atas sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang menunjang efisiensi dan
keefektivan belajar pada satuan pendidikan dan sepanjang
kehidupannya; menyelesaikan studi pada satuan pendidikan, memilih
studi lanjut, dan makna prestasi akademik dan non akademik dalam
pendidikan, dunia kerja dan kehidupan masyarakat.
c) Bidang layanan sosial
Bidang layanan sosial merupakan suatu proses pemberian
bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami
lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif,
terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial
yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian
hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai
kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
Bimbingan dan konseling sosial bertujuan untuk membantu
peserta didik/konseli agar mampu (1) berempati terhadap kondisi orang
lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya, (3) menghormati
dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma
yang berlaku, (5) berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama
dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan (8) mengatasi konflik
dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan.
Secara umum, lingkup materi bimbingan dan konseling sosial
meliputi pemahaman keragaman budaya, nilai-nilai dan norma sosial,
sikap sosial positif (empati, altruistis, toleran, peduli, dan kerjasama),
keterampilan penyelesaian konflik secara produktif, dan keterampilan
hubungan sosial yang efektif.
d) Bidang layanan karier
Bidang layanan karier merupakan proses pemberian bantuan
konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta
didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan,
eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karier sepanjang
84
rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasarkan informasi
potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya
sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
Bimbingan dan konseling karier bertujuan menfasilitasi
perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karier
sepanjang rentang hidup peserta didik/konseli. Dengan demikian,
peserta didik akan (1) memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat
dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan; (2) memiliki
pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karier yang
menunjang kematangan kompetensi karier; (3) memiliki sikap positif
terhadap dunia kerja; (4) memahami relevansi kemampuan menguasai
pelajaran dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang
pekerjaan yang menjadi cita-cita kariernya masa depan; (5) memiliki
kemampuan untuk membentuk identitas karier, dengan cara mengenali
ciri-ciri pekerjaan, persyaratan kemampuan yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja;
memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang
kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai
dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi;
membentuk pola-pola karier; mengenal keterampilan, kemampuan dan
minat; memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil
keputusan karier.
Ruang lingkup bimbingan karier terdiri atas pengembangan sikap
positif terhadap pekerjaan, pengembangan keterampilan menempuh
masa transisi secara positif dari masa bersekolah ke masa bekerja,
pengembangan kesadaran terhadap berbagai pilihan karier, informasi
pekerjaan, ketentuan sekolah dan pelatihan kerja, kesadaran akan
hubungan beragam tujuan hidup dengan nilai, bakat, minat, kecakapan,
dan kepribadian masing-masing. Untuk itu secara berurutan dan
berkesinambungan, kompetensi karier peserta didik difasilitasi
bimbingan dan konseling dalam setiap jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
85
5. Rencana Pelaksanaan Layanan
Rencana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
merupakan salah satu perangkat yang ada dalam organisasi BK.
Perencanaan kegiatan palayanan bimbingan dan konseling mengacu
pada program tahunan yang telah dijabarkan ke dalam program
semester bulanan serta mingguan dan yang terakhir program harian.
Perencanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling harian yang
merupakan penjabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk
satuan kegiatan layanan (SATLAN) dan satuan kegiatan pendukung
(SATKUNG), satlan dan satkung inilah yang secara langsung
dilaksanakan secara tatap muka dengan peserta didik dan subjek-
subjek lainnya yang bersangkutan. Satlan dan satkung meliputi:
a) Materi layanan atau pendukung, materi ini harus di sesuaikan
dengan kebutuhan atau masalah peserta didik yang akan dikenai
layanan atau pendukung
b) Menetapkan tujuan atau hasil yang ingin dicapai
c) Menetapkan sasaran kegiatan, yaitu peserta didik asuh yang akan
dikenal kegiatan layanan atau pendukung
d) Menetapkan bahan, sumber bahan dan atau nara sumber. Serta
personil yang berkaitan dengan peranannya masing-masing.
e) Menetapkan metode. Tehnik, media dan jenis alat yang akan
digunakan, sesuai dengan ciri khusus jenis layanan atau pendukung
yang direncanakan.
86
atau kegiatan pendukung diselenggarakan untuk mengetahui
dampak layanan/ kegiatan terhadap peserta didik
c. Penilaian jangka panjang, penilaian dalam waktu tertentu (satu
bulan sampai dengan satu semester) setelah satu layanan dan
kegiatan pendukung dilaksanakan untuk mengetahui lebih jauh
dampak layanan atau kegiatan pendukung yang telah dilakukan.
Contohnya :SATLAN dan SATKUNG
d. Laporan Pertanggungjawaban Program
Tindak lanjut dari kegiatan layanan konseling ini berupa pelaporan
kegiatan yang dilaksanakan secara berkala serta menemukan
solusinya. Laporan ini berisi tentang segala kegiatan layanan yang
diberikan kepada peserta didik dan perkembangan peserta didik, baik
perkembangan akademik maupun nonakademik. Setiap akhir semester,
guru BK akan memberikan laporan catatan sikap peserta didik dan
rekap kehadiran peserta didik kepada pihak sekolah.
b. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib dan Pilihan
1. Ekstrakurikuler Wajib
Berdasarkan Permendikbud no 62 tahun 2014 bahwa
pramuka merupakan ekstrakurikuler wajib yang harus
dilaksanakan di sekolah, maka di SMA Negeri Agam Cendekia
juga melaksanakan kegiatan kepramukaan sebagai
ekstrakurikuler wajib.
87
Kegiatan ekstrakurikuler wajib kepramukaan di SMA Negeri
Agam Cendekia dalam bentuk Pramuka Blok, yaitu perkemahan
tiga hari dua malam (Persami) dengan durasi waktu 36 jam.
Kegiatan tersebut dilaksanakan satu kali dalam setahun dan
diberikan penilaian umum. Pembina kegiatan adalah pembina
pramuka dan beberapa pembantu pembina pramuka lainnya
beserta wali kelas/ guru lainnya.
Adapun manfaat yang di peroleh dari kegiatan kemah
pramuka blok ini adalah:
a) Kemandirian
b) Gotong Royong dan Kebersamaan
c) Meningkatkan Kepedulian
d) Kedisiplinan
e) Belajar Mencintai Alam
f) Belajar Organisasi dan Bekerjasama
g) Melatih Kepemimpinan dan Kreativitas
Program kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri Agam
Cendekia memiliki sebuah program yang jelas dan terencana.
Kegiatan ekstrakurikuler ini dibimbing oleh guru pembina yang
memiliki skill terhadap kegiatan tersebut. Berikut ini strategi
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri Agam
Cendekia.
a) Pramuka yang merupakan kegiatan ekstrakurikuler wajib dalam
Kurikulum 2013 diikuti oleh peserta didik kelas X, XI, dan XII.
b) Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok, yang didampingi
oleh seorang Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina.
c) Pembina Pramuka melaksanakan kegiatan sesuai dengan
kegiatan/materi pendidikan kepramukaan yang sudah dirancang
sebelumnya.
d) Wali kelas/Guru Mata Pelajaran yang bukan Pembina Pramuka
membantu pelaksanaan kegiatan pendidikan kepramukaan.
88
2. Tahfidz
Tahfidz merupakan ekskul wajib yang diadakan oleh sekolah
untuk siswa muslim dan muslimah. Program ini baru diwajibkan
tahun ini. Siswa diberikan target menghafal 1 juz untuk 1 tahun.
Kelas X ditargetkan hafal juz 30. Kelas XI ditargetkan hafal juz 1 dan
kelas XII ditargetkan hafal juz 29 sehingga dalam 3 tahun mereka
sudah hafal 3 juz. Bagi siswa yang sudah memiliki hafalan
sebelumnya diwajibkan juga untuk menambah hafalan 1 juz dalam 1
tahun.
Pelaksanaan tahfidz dilakukan setelah shalat magrib di masjid
yang dibina oleh 2 orang guru tahfidz. Guru tahfidz laki-laki membina
siswa laki-laki dari kelas X sampai kelas XII dan sebaliknya. Agar
tercapainya target 1 juz dalam setahun maka dipecah menjadi target
perminggu. Jadi siswa menghapal minimal 5 – 10 ayat dalam 1
minggu.
Untuk mengukur hapalan siswa, pembina tahfidz
mengadakan ujian setoran diakhir semester.
89
Bukti keaktifan, prestasi dan hasil karya peserta didik dalam
ekskul akan tercatat dalam Buku Penilaian Kepramukaan Pembina
Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka.
