Laporan Diskusi Topik Khusus Pkm. Pasar Ikan Lengkap Cetak Revisi Akhir

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 38

Laporan Diskusi Topik Khusus

PROGRAM KB INTRA UTERINE DEVICES (IUD)


DI UPTD PUSKESMAS PASAR IKAN

Disusun oleh:

Adika Muhammad S, S.Ked (H1AP19001)


Natasya Gita Putri, S. Ked (H1AP19012)
Annisa Puspa Sari, S. Ked (H1AP20034)
Fajrianti Haniyah, S. Ked (H1AP20040)

Pembimbing:

dr. Novriantika Lestari, M.Biomed


dr. RA Yeni Warningsih

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

UPTD. PKM PASAR IKAN KOTA BENGKULU

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS BENGKULU
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama Mahasiswa : Adika Muhammad S, S.Ked (H1AP19001)


Natasya Gita Putri, S. Ked (H1AP19022)
Annisa Puspa Sari, S. Ked (H1AP20034)
Fajrianti Haniyah, S. Ked (H1AP20040)

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Judul : PROGRAM KB INTRA UTERINE DEVICES (IUD)
DI UPTD PUSKESMAS PASAR IKAN
Bagian : Ilmu Kedokteran Komunitas
Pembimbing : dr. Novriantika Lestari, M.Biomed

Telah menyelesaikan tugas Diskusi Topik Khusus dalam rangka


kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu.

Bengkulu, 9 September 2021


Pembimbing,

dr. Novriantika Lestari, M.Biomed

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3. Tujuan...........................................................................................................2
1.4. Manfaat.........................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi...........................................................3
2.2. Kontrasepsi IUD...........................................................................................3
2.3. Anatomi dan Fisiologi Kontrasepsi IUD......................................................3
2.4. Jenis-jenis IUD..............................................................................................4
2.5. Indikasi Pemasangan dan Pelepasan IUD.....................................................6
2.6. Kontraindikasi IUD.......................................................................................7
2.7. Keuntungan IUD...........................................................................................8
2.8. Kerugian IUD................................................................................................9
2.9. Cara Kerja IUD.............................................................................................9
2.10. Pemasangan dan Pelepasan IUD.................................................................9
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................12
3.1. Profil UPTD Puskesmas Pasar Ikan............................................................12
3.1.1 Gambaran Geografis.............................................................................12
3.1.2 Jumlah Penduduk..................................................................................12
3.1.3 Mata Pencaharian..................................................................................13
3.1.4 Tingkat Pendidikan Penduduk..............................................................13
3.1.5 Sosial Ekonomi.....................................................................................13
3.1.6 Jumlah Kelahiran Hidup.......................................................................14
3.1.7 Keadaan Gizi Masyarakat.....................................................................14
3.1.8 Sumber Daya Kesehatan.......................................................................14
3.1.9 Fasilitas Puskesmas Pasar Ikan.............................................................14
3.1.10 Program Pembangunan Kesehatan......................................................15
3.2. Motto...........................................................................................................16
3.3. Tata Nilai.....................................................................................................16
3.4. KB IUD.......................................................................................................16
3.4.1 Komponen Input...................................................................................19
3.4.2 Komponen Proses.................................................................................20
3.4.3 Komponen Output.................................................................................21
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................23

iii
4.1. Kesimpulan.................................................................................................23
4.2. Saran............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
LAMPIRAN...........................................................................................................27

iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi merupakan salah satu masalah
yang sedang dihadapi oleh Bangsa Indonesia, masalah tersebut menimbulkan
ancaman akan terjadinya ledakan jumlah penduduk di Indonesia. Berdasarkan
data dalam kurun 10 tahun terakhir, jumlah penduduk Indonesia senantiasa
mengalami peningkatan, yaitu sebesar 32,5 juta dari jumlah tahun 2000 sebanyak
205,1 juta jiwa meningkat menjadi 237,6 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2010). The French Institute for
Demographic Studies memperkirakan bahwa pada tahun 2050 Indonesia akan
memiliki 350 juta pendudukdan berada di urutan ke-6 dengan penduduk terbanyak
didunia (INED, 2015). Jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan dari
cakupan Puskesmas Pasar Ikan adalah 6.806 jiwa dengan rentang usia paling
banyak adalah kisaran 30-34 tahun yaitu sebanyak 700 jiwa.
Upaya yang dilakukan pemerintah melalui Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan
upaya meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan
usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga yang dijalankan bersamaan dengan program
Metode Kontrasepsi Terpilih (MKET) salah satunya berupa Intra Uterine Device
(IUD) (BKKBN, 2010).
Penggunaan kontrasepsi IUD di UPTD Puskesmas Pasar Ikan sampai saat
ini ternyata masih relative rendah, yaitu sebesar 7,75%, sedangkan jenis
kontrasepsi terbanyak yang digunakan adalah jenis kontrasepsi suntik sebesar
48,56%. Faktor yang menyebabkan rendahnya penggunaan kontrasepsi IUD
tersebut adalah karena faktor intervensi pemilihan jenis KB dan persepsi dari
masyarakat mengenai KB IUD yang dalam proses pemasangannya sama dengan
proses seperti melahirkan, hingga kekhawatiran akan komplikasi yang akan terjadi
seperti perdarahan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti

1
tertarik untuk meneliti gambaran penggunaan kontrasepsi IUD di UPTD
Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan
masalah pada laporan ini adalah “bagaimana gambaran pelaksanaan program
kontrasepsi IUD di UPTD Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu?”
1.3.
Tujuan
Diskusi topik khusus tentang pelaksanaan program kontrasepsi IUD
bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program kontrasepsi IUD dan
data karakteristik berupa jumlah akseptor kontrasepsi IUD di Puskesmas Pasar
Ikan.

1.4.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari diskusi topic khusus mengenai pelaksanaan
program KB (IUD) yakni:
1. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dalam usaha evaluasi
program pembinaan komunitas, khususnya pengetahuan tentang KB.
2. Bagi Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu
Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan baru
serta menambah referensi di lingkungan Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Bengkulu.
3. Bagi penulis
Sebuah pengalaman dan menambah wawasan dalam mengaplikasikan
pengetahuan yang telah diperoleh selama proses belajar dalam perkuliahan.

