Anda di halaman 1dari 31

DISKUSI TOPIK KHUSUS

PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KAMPUNG


BALI KOTA BENGKULU

Disusun oleh :
Ulfa Muniratul Fauziah (H1AP14020)
Vidya Alvionita (H1AP15042)
Soni Kurniawan (H1AP15045)

Pembimbing :
dr. Lala Foresta V,
M.Biomed dr. Sela Arini
Putri

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN


KOMUNITAS UPTD. PKM KAMPUNG BALI KOTA
BENGKULU FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS BENGKULU
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama Mahasiswa : Ulfa Muniratul Fauziah (H1AP14020)


Vidya Alvionita (H1AP15042)
Soni Kurniawan (H1AP15045)
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Judul : Program ASI eksklusif di Puskesmas Kampung Bali Kota
Bengkulu
Bagian : Ilmu Kedokteran Komunitas
Pembimbing : dr. Lala Foresta V, M.Biomed

Telah menyelesaikan tugas Diskusi Topik Khusus dalam rangka


kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu.

Bengkulu, 15 Desember 2020


Pembimbing,

dr. Lala Foresta V, M.Biomed

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3. Tujuan..........................................................................................................2
1.4. Manfaat........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1 Laktasi.........................................................................................................4
2.1.1 Pengertian Laktasi dan Managemen Laktasi......................................4
2.1.2 Periode Managemen Laktasi................................................................4
2.2 Air Susu Ibu (ASI)......................................................................................9
2.2.1 Fisiologi ASI.......................................................................................10
2.2.2 Komposisi ASI....................................................................................11
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI...............................13
2.2.4 Kebutuhan ASI pada Bayi...................................................................15
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................16
3.1 Profil Puskesmas Kampung Bali................................................................16
3.2 Visi dan Misi..............................................................................................16
3.3 Geografi dan Kependudukan Puskesmas...................................................16
3.4 Sumber Daya Manusia...............................................................................17
3.5 Fasilitas UPTD Puskesmas Kampung Bali................................................18
3.6 Program Pembangunan Kesehatan............................................................18
3.7 Penyelenggaraan ASI Eksklusif.................................................................20
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................24
4.1. Kesimpulan.................................................................................................24
4.2. Saran...........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
LAMPIRAN...........................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Laktasi adalah bagian terpadu dari proses reproduksi yang memberikan
makanan bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar biologik dan
psikologik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Air susu ibu (ASI) merupakan
makanan yang ideal bagi pertumbuhan neonatus. Laktasi adalah keseluruhan
proses menyusui, mulai dari ASI di produksi sampai bayi manghisap dan
menelan.1 Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif adalah ASI yang
diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan
dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin,
dan mineral).2
Pemberian ASI secara eksklusif dapat membantu anak-anak bertahan
hidup dan membangun antibodi yang mereka butuhkan agar terlindung dari
berbagai penyakit yang sering terjadi pada masa kanak-kanak, seperti diare dan
pneumonia. Bukti-bukti juga menunjukkan bahwa anak yang mendapatkan ASI
memperlihatkan hasil yang lebih baik pada tes inteligensi, kemungkinan
mengalami obesitas dan kelebihan berat badan lebih kecil, dan kerentanan
mengalami diabetes semasa dewasa kelak lebih rendah.3
Keadaan di Indonesia, hanya 1 dari 2 bayi berusia di bawah 6 bulan yang
mendapatkan ASI eksklusif, dan hanya sedikit lebih dari 5 persen anak yang
masih mendapatkan ASI pada usia 23 bulan. Artinya, hampir setengah dari
seluruh anak Indonesia tidak menerima gizi yang mereka butuhkan selama dua
tahun pertama kehidupan. Lebih dari 40 persen bayi diperkenalkan terlalu dini
kepada makanan pendamping ASI, yaitu sebelum mereka mencapai usia 6 bulan,
dan makanan yang diberikan sering kali tidak memenuhi kebutuhan gizi bayi.3
Menurut catatan UNICEF, Cakupan program ASI eksklusif di Indonesia
sangat fluktuatif, dari 86 persen pada 1986 menjadi 39,5 persen pada 2002. Angka
itu makin jauh dari target nasional, yakni 80 persen.4 Berdasarkan data Survey
Demografi Indonesia (SDKI) 1997-2007 menyebutkan bahwa prevalensi ASI

1
eksklusif turun dari 40,2% menjadi 39,5% pada tahun 1997 dan 32% pada tahun
2007, hasil laporan sementara hasil Survey Demografi Indonesia tahun 2012
sebesar 42% dan tahun 2013 hanya mencapai 32,2%.5
Provinsi dengan cakupan pemberian ASI Eksklusif terendah adalah Provisi
Bengkulu (42,5%), Kep. Bangka Belitung (42,1%), Kalimantan Tengh (40%).
Riau (39,7%), dan Gorontalo (32,2%). Secara Nasional Provinsi Bengkulu
menempti urutan ke lima terendah, selain itu data yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan Provinsi Bengkulu menunjukan terjadinya penurunan pemberian ASI
Esklusif yaitu sebesar 6,7 persen dari tahun 2016 ke tahun 2017.6
Keberhasilan pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi oleh permasalahan
menyusui, kunjungan ke klinik laktasi, keinginan, keyakinan ibu dan dukung
orang tua. Sedangkan faktor usia, ibu bekerja, pemberian susu formula di
pelayanan kesehatan, MPASI dini dan pemakaian empeng menjadi faktor
kegagalan pemberian ASI Eksklusif. Program ASI eksklusif merupakan program
promosi pemberian ASI saja pada bayi tanpa memberikan makanan atau minuman
lain.7