Dari data-data Kehadiran, Keaktifan, Prestasi dan Hasil
karya seluruh peserta ekskul wajib ini, maka Pembina Pramuka dan
Pembantu Pembina Pramuka akan mengadakan rapat dan diskusi
tentang pengolahan nilai ekskul wajib Kepramukaan. Jadi nilai
kepramukaan adalah akumulasi dari kehadiran, keaktifan,
prestasi dan hasil karya.
2. Tahfidz
Teknik penilaian tahfidz adalah dengan cara memberikan ujian
lisan minimal satu kali dalam satu semester. Ujiannya dilakukan per
individu. Untuk pelaksanaan ujian akan dilakukan oleh beberapa
orang penguji.
Yang dinilai dalam ujian lisan mengenai ayat ayat yang dibaca
bisa terlihat dalam table berikut:
JUMLAH
PENGURANGA
No JENIS YG DINILAI PENGURANGAN NILAI N
SOA SOA SOA SOA
L1 L2 L3 L4
1 MURA' TAL AYAT
A.Diam lebih dari 10 detik x2=
B. Tinggal ayat dan
potongan ayat
2 SABQ AL LISAN
A. Tinggal huruf dan kata
B.Penambahan huruf dan
kata
C.Tertukar hurud atau kata x½=
D. Tertukar baris/harakat
Kesalahan panjang dan
3 pendek
4 Ketuntasan bacaan *)
TOTAL PENGURANGAN
NILAI AKHIR =100 - TOTAL PENGURANGAN NILAI
*Maksimal dikurangi 20 poin untuk setiap pertanyaan
c. Evaluasi Kegiatan
Penilaian perlu diberikan terhadap kinerja peserta didik
dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kriteria keberhasilan lebih
90
ditentukan oleh proses dan keikutsertaan peserta didik dalam
kegiatan ekstrakurikuler. Penilaian dilakukan secara kualitatif.
Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan
pada kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester.
Nilai yang diperoleh pada kegiatan ekstrakurikuler wajib
Kepramukaanberpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta
didik. Nilai di bawah memuaskan (< 75) dalam dua semester atau
satu tahun memberikan sanksi bahwa peserta didik tersebut
harus mengikuti program khusus yang diselenggarakan bagi
mereka. Hanya nilai memuaskan atau diatasnya yang dicantumkan
dalam buku rapor SMA Negeri Agam Cendekia.
Sekolah akan memberikan penghargaan kepada peserta
didik yang memiliki prestasi sangat memuaskan atau cemerlang
dalam satu kegiatan ekstrakurikuler wajib. Penghargaan tersebut
diberikan untuk pelaksanaan kegiatan dalam satu kurun waktu
akademik tertentu, misalnya pada setiap akhir semester, akhir
tahun, atau pada waktu peserta didik telah. menyelesaikan
seluruh program pembelajarannya. Penghargaan tersebut
memiliki arti sebagai suatu sikap menghargai prestasi
seseorang.
d. Pelaporan Kegiatan
1. Kepramukaan
Kegiatan Perjusami telah diselenggarakan dengan baik dan
lancar. Kegiatan dimulai dengan apel pembukaan pada hari Jumat,
22 Januari 2021 pukul 16.00 WIB dan diakhiri dengan apel penutup
pada hari Minggu, 24 Januari 2021 pukul 11.00 WIB.
Peserta Perjusami mengikuti instruksi dan jadwal kegiatan dengan
tertib sesuai arahan dari panitia. Namun, masih ada para peserta
Perjusami yang tidak membawa kelengkapan yang dipersyaratkan
dengan berbagai alasan. Kondisi ini menunjukkan terdapat
berbagai kendala kedisiplinan dalam diri siswa.
91
2. Tahfidz
Kegiatan Tahfidz telah diselenggarakan dengan baik dan lancar.
Kegiatan dilaksanakan di Mesjid Imam Bonjol SMAN Agam
Cendekia setelah magrib sampai azan isya berkumandang.
2) Ekstrakurikuler Pilihan
Disamping berdasarkan Permendikbud no 62 tahun 2014
tentang ekstrakurikuler, Penetapan ekstrakurikuler Pilihan SMA
Negeri Agam Cendekia adalah lanjutan program tahun lalu dan
juga berdasarkan ketersediaan fasilitas, tenaga pembimbing dan
kebutuhan peserta didik.
Ekstrakurikuler pilihan ini meliputi imtaq, keolahragaan,
kebernegaraan, dan lain lain.
a) Jenis dan Strategi Pelaksanaan
Kegiatan ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan
ekstrakurikuler yang dikembangkan dan diselenggarakan oleh
sekolah sesuai bakat dan minat peserta didik. Begitu juga di
SMA Negeri Agam Cendekia, pemilihan ekstrakurikuler
pilihannya juga didsarkan atas bakat dan minat peserta didik.
Bentuk kegiatan ekstrakurikuler pilihan yang dilaksanakan di
SMA Negeri Agam Cendekia, seperti berikut.
Ekstrakuri-
Program Inti/Tujuan Umum Kegiatan
kuler Pilihan
92
Kegiatan lainnya, berupa pembiasaan bersedekah
dan berinfak yang dilaksanakan setiap hari Jumat.
2. . PMR (Palang Mendidik peserta didik untuk memahami sejarah
Merah perjalanan organisasi PMI dan kegiatan yang
Remaja) dilaksanakan di sekolah dalam rangka membantu dan
memahami tugas PMR
Melaksanakan dan mengembangkan kegiatan dan
tugas sebagai PMR Wira
Dapat melaksanakan tugas kemanusiaan dalam
situasi bencana alam atau bencana lainnya
93
patriotisme dalam diri peserta didik.
94
b. Keaktifan dengan bobot 10 %
c. Prestasi dengan bobot 10 %
Setiap peserta didik akan didata kehadirannya dengan bukti
daftar hadir yang akan dibuat 2 rangkap untuk pembina dan untuk
sekolah.
Bukti keaktifan, prestasi peserta didik dalam ekskul akan tercatat
dalam Buku Penilaian Ekstra Kurikuler Pilihan. Lengkapi dengan
dokumentasi kegiatan seperti foto-foto, video untuk laporan kegiatan .
Pengolahan Nilai
Dari data-data Kehadiran, Keaktifan dan Prestasi seluruh
peserta ekskul pilihan ini, maka setiap Pembina Ekskul akan
mengolah nilai dengan diskusi bersama Wakil Kepeserta didikan dan
Kepala Sekolah bila diperlukan. Pengolahan nilai ekskul pilihan
setiap peserta didik sehingga didapat rekap nilai seluruh peserta
ekskul pilihan dengan benar.
Jumlah
No. Konversi nilai Predikat
Kehadiran
1. 100 % 100 Amat Baik
2. 70 % - 90 % 90 Baik
3. 40 % - 70 & 85 Rerata Baik
4. 10 % - 40 % 75 Cukup
5. 0% 60 Kurang
95
berbagai lomba-lomba ekskul tersebut sebagai utusan
sekolahtingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, dan nasional.
d. Pelaporan Kegiatan
Pelaksanaan ekskul pilihan selama masa pandemi tidak dapat
berjalan sesuai dengan program yang telah disusun Tahun
2020/2021. Namun ada beberapa ekskul yang tetap dilaksanakan
pada awal semester genap karena proses PBM dilaksanakan
secara tatap muka. Adapun ekskul yang yang dilaksanakan karena
tidak melibatkan pihak luar dan pelaksanaannya terpusat di
lingkungan sekolah yaitu : Forum Annisa, PMR, Paskibra,
Olahraga, MaKerS dan Seni. Sedangkan ekskul pilihan yang tidak
dapat terlaksana karena melibatkan pihak luar yaitu SISPALA.
96
kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan
batas waktu yang ditetapkan”.
Berdasarkan beberapa pertimbangan dan analisis yang dilakukan oleh
berbagai pihak, maka ditetapkanlah penggunaan beban belajar sistem paket
pada SMA Negeri Agam Cendekia. Sistem Paket adalah sistem
penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan
mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah
ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku di
SMA Negeri Agam Cendekia. Beban belajar setiap mata pelajaran pada
Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
Tata cara pelaksanaan beban belajar di SMA Negeri Agam Cendekia
sebagai berikut.
a) Beban belajar dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu.
(1) Beban belajar satu minggu Kelas X adalah 42 jam pembelajaran.
(2) Beban belajar satu minggu Kelas XI adalah 44 jam pembelajaran.
(3) Beban belajar satu minggu Kelas XII adalah 44 jam pembelajaran.
(4) Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
b) Beban belajar di Kelas X, dan XI dalam satu semester paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu.
c) Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu
dan paling banyak 20 minggu.
d) Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu
dan paling banyak 16 minggu.
e) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan
paling banyak 40 minggu.