2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. K
eluarga Berencana dan Kontrasepsi
Keluarga berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Salah satu upaya untuk
mewudjudkan program KB yaitu dengan menerapkan penggunaan kontrasepsi. 1
Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” yang berarti mencegah atau melawan
dan “konsepsi” yang berarti pertemuan antara sperma dan sel telur yang matang
dan sel sperma yang menyebabkan kehamilan. Secara singkat kontrasepsi adalah
pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan
menempelnya telur yang dibuahi kedinding Rahim. Tujuan kontrasepsi adalah
mengindari atau mencegah kehamilan akibat pertemuan sel telur dan sperma
tersebut.2
2.2. K
ontrasepsi IUD
Alat kontrasepsi (IUD) adalah salah satu bentuk kontrasepsi paling efektif
yang tersedia saat ini dengan tingkat kegagalan yang serupa dengan berbagai
bentuk sterilisasi. Dua jenis IUD yang saat ini digunakan adalah IUD yang
mengandung tembaga dan IUD yang mengandung levonorgestrel. Kedua IUD
memiliki tingkat pencegahan kehamilan yang sama dengan tingkat kegagalan
masing-masing 0,08% dan 0,02%. Hal ini membuat perangkat ini lebih dari 99%
efektif dalam mencegah kehamilan. Selain itu, ada banyak manfaat IUD, termasuk
kemanjuran, kemudahan penggunaan, sifat reversibel, dan kepuasan pasien,
terutama dengan komitmen waktu untuk penggunaan jangka panjang dan biaya.3

3
2.3. A
natomi dan Fisiologi Kontrasepsi IUD
Semua IUD yang saat ini tersedia berbentuk T dengan bagian atas T
diletakkan di atas rongga endometrium. IUD memiliki lebar antara 28 mm hingga
32 mm dan panjang 30 mm hingga 36 mm. Lebar uterus secara tradisional
dianggap memadai pada semua pasien; namun, studi ultrasound baru-baru ini
menunjukkan bahwa lebar rongga pada wanita nulipara mungkin lebih sempit
daripada lebar IUD.4 Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan pilihan
IUD yang tersedia. IUD terkecil berukuran lebar 28 mm, dan panjang 30 mm dan
paling cocok untuk wanita nulipara dan wanita muda. Saat melakukan
pemasangan dan pelepasan IUD, penanda anatomi utama yang perlu diidentifikasi
adalah serviks dan rahim. Rahim akan diidentifikasi dengan pemeriksaan
bimanual untuk menilai ukuran, bentuk, posisi, dan untuk mengidentifikasi
kelainan anatomis. Serviks akan diidentifikasi selama pemeriksaan spekulum 5
2.4. J
enis-jenis IUD
Jenis-jenis Intra Uterine Device (IUD) adalah sebagai berikut 6:
1. IUD CuT-380A
Bentuknya kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf
T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu).
2. IUD lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T(Schering)
IUD yang banyak dipakai di Indonesia dewasa ini dari jenis
unmedicated adalah Lippes Loop dan dari jenis Medicated adalah Cu-T
380 A, Multiload 375 dan Nova-T.
a. LippesLoop
IUD Lippes Loop terbuat dari bahan polietilen, berbentuk
spiral, pada bagian tubuhnya mengandung barium sulfat yang
menjadikannya radio opaque pada pemeriksaan dengan sinar-X.
IUD Lippes Loop bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung.Untuk memudahkan kontrol dan dipasang benang pada
ekornya.Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda ukuran

4
panjang bagian atasnya. Adapun tipe dari Lippes Loops adalah
sebagai berikut:

Tabel 2.1. Jenis dan Ukuran Lippes Loops

Macam Loop Panjang Berat Warna Benang


LL A 22,5 cm 290 mgr Hitam
LL B 27,5 cm 526 mgr Biru
LL C 30,0 cm 615 mgr Kuning
LL D 30,0 cm 709 mgr Putih
IUD jenis Lippes Loops mempunyai angka kegagalan yang
rendah. Keuntungan lain dari jenis ini ialah bila terjadi perforasi
jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari
bahan plastik
b. Cu T 380A
IUD Cu – T 380 A terbuat dari bahan polietilen berbentuk
huruf T dengan tambahan bahan Barium Sulfat. Pada bagian tubuh
yang tegak, dibalut tembaga sebanyak 176 mg tembaga dan pada
bagian tengahnya masing- masing mengandung 68,7 mg tembaga,
dengan luas permukaan 380 ± 23m2. Ukuran bagian tegak 36 mm
dan bagian melintang 32 mm, dengan diameter 3 mm. pada bagian
ujung bawah dikaitkan benang monofilamen polietilen sebagai
kontrol dan untuk mengeluarkan IUD.
c. Multiload 375
Kontrasespsi IUD Multiload 375 (ML 375) terbuat dari
polipropilen dan mempunyai luas permukaan 250 mm2 atau panjang
375 mm2 kawat halus tembaga yang membalut batang vertikalnya
untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu
standar, small, dan mini. Bagian lengannya didesain sedemikian rupa
sehingga lebih fleksibel dan meminimalkan terjadinya ekspulsi.
d. Nova –T

5
Kontrasespsi IUD Nova-T mempunyai 200 mm 2 kawat halus
tembaga dengan bagian lengan fleksibel dan ujung tumpul sehingga
tidak menimbulkan luka pada jaringan setempat pada saat dipasang.
e. Cooper-7
Kontrasespsi IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk
memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter
batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga
(Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm 2 fungsinya sama
seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T

Gambar 2.1. Jenis-jenis IUD

Jenis kontrasepsi IUD pasca salin aman dengan menggunakan IUD Cu T


(copper T), sedangkan jenis non copper memerlukan penundaan sampai 6 minggu
sehingga tidak cocok untuk pasca salin 1
2.5. I
ndikasi Pemasangan dan Pelepasan IUD
Berdasarkan fakta bahwa ada dua jenis IUD yang berbeda, termasuk
levonorgestrel dan yang mengandung tembaga, harus dipahami bahwa ada