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana program ASI Eksklusif di Puskesmas Kampung Bali?
1.2.2. Bagaimana peran puskesmas dan FKTP lainnya dalam pelaksanaan
program ASI eksklusif?
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah menganalisis bagaimana pelaksanaan
upaya promotif dan gambaran angka ASI eksklusif di Puskesmas Kampung Bali.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini antara lain:
1.4.1. Bagi Puskesmas Kampung Bali
Sebagai bahan bagi petugas puskesmas dalam mengelola dan evaluasi
program ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kampung Bali
1.4.2. Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu
Menambah wawasan dan pengetahuan baru serta menambah referensi di
lingkungan Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu.
1.4.3 Bagi Penulis
Sebuah pengalaman dan menambah wawasan dalam mengaplikasikan
pengetahuan yang telah diperoleh selama proses belajar dalam perkuliahan
terutama tentang program ASI eksklusif.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laktasi

2.1.1 Pengertian Laktasi dan Manajemen Laktasi


Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui, mulai dari ASI di
produksi sampai bayi manghisap dan menelan. Laktasi merupakan bagian
integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia. Setiap ibu
menghasilkan air susu yang kita sebut ASI sebagai makanan alami yang
disediakan untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif serta proses menyusui yang
benar merupakan sarana untuk membangun SDM yang berkualitas. Seperti
yang telah diketahui bahwa ASI adalah makanan satu satunya yang paling
sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada enam bulan pertama.
Masa laktasi berguna untuk menambah pemberian ASI dan meneruskan
pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun dengan baik dan benar serta anak
memperoleh kekebalan tubuh secara alami.5
Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk
membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini
dilakukan terhadap ibu dalam 3 tahap, yaitu pada masa kehamilan (antenatal),
sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan pada
masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun (postnatal).
2.1.2 Periode Manajemen Laktasi
2.1.2.1 Masa Antenatal
Selama masa antenatal, ibu dipersiapkan secara fisik dan psikologis.
Pada persiapan fisik, ibu perlu diberi penyuluhan tentang kesehatan dan gizi
ibu selama hamil. Pada persiapan psikologis, ibu diberi penyuluhan agar
termotivasi untuk memberikan ASI. Adapun penyuluhan yang dianjurkan
menurut Kosim, dkk., adalah: 8
a. Penyuluhan mengenai fisiologi laktasi
b. Penyuluhan mengenai pemberian ASI secara eksklusif
c. Penyuluhan tentang perlunya inisiasi menyusui dini
d. Penyuluhan ibu mengenai manfaat ASI dan kerugian susu formula
e. Penyuluhan ibu mengenai manfaat rawat gabung
f. Penyuluhan ibu mengenai gizi ibu hamil dan menyusui
g. Bimbingan ibu mengenai cara memposisikan dan melekatkan bayi pada
payudara dengan cara demonstrasi menggunakan boneka
h. Menjelaskan mitos seputar menyusui
2.1.2.2 Masa persalinan
Pada masa persalinan, yang pertama perlu dilakukan adalah berusaha
menolong persalinan tanpa trauma lahir. Setelah itu, segera setelah bayi stabil
(dalam waktu < 30 menit) lakukan inisiasi menyusui dini, yaitu bayi diletakkan
dalam keadaan telanjang di atas perut ibu atau di atas dada untuk mencari
puting susu dan menghisapnya (diperlukan waktu 45-75 menit). Inisiasi
menyusui dini dapat mencegah kematian neonatal melalui 4 cara berikut:8
a. Penghisapan oleh bayi segera setelah lahir dapat membantu mempercapat
pengeluaran ASI dan memastikan kelangsungan pengeluaran ASI.
b. Menyusu sedini mungkin dapat mencegah paparan terhadap substansi/zat
dari makanan/minuman yang dapat mengganggu fungsi normal saluran
pencernaan
c. Komponen dari ASI awal (kolostrum) dapat memicu pematangan dari
saluran cerna dan memberi perlindungan terhadap infeksi karena kaya
akan zat kekebalan
d. Kehangatan tubuh ibu saat proses menyusui dapat mencegah kematian
bayi akibat kedinginan.
2.1.2.3 Masa pasca persalinan
1) Mengajarkan ibu cara menyusui
Langkah menyusui yang benar menurut Perinasia adalah sebagai berikut :7
a. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir
b. Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya.
Manfaatnya adalah sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban
puting susu.
c. Letakkan bayi menghadap perut ibu atau payudara, mulailah
menyusui dari payudara yang terakhir belum dikosongkan
d. Jika payudara besar, pegang payudara dengan ibu jari dan jari lainnya
menopang bagian payudara.
e. Rangsang bayi menggunakan jari yang didekatkan ke sisi mulut bayi
(bisa menggunakan kelingking).
f. Dekatkan dengan cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian
masukkan puting dan areola ke mulut bayi.
g. Setelah payudara yang dihisap terasa kosong, lepaskan isapan bayi
dengan menekan dagu ke bawah atau jari kelingking ibu ditempelkan
ke mulut bayi. Susui berikutnya mulai dari payudara yang belum
terkosongkan.
h. Keluarkan sedikit ASI dan oleskan pada puting dan areola sekitarnya,
kemudian biarkan kering dengan sendirinya (jangan dilap).
i. Sendawakan bayi.
j. Selalu minum air putih minimal 1 gelas setelah menyusui.
k. Pastikan posisi menyusui yang benar yaitu tubuh bayi tersangga
dengan baik yang merapat ke tubuh ibu dan menghadap ke payudara,
ibu memperhatikan dan menatap wajah bayi.