97
Di SMA Negeri Agam Cendekia, pengaturan alokasi waktu
pembelajaran berdasarkan sistem Paket. Alokasi waktu pembelajaran pada
paket tersebut sebagai berikut ini.
a. Paket kelas X
a. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Alokasi
Mata Pelajaran Waktu
Smt. 1 Smt.2
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
Bahasa Inggris
6. 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2
11. Matematika 3 3
12. Biologi 3 3
13. Fisika 3 3
14. Kimia 3 3
Kelompok D (Pilihan)
Dua mata pelajaran yang ada di Peminatan Ilmu-
15. Ilmu Sosial atau Peminatan Ilmu Bahasa dan 6 6
Budaya
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu 42 42
98
Alokasi Waktu
Mata Pelajaran
Smt. 1 Smt.2
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
8. 3 3
Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2
Kelompok C (Peminatan)
11. Geografi 3 3
12. Sejarah 3 3
13. Sosiologi 3 3
14. Ekonomi 3 3
Kelompok D (Pilihan)
15. Dua mata pelajaran yang ada di Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam atau Peminatan 6 6
Ilmu Bahasa dan Budaya
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per
42 42
Minggu
99
AlokasiWaktu
Mata Pelajaran
Smt. 1 Smt.2
7. Seni Budaya 2 2
11. Matematika 4 4
12. Biologi 4 4
13. Fisika 4 4
14. Kimia 4 4
Kelompok D (Pilihan)
Satu mata pelajaran yang ada di Peminatan
15. Ilmu-Ilmu Sosial atau Peminatan Ilmu 4 4
Bahasa dan Budaya
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per
44 44
Minggu
11. Geografi 4 4
12. Sejarah 4 4
100
AlokasiWaktu
Mata Pelajaran
Smt. 1 Smt.2
13. Sosiologi 4 4
14. Ekonomi 4 4
Kelompok D (Pilihan)
15. Satu mata pelajaran yang ada di Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam atau Peminatan Ilmu 4 4
Bahasa dan Budaya
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu 44 44
101
1672 jampel
XI 45 44 38 1254 jam
(75240 menit)
1364 jampel
XII 45 44 31 1000 jam
(56880 menit)
Di SMA Negeri Agam Cendekia tidak ada penambahan jam karena belum
ada regulasi yang kuat. Adapun jam tatap muka yang tercantum dalam struktur
kurikulum SMA Negeri Agam Cendekia adalah sebagai berikut:
1 X MIPA, IPS 42
2 XI MIPA, IPS 44
102
a. Kelas X : 42 jam pelajaran;
b. Kelas XI : 44 Jam pelajaran;
c. Kelas XII: 44 jam pelajaran.
9. Peminatan
a. Deskripsi Peminatan
Peminatan adalah suatu keputusan yang dilakukan peserta didik
untuk memilih kelompok matapelajaran sesuai minat, bakat, dan
kemampuan selama mengikuti pembelajaran di SMA. Pemilihan peminatan
dilakukan atas dasar kebutuhan untuk melanjutkan keperguruan tinggi.
Struktur kurikulum merupakan sekelompok matapelajaran yang
dapat diikuti dan diambil selamapeserta didik menempuh pendidikan
seperti tertuang dalam PP Nomor 32 Tahun 2013, Pasal 77B ayat(1)
Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran, danbeban
belajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan, dalam
ayat (4) Struktur Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan pengorganisasian matapelajaran untuk setiap satuan
pendidikan dan/atau program pendidikan, serta ayat (7) Struktur
Kurikulum untuk satuan pendidikanmenengah terdiri atas: a. muatan umum;
b. muatan peminatan akademik; c. muatan akademik kejuruan; dan d.
muatan pilihan lintas minat/peminatan.
b. Kriteria Peminatan
Program peminatan terdiri dari Peminatan MIPA dan IPS. Penetapan
peminatan peserta didik yang dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan
penerimaan siswa baru yang diselenggarakan secara formal berdasarkan
nilai rafor dan ditambah dengan nilai kegiatan/kejuaraan yang secara
formal diselenggarakan secara resmi oleh pemerintah atau organisasi
profesi/ organisasi sosial.
103
Penelusuran bakat, minat, dan prestasi peserta didik dilaksanakan
dengan berpedoman kepada data prestasi siswa yang diperoleh data
PPDB dan data hasil psikotes yang diselenggarakan sekolah di awal
semester 1 pada setiap siswa kelas X.Wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan, guru unggulan dan guru BK bersama sama mengelompokkan
minat dan bakat siswa.
d. Mekanisme Peminatan
a. Waktu Peminatan dan Lintas Minat untuk Kelas X Kurikulum 2013:
Pemetaan dan pendataan peminatan dan linats minat dilaksanakan
pada saat pendaftaran peserta didik baru melalui penelusuran minat, bakat,
dan potensi peserta didik, dengan memperhatikan hal-hal berikut.
1) nilai rapor dan SKHUN;
2) rekomendasi dari sekolah asal (SMP/MTs);
3) tes penempatan dan tes psikologi;
4) pertimbangan wawancara peserta didik yang didampingi oleh orang
tua.
5) Pelaksanaan peminatan dan lintas minat mulai di semester 1.
6) Jumlah Peserta Didik untuk setiap rombongan belajar minimal 22 orang
dan maksimal 27 orang;
Berdasarkan hasil analisis pendidik, tenaga kependidikan, dan
sarana-prasarana yang tersedia di SMA Negeri Agam Cendekia, ditentukan
peminatan yang dilaksanakan adalah Peminatan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA) dan Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
dengan jumlah masing-masing rombongan belajar sebagai berikut ini.
1) Kelas X: MIPA 2 kelas, IPS 1 kelas;
2) Kelas XI: MIPA 2 kelas dan IPS 1 kelas;
3) Kelas XII: MIPA 2 kelas dan IPS 1 kelas.
Lintas minat disediakan dengan masing-masing peserta didik
memilih dua mata pelajaran yang ditawarkan (lihat struktur kurikulum)
melalui angket yang dibagikan pada saat mendaftar
Penentuan Peminatan Kelas X
104
1) Pengolahan nilai rapor, dan SKHUN: Untuk peminatan MIPA yang
diutamakan adalah nilai mata pelajarana Matematika, IPA, Bahasa
Inggris dan Bahasa Indonesia, dan untuk peminatan IPS diutamakan
nilai mata pelajaran Matematika, IPS, Bahasa Inggris dan Bahasa
Indonesia;
2) Tes psikologi;
3) Bagi peserta didik yang “ragu”, atau tidak memilih baik peminatan
ataupun lintas minat, maka dilakukan wawancara dengan guru BP/BK
dan hasilnya disetujui oleh orang tua.
105
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi Satuan
Pendidikan. Berdasarkan penjelasan dalam Buku Junis Penilaian SMA ,
serta untuk kelancaran poses pembelajaran, PDSS, SMA Negeri Agam
Cendekia menetapkan KKM yang sama untuk semua mata pelajaran.
SMA NegeriAgam Cendekia menentukan kriteria ketuntasan minimal
(KKM) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta
didik, kompleksitas kompetensi, kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran serta tuntutan perguruan Tinggi pada
proses penjaringan mahapeserta didik jalur SNMPTN/sejenis. Penentuan
KKM dilakukan oleh guru mata pelajaran yang dikoordinir oleh koordinator
mata pelajaran yang selanjutnya diusulkan ke sekolah untuk disahkan.
Setiap guru mata pelajaran di SMA Negeri Agam Cendekia meningkatkan
kriteria ketuntasan minimal secara terus menerus untuk mencapai kriteria
ketuntasan ideal.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar
(KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM ditetapkan oleh sekolah
pada awal tahun pelajaran dengan memperhatikan :
a. Kompleksitas, yaitu tingkat kesulitan dan kerumitan setiap indikator
pencapaian kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik.
Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila
dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang kurangnya satu dari
sejumlah kondisi sebagai berikut :
1) guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus
dibelajarkan pada peserta didik
2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang
bervariasi;
3) guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang
yang diajarkan
4) peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi
5) peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep
6) peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian
tugas/pekerjaan
106
7) waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena
memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam
proses pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;
8) tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar
peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar.
107
2. Karakteristik Peserta Didik
Tinggi : 81 – 100
Sedang : 65 – 80
Rendah : 50 – 64
3. Kondisi Satuan Pendidikan
Tinggi : 81 – 100
Sedang : 65 – 80
Rendah : 50 – 64
KKM = rata rata dari perolehan
PREDIKAT
KKM
D=Kurang C=Cukup B= Baik A=Sangat Baik
76 < 56 56 - 70 71 – 85 86 - 100
108
Nilai KKM merupakan nilai minimal untuk predikat Cukup. Berkaitan hal
tersebut satuan pendidikan dapat menentukan KKM yang sama untuk setiap
tingkat berdasarkan hasil analisis KKM mata pelajaran
Tabel 7. Daftar KKM per mata pelajaran 2021/2022
KKM
No. Mata Pelajaran Kelas X smt Kelas Xsmt Kelas Ket.
