DTK UPTD Puskesmas Kampung Bali-Dikonversi
DTK UPTD Puskesmas Kampung Bali-Dikonversi
Disusun oleh :
Ulfa Muniratul Fauziah (H1AP14020)
Vidya Alvionita (H1AP15042)
Soni Kurniawan (H1AP15045)
Pembimbing :
dr. Lala Foresta V,
M.Biomed dr. Sela Arini
Putri
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3. Tujuan..........................................................................................................2
1.4. Manfaat........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1 Laktasi.........................................................................................................4
2.1.1 Pengertian Laktasi dan Managemen Laktasi......................................4
2.1.2 Periode Managemen Laktasi................................................................4
2.2 Air Susu Ibu (ASI)......................................................................................9
2.2.1 Fisiologi ASI.......................................................................................10
2.2.2 Komposisi ASI....................................................................................11
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI...............................13
2.2.4 Kebutuhan ASI pada Bayi...................................................................15
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................16
3.1 Profil Puskesmas Kampung Bali................................................................16
3.2 Visi dan Misi..............................................................................................16
3.3 Geografi dan Kependudukan Puskesmas...................................................16
3.4 Sumber Daya Manusia...............................................................................17
3.5 Fasilitas UPTD Puskesmas Kampung Bali................................................18
3.6 Program Pembangunan Kesehatan............................................................18
3.7 Penyelenggaraan ASI Eksklusif.................................................................20
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................24
4.1. Kesimpulan.................................................................................................24
4.2. Saran...........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
LAMPIRAN...........................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
1
eksklusif turun dari 40,2% menjadi 39,5% pada tahun 1997 dan 32% pada tahun
2007, hasil laporan sementara hasil Survey Demografi Indonesia tahun 2012
sebesar 42% dan tahun 2013 hanya mencapai 32,2%.5
Provinsi dengan cakupan pemberian ASI Eksklusif terendah adalah Provisi
Bengkulu (42,5%), Kep. Bangka Belitung (42,1%), Kalimantan Tengh (40%).
Riau (39,7%), dan Gorontalo (32,2%). Secara Nasional Provinsi Bengkulu
menempti urutan ke lima terendah, selain itu data yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan Provinsi Bengkulu menunjukan terjadinya penurunan pemberian ASI
Esklusif yaitu sebesar 6,7 persen dari tahun 2016 ke tahun 2017.6
Keberhasilan pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi oleh permasalahan
menyusui, kunjungan ke klinik laktasi, keinginan, keyakinan ibu dan dukung
orang tua. Sedangkan faktor usia, ibu bekerja, pemberian susu formula di
pelayanan kesehatan, MPASI dini dan pemakaian empeng menjadi faktor
kegagalan pemberian ASI Eksklusif. Program ASI eksklusif merupakan program
promosi pemberian ASI saja pada bayi tanpa memberikan makanan atau minuman
lain.7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laktasi
ASI memberikan vitamin yang cukup bagi bayi dengan kadar yang
bervariasi sesuai dengan diet maternal. Pemaparan sinar matahari selama 30
menit setiap minggu ke kepala dan tangan menghasilkan vitamin D yang
cukup. Zat besi di dalam ASI berikatan dengan protein yang tidak terkait jika
terdapat kadar seng dan tembaga yang sesuai dan pH di dalam usus tepat. Zat
besi diabsorbsi dengan sangat efisien dan tidak tersedia zat besi bebas untuk
memberi makan pathogen seperti E.coli.11
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI
Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung stimulasi pada
kelenjar payudara terutama pada minggu pertama laktasi. Terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi produksi ASI antara lain :12
a. Frekuensi Menyusui
Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa frekuensi menyusui
berhubungan dengan produksi ASI. Berdasarkan hal ini direkomendasikan
menyusui paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan.
b. Berat Lahir
Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI
yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang berat lahir normal (> 2500
gr).
c. Umur Kehamilan saat Melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi asupan ASI. Hal ini
disebabkan bayi yang lahir prematur sangat lemah dan tidak mampu mengisap
secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir
tidak prematur.
d. Konsumsi Rokok
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon
prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi
pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin.
e. Konsumsi Alkohol
Kontraksi rahim saat menyusui merupakan indikator produksi oksitosin.
Pada dosis etanol 0,5-0,8 gr/kg berat badan ibu mengakibatkan kontraksi rahim
hanya 62% dari normal, dan dosis 0,9-1,1 gr/kg mengakibatkan kontraksi
rahim 32% dari normal.
f. Pil Kontrasepsi
Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan
dengan penurunan volume dan durasi ASI. Penggunaan kontrasepsi pil yang
mengandung hormon estrogen dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan
dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat
kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR) yaitu IUD atau spiral.
g. Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri dan rasa tertekan
dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam
menyusui bayinya. Hormon prolaktin dan oksitosin berperan untuk
memproduksi serta menjaga persediaan ASI. Pelepasan oksitosin dipengaruhi
oleh adanya rangsangan padaputing susu yaitu isapan bayi. Sedangkan
pelepasan prolaktin terjadi setelah menyusui untuk produksi ASI berikutnya.