Gambar 2.1 Posisi menyusui yang benar 7


Gambar 2.2 Macam-macam Posisi Menyusui Bayi Kembar7

Gambar 2.3 Perlekatan bayi yang benar saat menyusu7

2) Pemberian ASI ad libitum


Pemberian ASI jangan dijadwal. Pada hari pertama, ASI belum banyak
sehingga bayi akan sering minta menyusui. Apabila ASI sudah banyak,
bayi akan mengatur sendiri kapan ia ingin menyusu.9
3) Mengosongkan payudara
Pada hari pertama menyusu dari satu payudara antara 5-10 menit dan
boleh dari kedua payudara karena ASI belum banyak. Setelah ASI banyak,
bayi perlu mengosongkan salah satu payudara baru menyusu pada
payudara lainnya. Untuk penyusuan berikut mulai dari payudara yang
belum kosong. Pengosongan payudara setiap kali menyusui mempunyai
tiga keuntungan, yaitu:9
- Merupakan umpan balik untuk merangsang pembentukan ASI
kembali
- Mencegah terjadinya bendungan ASI dan komplikasinya
- Bayi mendapatkan komposisi ASI yang lengkap (foremilk dan
hindmilk)
4) Tidak memberikan minuman lain sebelum ASI keluar
Bayi sehat cukup bulan mempunyai cadangan cairan dan energi yang
dapat mempertahankan metabolismenya selama 72 jam, dengan hisapan
bayi yang terus menerus maka kolostrum akan cepat keluar. Pemberian
minuman lain sebelum ASI keluar akan mengurangi keinginan bayi untuk
menghisap, dengan akibat pengeluaran ASI akan tertunda.9
5) Mengajarkan ibu ASI perah
Pada bayi-bayi yang belum bisa menghisap (BKB/bayi sakit), ibu perlu
diajarkan cara memerah ASI. Memerah ASI sudah dimulai 6 jam setelah
melahirkan dan dilakukan paling kurang 5 kali dalam 24 jam. ASI perah
dapat disimpan pada suhu ruangan selama 6-8 jam, dalam lemari es
pendingin (40C) tahan 2x24 jam dan dalam lemari es pembeku (-4 0C) tahan
sampai beberapa bulan. ASI yang sudah disimpan di dalam lemari
pendingin, sebelum diberikan kepada bayi perlu dihangatkan dengan
merendamnya dalam air panas. ASI yang sudah dihangatkan bila bersisa
tidak boleh dikembalikan ke dalam lemari es.7,9
6) Memberikan susu formula hanya bila ada indikasi medis
Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 33 tahun 2012 pemberian
susu formula pada bayi usia 0-6 bulan boleh diberikan sesuai indikasi
medis. Bayi yang hanya dapat menerima susu dengan formula khusus,
yaitu Bayi dengan kriteria:2
a. Bayi dengan galaktosemia klasik, diperlukan formula khusus bebas
galaktosa;