X
1&2 1&2 smt 1 & 2
1. Pendidikan Agama dan Budi 78 80 82 Berlaku
untuk
Pekerti
pengeta
2. Pendidikan Kewarganegaraan 78 80 82
huan
3. Bahasa Indonesia 78 80 82 dan
4. Bahasa Inggris 78 80 82 keteram
5. Matematika 78 80 82 pilan
6. Fisika 78 80 82
7. Biologi 78 80 82
8. Kimia 78 80 82
9. Sejarah 78 80 82
10 Geografi 78 80 82
11 Ekonomi 78 80 82
12 Sosiologi 78 80 82
13 Seni Budaya 78 80 82
14 Pendidikan Jasmani, Olahraga
78 80 82
dan Kesehatan
109
Sekolah menargetkan agar angka ketuntasan belajar tersebut semakin
meningkat setiap tahunnya. Usaha yang dilakukan sekolah untuk
meningkatkan KKM untuk mencapai KKM ideal (100 %) adalah :
a. Meningkatkan kualitas guru melalui workshop dan pelatihan sehingga
kompleksitas materi semakin minimal.
Upaya ini dirancang untuk satu tahun pelajaran berdasarkan analisis
konteks bidang tenaga kependidikan. Agar upaya ini dapat direalisasikan
dengan maksimal, maka dituangkan upaya ini dalam RKS dan RKAS.
b. Melakukan seleksi yang ketat terhadap input peserta didik.
Input peserta didik ikut menentukan upaya pencapaian KKM yang ideal.
Pelaksanaan PPDB di SMA negeri Agam Cendekia, bersama dengan 13
sekolah unggulan lainya di Sumatera Barat, Penseleksian yang ketat
dengan beberapa tahapan diharapkan menghasilkan peserta didik baru
yang berkualitas.
c. Meningkatkan sarana dan prasarana berlajar.
Sarana dan prasarana belajar ikut menentukan kualitas pendidikan. SMAN
Agam Cendekia berupaya melakukan peningkatan sarana dan prasarana
belajar dalam rangka pencapaian KKM ideal. Peningkatan sarana dan
prasarana belajar dituangkan dalam RKT, RKS, dan RKAS SMAN Agam
Cendekia.
110
capaian dan membina perilaku serta budi pekerti peserta didik sesuai butir-
butir sikap dalam KD pada KI-1 dan KI-2.
Penilaian sikap terutama dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru
bimbingan konseling (BK), dan wali kelas, melalui observasi yang dicatat
dalam jurnal berupa catatan anekdot (anecdotal record) dan catatan kejadian
tertentu (incidentalrecord).
Penilaian sikap dilaksanakan secara komprehensif dan berkesinambungan
karena sikap juga merupakan salah satu persyaratan kelulusan peserta didik
pada akhir jenjang satuan pendidikan
Aspek dan indikator penentuan penilaian sikap untuk setiap peserta didik di
SMA Negeri Agam Cendekia dapat dilihat pad tabel berikut :
111
No Aspek Indikator
dengan kesadaran sendiri
4.5 Bangun dan tidur tepat waktu tanpa harus
diingatkan
5 Sopan 5.1 Bersikap hormat kepada warga sekolah
santun 5.2 Bertindak sopan dalam perkataan, perbuatan, dan
cara berpakaian
5.3 Menerima nasehat guru dan pembina peserta didik
5.4 Menjalin interaksi sosial yang baik
6 Percaya diri 6.1 Tidak mudah menyerah
6.2 Berani menyatakan pendapat dan tampil di depan
umum
6.3 Berani bertanya
6.4 Mengutamakan usaha sendiri dari pada bantuan
teman
7 Kompetitif 7.1 Berani bersaing
7.2 Menunjukkan semangat berprestasi
7.3 Berusaha ingin maju
7.4 Memiliki keingintahuan yang tinggi pada ilmu
pengetahuan
8 Hubungan 8.1 Menjalin hubungan baik dengan warga sekolah
sosial 8.2 Mengucapkan salam setiap bertemu dengan
semua warga sekolah
8.3 Menolong teman yang mengalami kesusahan
8.4 Memiliki kepedulian yang tinggi kepada sesama
di lingkungan sosial dimana saja berada
8.5 Bekerjasama dalam kegiatan yang positif
8.6 Mendiskusikan materi pelajaran dengan guru dan
peserta didik lain
8.7 Memiliki toleransi dan empati terhadap orang lain
8.8 Menghargai pendapat orang lain
8.9 Menggunakan barang milik sendiri dan jika
menggunakan barang teman harus izin dulu
kepada yang punya
9 Kejujuran 9.1 Tidak berkata bohong
9.2 Tidak menyontek dalam ulangan/ujian
9.3 Melakukan penilaian diri/antar teman secara
objektif/apa adanya
112
No Aspek Indikator
9.4 Tidak berbuat curang dalam permainan
9.5 Sportif (mengakui keberhasilan orang lain dan
bisa menerima kekalahan dengan lapang dada)
9.6 Tidak bekerjasama dalam kegiatan yang negatif
9.7 Jujur jika belanja di kantin kejujuran dan waserda
10 Pelaksanan 10.1 Melaksanakan sholat
ibadah 10.2 Melakukan puasa pada bulan Ramadhan
ritual 10.3 Memimpin doa di awal dan akhir pembelajaran
10.4 Menjadi imam dan khatib sholat jumat
10.5 Menjadi imam setiap sholat lima waktu
10.6 Melaksanakan puasa sunnah
10.7 Melaksanakan sholat Dhuha
10.8 Melakukan safari Ramadhan ke setiap mesjid di
sekitar danau Maninjau dan menjadi
penceramah dan Imam di Mesjid tersebut
10.9 Menjalankan program Tahfiz dan Tahsin
10.10 Melaksanakan forum Annisa
10.11 Mampu menjadi penceramah setelah sholat
lima waktu
2) Penilaian Diri
113
Penilaian diridalam penilaian sikap merupakan penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan
dirinya dalam berperilaku. Hasil penilaian diri peserta didik dapat digunakan
sebagai data konfirmasi. Penilaiandiri dapat memberi dampak positif
terhadap perkembangan kepribadian peserta didik, antara lain:
(a) dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka
diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
(b) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika
mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki;
(c) dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk
berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam
memberikan penilaian.
3) Penilaianantarteman
Penilaian antarteman merupakan penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk saling menilai perilaku temannya.Sebagaimana penilaian diri,
hasil penilaian antarteman dapat digunakan sebagai data konfirmasi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarteman.
Kriteria instrumen penilaian antarteman:
(a) sesuai dengan indikator yang akan diukur
(b) indikator dapat diukur melalui pengamatan peserta didik
(c) kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak
berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda
(d) menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik
(e) menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta
didik
(f) indikator menunjukkan sikap/perilaku peserta didik dalam situasi yang
nyata atau sebenarnya dan dapat diukur.
114
bahwa setiap peserta didik diberi modal awal baik untuk penilaian aspek
sikap. Nilai Baik ini akan berubah menjadi Sangat Baik (SB), Cukup Baik (C),
dan Kurang Baik (K) berdasarkan hasil proses penilaian sikap yang
menggunakan berbagai teknik penilaian sikap.
Hasil penilaian spritual dan sosial diolah dan dianalisis oleh guru
agama, guru PKWN dan guru mata pelajaran lainnya, kemudian direkap oleh
wali kelas bersama guru BK, hasil penilaian yang telah direkap
dideskripsikan oleh guru PKWN dan guru BK dan diberikan ke wali kelas
untuk dimasukkan ke dalam rapor.
b. Penilaian Pengetahuan
1) Teknik dan Instrumen Penilaian
Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan
peserta didik yang meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
115
danmetakognitif serta kecakapan berpikir tingkat rendah hingga tinggi.
Penilaian ini berkaitan dengan ketercapaian Kompetensi Dasar pada KI-3 yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan
berbagai teknik penilaian. Guru memilih teknik penilaian yang sesuai dengan
karakteristik kompetensi yang akan dinilai. Penilaian dimulai dengan
perencanaan yang dilakukan pada saat menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang mengacu pada silabus.