6
indikasi yang berbeda untuk masing-masing. Semua IUD diindikasikan untuk
penggunaan kontrasepsi. Untuk IUD yang mengandung levonorgestrel, ada tiga
kekuatan berbeda dari levonorgestrel yang tersedia, 13,5 mg, 19,5 mg, dan 52 mg.
Semuanya sama efektifnya dalam menyediakan kontrasepsi yang andal. Namun,
IUD dosis tinggi, perangkat 52 mg, juga disetujui untuk pengobatan menoragia
dan perlindungan endometrium selama terapi penggantian hormon.7 IUD 13,5 mg
disetujui untuk digunakan hingga 3 tahun, sedangkan IUD 19,5 mg dan 52 mg
disetujui hingga 5 tahun. IUD tembaga disetujui untuk penggunaan kontrasepsi
hingga 10 tahun.8 Namun, ada indikasi off-label yang didokumentasikan untuk
menggunakan ini sebagai kontrasepsi darurat dalam waktu 5 hari setelah
hubungan seksual tanpa pelindung. Tingkat kegagalan setelah pemasangan
kontrasepsi darurat adalah sekitar 0,1%.9 IUD dapat dipasang segera setelah
melahirkan dalam waktu 10 menit setelah plasenta lahir, pasca-melahirkan
tertunda dalam waktu 4-6 minggu setelah melahirkan, dan pasca-aborsi. 10
Indikasi utama untuk melepas adalah pilihan pasien untuk alasan apapun
termasuk, namun tidak terbatas pada, keinginan untuk hamil, pola perdarahan
tidak teratur, perdarahan vagina berat, dan ketidaknyamanan atau rasa sakit, yang
mungkin mewakili perpindahan perangkat.11 Perubahan perdarahan, terutama
perdarahan yang lebih berat, lebih mungkin terjadi pada AKDR yang
mengandung tembaga daripada AKDR levonorgestrel yang mendorong keinginan
pasien untuk melepasnya.12 Indikasi lain untuk pengangkatan adalah kehamilan
intrauterin. Namun, alat tersebut hanya boleh dilepas jika talinya terlihat atau
mudah ditemukan di dalam ostium serviks tanpa alat yang memasuki rongga
rahim. Membiarkan IUD di tempat meningkatkan risiko aborsi spontan sebesar
40% hingga 50%. Namun, tidak ada risiko teratogenesis dengan membiarkan IUD
tetap terpasang.13 Dalam kasus seperti itu, melepas IUD mengurangi risiko aborsi
spontan hingga 20%. Untuk IUD yang mengandung levonorgestrel, indikasi
tambahan untuk pengangkatan termasuk diagnosis keganasan serviks atau uterus
atau hepatitis.14
Indikasi terakhir untuk penghapusan adalah jika perangkat telah digunakan
lebih lama dari periode kemanjuran yang disetujui. Untuk perangkat 19,5 mg dan

7
52 mg, durasi yang disetujui adalah 5 tahun. Untuk perangkat 13,5 mg, durasi
yang disetujui adalah 3 tahun. Untuk beberapa, durasi yang disetujui adalah 10
tahun.3
2.6. K
ontraindikasi IUD
Mengingat bahwa ada dua kelas IUD yang tersedia, ada kontraindikasi
khusus untuk setiap jenis IUD. Namun, ada juga kontraindikasi universal yang
spesifik untuk kedua jenis yaitu 15:
1 Kehamilan, atau dugaan kehamilan
2 Infeksi menular seksual pada saat pemasangan, termasuk servisitis, vaginitis,
atau infeksi saluran genital bawah lainnya
3 Kelainan kongenital rahim yang mengubah bentuk rongga rahim sehingga
menyulitkan pemasangan
4 Penyakit radang panggul akut
5 Riwayat penyakit radang panggul, kecuali kehamilan intrauterin yang sukses
berikutnya telah terjadi
6 Riwayat aborsi septik atau riwayat endometritis postpartum dalam 3 bulan
terakhir
7 Dikonfirmasi atau dicurigai adanya keganasan/neoplasia rahim atau serviks
8 Perdarahan uterus abnormal yang tidak diketahui asalnya
9 Setiap kondisi yang meningkatkan risiko infeksi panggul
10 Riwayat IUD yang dipasang sebelumnya yang belum dilepas
11 Hipersensitivitas terhadap komponen perangkat apa pun
Untuk AKDR levonorgestrel, kontraindikasi tambahan meliputi 15:
1 Dikonfirmasi atau dicurigai keganasan payudara atau kanker sensitif progestin
lainnya
2 Tumor hati, jinak atau ganas
3 Penyakit hati akut
Untuk AKDR tembaga, kontraindikasi tambahan meliputi 15:
1 Penyakit Wilson
2 Sensitivitas terhadap tembaga

8
2.7. K
euntungan IUD
Keuntungan menggunakan IUD adalah sebagai berikut 6:
1. Sebagai kontrasepsi, mempunyai efektivitas yang tinggi
2. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama
(1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
3. AKDR dapat efektif segera setelahpemasangan
4. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380 A dan tidak
perlu diganti)
5. Sangat efektif karena tidak perlumengingat-ingat
6. Tidak memengaruhi hubungan seksual

7. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil


8. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (CuT-380A).
9. Tidak memengaruhi kualitas dan volumeASI
10. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila
tidak terjadiinfeksi).
11. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih atau setelah haid
terakhir)
12. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
13. Mencegah kehamilan ektopik
2.8. K
erugian IUD
Kerugian penggunaan alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut 6:
Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan)

1. Haid lebih lama dan banyak


2. Perdarahan (spotting antar menstruasi)
2.9. C
ara Kerja IUD
Mekanisme kerja yang pasti dari kontrasepsi IUD belum diketahui. Ada
beberapa mekanisme kerja kontrasepsi IUD yang telah diajukan :