b. Bayi dengan penyakit kemih beraroma sirup maple (maple syrup


urine disease), diperlukan formula khusus bebas leusin, isoleusin, dan
valin; dan/atau
c. Bayi dengan fenilketonuria, dibutuhkan formula khusus bebas
fenilalanin, dan dimungkin
Adapun kondisi medis ibu yang tidak dapat memberikan ASI
Eksklusif karena harus mendapat pengobatan sesuai dengan standar
yaitu ibu yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus. Dalam
kondisi tersebut, pengganti pemberian ASI harus memenuhi kriteria,
yaitu dapat diterima, layak, terjangkau, berkelanjutan, dan aman
(acceptable, feasible, affordable, sustainable, and safe). Kondisi
tersebut bisa berubah jika secara teknologi ASI Eksklusif dari ibu
terinfeksi Human Immunodeficiency Virus dinyatakan aman bagi Bayi
dan demi untuk kepentingan terbaik Bayi. Kondisi tersebut juga dapat
diberlakukan bagi penyakit menular lainnya.
2.2 Air Susu Ibu (ASI)
ASI merupakan hasil sekresi kedua belah kelenjar payudara ibu berupa
susuterbaik bernutrisi dan berenergi tinggi yang mudah dicerna dan
mengandung komposisi nutrisi yang seimbang dan sempurna untuk tumbuh
kembang bayi yang tersedia setiap saat, siap disajikan dalam dalam kondisi
apapun.8
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif adalah ASI yang
diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa
menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain
(kecuali obat, vitamin, dan mineral).2 ASI Eksklusif mempunyai banyak
manfaat baik bagi bayi ataupun ibu. Adapun manfaat ASI Eksklusif Manfaat
ASI Bagi bayi antara lain:7
1) Sebagai nutrisi lengkap.
2) Meningkatkan daya tahan tubuh.
3) Meningkatkan kecerdasan mental danemosional yang stabil
serta spiritual yang matang diikuti perkembangan sosial yang baik.
4) Mudah dicerna dan diserap.
5) Gigi, langit-langit dan rahang tumbuh secara sempurna.
6) Memiliki komposisi lemak, karbohidrat, kalori, protein
danVitamin.
7) Perlindungan penyakit infeksi meliputi otitis media akut, daire
dan saluran pernafasan.
8) Perlindungan alergi karena dalam ASI mengandung antibodi.
9) Memberikan rangsang intelegensi dan saraf.
10) Meningkatkan kesehatan dankepandaian secara optimal
Manfaat menyusui bagi ibu:
1) Terjalin kasih sayang.
2) Membantu menunda kehamilan (KB alami).
3) Mempercepat pemulihan kesehatan.
4) Mengurangi risiko perdarahan dan kanker payudara
5) Lebih ekonomis dan hemat.
6) Mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler.
7) Secara sikologi memberika nkepercayaan diri.
8) Memiliki efek perilaku ibu sebagai ikatan ibu dan bayi.
9) Memberikan kepuasan ibu karena kebutuhan bayi dapat
dipenuhi.
2.2.1 Fisiologi ASI
Air susu terbentuk melalui dua fase, yaitu fase sekresi dan pengaliran.
Pada fase sekresi, susu disekresikan oleh sel kelenjar ke dalam lumen alveoli.
Hormon yang berperan dalam meningkatkan seksresi ASI adalah hormon
prolactin yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu dan konsentrasinya
dalam darah ibu meningkat sampai konsentrasi yang sangat tinggi, yaitu sekitar
sepuluh kali konsentrasi normal dalam keadaan tidak hamil.8,10
Plasenta juga mensekresi sejumlah besar somatomamotropin korion
manusia yang mempunyai sifat laktogenik ringan, sehingga menyokong
prolaktin dari hipofisis ibu. Karena efek supresi dari estrogen dan progesteron
hanya beberapa milliliter, cairan disekresikan setiap hari sampai bayi
dilahirkan. Cairan ini disebut kolostrum, dimana kolostrum mengandung
protein dan laktosa dalam konsentrasi yang sama seperti air susu tapi hampir
tidak mengandung lemak.8
Pada fase pengaliran, air susu yang dihasilkan oleh kelenjar dialirkan ke
puting susu, setelah sebelumnya terkumpul dalam sinus. Hisapan bayi akan
mengirim sinyal ke otak ibu untuk mempengaruhi bagian otak yang disebut
hipofisis. Hipofisis bagian depan akan mengeluarkan hormon prolaktin yang
akan masuk ke dalam aliran darah dan menimbulkan refleks prolaktin yang
berperan dalam produksi ASI. Hipofisis bagian belakang akan mengeluarkan
hormon oksitosin yang akan masuk ke dalam aliran darah dan menimbulkan
refleks oksitosin untuk kontraksi otot yang ada di sekeliling saluran ASI,
sehingga ASI yang sudah diproduksi akan dapat dikeluarkan.10
2.2.2 Komposisi ASI
ASI memiliki komposisi yang sangat lengkap, dimana memiliki
kandungan air, energi dan nutrisi dalam jumlah yang sangat tepat bila
dihadapkan pada kebutuhan seorang bayi.9 Komposisinya berubah sesuai
dengan kebutuhan bayi pada setiap saat. Menurut stadium laktasinya, terdapat
tiga bentuk ASI dengan karakteristik dan komposisi berbeda yaitu:7,10
a. Stadium Kolostrum
Kolostrum sekresi pada 4 hari pertama setelah persalinan yang
diproduksi sebesar 150–300 ml/hari. Komposisi kolostrum ASI lebih banyak
mengandung protein dibandingkan ASI matur, tetapi berlainan dengan ASI
matur dimana protein yang utama adalah casein, pada kolostrum protein yang
utama adalah globulin, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA),
yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman
memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan. Kolostrum juga
berfungsi sebagai pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan
mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap
menerima makanan selanjutnya. Jumlah energi dalam kolostrum hanya 58
kalori/100 ml.
b. ASI transisi / peralihan
ASI yang diproduksi pada hari ke 5 sampai pada hari ke 10. Jumlah
volume ASI semakin meningkat tetapi komposisi protein semakin rendah,
sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi, hal ini untuk memenuhi
kebutuhan bayi karena aktivitas bayi yang mulai aktif dan bayi sudah mulai
beradaptasi dengan lingkungan. Pada masa ini pengeluaran ASI mulai stabil.

c. ASI matang / matur


ASI matang atau matur merupakan ASI yang dikeluarkan pada hari ke
10 sampai seterusnya dengan volume bervariasi yaitu 300–850 ml/hari
tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi. ASI matur merupakan nutrisi
bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai 6
bulan. Setelah 6 bulan bayi mulai dikenalkan dengan makanan pendamping
selain ASI.
2.2.2.1 Kandungan Nutrisi dalam ASI
a. Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai
salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI
hampir 2 kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu
formula. Namun demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak
dapat mencerna laktosa (intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang
mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik
dibanding laktosa susu sapi atau susu formula. Kadar karbohidrat dalam
kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa
pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah melewati masa ini
maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.11
b. Lemak
Lemak pada ASI banyak mengandung asam lemak tak jenuh ganda
yang biasanya dalam bentuk asam linoleat. Kandungan lemak dalam ASI
adalah 3,7 g. Pada ASI bervariasi sesuai dengan diet ibu. Selama satu kali
menyusui, kadarnya lebih tinggi pada bagian akhir pemberian minum, yang
dapat membantu mengenyangkan bayi pada akhir menyusui.10,11
Protein dalam ASI mencapai kadar yang lebih dari cukup untuk
pertumbuhan optimal, sementara ASI juga mengandung muatan yang mudah
larut sehingga sesuai untuk ginjal bayi yang belum matang. 12 Protein utamanya
lactalbumin yang mudah dicerna. ASI merupkan sumber laktoferin, protein
whey yang mengikat besi, yang mempunyai pengaruh menghambat
pertumbuhan Escherichia coli dalam usus.11