1. Teknik dan instrumen penilaian sikap sebagai berikut ini.
1). Tes Tulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara tertulis
untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta
tes. Tes tertulis menuntut adanya respons dari peserta tes yang dapat
dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimilikinya.
Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban
singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Pengembangan instrumen
tes tertulis mengikuti langkah-langkah berikut:
(1) Menetapkan tujuan tes, apakah tujuan tes untuk seleksi, penempatan,
diagnostik, formatif, atau sumatif.
(2) Menyusun kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan spesifikasi yang digunakan
sebagai acuan menulis soal. Di dalam kisi-kisi tertuang rambu-rambu
tentang kriteria soal yang akan ditulis, meliputi KD yang akan diukur,
materi, indikator soal, bentuk soal, dan nomor soal. Dengan adanya
kisi-kisi, penulisan soal lebih terarahkarena sesuai dengan tujuan tes
dan proporsi soal per KD atau materi yang hendak diukur lebih tepat.
(3) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.
(4) Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang
digunakan. Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban
singkat disediakan kunci jawaban karena jawabannya sudah pasti dan
dapat diskor dengan objektif. Untuk soal uraian disediakan pedoman
penskoran yang berisi alternatif jawaban dan rubrik dengan rentang
skornya.
(5) Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan.
2) Tes Lisan
116
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta
didik menjawabnya secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal pada
waktu pembelajaran. Jawaban peserta didik dapat berupa kata, frase,
kalimat maupun paragraf.Tes lisan menumbuhkan sikap peserta didik untuk
berani berpendapat.
Rambu-rambu pelaksanaan tes lisan:
(a) Tes lisan dapat digunakan untuk mengambil nilai (assessment of
learning) dan dapat juga digunakan sebagai fungsi diagnostik untuk
mengetahui pemahaman peserta didik terhadap kompetensi dan materi
pembelajaran (assessment for learning).
(b) Pertanyaan harus sesuai dengan tingkat kompetensi dan lingkup materi
pada kompetensi dasar yang dinilai
(c) Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didikdalam
mengonstruksi jawabannya sendiri.
(d) Pertanyaan disusun dari yang sederhana ke yang lebih komplek.
3) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur
dan/atau meningkatkan pengetahuan.Penugasan yang digunakan untuk
mengukur kompetensi pengetahuan (assessment of learning)dapat dilakukan
setelah proses pembelajaran sedangkan penugasan yang digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan (assessment for learning)diberikan sebelum
dan/atau selama proses pembelajaran.Penugasan dapat berupa pekerjaan
rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai
dengan karakteristik tugas. Penugasan lebih ditekankan pada pemecahan
masalah dan tugas produktif lainnya.
Rambu-rambu penugasan:
(a) Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
(b) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik, selama proses
pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.
(c) Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan
peserta didik.
(d) Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
117
(e) Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas
diberikan secara kelompok.
(f) Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap
anggota kelompok.
(g) Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan
secara jelas.
(h) Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan
tugas.
4) Observasi
Observasi bukan hanya dilakukan untuk menilai sikap, namun penilaian
terhadap pengetahuan peserta didik dapat juga dilakukan melalui observasi
selama proses pembelajaran, misalnya pada waktu diskusi atau kegiatan
kelompok. Teknik ini adalah cerminan dari penilaian autentik.
c. Penilaian Keterampilan
1) Teknik dan Instrumen Penilaian
Penilaian keterampilan adalah penilaian untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik terhadap kompetensi dasar pada KI-4. Penilaian
keterampilan menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
118
tertentu. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah pengetahuan
yang sudah dikuasai peserta didik dapat digunakan untuk mengenal dan
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sesungguhnya (real life).
Teknik penilaian keterampilan sebagai berikut ini.
1) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran
yang berupa keterampilan proses dan/atau hasil (produk). Penilaian kinerja
yang menekankan pada hasil (produk) biasa disebut penilaian produk,
sedangkan penilaian kinerja yang menekankan pada proses dan produk
dapat disebut penilaian praktik. Aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja
adalah prosespengerjaannya atau kualitas produknya atau kedua-duanya.
Sebagai contoh: (1) keterampilan menggunakan alat dan atau bahan serta
prosedur kerja dalam menghasilkan suatu produk; (2) kualitas produk yang
dihasilkan berdasarkan kriteria teknis dan estetik.
Dalam pelaksanaan penilaian kinerja perlu disiapkan format observasi
dan rubrik penilaian untuk mengamati perilaku peserta didik dalam
melakukan praktik atau produk yang dihasilkan. Dalam penilaian kinerja
dapat juga dibuat pembobotan pada aspek yang dinilai, misalnya
persiapan 20%, Pelaksanaan dan Hasil 50%, serta Pelaporan 30%.
Penskoran dalam penilaian kinerja sebagai berikut ini.
Nilai : jumlah perolehan skor/skor maksimal x 100
2) Penialian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan,
yangharus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut
berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
inovasi dan kreativitas, kemampuan penyelidikan dan kemampuan peserta
didik menginformasikan mata pelajaran tertentu secara jelas.
Penilaian proyek dapat dilakukan dalam satu atau lebih KD, satu mata
pelajaran, beberapa mata pelajaran serumpun atau lintas mata pelajaran
yang bukan serumpun.
119
Penilaian proyek umumnya menggunakan metode belajar pemecahan
masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara
nyata.Dalam penilaian proyek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu pengelolaan, relevansi, keaslian, serta inovasi dan
kreativitas.
(a) Pengelolaan yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik,
mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta
penulisan laporan.
(b) Relevansi yaitu kesesuaian topik, data, dan hasilnya dengan KD
atau mata pelajaran.
(c) Keaslian. Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil
karyanya sendiri dengan mempertimbangkan kontribusi guru dan pihak
lain berupa bimbingan dan dukungan terhadap proyek yang dilakukan
peserta didik.
(d) Inovasi dan kreativitas. Proyek yang dilakukan peserta didikterdapat
unsur-unsur baru (kekinian) dan sesuatu yang unik, berbeda dari
biasanya.
Pedoman penskoran untuk penilaian proyek sebagai berikut.
Nilai proyek = (skor perolehan : skor maksimal) x 100.
Dalam penilaian proyek dapat juga dibuat pembobotan pada aspek yang
dinilai, misalnya perencanaan 20%, pelaksanaan 40%, dan pelaporan
40%.
3) Penilaian Portofolio
Portofoliomerupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang bersifat reflektif-integratif yang menunjukkan
perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.
Ada beberapa tipe portofolio yaitu portofolio dokumentasi, portofolio
proses, dan portofolio pameran. Guru dapat memilih tipe portofolio yang
sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar dan/atau konteks mata
pelajaran.
Pada akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai
oleh guru bersama peserta didik.Berdasarkan informasi perkembangan
120
tersebut, guru dan peserta didik dapat menilai perkembangan
kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan
demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan
belajar peserta didik melalui karyanya. Portofolio peserta didik disimpan
dalam suatu folder dan diberi tanggal pembuatan sehingga dapat dilihat
perkembangan kualitasnya dari waktu ke waktu.
Dalam kurikulum 2013, portofolio digunakan sebagai salah satu
bahan penilaian. Hasil penilaian portofolio bersama dengan penilaian
yang lain dipertimbangkan untuk pengisian rapor/laporan penilaian
kompetensi peserta didik. Portofolio merupakan bagian dari penilaian
autentik, yang langsung dapat menyentuh sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik.
Penilaian portofolio dilakukan untuk menilai karya-karya peserta
didiksecara bertahap dan pada akhir suatu periode hasil karya tersebut
dikumpulkan dan dipilihbersama oleh guru dan peserta didik.Karya-karya
terpilih yang menurut guru dan peserta didik.adalah karya-karya terbaik
disimpan dalam buku besar/album/stofmap
sebagai dokumen portofolio. Guru dan peserta didik. harus sama-
sama memahami alasan mengapa karya-karyatersebut disimpan di
dalam koleksi portofolio.Setiap karya pada dokumen portofolio harus
memiliki makna atau kegunaan bagi peserta didik., guru, dan orang lain
yang mengamati.Selain itu, diperlukan komentar dan refleksi dari
guru,orangtua peserta didik,atau pengamat pendidikan yang memiliki
keterkaitan dengan karya-karya yang dikoleksi.
Karya peserta didik yang dapat disimpan sebagi dokumen portofolio
antara lain: karangan, puisi, gambar/lukisan,surat penghargaan/piagam,
foto-foto prestasi, dan sebagainya.
