Anda di halaman 1dari 10

KONSEP DISCOUNTING DAN OPPORTUNITY COST

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ekonomi SDAL

Oleh:
Kelompok 5
WIWIN WULANDARI (1904010158)
M. FURQAN (1904010159)
NOVIANTI (1904010160)

Kelas : Ekis V F

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini. Sholawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai nabi
dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT serta suri teladan bagi semua umat
manusia.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
kesehat-Nya, baik itu berupa kesehatan fisik maupun akal pikiran, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata
kuliah Sumber Daya Alam dan Lingkungan dengan judul “Konsep Discounting
dan opportunity cost.”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih Wassalamua
laikum Wr.Wb.

Palopo, 5 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 3

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................2

C. Tujuan .....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4

A. Pengertian Discounting dan Opportunity .....................................................4

B. Konsep Discounting .............................................................................................4

C. Pengaruh Discount Rate dengan Ekstraksi SDA……………………………6

D. Opportunity Cost dalam Pemanfaatan SDAL………………………………7

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 8

A. Kesimpulan ............................................................................................................8

B. Saran .......................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Salah satu masalah penting yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi
adalah antara pemenuhan kebutuhan pembangunan dengan upaya
mempertahankan kelestarian lingkungan (Fauzi, 2004). Pembangunan
ekonomi berbasis sumber daya alam yang tidak memerhatikan aspek
kelestarian lingkungan pada akhirnya akan berdampak negatif pada
lingkungan itu sendiri. Karena, pada dasarnya sumber daya alam dan
lingkungan memiliki kapasitas daya dukung yang terbatas. Dengan kata lain,
pembangunan ekonomi yang tidak memerhatikan kapasitas sumber daya alam
dan lingkungan akan menyebabkan permasalahan pembangunan di kemudian
hari.

2. Rumusan Masalah
1. Apa Pengrtian Discounting dan Opportunity
2. Bagaimna Konsep Discounting
3. Apa Pengaruh Discount Rate dengan Ekstraksi SDA
4. Bagaimana Opportunity Cost dalam Pemanfaatan SDAL

3. Tujuan

1. Menjelaskan tentang pengertian discounting dan opportunity


2. Menjelaskan Bagaimna Konsep Discounting
3. Menjelaskan Apa Pengaruh Discount Rate dengan Ekstraksi SDA
4. Menjelaskan Bagaimana Opportunity Cost dalam Pemanfaatan SDAL

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Discounting dan Opportunity Cost


Discounting atau perhitungan adalah nilai sekarang (present value) menghitung
nilai uang yang akan datang berdasarkan nilai uang itu sekarang. Discounting
(Diskonto) adalah mekanisme keuangan di mana debitur memperoleh hak untuk
menunda pembayaran kepada kreditur, untuk jangka waktu tertentu, dengan
imbalan biaya atau biaya. Pada dasarnya, pihak yang berhutang pada pembelian
saat ini berhak untuk menunda pembayaran sampai suatu tanggal di masa depan.1

Sedangkan Opportunity Cost adalah biaya yang timbul akibat hilangnya


kesempatan dari pemenuhan suatu kebutuhan lain atau biasa disebut biaya
peluang. Secara konsep ekonomi, pelaku akan merelakan satu kesempatan untuk
mengambil kesempatan lain, dengan menggunakan biaya tertentu. Biasanya biaya
ini muncul karena adanya sumber-sumber daya ekonomi yang terbatas, sehingga
memaksa manusia untuk memilih hal sesuai kebutuhannya. 2

Biaya di sini, tidak hanya berhubungan dengan uang atau materi yang riil.
Sebagai contoh, kamu hanya memiliki uang Rp25,000, namun kamu dihadapi
oleh pilihan membeli boba drink atau nasi ayam bakar. Uang yang kamu miliki
terbatas, sehingga kamu harus memilih salah satu. Akhirnya, kamu memilih untuk
membeli nasi ayam bakar, dan kehilangan kesempatan untuk meminum boba
drink.