9
Semua alat kontrasepsi (IUD) yang telah diuji secara eksperimental atau
klinis menginduksi reaksi inflamasi lokal endometrium dalam jaringan dan cairan
yang mengisi rongga rahim. Levonorgestrel yang dilepaskan dari IUD
menyebabkan beberapa efek sistemik, seperti reaksi inflamasi akibat benda asing.
Ion tembaga yang dilepaskan dari IUD meningkatkan respons inflamasi dan
mencapai konsentrasi dalam cairan luminal saluran genital yang beracun bagi
spermatozoa. Hal ini mempengaruhi fungsi dan kelangsungan hidup gamet,
menurunkan tingkat pembuahan dan menurunkan kemungkinan kelangsungan
hidup setiap embrio yang mungkin terbentuk, sebelum mencapai rahim.3
2.10. P
emasangan dan Pelepasan IUD
Setelah memutuskan bahwa pemasangan IUD adalah pilihan terbaik bagi
pasien, prosedur berikut diikuti 16:
1 Konfirmasi tes kehamilan negatif.
2 Dapatkan persetujuan yang diinformasikan.
3 Minta pasien pindah ke posisi litotomi dorsal.
4 Dengan tangan bersarung tangan, lakukan pemeriksaan bimanual untuk
menentukan apakah uterus antevert atau retrovert.
5 Masukkan spekulum dan identifikasi serviks.
6 Bersihkan serviks dan forniks vagina dengan larutan pembersih, biasanya
povidone-iodine. Jika pasien memiliki alergi yodium atau kerang, gunakan
klorheksidin glukonat.
7 Saat ini, jika diinginkan, pertimbangkan penempatan blok paraservikal atau
aplikasi gel anestesi, seperti yang dibahas di atas.
8 Beralih ke sarung tangan steril saat ini, dan dengan menggunakan tenakulum
satu gigi steril pegang bibir anterior serviks dan lakukan traksi lembut untuk
meluruskan kanal serviks dan rongga rahim. Jika rahim terbalik, mungkin
bermanfaat untuk memegang bibir posterior serviks.
9 Dengan menggunakan suara rahim steril, tentukan kedalaman rongga rahim,
biasanya antara 6 cm sampai 9 cm. Jika kurang dari 6 cm, IUD tidak boleh
dipasang. Jika ada kesulitan dalam menempatkan suara rahim, coba dilator

10
serviks. Jika dilator serviks diperlukan, disarankan untuk menggunakan blok
paraserviks.
10 Setelah kedalaman rahim ditentukan, ikuti instruksi paket untuk AKDR
spesifik yang dimasukkan.
11 Setelah AKDR dimasukkan, dan tali terlihat, potong tali sepanjang 3 cm
sampai 4 cm dengan gunting tajam; perhatikan panjang ini dalam grafik.
12 Lepaskan tenaculum dan pastikan tidak ada perdarahan dari tempat tenaculum,
dan lepaskan spekulum.
13 Minta pasien untuk menindak lanjuti dalam 4-6 minggu untuk pemeriksaan
tali untuk memastikan penempatan yang tepat.
Setelah IUD terpasang selama waktu yang disetujui, sekarang saatnya
melepas IUD. Untuk melepas IUD, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut 16:
1 Dapatkan persetujuan dari pasien.
2 Minta pasien pindah ke posisi litotomi dorsal.
3 Dengan tangan bersarung tangan, masukkan spekulum, identifikasi serviks,
dan tali IUD. Jika senar IUD tidak segera diidentifikasi, putar cytobrush di os
untuk membantu mengidentifikasi senar.
4 Pegang senar IUD dengan forsep cincin.
5 Tempatkan traksi lembut pada senar IUD dan lepaskan perangkat dari rongga
rahim.
6 Pastikan IUD utuh, dan tidak ada bagian yang hilang

11
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.
3.1. P
rofil UPTD Puskesmas Pasar Ikan
3.1.1 Gambaran Geografis
UPTD Puskesmas Pasar Ikan merupakan salah satu Puskesmas yang ada
dalam Kota Bengkulu, yang berada dalam wilayah Kecamatan Teluk Segara
dengan luas wilayah 1.553 km2/172,63 Ha dengan letak 30470 LS, 1020 140 BT,
luas bangunan letak 400 M persegi sedangkan luas tanah 600 m 2 terletak di pesisir
Pantai Kota Bengkulu, yang meliputi 9 kelurahan:
1. Kelurahan Pondok Besi
2. Kelurahan Kebun Roos
3. Kelurahan Kebun Keling
4. Kelurahan Malabero
5. Kelurahan Sumur Meleleh
6. Kelurahan Berkas
7. Kelurahan Pasar Baru
8. Kelurahan Jitra
9. Kelurahan Pasar Melintang

12
3.1.2 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pasar Ikan adalah
16.338 jiwa, yang terdiri dari laki – laki 8.068 jiwa, dan perempuan 8.270 jiwa,
dengan jumlah KK adalah 2.804 KK. Jumlah bayi 329 jiwa, balita 1562 jiwa, ibu
hamil 348 jiwa, WUS 4.817 jiwa, PUS 3483 jiwa dan jumlah rumah tangga 3.199.
Secara umum di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pasar Ikan menunjukan bahwa
penduduk perempuan lebih banyak dari pada laki – laki.

3.1.3 Mata Pencaharian


Mata pencaharian penduduk di Wilayah UPTD Puskesmas Pasar Ikan
yang terbanyak adalah:

No. Jenis pekerjaan Persentasi


1. PNS 40%
2. Pedagang 30%
3. Nelayan 18%
4. Buruh 10%
5. Petani 2%
Jumlah 100%

3.1.4 Tingkat Pendidikan Penduduk


Sebagian besar masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pasar Ikan
sudah mengenyam pendidikan mulai dari terendah sampai perguruan tinggi.
Jumlah pendidikan penduduk terbanyak SMA/SMK/MA yaitu sebanyak 4.561
dengan perincian:

 SD : 1715 orang
 SLTP/Sederajat : 2294 orang
 SLTA/Sederajat : 3207 orang
 Akademi/Diploma/PT : 321 orang

13
3.1.5 Sosial Ekonomi
1. Pendidikan
 Tidak tamat SD : 412 jiwa
 Tamat SD : 1715 jiwa
 Tamat SLTP / MTS : 2294 jiwa
 Tamat SLTA : 3207 jiwa
 Tamat AK / PK : 321 jiwa
2. Fasilitas Pendidikan
 Paud / TK : 13
 SD : 10
 SLTP / MTs :3
 SLTA :2

3.1.6 Jumlah Kelahiran Hidup


Jumlah kelahiran hidup di wilayah UPTD Puskesmas Pasar Ikan tahun
2020 adalah 350 orang.