Dokumen portofolio dapat menumbuhkan rasa bangga yang
mendorong peserta didikmencapai hasil belajar yang lebih baik. Guru
dapat memanfaatkan portofolio untuk mendorong peserta didik.
mencapai sukses dan membangun kebanggaan diri. Secara tidak
langsung, hal ini berdampak pada peningkatan upaya peserta didik.untuk
mencapai tujuan individualnya. Di samping itu, guru pun akan merasa
121
lebih mantap dalam mengambil keputusan penilaian karena didukung
oleh bukti-bukti autentik yang telah dicapai dan dikumpulkan peserta
didiknya.
Agar penilaian portofolio menjadi efektif, gurudan peserta didik.
perlu menentukan hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan
portofolio sebagai berikut:setiap peserta didik.
(a) memiliki dokumen portofolio sendiri yang di dalamnya memuat hasil
belajar pada setiap mata pelajaran atau setiap kompetensi.
(b) menentukan hasil kerja/karya apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.
(c)guru memberi catatan berisi komentar dan masukan untuk
ditindaklanjuti .
(d) peserta didik harus membaca catatan guru dan dengan kesadaran
sendiri danmenindaklanjuti masukan yang diberikanguru dalam
rangka memperbaiki hasil kayanya.
(e) catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik
perlu diberi tanggal, sehingga dapat dilihat perkembangan kemajuan
belajar peserta didik.
Rambu-rambu penyusunan dokumen portofolio.
(1) Dokumen portofolio berupa karya/tugas peserta didik dalam periode
tertentu dikumpulkan dan digunakan oleh guru untuk mendeskripsikan
capaian kompetensi keterampilan.
(2) Dokumen portofolio disertakan pada waktu penerimaan rapor kepada
orangtua/wali peserta didik, sehingga orangtua/wali mengetahui
perkembangan belajar putera/puterinya. Orangtua/wali peserta didik
diharapkan dapat memberi komentar/catatan pada dokumen portofolio
sebelum dikembalikan ke sekolah.
(3) Gurupada kelas berikutnya menggunakan portofolio sebagai informasi
awal peserta didik yang bersangkutan.
Pedoman penskoran untuk penilaian portofolio sebagai berikut ini.
Nilai : jumlah perolehan skor/skor maksimal x 100
4). Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan peserta didik
dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki ke dalam wujud
122
produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
baik segi proses maupun hasil akhir. Penilaian produk dilakukan
terhadap kualitas produk yang dihasilkan
Tujuan penilaian produk adalah :
(1). Menilai keterampilan peerta didik dalam membuat produk tertentu
sehubungan dengan pencapaian pembelajaran di kelas
(2). Menilai penguasaan keterampilan sebagai syarat untuk mempelajari
keterampilan berikutnya.
(3).Menilai kemampuan peerta didik dalam bereksplorasi dan
mengembangkan gagasan dalam mendesain dan menunjukkan inovasi
dan kreasi.
Pedoman penskoran nilai keterampilan menggunakan angka dengan
skala 0 – 100
123
dengan teknik yang berbeda, misalnya proyek dan produk atau praktik dan
produk, maka hasil akhir penilaian KD tersebut dirata-ratakan. Untuk
memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran adalah
dengan cara merata-ratakan dari semua nilai KD pada KI-4 dalam satu
semester.Selanjutnya, penulisan capaian keterampilan pada rapor
menggunakan angka pada skala 0 – 100 dan predikat, serta dilengkapi
deskripsi singkat capaian kompetensi.
124
a. Identifikasi kemampuan belajar berdasarkan jenis serta tingkat kelebihan
belajar peserta didik misal belajar lebih cepat, menyimpan informasi lebih
mudah, keingintahuan lebih tinggi, berpikir mandiri, superior dan berpikir
abstrak, memiliki banyak minat.
b. Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain
melalui; Tes IQ, Tes inventori, wawancara, pengamatan dan sebagainya.
c. Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
1) Belajar Kelompok
2) Belajar Mandiri
3) Pembelajaran Berbasis Tema
4) Pemadatan Kurikulum
2) Pengolahan Nilai
Pembelajaran remedial segera diberikan setelah peserta didik diketahui
belum mencapai KKM dan dapat diberikan berulang- ulang sampai mencapai
KKM,Apabila sampai akhir semester pembelajaran remedial belum bisa
membantu peserta didik mencapai KKM, pembelajaran remedial dapat
dihentikan. Nilai KD yang dimasukkan ke dalam pengolahan nilai terakhir
adalah penilaian setinggi- tingginya sama dengan KKM yang ditetapkan oleh
sekolah untuk mata pelajaran tersebut, sedangkan untuk pembelajaran
pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian
125
dengan cakupan materi luas dan komplek sehingga penilaian harian tidak
perlumenunggu pembelajaran KD tersebutselesai.
Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh pendidik dengan
berbagai teknik penilaiandalam satu semester direkap dan didokumentasikan
pada tabelpengolahan nilai sesuaidengan KD yang dinilai. Jika dalam satu KD
dilakukan penilaian lebih dari satu kali makanilai akhir KD tersebut merupakan
nilai rata-rata. Nilai akhir pencapaian pengetahuan matapelajaran tersebut
diperoleh dengan cara merata-ratakan hasil pencapaian kompetensi setiapKD
selama satu semester. Nilai akhir selama satu semester pada rapor ditulis
dalam bentukangka bulat pada skala 0 – 100 dan predikat, serta dilengkapi
dengan deskripsi singkatkompetensi yang menonjol berdasarkan pencapaian
KD selama satu semester.
Contoh:
Pengolahan nilai pengetahuan mata pelajaran Matematika Wajib kelas X
semester I.
Tabel Pengolahan Nilai Pengetahuan Tanpa Pembobotan
Penilaian Akhir
Hasil Penilaian Harian Rerata
NO Nama KD Semester
1 2 3 4
3.1 75 68 70 71
3.2 60 66 70 65
3.3 86 74 90 80 83
1. Rina 3.4 80 95 88
3.5 88 80 84
Nilai Rapor 78
Keterangan:
1. Jumlah KD dalam satu semester pada tabel tersebut sebanyak 5 KD
2. KKM MP tersebut adalah 65
3. Satu KD dapat dilakukan beberapa kali penilaian jika KD tersebut
memiliki cakupan materiyang luas serta memiliki kompleksitas yang
tinggi, atau satu KD hanya dinilai satu kali jika cakupan materi tidak luas
serta kompleksitas rendah, dan satu atau lebih KD dapat satu kali
penilaian jika antar KD tersebut memiliki keterkaitan, ruang lingkup yang
rendah serta kompleksitas rendah.
126
Pada contoh tabel diatas, penilaian KD 3.1 dan KD 3.2 masing-masing
dilakukan sebanyak 3 kali, penilaian KD 3.3 sebanyak 4 kali, penilaian
KD 3.4 dan KD 3.5 masing-masing dilakukan sebanyak 2 kali.
4. Penilaian setiap KD dapat dilakukan berbagai cara. Pada contoh diatas,
penilaian harian kesatu pada KD 3.1 dilakukan melalui tes tertulis,
penilaian kedua dilakukan melalui penugasan, dan penilaian ketiga
dilakukan melalui tes tertulis pada penilaian akhir Semester.
5. Cakupan materi yang diuji pada penilaian akhir Semester terdiri sejumlah
indikator yang merepresentasikan KD pada semester pertama pada
tahun pelajaran berjalan. Hal ini sangat memungkinkan cakupan materi
dalam satu semester tidak semua KD.
Pada contoh tabel diatas, cakupan materi yang diuji pada penilaian akhir
Semester terdiri atas KD 3.1, KD 3.2, KD 3.3, KD 3.4, dan KD 3.5.
6. Laporan hasil belajar pada pada penilaian akhir semester berdasarkan
KD yang diuji.
7. Nilai akhir setiap KD diperoleh dengan cara merata-ratakan nilai dari KD
yang sama,
contoh:
75+68+70
Nilai akhir KD 3.1 = = 71
3
86+74+ 90+80
Nilai akhir KD 3.3 = = 83
4
71+ 65+83+88+ 80
Nilai rapor = = = 78
5
2. Nilai keterampilan
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian unjuk
kerja/kinerja/praktik, proyek, produk,portofolio, dan bentuk lain sesuai
karakteristik KD mata pelajaran. Hasil penilaian setiap KDpada KI-4
berdasarkan nilai optimal jika penilaian dilakukan dengan teknik yang sama
padaKD yang sama yang dilakukan beberapa kali penilaian. Jika penilaian
KD yang samadilakukan dengan teknik yang berbeda, misalnya proyek
dan produk atau praktik dan produk,maka hasil akhir penilaian KD tersebut
dirata-ratakan. Untuk memperoleh nilai akhirketerampilan pada setiap mata
pelajaran adalah dengan cara merata-ratakan dari semua nilaiKD pada KI-
127
4 dalam satu semester. Selanjutnya, penulisan capaian keterampilan pada
raporPanduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan SMA©
2017, Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah
58menggunakan angka bulat pada skala 0 – 100 dan predikat, serta
dilengkapi deskripsi singkatcapaian kompetensi.