ASI memberikan vitamin yang cukup bagi bayi dengan kadar yang
bervariasi sesuai dengan diet maternal. Pemaparan sinar matahari selama 30
menit setiap minggu ke kepala dan tangan menghasilkan vitamin D yang
cukup. Zat besi di dalam ASI berikatan dengan protein yang tidak terkait jika
terdapat kadar seng dan tembaga yang sesuai dan pH di dalam usus tepat. Zat
besi diabsorbsi dengan sangat efisien dan tidak tersedia zat besi bebas untuk
memberi makan pathogen seperti E.coli.11
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI
Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung stimulasi pada
kelenjar payudara terutama pada minggu pertama laktasi. Terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi produksi ASI antara lain :12
a. Frekuensi Menyusui
Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa frekuensi menyusui
berhubungan dengan produksi ASI. Berdasarkan hal ini direkomendasikan
menyusui paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan.
b. Berat Lahir
Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI
yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang berat lahir normal (> 2500
gr).
c. Umur Kehamilan saat Melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi asupan ASI. Hal ini
disebabkan bayi yang lahir prematur sangat lemah dan tidak mampu mengisap
secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir
tidak prematur.
d. Konsumsi Rokok
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon
prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi
pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin.
e. Konsumsi Alkohol
Kontraksi rahim saat menyusui merupakan indikator produksi oksitosin.
Pada dosis etanol 0,5-0,8 gr/kg berat badan ibu mengakibatkan kontraksi rahim
hanya 62% dari normal, dan dosis 0,9-1,1 gr/kg mengakibatkan kontraksi
rahim 32% dari normal.
f. Pil Kontrasepsi
Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan
dengan penurunan volume dan durasi ASI. Penggunaan kontrasepsi pil yang
mengandung hormon estrogen dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan
dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat
kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR) yaitu IUD atau spiral.
g. Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri dan rasa tertekan
dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam
menyusui bayinya. Hormon prolaktin dan oksitosin berperan untuk
memproduksi serta menjaga persediaan ASI. Pelepasan oksitosin dipengaruhi
oleh adanya rangsangan padaputing susu yaitu isapan bayi. Sedangkan
pelepasan prolaktin terjadi setelah menyusui untuk produksi ASI berikutnya.
Prolaktin merupakan hormon terpenting untuk kelangsungan dan kecukupan
pengeluaran ASI. Tinggi rendahnya kadar prolaktin dipengaruhi oleh kondisi
ibu seperti tingkat kebugaran, keadaan stress, jumlah jam tidur, dan gairah
seksual. Kondisi psikologis ibu dipengaruhi oleh dukungan dari keluarga dan
suami. Keterlibatan suami memberi dukungan moral dan emosional dalam
pemberian ASI. Hal tersebut akan mendorong refleks kimiawi tubuh untuk terus
memproduksi ASI sehingga bayi mendapatkan ASI dalam jumlah yang
cukup.12,13
h. Makanan Ibu
Makanan sehat dan bergizi sangat dibutuhkan ibu pasca melahirkan, untuk
membantu melawan syndrome baby blues. Makanan bergizi tinggi untuk
membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI. Selama menyusui
membutuhkan tambahan nutrisi lebih dari 500 kalori untuk memproduksi ASI.
Takaran yang dapat mencukupi kebutuhan nutrisi ibu menyusui adalah makan
dengan frekuensi 5-6 kali/ hari dan minum dengan frekuensi 12- 16 kali/ hari.
Contoh : Bayi menyusu ± setiap 3 jam sekali, ibu dianjurkan minum 1 gelas
setelah menyusui sehingga dalam 24 jam jika bayi menyusu ± 8 kali ibu pun
sudah bisa minum minimal 8 gelas perhari ditambah 4-8 kali minum setelah
makan maka ibu sudah minum 12-16 gelas/hari.7,13
2.2.4 Kebutuhan ASI pada Bayi
Bayi yang diberikan ASI biasanya tergantung pada jam (biasanya
setiap 4 jam).2 Interval antara keinginan menyusu bervariasi, tetapi rata-rata
setiap 1,5 sampai 3 jam (8-12 kali penyusuan per hari) selama masa bayi awal.
Perkiraan kebutuhan cairan pemeliharaan harian untuk bayi dengan berat badan
1-10 kg yaitu 100 ml/kg. Jumlah ASI yang dibutuhkan oleh bayi tergantung
pada usia bayi. Usia bayi dan kebutuhan ASI per hari adalah sebagai berikut: 19
a. Minggu ke 1 100 ml - 450 ml.
b. Minggu ke 2-3 450 ml - 500 ml.
c. Minggu ke 4-7 600 ml - 650 ml.
d. Minggu ke 8-12 650 ml - 750 ml.
e. Minggu ke 12-24 750 ml - 850 ml.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Profil Puskesmas Kampung Bali


UPTD Puskesmas Kampung Bali merupakan salah satu puskesmas induk
dalam wilayah kerja Kecamatan Teluk Segara yang beralamat di Jalan Bali RT II
Kelurahan Kampung Bali Kota Bengkulu. Puskesmas Kampung Bali memilki
wilayah kerja yang meliputi empat kelurahan yaitu Kelurahan Kampung Bali,
Kelurahan Bajak, Kelurahan Tenggah Padang, dan Kelurahan Pintu Batu dengan total
luas wilayah kerja 12,91 km2. Jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Kampung Bali pada tahun 2018 adalah 11.353 jiwa yang terdiri dari 5.743
jiwa penduduk laki-laki dan 5.610 jiwa penduduk perempuan.14