3.1.7 Keadaan Gizi Masyarakat


Jumlah Balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pasar Ikan tahun 2020
tercatat 1593 orang, dengan status gizi baik 1.288 orang (83,3 %), status gizi
kurang 1 orang (1 %). Tidak ada balita gizi buruk. Berdasarkan data tersebut,
status gizi balita di wilayah UPTD Puskesmas Pasar Ikan tergolong baik. Hal ini
menunjukkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang gizi sudah
meningkat ditandai dengan tidak adanya gizi buruk. Data ini diperoleh dari
kegiatan posyandu dan kunjungan KIA – Gizi di Puskesmas.

3.1.8 Sumber Daya Kesehatan


UPTD Puskesmas Pasar Ikan memiliki tenaga pegawai 31 orang PNS, 3
Orang TKS dan 5 orang honorer. Dengan rincian dokter umum sebanyak 2 orang
(PNS), Dokter gigi 1 orang (PNS), Perawat gigi 1 orang (PNS), S1 Ilmu
Kesehatan 2 orang (PNS), S1 Ilmu lain 1 orang (PNS), Bidan 10 orang, Perawat
11 orang (8 PNS, 3 Honorer), Paramedis non perawat 6 orang (5 PNS, 1 Honorer)
dan tenaga non kesehatan 2 orang (1 PNS, 1 Honorer).

14
3.1.9 Fasilitas Puskesmas Pasar Ikan
1. Ruang Kepala UPTD Puskesmas (lantai 2)
2. Ruang Tata Usaha (lantai 2)
3. Ruang Pertemuan (lantai 2)
4. Satu ruang Promkes (lantai 2)
5. Satu ruang Sanitarian (lantai 2)
6. Satu ruang IGD
7. Satu ruang poli Gigi
8. Satu ruang poli BP
9. Satu ruang poli Lansia
10. Satu ruang poli KIA
11. Satu ruang poli KB
12. Satu ruang TB Dots
13. Satu ruang bersalin
14. Satu ruang laboratorium sederhana
15. Satu ruang apotik
16. Satu ruang gudang obat
17. Satu ruang pendaftaran
18. Satu ruang rekam medik
19. Satu ruang sudut gizi
20. Tiga WC / toilet
21. Satu rumah penjaga puskesmas
22. Satu ruang gudang penyimpanan inventarisasi
23. Satu ruang Taman bermain anak
24. Satu ruang sterilisasi
25. Pojok perpustakaan

Jumlah masih kurang, sebagian sudah rusak, keadaan sarana transportasi


berupa satu buah mobil puskesmas keliling APV, 4 buah kendaraan roda dua.
Penerangan puskesmas menggunakan listrik, generator belum berfungsi dengan
baik, sarana air bersih dari PDAM, mempunyai alat komunikasi berupa telepon,

15
komputer, dan laptop, juga terdapat cold chain untuk penyimpanan vaksin serta
mempunyai satu buah lemari es/ kulkas.

3.1.10 Program Pembangunan Kesehatan


Adapun upaya program Pokok Puskesmas (Basic Six) adalah sebagai
berikut:
a. Promosi Kesehatan
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB)
d. Pelayanan Gizi
e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

3.2.
Motto
Motto UPTD Puskesmas Pasar Ikan adalah CERDAS!!
Cepat
Enerjik
Ramah
Disiplin
Aktif
Simpatik
3.3. T
ata Nilai
Tata nilai UPTD Puskesmas Pasar Ikan adalah PADEK!!
Profesional
Akuntabel
Dinamis
Empati
Kreatif

3.4.
KB IUD

16
Pelaksanaan program KB (IUD) memerlukan beberapa program kebijakan
yang bertujuan untuk mempermudah pencapaian target dalam pembentukan
progam kebijakan diperlukan perencanaan yang matang untuk mengarahkan
tindakan agar sesuai dengan target yang ingin dicapai. Perencanaan program yang
terkait dengan pelaksanaan program KB (IUD) di UPTD Puskesmas Pasar Ikan
sudah cukup baik, namun masih terdapat beberapa keterbatasan dalam
pelaksanaannya. Jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan dari cakupan
Puskesmas Pasar Ikan adalah 6.806 jiwa dengan rentang usia paling banyak
adalah kisaran 30-34 tahun yaitu sebanyak 700 jiwa. Salah satu metode untuk
menjarangkan kehamilan yang baik direntang usia 30-34 tahun adalah dengan
menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang jenis IUD. Akan tetapi, dari
data jumlah penduduk perempuan dengan rentang usia yang ada, jumlah
pengguna KB jenis IUD hanya sebesar 8,5 % dari jumlah keseluruhan pengguna
KB, dengan kelurahan Malabero sebagai persentase terbanyak yang menggunakan
KB jenis IUD.
Selama ini terdapat beberapa program yang berkaitan dengan pelaksanaan
program KB (IUD) di UPTD Puskesmas Pasar Ikan, antara lain berupa pendataan
cakupan program KB setiap bulan, pengadaan ruangan pemasangan IUD di dalam
Puskesmas dan program KB yang difasilitasi oleh BKKBN di luar puskesmas.
Meskipun sudah terdapat beberapa program KB, namun dalam pelaksanaannya
pasien lebih memilih menggunakan metode suntik dibandingkan dengan IUD di
UPTD Puskesmas Pasar Ikan dikarenakan beberapa hal yakni pasien belum siap
dan takut untuk menggunakan metode IUD karena kurangnya pengetahuan dan
pemahaman mengenai metode kontrasepsi ditambah dengan adanya isu
perdarahan serta beberapa pasien tidak mendapat persetujuan keluarga.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat keuntungan dari
penggunaan kontrasepsi ini, antara lain, efektifitasnya tinggi sekitar 0,6 sampai
0,8 kehamilan per 100 perempuan.17.
Tabel 3.1. Rekapitulasi Penggunaan KB pada peserta aktif di UPTD Puskesmas
Pasar Ikan pada tahun 2020
No Kecama Peserta KB Aktif
tan MKJP Non MKJP