87+75+92+79
Nilai Rapor = = 83.25 dibulatkan 83
4
128
Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Atas oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Tahun 2016
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat- syarat
berikut :
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester
pada tahun pelajaran yang diikuti.
b. Memliki Predikat Sikap dan kepribadian minimal baik yang sesuai
dengan indikator kompetensi dengan kriteria ketuntasan minimal yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan
c. Memiliki Predikat kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan
kepramukaan minimal baik yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
satuan pendidikan
d. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran yang masing- masing
capaian pengetahuan dan/atau keterampilan di bawah KKM. Apabila
ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan minimal (KKM)
pada semester ganjil dan/atau semester genap, maka ketuntasan mata
pelajaran diambil dari rata-rata nilai setiap aspek mata pelajaran pada
semester ganjil dan genap.
e. Kehadiran minimal 90 %
129
membuat laporan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata
pelajaran pada akhir semester dalam bentuk buku laporan pendidikan (rapor),
dan menyampaikan laporan dimaksud kepada orang tua/wali peserta didik.
a. Laporan hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan harus dapat
menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata
pelajaran. Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 25 ayat 4 atau Peraturan Pemerintah
No. 32 Tahun 2013 pasal 25 ayat 3 dijelaskan bahwa Kompetensi Lulusan
mencakup Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan, oleh karena itu
penilaian hasil belajar harus mencerminkan ketiga aspek kompetensi
dimaksud denganmempertimbangkan karakteristik masing-masing mata
pelajaran pada kelas XII sedangkan pada kelas X dan XI untuk seluruh
matapelajaran.
b. Bentuk LHB dapat berupa buku atau lembaran, dengan catatan harus
memenuhi seluruh kompetensi LHB, yang mencakup :
1) Identitas peserta didik.
2) Format nilai hasil belajar peserta didik.
3) Format Ketercapaian kompetensi peserta didik.
4) Program Pengembangan Diri atau ekstrakurikuler.
5) Sikap Spritual dan Sosial tiap mata pelajaran dan antar mata pelajaran
6) Ketidakhadiran.
7) Keputusan naik/tinggal kelas
8) Keterangan Pindah Sekolah
9) Catatan Prestasi peserta didik
c. Nilai Laporan Hasil Belajar per semester merupakan nilai kumulatif dari
hasil pencapaian standar kompetensi dan Kompetensi Dasar selama
peserta didik mengikuti pembelajaran pada semester yang terkait, yang
diperoleh melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester dan ulangan kenaikan kelas (untuk semester genap) termasuk
hasil remedial. Hal ini sesuai dengan karakteristik Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan yang dikembangkan berbasis kompetensi. Proses
130
pembelajaran berbasis kompetensi menerapkan prinsip pembelajaran
tuntas (mastery learning) dan penilaian berkelanjutan.
131
sekedar membaca dan menulis, tetapi mendorong agar peserta didik mampu
menganalisis dengan membaca situasi atau hal-hal yang terjadi di sekitarnya,
dengan pemecahan masalah berdasarkan dari apa yang dipelajarinya.
Sedangkan Numerasi, secara umum diartikan sebagai sebuah kecakapan dan
pengetahuan seseorang dalam menggunakan berbagai macam angka serta
simbol-simbol, yang terkait dengan matematika dasar. Selain itu, dengan
numerasi, seseorang juga dapat menganalisis informasi yang ditampilkan
dengan berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, bagan, dan banyak lainnya.
Setelah mampu menganalisis, kemudian individu tersebut akan menggunakan
interpretasi hasil analisisnya, untuk memprediksi dan selanjutnya mengambil
keputusan. kemampuan literasi dan numerasi, adalah kemampuan yang akan
berdampak pada semua mata pelajaran yang diajarkan oleh guru. Maka dari
itu, memfokuskan pada kemampuan literasi dan numerasi, tidak bermaksud
mengecilkan arti penting mata pelajaran lainnya. Menurutnya, justru dengan
literasi dan numerasi, peserta didik akan sangat terbantu dalam memahami
dan mempelajari bidang ilmu lainnya, terutama untuk berpikir dan mencerna
informasi dalam bentuk tertulis dan angka secara kuantitatif.
2) Survei Karakter
Penilaian pada survei karakter, dirancang untuk mengukur capaian peserta
didik berdasarkan hasil belajar sosial emosional, yang berupa pilar karakter
untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila. Ada 6 indikator dari asesmen survei
karakter, yaitu;
a) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
b) Berkebhinekaan global,
c) Mandiri,
d) Bergotong Royong,
e) Bernalar kritis,
f) Kreatif.
3) Survei Lingkungan Belajar
Mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang
pembelajaran. Survei ini digunakan untuk mengevaluasi dan memetakan
aspek-aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah. Jadi,
tidak hanya peserta didik saja nantinya yang akan dinilai, melainkan seluruh
132
aspek yang mendukung pembelajaran juga. Dengan begitu, dapat dengan
mulai mengevaluasi apa yang seharusnya dapat ditingkatkan, dan sejauh
mana capaian yang sudah dilakukan. Jika Ujian Nasional itu hanya
mengevaluasi capaian siswa saja di setiap tingkat akhir pada jenjang sekolah,
seperti kelas 6, 9, dan 12, Asesmen Nasional tidak lagi menitikberatkan pada
evaluasi capaian siswa. Oleh karena itu, berdasarkan materi yang dijelaskan
oleh Kemendikbud RI, Asesmen Nasional akan diterapkan untuk peserta didik
yang berada di kelas 5 SD, 8 SMP, dan 11 SMA.
Berikut hasil Asesmen Nasional SMAN Agam Cendekia tahun 2020 yang
berhasil meraih peringkat pertama tingkat nasional.
Jenis kelamin
Jurusan
Laki-laki Perempuan
IPA 39 39
IPS 11 16
133
Untuk mencapai dan melaksanakan kesuksesan Asesmen Nasional
maka satuan pendidikan perlu mempersiapkan diri diantaranya:
1) Menganalisis tujuan satuan pendidikan mengacu pada indikator
Asesmen Nasional
2) Menganalisis tujuan setiap mata pelajaran sehingga sesuai dengan
karakteristik Asesmen Nasional
3) Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan sehingga
bisa menyesuaikan dengan program Asesmen Nasional
4) Melengkapi sarana dan prasarana sumber belajar baik konvensional
ataupun sumber belajar modern (rumah belajar)
5) Melatih dan membiasakan peserta didik dengan Asesmen Nasional
6) Membangun dan menciptakan suasana yang bernuansa literasi di
lingkungan sekolah.
Jumlah
No. Bagian Pelaksana
1. Narasumber Dinas pendidikan 2 orang
provinsi dan widiaiswara
2. Peserta Pendidik 38 orang
Tenaga kependidikan 5 orang
3. Tempat Aula sekolah 1 ruangan
4. Lama kegiatan 2 hari
5. Sumber dana BOS dan komite
6. Output Dokumen 1 buah
2) Pelatihan guru tentang teknik dan metode pembelajaran efektif, cepat dan
literasi
Jumlah
No. Bagian Pelaksana
1. Narasumber Pakar metode 2 orang
pembelajaran
2. Peserta Guru 38 orang
3. Tempat Aula sekolah 1 Ruangan
4. Lama kegiatan 2 hari
5. Sumber dana BOS dan komite
134
6. Output Guru Guru terampil dan
menggunakan
metode tersebut
14. Kelulusan
a. Kriteria Kelulusan Satuan Pendidikan
Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang standar
Penilaian dan SE Mendikbud No 1 Tahun 2021tentang Peniadaan UN dan
Ujian Kesetaraan serta pelaksanaan Ujian Sekolah dalam Masa Darurat
Penyebaran COVID-19, maka SMA NegeriAgam Cendekia menetapkan
kriteria Kelulusan sebagai berikut :
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
b. Peserta didik memiliki laporan penilaian hasil belajar mulai semester 1
sampai dengan semester enam (tuntas KKM).
c. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik
d. Memperoleh nilai sikap baik maksudnya adalah memiliki sikap hormat
pada guru, tangung jawab, jujur, santun, disiplin, tidak terlibat dan atau
terbukti secara hukum melakukan tindakannarkoba/miras,
asusila/prostitusi/ melawan/berkata-kata kasar/ancaman pada guru dan
sebagai provokator yang diputuskan pada rapat dewan guru pada saat
penentuan kelulusan.