3.2 Visi dan Misi


Pembangunan kesehatan Puskesmas kampung Bali diselenggarakan dalam
upaya mencapai visi “Terwujudnya Masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas
Kampung Bali Sehat dan Mandiri”. Dengan visi ini diharapkan akan tercapai
masyarakat Puskesmas Kampung Bali yang mandiri untuk hidup sehat, yaitu
suatu kondisi dimana masyarakat Puskesmas Kampung Bali menyadari, mau dan
mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang
dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan akibat bencana,
lingkungan dan prilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.14
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut maka Puskesmas Kampung bali
mempunyai misi sebagai berikut:14
1. Mendorong masyarakat selalu berprilaku hidup bersih dan sehat
2. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan berpartisipasi masyarakat dalam
meningkatkan derajat kesehatan.
3. Memberikan pelayanan profesional dan kekeluargaan.
3.3 Geografi dan Kependudukan Pukesmas
Puskesmas Kampung Bali beralamat di jalan Bali Kota Bengkulu, dengan
luas wilayah kerja 12,91 km2, terletak di Kecamatan Teluk Segara dan terdiri dari
empat kelurahan,yaitu:14
Tabel 4.1 Luas Wilayah Kelurahan dan Jumlah Penduduk Puskesmas
Kampung Bali per Kelurahan
No Kelurahan Luas Jumlah Jumlah Total
(km2) Wanita Laki-
Laki
1 Kampung Bali 1,84 1137 1133 2270
2 Bajak 3,46 1780 1611 3391
3 Tengah Padang 7,50 2153 2370 4523
4 Pintu Batu 0,11 540 629 1169
Total 12,91 5743 5610 11.353

Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Kampung Bali adalah:14


 Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Pasar Bengkulu dan Kampung
Kelawi
 Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Kebun Geran
 Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia
 Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sukamerindu

3.4 Sumber Daya Manusia


UPTD Puskesmas Kampung Bali memiliki tenaga pegawai 31 orang, yang
terdiri dari 24 orang PNS yang tersebar di Puskesmas Induk dan 3 Pustu serta 1
pos pariwisata dari berbagai disiplin ilmu sebagaimana tercantum pada tabel
(Tabel 4.2) berikut ini:
Tabel 4.2 Sumber Daya Manusia Puskesmas Kampung Bali
No Jenis Tenaga Jumlah PNS
1 Dokter Umum 1 1
2 Dokter Gigi 1 0
3 Asisten Apoteker 1 1
4 S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat 5 5
5 S1 Ilmu Kesehatan Keperawatan 2 2
6 Tenaga Kesehatan Bidan 8 8
7 Tenaga Kesehatan Perawat 3 3
8 Tenaga Non Kesehatan 3 3
9 Tenaga Laboratorium 1 1
3.5 Fasilitas UPTD Puskesmas Kampung Bali
Puskesmas Kampung Bali memiliki sebuah gedung yang cukup memadai
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Fasilitas pelayanan di
Puskesmas Kampung Bali terdiri dari:
1. Ruang umum dilengkapi alat yang memadai
2. Ruang gigi dan mulut dilengkapi alat yang memadai
3. Ruang KIA/KB dilengkapi alat yang memadai
4. Ruang PP2M dilengkapi alat yang memadai
5. Ruang imunisasi dilengkapi alat yang memadai
6. Ruang gizi dan laktasi dilengkapi alat yang memadai
7. Ruang laboratorium dan alat pemeriksaan yang memadai
8. Ruang apotek dan gudang obat
9. Ruang pendaftaran
10. Ruang tunggu
11. Ruang kepala UPTD
12. Ruang Tata Usaha
13. Gudang
14. WC karyawan dan pasien
15. Halaman parkir motor
16. Satu unit mobil Puskesmas Keliling kijang innova
17. Dua unit kendararan roda dua
Penerangan Puskesmas menggunakan listrik, generator yang berfungsi
dengan baik, sarana air bersih dari sumur gali, mempunyai alat komunikasi berupa
telepon, komputer, dan laptop serta jaringan Wifi, juga terdapat cool chain untuk
tempat penyimpanan vaksin dan mempunyai kulkas.14
3.6 Program Pembangunan Kesehatan
Upaya pembangunan kesehatan UPTD Puskemas Kampung bali dibagi
menjadi 4 bagian yakni :11
a. Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga
Pendataan PIS PK yang terdiri dari 12 indikator antara lain:
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
b. Upaya Kesehatan Wajib
Sesuai dengan tuntutan Puskesmas Era Desentralisasi, Puskesmas
Kampung Bali telah melakukan Basic Six atau enam program unggulan, yaitu:14
1. Promosi Kesehatan (PROMKES)
2. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk Keluarga Berencana (KB)
3. Upaya peningkatan gizi
4. Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
5. Pengobatan
6. Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Pengembangan
Puskesmas Kampung Bali juga melaksanakan program pelaksanaan
pengembangan, yaitu:
1. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut di Sekolah
2. Kesehatan Usia Lanjut (Usila)
3. Posbindu PTM
4. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
5. Kesehatan Mata, Indera, Hatra, dan Kesehatan Jiwa
6. Kesehatan Olahraga (Kesjaor)
7. Jemput Sakit Pulang Sehat (JSPS)
d. Upaya Kesehatan Penunjang
Sebagai program pelengkap Puskesmas Kampung Bali dilengkapi dengan
laboratorium sederhana dan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP) serta apotek.14
3.7 Penyelenggaraan ASI Eksklusif
Sebagai unit pelaksana teknis maka UPTD puskesmas kampung bali
bertanggung jawab terhadap keberhasilam ASI Eksklusif di wilayah puskesmas
kampung bali. Program ASI Eksklusif di puskesmas kampung bali direkap setiap
6 bulan yaitu pada bulan Februari mencakup dari bulan September hingga
Februari dan untuk bulan Maret hingga Agustus pelaporan direkap dibulan
Agustus. Data diambil dari hasil rekapitulasi kegiatan pemberian ASI Eksklusif
pada bayi 0-5 bulan di posyandu pada empat kelurahan wilayah kerja UPTD
Puskesmas Kampung Bali pada bulan Februari didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Rekapitulasi Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di posyandu
UPTD Puskesmas Kampung Bali Bulan Februari 2019
No Nama Bayi 0-5 bulan Bayi 5 bulan
Kelurahan
Eksklusif Tidak Tidak datang Eksklusif Tidak Tidak datang
Eksklusif Eksklusif
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 Kp.Bali 3 3 6 2 1 3 1 1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3
2 Tengah 7 8 15 3 2 5 1 2 3 1 2 3 2 1 3 1 1 2
Padang
3 Bajak 4 4 8 3 2 5 1 1 2 1 2 3 2 1 3 2 1 3
4 Pintu Batu 2 3 5 1 2 3 0 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2
Jumlah 16 18 34 9 7 16 3 5 8 4 7 11 6 5 11 5 5 10