17
IUD % IMP % KO % SUN % PIL %
LAN ND TIK
OM
1 Malaber 35 9,1 21 5,5 22 5,7 248 64,4 52 13,5
o
2 Pasar 28 8,9 14 4,4 20 6,3 204 64,6 42 13,3
Melinta
ng
3 Kebun 34 9,4 17 4,7 31 8,6 238 66,1 31 8,6
Roos
4 Jitra 22 9,9 13 5,8 28 12,6 140 62,8 14 6,3
5 Pasar 20 8,3 12 5,0 27 11,2 163 67,4 15 6,2
Baru
6 Sumur 22 8,9 12 4,9 21 8,5 164 66,4 20 8,1
Meleleh
7 Berkas 25 9,2 16 6,6 29 10,6 175 64,1 21 7,7
8 Pondok 21 5,3 16 4,1 22 5,6 234 59,2 106 26,8
Besi
9 Kebun 20 8,9 11 4,9 29 12,9 98 43,6 73 32,4
Keling
Jumlah 227 8,5 134 5,0 229 8,6 1.664 62,4 374 14,0

Data cakupan program KB tahun 2020 di UPTD Puskesmas Pasar Ikan


80%. Hal ini telah mencapai target nasional, yaitu sebesar 75,58%. Berdasarkan
pengamatan dari proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi, kecamatan
dan Puskesmas UPTD Puskesmas Pasar Ikan tahun 2020 yang menggunakan Alat
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) jenis IUD pada kecamatan Malabero adalah
sejumlah 35 pasien dari 63 pasien atau 9.1% dari 16,4% dari pengguna seluruh
jenis MKJP di daerah ini, pada kecamatan Pasar Melintang, MKJP jenis IUD
digunkan oleh 28 pasien dari 50 pasien atau 8,9% dari 15,6% dari pengguna
seluruh jenis MKJP di daerah ini.
Pada kecamatan Kebun Roos, MKJP jenis IUD digunakan oleh 34 pasien
dari 60 pasien atau 9,4% dari 16,1% dari pengguna seluruh jenis MKJP di daerah
ini. Pada Kecamatan Jitra, MKJP jenis IUD digunakan oleh 22 pasien dari 41
pasien atau 9.9% dari 17,9% dari pengguna seluruh jenis MKJP di daerah ini.
Pada Kecamatan Pasar Baru, MKJP jenis IUD digunakan oleh 20 pasien dari 37
pasien atau 8,3% DARI 16,5% dari pengguna seluruh jenis MKJP didaerah ini,
pada Kecamatan Sumur Meleleh, MKJP jenis IUD digunakan oleh 22 pasien dari
42 pasien atau 8,9% dari 15,8 dari pengguna seluruh jenis MKJP didaerah ini,

18
pada Kecamatan Berkas, MKJP jenis IUD digunakan oleh 25 pasien dari 48
pasien atau 9,2% dari 22,3% dari pengguna seluruh jenis MKJP didaerah ini.
Pada Kecamatan Pondok Besi, MKJP jenis IUD digunakan oleh 21 pasien
dari 33 pasien atau 5,3% dari 12,2% dari pengguna seluruh jenis MKJP didaerah
ini dan pada Kecamatan Kebun Keling, MKJP jenis IUD digunakan oleh 20
pasien dari 25 pasien atau 8,9% dari 15,6% dari pengguna seluruh jenis MKJP
didaerah ini. Dilihat dari jumlah keseluruhan pasien pengguna MKJP jenis IUD
terdapat 227 pasien dari 399 pasien atau 8,5% dari 15,0% dari pengguna metode
MKJP dan dari 2.267 pasien pengguna MKJP dan Non MKJP. Pengguna KB aktif
Non MKJP jenis suntik memiliki jumlah paling banyak diantara jenis KB yang
lain yaitu sebanyak 1.664 pasien dari 2.267 pasien pengguna KB jenis non MKJP
dan dari 2.698 pasien MKJP dan Non MKJP.

Gambar 3.1 Indikator Input, proses dan Output dari Pedoman BKKBN

3.4.1 Komponen Input

19
INPUT PEDOMAN BKKBN PUSKESMAS

Sumber Pemasangan KB dilakukan oleh Program KB di puskesmas


PKB/PLKB, Tenaga Medis
Daya Pasar ikan dilakukan oleh 3
Manusia orang bidan dengan 1 bidan
sebagai penanggung jawab
program.

20
Pendanaan Sumber dana atau pendanaan Pendanaan alokasi KB berasal
dapat berasal dari Dana alokasi dari Dana Alokasi Umum
APBN, APBD dan BPJS (DAU) Kota Bengkulu,
Bantuan Operational
Kesehatan (BOK) dan
Jaminan Kesehatan Nasional-
Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan (BPJS)
Sarana Dan Sarana dan prasarana yang Sarana dan prasarana
Prasarana
diperlukan untuk untuk melakanakan
melaksanakan pemasangan Program KB adalah:
KB adalah: 1. Ruangan KIA
1. Ruangan khusus pemasangan 2. Buku Pedoman
KB
Pelaksanaan KB/
2. Buku Pedoman Pelaksanaan
Kesehatan IBU dan Anak
KB/ Kesehatan IBU dan
3. Alat bantu Pemilihan KB
Anak
4. Buku KIA.
3. KB kit ( Alat Bantu 5. Kartu Status peserta KB
Pemilihan KB) 6. Register Pelayanan KB
4. Buku KIA.
5. Kartu status peserta KB
6. Register Pelayanan KB

3.4.2 Komponen Proses


Proses dalam pelaksanaan program KB IUD Puskesmas Pasar Ikan Kota
Bengkulu yaitu sebagai berikut:
 Persiapan
Persiapan dari tim Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Pasar ikan dengan
mendata setiap Pasangan Usia Subur di setiap Kelurahan yang menjadi daerah
ampuhan Pusekesmas Pasar Ikan. Setalah didata, pasangan atau salah pihak
perempuan diminta untuk ikut dalam posyandu, kelas ibu hamil atau penyuluhan
yang waktunya telah disepakati oleh petugas penanggung jawab program KB
dengan kader dan warga didaerah tempat akan dilaksanakan kegiatan. Petugas

21
penanggung jawab kegiatan juga akan melaksanakan kunjungan kerumah warga
terutama untuk ibu yang sedang hamil dan sudah melahirkan untuk dilakukan
penyuluhanmengenaiKB.
 Pelaksanaan
Puskesmas Pasar Ikan memiliki 9 cakupan kelurahan, yaitu terdiri dari
Kelurahan Pondok besi, Kebun Roos, Kebun Keling, Malabero, Sumur Meleleh,
Berkas, Pasar Baru, Jitra dan Pasar Melintang. Petugas melakukan sosialisasi,
Konseling dan edukasi pada posyandu disetiap kelurahan, melakukan kunjungan
kerumah warga terutama untuk ibu hamil dan ibu yang baru
melahirkan.Melakukan gerakan pemasangan 1000 KB dalam acara ulang tahun
Ikatan Bidang Indonesia dan berkejasama dengan BKKBN Kota Bengkulu.