e. Lulus ujian sekolah
f. Kriteria Kelulusan dari Ujian Sekolah sebagaimana dimaksud pada poin e
sebagai berikut:
1. Memiliki nilai setiap mata pelajaran yang di ujikan lebih >dari 70
2. Memiliki rata-rata nilai minimal 80
3. Lulus Ujian Praktik pada Mapel tertentu
4. Kehadiran minimal 90% tiap semester.
135
c. Pelaksanaan Ujian Sekolah
Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau
penyelesaian dari suatu satuan pendidikan. Ujian Sekolah adalah kegiatan
pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh
satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan
merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Ujian
Sekolah dilaksanakan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
a. Target kelulusan untuk tahun pelajaran 2021/2022 adalah 100%
Untuk mencapai kelulusan 100%, maka sekolah menyusun program-
program baik akademik dan non akademik yang terangkum dalam
program pengembangan diri dan ektrakurikuler, progran pendidikan
karakter bangsa, peningkatan penampilan, pelayanan dan prestasi
sekolah dan program sukses Ujian sekolah berupa bedah SKL, dan try
out bekerja sama dengan lembaga bimbingan belajar
b. Satuan pendidikan melaksanakan US untuk semua mata pelajaran
sesuai dengan kurikulum 2013
1) Ujian Sekolah dilaksanakan oleh satuan pendidikan sesuai dengan
POS Ujian Sekolah Tahun 2022
2) Ujian Sekolah dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan
dalam kalender pendidikan .
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyerahan dan penerimaan nilai
sekolah beserta pembobotannya dan aturan yang lainnya diatur lebih
lanjut dalam POS Ujian Sekolah yang ditetapkan oleh Satuan
Pendidikan
4) Ujian Sekolahdiselenggarakan oleh sekolah yangterakreditasi dan
dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan Provinsi, sesuai dengan
kewenangannya.
136
5) Sekolahmembentuk panitia Ujian Sekolah yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Sekolah dan dilaporkan kepada Dinas
Pendidikan Provinsi sesuai dengan kewenangannya.
6) Panitia Ujian Sekolah terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara, dan
seksi seksi sesuai dengankebutuhan.
.
d. Target dan Program Peningkatan Kualitas Lulusan
Untuk target kelulusan untuk tahun pelajaran 2021/2022, sekolah
telah menyepakati adalah lulus 100% dengan nilai rata rata 80 untuk
program MIPA dan 80 untuk program IPS serta 100% diterima diperguruan
tinggi. Untuk mencapai tujuan target ini sekolah melaksanakan beberapa
program yaitu:
a. Mengoptimalkan proses pembelajaran yang efektif dengan
perencanaan yang matang dengan berbagai metode dan teknik
pembelajaran.
b. Melaksanakan proses pembelajaran tambahan untuk kelas XII.
c. Melaksanakan Try Out berbasis computer oleh guru mata pelajaran.
d. Melaksanakan beberapa simulasi Ujian Sekolah baik oleh satuan
pendidikan.
e. Mendatangkan motivator untuk penyegaran peserta didik
Jika dalam pelaksanaan Try Out Ujian Nasional Berbasis Komputer
atau simulasi UNBK ada peserta didik yang belum lulus maka dilakukan
beberapa kegiatan yaitu:
a. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang belum lulus oleh Wali
Kelas dan guru BK
b. Mengulang materi mata pelajaran yang belum lulus.
c. Mengadakan try out mata pelajaran
137
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
138
lingkungan tersebut atau setelahnya (menyesuaikan dengan jadwal kegiatan
lain selama satu tahun pelajaran).
2. Kegiatan sekolah pada awal tahun pelajaran
PermulaanTahun Pembelajaran dimulai pada hari Senin tanggal 12
Juli 2021 untuk semester 1 dan berakhir hari Sabtu tanggal 18 Desember
2021. Sedangkan untuk semester 2 dimulai hari Senin tanggal 3 Januari
2021 dan berakhir hari Sabtu tanggal 18 Juni 2021. Hari pertama masuk
sekolah, seluruh peserta didik dan tenaga pendidik diharuskan hadir sesuai
dengan ketentuan dari Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Sumatera
Barat.
Khusus peserta didik kelas X didampingi oleh orang tua/wali untuk
melakukan pertemuan dengan pihak sekolah dan pengurus Komite SMA
Negeri Agam Cendekia dalam rangka sosialisasi program sekolah kepada
orang tua/wali peserta didik.
139
SM Bul- Minggu Hari Hari Hari
an PBM Efektif Belajar Sekolah Hari Libur Jmlh
Efektif Seko- Efektif Non TM Hari
lah
SMT Ming- Puasa/ Nasional
gu Agama
2 Jan 4 25 25 - - 5 - 1 31
2022
Feb 4 23 23 - - 4 1 - 28
2022
Mar 3 25 19 6 - 4 2 - 31
2022
April 2 14 14 11 - 4 12 - 30
2022
Mei 4 22 22 - - 5 4 - 31
2022
Des 2 15 3 12 10 4 - 1 30
2022
Jlh 19 124 106 29 10 26 19 2 181
140
3. Penghitungan Minggu Efektif Kelas XII
Penghitungan jumlah minggu efektif kelas XII tahun pelajaran
2021/2022 adalah sebagai berikut:
141
1. Penetapan Libur Sekolah
Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah
pusat, propinsi, dan kota/kabupaten untuk tidak diadakan proses
pembelajaran di sekolah.
Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut:
a. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam
hal yang terkait dengan hari raya keagamaan.
b. Peraturan Pemerintah Pusat/Propinsi/Kabupaten/Kota dalam hal penentuan
hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang
dan jenis pendidikan.
Sekolah mengambil kebijakan hari libur sebagai berikut.
a. Permulaan tahun ajaran : 12 Juli 2021
b. Pekan Disiplin/MPLS : 12 s.d. 16 Juli 2021
c. PesantrenRamadhan : 11 April s.d 23 April 2021
d. Libur semester 1 : 20Desember 2021 s.d. 2 Januari 2022
e. Libur semester 2 : 20 Juni 2022 s.d. 30 Juni 2022
142
8) Hari Raya Idul Fitri 1443H (Selasa-Rabu, 3-4 Mei 2022)
9) Hari Raya Waisak 2562 (Selasa, 10 Mei 2022)
10)Hari Lahir Pancasila (Rabu, 1 Juni 2022)
Libur akhir semester 1 selama dua minggu, sedangkan libur akhir tahun
dan akhir semester 2 juga selama dua minggu. Libur hari besar keagamaan
dan libur nasional disesuaikan dengan kalender dan ketetapan pemerintah
yang berlaku. Sedangkan libur khusus berkaitan dengan kegiatan sekolah
disesuaikan dengan kalender kegiatan sekolah. Tahun pelajaran dimulai pada
minggu ketiga bulan Juli dan diakhiri pada bulan Juni minggu kelima tahun
berikutnya.
143
RINCIAN HARI LIBUR
NO TANGGAL URAIAN KEGIATAN
1 20 Juli 2021 Hari Raya Idul Adha
2 10 Agustus 2021 Tahun Baru Hijriah
3 17 Agustus 2021 Hari Kemerdekaan RI
4 19 Oktober 2021 Maulid Nabi Muhammad SAW
5 25 Desember 2021 Hari Natal
6 1 Januari 2022 Tahun Baru Masehi
7 1 Februari 2022 Tahun Baru Imlek
8 1 Maret 2022 Isra’ Miraj
9 3 Maret 2022 Hari Raya Nyepi
10 15 April 2022 Wafat Isa Almasih
11 3 & 4 Mei 2022 Hari Raya Idul Fitri
12 10 Mei 2022 Hari Raya Waisak
13 26 Mei 2022 Kenaikan Isa Almasih
14 1 Juni 2022 Hari Lahir Pancasila
144
al
Jumlah 1 2 3 4 5
Minggu
Minggu 4 11 18 25 2-11 Libur Akhir T.P 2021/2022
Senin 5 12 19 26 12-16 Pekan Disiplin/MPLS
Selasa 6 13 20 27
Rabu 7 14 21 28
Kamis 1 8 15 22 29
Jumat 2 9 16 23 30 20 Hari Raya Idul Adha
Sabtu 3 10 17 24 HBE: 13 hari
145
Senin 1 8 15 22 29
Selasa 2 9 16 23 30
Rabu 3 10 17 24
Kamis 4 11 18 25
Jumat 5 12 19 26
Sabtu 6 13 20 27 HBE: 26 hari
146
Kamis 3 10 17 24 31
Jumat 4 11 18 25
Sabtu 5 12 19 26 HBE: 19 hari
147