Prolaktin merupakan hormon terpenting untuk kelangsungan dan kecukupan
pengeluaran ASI. Tinggi rendahnya kadar prolaktin dipengaruhi oleh kondisi
ibu seperti tingkat kebugaran, keadaan stress, jumlah jam tidur, dan gairah
seksual. Kondisi psikologis ibu dipengaruhi oleh dukungan dari keluarga dan
suami. Keterlibatan suami memberi dukungan moral dan emosional dalam
pemberian ASI. Hal tersebut akan mendorong refleks kimiawi tubuh untuk terus
memproduksi ASI sehingga bayi mendapatkan ASI dalam jumlah yang
cukup.12,13
h. Makanan Ibu
Makanan sehat dan bergizi sangat dibutuhkan ibu pasca melahirkan, untuk
membantu melawan syndrome baby blues. Makanan bergizi tinggi untuk
membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI. Selama menyusui
membutuhkan tambahan nutrisi lebih dari 500 kalori untuk memproduksi ASI.
Takaran yang dapat mencukupi kebutuhan nutrisi ibu menyusui adalah makan
dengan frekuensi 5-6 kali/ hari dan minum dengan frekuensi 12- 16 kali/ hari.
Contoh : Bayi menyusu ± setiap 3 jam sekali, ibu dianjurkan minum 1 gelas
setelah menyusui sehingga dalam 24 jam jika bayi menyusu ± 8 kali ibu pun
sudah bisa minum minimal 8 gelas perhari ditambah 4-8 kali minum setelah
makan maka ibu sudah minum 12-16 gelas/hari.7,13
2.2.4 Kebutuhan ASI pada Bayi
Bayi yang diberikan ASI biasanya tergantung pada jam (biasanya
setiap 4 jam).2 Interval antara keinginan menyusu bervariasi, tetapi rata-rata
setiap 1,5 sampai 3 jam (8-12 kali penyusuan per hari) selama masa bayi awal.
Perkiraan kebutuhan cairan pemeliharaan harian untuk bayi dengan berat badan
1-10 kg yaitu 100 ml/kg. Jumlah ASI yang dibutuhkan oleh bayi tergantung
pada usia bayi. Usia bayi dan kebutuhan ASI per hari adalah sebagai berikut: 19
a. Minggu ke 1 100 ml - 450 ml.
b. Minggu ke 2-3 450 ml - 500 ml.
c. Minggu ke 4-7 600 ml - 650 ml.
d. Minggu ke 8-12 650 ml - 750 ml.
e. Minggu ke 12-24 750 ml - 850 ml.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Rekapitulasi Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di posyandu
UPTD Puskesmas Kampung Bali Bulan Februari 2019
No Nama Bayi 0-5 bulan Bayi 5 bulan
Kelurahan
Eksklusif Tidak Tidak datang Eksklusif Tidak Tidak datang
Eksklusif Eksklusif
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 Kp.Bali 3 3 6 2 1 3 1 1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3
2 Tengah 7 8 15 3 2 5 1 2 3 1 2 3 2 1 3 1 1 2
Padang
3 Bajak 4 4 8 3 2 5 1 1 2 1 2 3 2 1 3 2 1 3
4 Pintu Batu 2 3 5 1 2 3 0 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2
Jumlah 16 18 34 9 7 16 3 5 8 4 7 11 6 5 11 5 5 10
Tabel 2. Rekapitulasi Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di posyandu
UPTD Puskesmas Kampung Bali Bulan Agustus 2019
No Nama Bayi 0-5 bulan Bayi 5 bulan
Kelurahan
Eksklusif Tidak Tidak datang Eksklusif Tidak Tidak datang
Eksklusif Eksklusif
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 Kp.Bali 3 6 9 3 8 11 0 0 0 0 1 1 1 1 2 0 0 0
2 Tengah 7 9 16 4 12 16 0 0 0 1 1 2 1 2 3 0 0 0
Padang
3 Bajak 4 8 12 4 7 11 0 0 0 1 0 1 1 2 3 0 0 0
4 Pintu Batu 3 1 4 0 11 11 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
Jumlah 17 24 41 11 38 49 0 0 0 2 2 4 3 6 9 0 0 0
4.1. Kesimpulan
4.1.1 Program upaya meningkatkan ASI eksklusif di Puskesmas Kampung Bali
pada dasarnya telah terlaksana dengan baik, meskipun hasil program masih
sedikit dibawah target nasional. Adapun kendala yang didapatkan dilapangan
masih dapat ditangani dengan baik dan diupayakan untuk menjadi lebih baik.
4.1.2 Beberapa program upaya meningkatkan capaian ASI eksklusif di puskesmas
Kampung Bali diantaranya : (1) upaya promosi kesehatan ; penyuluhan ASI
ekslusif, kegiatan edukasi permainan seperti kegiatan rumpi sehat (2)
kegiatan PIS PK yang meliputi pendataan dan intervensi berupa edukasi
4.2. Saran
Untuk meningkatkan program ini perlu dilakukan beberapa hal seperti :
4.2.1 Ditambahnya program-program pendekatan keluarga yang lebih
komprehensif sehingga ibu termotivasi untuk memberikan ASI eksklusif serta
keluarga mendukung ibu untuk berikan ASI kepada bayinya.
4.2.2 Diselenggarakan kegiatan berupa promosi kesehatan tentang pentingnya
pemberian ASI dengan target mulai dari wanita usia subur, wanita yang
tengah hamil maupun ibu-ibu yang sedang menyusui.
DAFTAR PUSTAKA