3.4.3 Komponen Output


Program KB IUD dalam pelaksanaanya terdapat indikator yang harus
dicapai. Indikator ini dibuat untuk mengetahui keluaran program tersebut telah
mencapai target atau tidak. Adapun indikator dan output dari program KB IUD
adalah sebagai berikut:
 Indikator: Cakupan kunjungan sosialisasi di posyandu terlaksana sebanyak
4 kali dalam 1 tahun dan kerumah terlaksana sebanyak 2 kali dalam 1
tahun.
 Output: Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu telah melaksanakan
sosialisasi di posyandu sebanyak 3 kali dalam 1 tahun dan kunjungan
kerumah 37 ibu hamil dan 51 ibu yang baru melahirkan.
Permenkes RI Nomor 97 Tahun 2014, terdapat hal-hal penting dalam
pemberian dan penjagaan pelayanan mutu dari kontrasepsi, yaitu :
1. Konseling dan persetujuan tindakan medis
Konseling yang baik dapat membuat klien merasa puas, membantu klien
dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan
KB serta mempengaruhi interaksi antara tenaga kesehatan dan klien yang dapat
meningkatkan hubungan dan kepercayaan yang sudah ada. Dengan adanya
informasi yang lengkap dan cukup akan memberikan keleluasaan kepada klien

22
dalam memutuskan untuk memilih kontrasepsi (Informed Choice) yang akan
digunakannya. Rendahnya cakupan program KB (IUD) di UPTD Puskesmas
Pasar Ikan disebabkan rendahnya pengetahuan tentang metode kontrasepsi yang
benar. Selain itu masih terdapat isu bahwa pemasangan IUD dapat menyebabkan
perdarahan.Beberapa pasien mengaku tidak mendapat persetujuan dari keluarga.
Hal ini dikarenakan kurangnya motivasi untuk mengikuti program KB
(IUD). Meskipun demikian, kegiatan konseling KB di UPTD Puskesmas Pasar
Ikan masih tetap berjalan. Hal ini tidak lepas dari peran dokter, bidan KIA dan
mitra kerja penyuluh KB puskesmas yang sering mengadakan edukasi dan
penyuluhan mengenai metode kontrasepsi pada pasangan usia subur (PUS) di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Pasar Ikan, untuk itu diperlukan kegiatan
sosialisasi mengenai metode kontrasepsi dalam rangka meningkatkan pengetahuan
dan motivasi pasangan usia subur (PUS).
2. Persyaratan sarana dan prasarana dalam penggunaan kontrasepsi
Memberikan konseling, hal ini sangat penting karena isu tentang mutu
pelayanan dan akses yang mempengaruhi pemberian kontrasepsi. Pelaksanaan
program KB (IUD) memerlukan sarana dan prasarana sebagai fasilitas dan alat
penunjang operasionalnya. Dalam hal ini UPTD Puskesmas Pasar Ikan sudah
cukup baik dalam menyediakan sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan
manajemen program KB (IUD). Hal ini dibuktikan dengan adanya fasilitas ruang
Poli Kesehatan Ibu. Namun belum memenuhi standar ruang pemasangan
kontrasepsi yang benar yakni ruangan masih terbuka sehingga tidak menunjang
privasi dan kenyamanan pasien, dan sterilisasi alat kurang baik. Pengadaan
fasilitas ruang pemasangan IUD di UPTD Puskesmas Pasar Ikan sebenarnya
belum sesuai dengan standar fasilitas untuk ruang pemasangan kontrasespi
terkhususnya IUD dikarenakan ruangan yang terlalu terbuka sehingga menggangu
kenyamanan pasien, serta sterilisasi alat saat pemasangan atau pelepasan IUD
yang kurang baik, tetapi dengan adanya ruang Poli Kesehatan Ibu sederhana di
UPTD Puskesmas Pasar Ikan telah mendukung program KB (IUD).

23
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.
Kesimpulan
Salah satu upaya untuk mewudjudkan program KB yaitu dengan
menerapkan penggunaan kontrasepsi. Program KB (IUD) adalah tatalaksana yang
diperlukan untuk menunjang keberhasilan metode kontrasepsi. Alat kontrasepsi
(IUD) adalah salah satu bentuk kontrasepsi paling efektif yang tersedia saat ini.
Dalam pelaksanaan program KB diperlukan peran aktif dari fasilitas pelayanan
kesehatan seperti puskesmas. Pelaksanaan program KB (IUD) di UPTD
Puskesmas Pasar Ikan selama ini masih terdapat beberapa keterbatasan, antara
lain:

1. Kurangnya sosialisasi terhadap pasangan usia subur (PUS) mengenai metode


kontrasepsi
2. Sarana dan prasarana yang tersedia belum memenuhi standar, seperti ruangan
yang masih terbuka sehingga mengganggu kenyamanan pasien, sterilisasi alat
kurang baik sehingga memudahkan terjadi infeksi
Beberapa keterbatasan tersebut disebabkan karena program yang terkait
belum di evaluasi atau ditinjau ulang oleh puskesmas pelaksanaan program
sehingga perencanaan dalam memperbaiki keterbatasan masih belum dilakukan.