B. Konsep Discounting ( aspek intertemporal pemanfaatan SDA)


Dari sisi ekonomi Fauzi (2004), setidaknya ada tiga alasan utama (Aspek)
mengapa pembangunan ekonomi harus berkelanjutan atau aspek interpolar SDA.
Faktor pertama menyangkut alasan moral. Generasi kini menikmati barang dan
jasa yang dihasilkan dari sumber daya alam dan lingkungan, sehingga secara
moral perlu untuk memerhatikan ketersediaan sumber daya alam tersebut untuk
generasi mendatang. Kewajiban moral tersebut mencakup tidak mengekstraksi
sumber daya alam yang dapat merusak lingkungan, serta dapat menghilangkan
kesempatan bagi generasi mendatang untuk menikmati layanan serupa.
1
https://g.co/kgs/52MnpM
2
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/opportunity-cost/

4
Faktor kedua, menyangkut alasan ekologi, Keanekaragaman hayati misalnya,
memiliki nilai ekologi yang sangat tinggi, oleh karena itu aktivitas ekonomi
semestinya tidak diarahkan pada kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan semata yang pada akhirnya dapat mengancam fungsi ekologi.
Faktor ketiga, yang menjadi alasan perlunya memperhatikan aspek
keberlanjutan adalah alasan ekonomi. Alasan dari sisi ekonomi memang masih
terjadi perdebatan karena tidak diketahui apakah aktivitas ekonomi selama ini
sudah atau belum memenuhi kriteria keberlanjutan, seperti kita ketahui, bahwa
dimensi ekonomi berkelanjutan sendiri cukup kompleks, sehingga sering aspek
keberlanjutan dari sisi ekonomi ini hanya dibatasi pada pengukuran kesejahteraan
antargenerasi(intergeneration welfare maximization).
Sutamihardja (2004), dalam konsep pembangunan berkelanjutan, tabrakan
kebijakan yang mungkin dapat terjadi antara kebutuhan menggali sumberdaya
alam untuk memerangi kemiskinan dan kebutuhan mencegah terjadinya degredasi
lingkungan perlu dihindari serta sejauh mungkin dapat berjalan secara berimbang.
Pembangunan berkelanjutan juga mengharuskan pemenuhan kebutuhan dasar bagi
masyarakat dan adanya kesempatan luas kepada warga masyarakat untuk
mengejar cita-cita akan kehidupan yang lebih baik dengan tanpa mengorbankan
generasi mendatang.
Pengembangan konsep pembangunan berkelanjutan perlu mempertimbangkan
kebutuhan wajar secara sosial dan kultural, menyebarluaskan nilai-nilai yang
menciptakan standar konsumsi berbeda dalam batas kemampuan lingkungan, serta
secara wajar semua orang mampu mencita-citakannya. Namun demikian ada
kecendrungan bahwa pemenuhan kebutuhan tersebut akan tergantung pada
kebutuhan dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi ataupun kebutuhan
produksi pada skala maksimum.
Pembangunan berkelanjutan jelas mensyaratkan pertumbuhan ekonomi di
tempat yang kebutuhan utamanya belum bisa konsisten dengan pertumbuhan
ekonomi, asalkan isi pertumbuhan mencerminkan prinsip-prinsip keberlanjutan.
Akan tetapi kenyataannya aktivitas produksi tinggi dapat saja terjadi bersamaan
dengan kemelaratan yang tersebar luas. Kondisi ini dapat membahayakan
lingkungan. Jadi pembangunan berkelanjutan mensyaratkan masyarakat terpenuhi

5
kebutuahan dengan cara meningkatkan potensi produksi mereka dan sekaligus
menjamin kesempatan yang sama semua orang.
Konsep keberlanjutan merupakan konsep yang sederhana, tapi kompleks,
sehingga pengertian keberlajutanpun sangat multidimensi dan multiinterpretasi.
Menurut Heal, (Fauzi, 2004). Konsep keberlanjutan ini paling tidak mengandung
dua dimensi. Pertama, dimensi waktu karena keberlanjutan tidak lain menyangkut
apa yang akan terjadi di masa mendatang.Kedua, dimensi interaksi antara sistem
ekonomi dan sistem sumber daya alam dan lingkungan.