Berdasarkan tabel diatas jumlah bayi berumur 0-5 bulan di posyandu


UPTD puskesmas Kampung Bali sebanyak 58 bayi ( laki-laki : 28, perempuan :
30) dengan total bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 34 bayi ( laki-
laki : 16, perempuan : 18) (58%), bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
sebanyak 16 ( laki-laki : 9, perempuan : 7) (28%) dan bayi dan yang tidak datang
saat pendataan sebanyak 8 orang ( laki-laki : 3, perempuan : 5) (14%).
Jumlah bayi berumur 5 bulan di posyandu UPTD puskesmas kampung bali
sebanyak 32 bayi ( laki-laki : 15, perempuan : 17), dengan total bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 11 bayi ( laki-laki : 4, perempuan : 7 )
(34%), bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 11 bayi ( laki-laki :
6, perempuan : 5) (34%) dan yang tidak datang saat pendataan sebanyak 10 orang
( laki-laki : 5, perempuan : 5) (31%). Berdasarkan data rekapitulasi pada bulan
Februari diatas jumlah capaian bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Kampung Bali masih dibawah target nasional yaitu
sebesar 65%.
Data hasil rekapitulasi kegiatan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-5
dan 6 bulan di posyandu UPTD Puskesmas Kampung Bali pada bulan Agustus
didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 2. Rekapitulasi Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di posyandu
UPTD Puskesmas Kampung Bali Bulan Agustus 2019
No Nama Bayi 0-5 bulan Bayi 5 bulan
Kelurahan
Eksklusif Tidak Tidak datang Eksklusif Tidak Tidak datang
Eksklusif Eksklusif
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 Kp.Bali 3 6 9 3 8 11 0 0 0 0 1 1 1 1 2 0 0 0
2 Tengah 7 9 16 4 12 16 0 0 0 1 1 2 1 2 3 0 0 0
Padang
3 Bajak 4 8 12 4 7 11 0 0 0 1 0 1 1 2 3 0 0 0
4 Pintu Batu 3 1 4 0 11 11 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
Jumlah 17 24 41 11 38 49 0 0 0 2 2 4 3 6 9 0 0 0

Berdasarkan tabel 2 diatas jumlah bayi berumur 0-5 bulan di posyandu


UPTD puskesmas Kampung Bali sebanyak 90 bayi ( laki-laki : 28, perempuan :
62) dengan total bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 41 bayi ( laki-
laki : 17, perempuan : 24) (45%), bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
sebanyak 49 bayi (laki-laki : 11, perempuan : 38) (54%) dan yang tidak datang
saat pendataan sebanyak 0 bayi (0%).
Jumlah bayi berumur 6 bulan di posyandu UPTD puskesmas kampung bali
sebanyak 13 bayi (laki-laki : 5, perempuan : 8), dengan total bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 4 bayi ( laki-laki : 2, perempuan : 2 ) (31%)
bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 9 bayi ( laki-laki :3,
perempuan :6) (69%) dan yang tidak datang saat pendataan sebanyak 0 bayi (0%).
Berdasarkan data rekapitulasi pada bulan Agustus diatas jumlah capaian bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kampung Bali
pada bulan Agustus juga masih dibawah target nasional.
Program ASI Eksklusif puskesmas kampung bali yang merupakan promosi
pemberian ASI saja kepada bayi tanpa memberikan makanan atau minuman lain
sudah dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada. Beberapa program upaya
meningkatkan capaian ASI eksklusif di puskesmas Kampung Bali diantaranya :
(1) upaya promosi kesehatan ; penyuluhan ASI ekslusif, kegiatan edukasi
permainan seperti kegiatan rumpi sehat (2) kegiatan PIS PK meliputi pendataan
dan intervensi berupa edukasi, pengumpulan data dilakukan setiap dua bulan.
Melalui observasi dan diskusi dengan salah satu tenaga kerja di Puskesmas
Kampung Bali, permasalahan mengenai rendahnya tingkat keberhasilan capaian
pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : (1)
kurangnya pengetahun ibu tentang ASI eksklusif, (2) keyakinan orangtua yang
masih berpatokan dengan kebiasaan jaman dahulu untuk memberikan makanan
tambahan, (3) kurangnya dukungan keluarga terhadap ibu menyusui, dan (4)
sulitnya memberikan edukasi dikarenakan pola pikir yang masih primitif dan
keras kepala.
Banyak ibu yang kurang mengetahui mengenai pentingnya ASI eksklusif
selama bayi berusia 0-6 bulan, sehingga di wilayah puskesmas kampung bali
masih sering ditemukan ibu memberikan makanan selain ASI diusia kurang dari 6
bulan atau ibu yang memberikan susu formula kepada bayinya yang berusia
dibawah 6 bulan. Terdapat berbagai alasan yang ibu berikan seperti ASI yang
keluar tidak cukup atau bayinya sudah terbiasa dengan susu formula sehingga
tidak mau meminum ASI.
Salah satu faktor yang sangat berperan dalam keberhasilan pemberian ASI
eksklusif yaitu faktor dari ibu baik itu pendidikan ibu, nutrisi ibu, informasi yang
didapat maupun psikologis ibu dan keinginan ibu dalam memberikan ASI
eksklusif. Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian yang menyatakan faktor
pengetahuan dan informasi yang didapat akan mempengaruhi niat seorang ibu
untuk memberikan ASI Eksklusif. Tinggi rendahnya niat ibu hamil untuk
memberikan ASI Eksklusif akan berdampak pada tinggi rendahnya cakupan
pemberian ASI Eksklusif.
Langkah yang dapat diambil dalam menangani rendahnya persentase bayi
yang mendapat ASI eksklusif diantaranya adalah dengan melakukan kegiatan
pendekatan keluarga yang lebih komprehensif sehingga ibu termotivasi untuk
memberikan ASI eksklusif serta keluarga mendukung ibu untuk berikan ASI
kepada bayinya. Selain itu dapat diselenggarakan kegiatan berupa promosi
kesehatan tentang pentingnya pemberian ASI dengan target mulai dari wanita usia
subur, wanita yang tengah hamil maupun ibu-ibu yang sedang menyusui.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
4.1.1 Program upaya meningkatkan ASI eksklusif di Puskesmas Kampung Bali
pada dasarnya telah terlaksana dengan baik, meskipun hasil program masih
sedikit dibawah target nasional. Adapun kendala yang didapatkan dilapangan
masih dapat ditangani dengan baik dan diupayakan untuk menjadi lebih baik.
4.1.2 Beberapa program upaya meningkatkan capaian ASI eksklusif di puskesmas
Kampung Bali diantaranya : (1) upaya promosi kesehatan ; penyuluhan ASI
ekslusif, kegiatan edukasi permainan seperti kegiatan rumpi sehat (2)
kegiatan PIS PK yang meliputi pendataan dan intervensi berupa edukasi