4.2.
Saran
Berdasarkan keterbatasan terkait pelaksanaan program KB (IUD) di UPTD
Puskesmas Pasar Ikan maka sebaiknya pihak puskesmas memperbaiki
keterbatasan tersebut, antara lain dengan:

1. Mengadakan evaluasi dan melakukan tinjauan ulang terkait keadaan ruangan,


kegiatan, dan pelaksanaan program KB (IUD) sehingga berikutnya
pelaksanaan program dapat lebih terarah..
2. Mengadakan sosialisasi program KB (IUD) dalam rangka meningkatkan
pengetahuan mengenai pemakaian kontrasepsi di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Pasar Ikan.
3. Memperbaiki sarana dan prasarana seperti meninjau kembali ruangan untuk
pemasangan kontrasepsi IUD menjadi lebih tertutup, seperti memasangkan
tirai yang lebih panjang dan tidak tembus pandang.
4. Meninjau ulang sterilisasi alat sebelum digunakan, seperti kapan terakhir
disterilisasi atau digunakan, pembungkus alat terbuka atau tidak, sehingga
mencegah terjadinya infeksi.
Perbaikan dalam pelaksanaan program KB di UPTD Puskesmas Pasar
Ikan diharapkan dapat menunjang keberhasilan Metode Kontrasepsi Terpilih
(MKET) dari BKKBN yang bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan
pendudukan yang relatif tinggi.

25
DAFTAR PUSTAKA
1. BKKBN. Pengendalian Lapangan Program Kependudukan,Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga. Perwakilan BKKBN Provinsi
Jawa Teng. 2015;1(52).
2. Dewi VNL, Sunarsih T. Asuhan kebidanan pada ibu nifas. Jakarta
Salemba Med. 2011;198.
3. Lanzola EL, Ketvertis K. Intrauterine Device. StatPearls. Published online
July 31, 2021. Accessed August 23, 2021.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557403/
4. D W, T H, K N, et al. A multicenter study assessing uterine cavity width in
over 400 nulliparous women seeking IUD insertion using 2D and 3D
sonography. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol. 2016;206:232-238.
doi:10.1016/J.EJOGRB.2016.09.023
5. Goldstuck N. Assessment of uterine cavity size and shape: a systematic
review addressing relevance to intrauterine procedures and events. Afr J
Reprod Health. 2012;16(3):130-139.
6. Proverawati A, Islaely AD, Aspuah S. Panduan memilih kontrasepsi.
Yogyakarta Nuha Med. Published online 2010.
7. Rowe P, Farley T, Peregoudov A, et al. Safety and efficacy in parous
women of a 52-mg levonorgestrel-medicated intrauterine device: A 7-year
randomized comparative study with the TCu380A. Contraception.
2016;93(6):498-506. doi:10.1016/J.CONTRACEPTION.2016.02.024
8. Sanders JN, Turok DK, Royer PA, Thompson IS, Gawron LM, Storck KE.
One-year continuation of copper or levonorgestrel intrauterine devices
initiated at the time of emergency contraception. Contraception.
2017;96(2):99-105. doi:10.1016/J.CONTRACEPTION.2017.05.012
9. Goldstuck ND, Cheung TS. The efficacy of intrauterine devices for
emergency contraception and beyond: a systematic review update. Int J
Womens Health. 2019;11:471. doi:10.2147/IJWH.S213815
10. Chen BA, Reeves MF, Hayes JL, Hohmann HL, Perriera LK, Creinin MD.
Postplacental or Delayed Insertion of the Levonorgestrel Intrauterine
Device After Vaginal Delivery: A Randomized Controlled Trial. Obstet
Gynecol. 2010;116(5):1079. doi:10.1097/AOG.0B013E3181F73FAC
11. Strasser J, Borkowski L, Couillard M, Allina A, Wood SF. Access to
Removal of Long-acting Reversible Contraceptive Methods Is an Essential

26
Component of High-Quality Contraceptive Care. Women’s Heal Issues.
Published online 2017. doi:10.1016/j.whi.2017.04.003
12. Practice Bulletin No. 186 Summary: Long-Acting Reversible
Contraception: Implants and Intrauterine Devices. Obstet Gynecol.
2017;130(5):1173-1175. doi:10.1097/AOG.0000000000002394
13. Zgliczynska M, Kocaj K, Szymusik I, Dutsch-Wicherek MM, Ciebiera M,
Kosinska-Kaczynska K. Levonorgestrel-Releasing Intrauterine System as a
Contraceptive Method in Nulliparous Women: A Systematic Review. J
Clin Med. 2020;9(7):2101. doi:10.3390/JCM9072101
14. Kaneshiro B, Aeby T. Long-term safety, efficacy, and patient acceptability
of the intrauterine Copper T-380A contraceptive device. Int J Womens
Health. Published online 2010. doi:10.2147/ijwh.s6914
15. Curtis KM, Tepper NK, Jatlaoui TC, et al. U.S. medical eligibility criteria
for contraceptive use, 2016. MMWR Recomm Reports. Published online
2016. doi:10.15585/mmwr.rr6503a1
16. Johnson BA. Insertion and removal of intrauterine devices. Am Fam
Physician. Published online 2005.
17. Saifuddin AB. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan
Bina Pustaka; 2013.

27
LAMPIRAN

Gambar 1. Data Peserta KB Aktif tahun 2020

Gambar 2. Data peserta KB IUD tahun 2020

28
Gambar 3. Ruang poli kesehatan Ibu UPTD Puskesmas Pasar Ikan

Gambar 4. Kontrasepsi IUD

Gambar 5. Kontrasepsi Implan

29
Gambar 6. Pil KB

Gambar 7.Kontrasepsi Kondom

Gambar 8. Kontrasepsi Suntik

30
Gambar 9. Dokumentasi Pemasangan Kontrasepsi di UPTD Puskesmas Pasar Ikan

Gambar 10. Dokumentasi penjelasan bidan mengenai pemilihan jenis KB


menggunakan APBK (Alat Bantu Pemeriksa KB). Kiri di UPTD Pasar Ikan,
Kanan di Posyandu Kebun Roos

31
Gambar 11. Sosialisasi mengenai pemilihan KB jenis IUD di kelas ibu hamil
Kecamatan Pasar Melintang

Gambar 12. Alat peraga untuk pemilihan jenis KB

32
Gambar 13. Proses diskusi penyusunan rencana untuk melakukan sosialisasi
mengenai KB IUD untuk Posyandu di Waktu mendatang

33
Gambar 14. Kartu Status Peserta KB

34

Anda mungkin juga menyukai