C. Pengaruh Discount Rate Terhadap Ekstraksi Sumber Daya Alam


Discount rate diperlukan untuk mengkonversi aliran sumber daya yang
diharapkan di masa depan menjadi estimasi nilai pada saat ini. Discount rate
mengungkapkan preferensi waktu dari investor untuk menerima penghasilan
sekarang daripada di masa depan dan juga mencerminkan sikap investor terhadap
risiko. Di Indonesia terdapat berbagai jenis pohon penghasil kayu yang ditanam di
hutan produksi. Macam-macam jenis spesies ini dapat dipanen dalam jangka
waktu yang bervariasi, dari 30 tahun untuk spesies daun jarum hingga lebih dari
100 tahun untuk beberapa spesies berdaun lebar. Adanya perbedaan jangka waktu
yang signifikan antara berbagai jenis spesies ini berdampak pada pilihan discount
rate yang diinginkan ketika melakukan penilaian hutan produksi. Tarif yang
dipilih secara signifikan dapat meningkatkan atau menurunkan hasil penilaian
sekaligus menentukan kelayakan investasi hutan. Discount rate yang tinggi lebih
disukai untuk proyek jangka pendek, sementara discount rateyang rendah
mendukung proyek jangka panjang. Hal ini sesuai dengan pendapat terkait
discount rate bahwa uang yang diterima saat ini dinilai lebih tinggi daripada
jumlah uang yang sama di masa depan. Saat melakukan analisis keuangan untuk
investasi sektor kehutanan seperti pada aset lainnya, tantangan yang dihadapi
adalah seberapa besar discount rate yang akan digunakan. Tidak ada referensi
untuk menentukan besarnya discount rate yang sesuai untuk setiap investasi
hutan. Sebaliknya, discount rate harus diestimasi, discount rate bervariasi dan
dipengaruhi oleh motivasi dan profil risiko masing-masing investor.3

3
https://jurnal.pknstan.ac.id/index.php/JPI/article/download/604/401

6
D. Opportunity Cost dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Adapun pemanfaatanya sbb.

1. KriteriaPengambilanKeputusan
• Setiap kegiatan pengambilan sumberdaya alam menghasilkan suatu manfaat
yang paling tidak sama dengan nilai barang-barang yang hilang dari kegiatan
lain .

• Manfaat kegiatan pengambilan sumberdaya alam akan melebihi atau paling


tidak sama dengan biaya alternatif (opportunity cost).

2. Mengenal dan Mengukur Manfaat Suatu Proyek


• Menentukan dampak dari suatu proyek, yaitu barang dan jasa apa yang akan
diperoleh dari proyek tersebut.

• Menyatakan dampak dari proyek tersebut secara kuantitatif. (Mengukur


manfaat melalui pendekatan sebesar nilai rupiah yang secara maksimum
orang bersedia membayarnya karena memanfaatkan jasa proyek itu).

3. Mengenal dan Mengukur Biaya proyek.


• Beban atau pengorbanan merupakan biaya proyek. Penggunaan faktor-faktor
produksi dalam pembangunan proyek, meliputi pula opportunity cost
dikarenakan pengorbanan atau hilangnya jasa produktif pada sektor lain.

4. Menentukan Waktu dan Bunga Diskonto


• Manfaat suatu proyek biasanya diterima beberapa tahun setelah proyek
selesai dan memberikan jasa pada tahun-tahun yang akan datang.

• Kesulitannya adalah untuk menentukan tingkat diskonto atau tingkat suku


bunga (discount rate) dan umur proyek.4

4
http://learning.upnyk.ac.id/pluginfile.php/8996/mod_resource/content/1/Pertemuan-4.ppt

7
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Discounting (Diskonto) adalah mekanisme keuangan di mana debitur
memperoleh hak untuk menunda pembayaran kepada kreditur, untuk jangka
waktu tertentu, dengan imbalan biaya atau biaya. Pada dasarnya, pihak yang
berhutang pada pembelian saat ini berhak untuk menunda pembayaran sampai
suatu tanggal di masa depan.

Opportunity Cost adalah biaya yang timbul akibat hilangnya kesempatan dari
pemenuhan suatu kebutuhan lain atau biasa disebut biaya peluang. Secara konsep
ekonomi, pelaku akan merelakan satu kesempatan untuk mengambil kesempatan
lain, dengan menggunakan biaya tertentu. Biasanya biaya ini muncul karena
adanya sumber-sumber daya ekonomi yang terbatas, sehingga memaksa manusia
untuk memilih hal sesuai kebutuhannya.

2. Saran
Mengingat manusia tidak luput dari kesalahan, makalah yang kami susun
inipun masih banyak kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dari masyarakat pembaca yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Kepada Dosen pengajar diharapkan bimbingan lebih
untuk mengingatkan mutu dan kualitas mahasiswa.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://g.co/kgs/52MnpM

https://accurate.id/ekonomi-keuangan/opportunity-cost/

https://jurnal.pknstan.ac.id/index.php/JPI/article/download/604/401

http://learning.upnyk.ac.id/pluginfile.php/8996/mod_resource/content/1/Pertemua
n-4.ppt

Anda mungkin juga menyukai