4.2. Saran
Untuk meningkatkan program ini perlu dilakukan beberapa hal seperti :
4.2.1 Ditambahnya program-program pendekatan keluarga yang lebih
komprehensif sehingga ibu termotivasi untuk memberikan ASI eksklusif serta
keluarga mendukung ibu untuk berikan ASI kepada bayinya.
4.2.2 Diselenggarakan kegiatan berupa promosi kesehatan tentang pentingnya
pemberian ASI dengan target mulai dari wanita usia subur, wanita yang
tengah hamil maupun ibu-ibu yang sedang menyusui.
DAFTAR PUSTAKA

1. Prasetyono, D.S. ASI Eksklusif Pengenalan, Praktik dan Kemanfaatan


kemanfaatannya. Diva Press. Yogyakarta; 2009.
2. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33
TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF
3. WHO, Pekan Menyusui Dunia: UNICEF dan WHO menyerukan Pemerintah
dan Pemangku Kepentingan agar mendukung semua ibu menyusui di
Indonesia selama COVID-19 https://www.who.int/indonesia/news/detail/03-
08-2020-pekan-menyusui-dunia-unicef-dan-who-menyerukan-pemerintah-
dan-pemangku-kepentingan-agar-mendukung-semua-ibu-menyusui-di-
indonesia-selama-covid-19 [diakses tanggal 4 November 2020]
4. Kementrian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat. Pentingnya Pojok Laktasi untuk Ibu dan Bayi. 2014.
https://promkes.kemkes.go.id/?p=2315 [diakses tanggal 4 November 2020]
5. Andriani,R., Ainy, A., Destriatania, S. Analisis Pelaksanaan Program Asi
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Lumpatan Kabupaten Musi
Banyuasin. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2016. 7(1):32-41
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2016. Jakarta. 2017
7. Mufdlilah. Buku Pedoman Pemberdayaan Ibu Menyusui Pada Program ASI
Eksklusif. Yogyakarta; 2017. 0-38 p
8. Kosim, M Sholeh., Yunanto, Ari., Dewi, Rizalya., Sarosa, Gatot Irawan dan
Ali Usman. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2008,
9. World Health Organization. 1998. Evidence for the Ten Steps to Succesful
Breastfeeding.(http://www.who.int/childadolescenthealth/NewPublications/N
UTRITION/WHO_CHD_98.9.pdf)
10. Tikoalu, J., R. Relaktasi dan Induksi Laktasi. Ikatan Dokter Anak Indonesia;
2013. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/relaktasi-dan-induksi-laktasi
[diakses tanggal 1 Desember 2020]
11. Hendarto, A., Pringgadini, K. Nilai Nutrisi Air Susu Ibu. Ikatan Doktwr Anak
Indonesia; 2013. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/nilai-nutrisi-air-
susu-ibu [diakses tanggal 1 Desember 2020]
12. Siregar, A.M., Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-faktor Yang
Mempengaruhinya. Universitas Sumatera Utara: Bagian Gizi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat; 2004.
13. Rayhana R, Sufriani. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Asi
Dengan Kecukupan Asi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan;
2017. Vol 2. No 3.
14. Profil Kesehatan Tahun 2019 UPTD Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkulu.
LAMPIRAN
1. Rekapitulasi pemberian asi eksklusif pada bayi 0-6 bualan di posyandu
UPTD Puskesmas Kampung Bali bulan Februari 2019

2. Rekapitulasi pemberian asi eksklusif pada bayi 0-6 bualan di posyandu


UPTD Puskesmas Kampung Bali bulan Agustus 2019
3. Foto kegiatan sosialisasi tentang ASI Eksklusif dan MPASI (Rumpi Sehat)

Anda mungkin juga menyukai