491 983 1 SP
491 983 1 SP
ABSTRAC
Latar Belakang : Slow Deep Breathing (SDB) yaitu teknik pernapasan dimana
frekuensi pernapasan bagian dalam berada di bawah 10 kali per menit dengan fase
panjang pernafasan. Tujuan: Pengaruh Slow Deep Breathing terhadap penurunan
tingkat nyeri di RSUD Sleman. Metode: Desain quasy-experiment dengan tipe
pre-post test tanpa desain control group. Sampel 30 responden dengan Acidental
Sampling Hasil: Ada pengaruh Slow Deep Breathing terhadap penurunan nyeri p
0,001 @ 0,05 dimana P <0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan. Kesimpulan: Latihan Slow Deep Breathing secara signifikan
mengurangi tingkat Nyeri pada pasien pasca-apendisitis di RSUD Sleman
Intervensi Negativer an
15,50 465,00 4,789 O,001
mempersepsikan dan mengekspresikan
(SDB) positive ,00 ,00 rasa nyeri. Pasien dewasa memiliki
rank
presepsi yang berbeda dibandingkan
lansia dalam mempresepsikan nyeri.
Sumber Data 2018
Nyeri pada lansia dianggap sebagai
Berdasarkan tabel 4 sebelum dan kondisi alami dari suatu proses
sesudah intervensi didapatkan p value penuaan. Cara menafsirkan nyeri ada
0,001<0,05, sehingga dapat dua, pertama, rasa sakit adalah normal
diinterpretasikan bahwa terdapat dari proses penuaan, kedua sebagai
perbedaan yang signifikan nilai nyeri tanda penuaan menurut Smelzer
sebelum dan sesudah intervenasi pada dalam⁹ usia dewaasa secara verbal
kelompok. lebih mudah mengungkapkan rasa
PEMBAHASAN ketidaknyaman.
Karakteristik Responden Hasil penelitian tentang
Berdasarkan hasil penelitian pendidikan responden sangat beragam
bahwa usia responden berada pada yaitu SD sebanyak 8 orang (26,7),
nilai rata rata (mean) 27 tahun. SMP 7 orang (23,3), SMA 15 orang
Menurut asumsi peneliti, hal tersebut (50%), dan Sarjana 3 orang (10%) .
dapat terjadi karena ada proses dimana tingkat pendidikan tidak ada
degenerasi dan penurunan fungsi hubungan dalam mempengaruhi nyeri
organ yang sering terjadi dengan dan kecemasan, hal ini sesuai dengan
bertambahnya usia seseorang. penelitian yang dilakukan oleh
Apendisitis biasanya terjadi pada usia (Faucett. 2009) yang bertujuan untuk
rentang 19-30 tahun dimana masa melihat intensitas nyeri pasca bedah
pubertas, hal ini berhubungan dengan 543 sampel. Hasil penelitian
menunjukan bahwa tidak ada
hubungan intensitas nyeri dan tingkat dengan dua jenis operasi yaitu open
pendidikan. apendektomi yang manual dan
Adapun teori yang mengatakan appendektomi laparaskopik. Tehnik
bahwa tingkat pendidikan merupakan sayatan atau tehnik pembedahan
salah satu faktor yang menunjukan seperti apendektomi laparaskopik yang
terjadinya perilaku, dimana semakin menggunakn alat, tingkat nyerinya
tinggi tingkat pendidikan seseorang, berkurang dikarenakan sayatannya
maka seseorang telah mengalami lebih kecil.
proses belajar yang lebih sering Hasil pengukuran Nyeri pada pasien
dengan kata lain tingkat pendidikan post op Apendisitis di RSUD Sleman
mencerminkan proses belajar⁷ Yogyakarta
Berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian
bahwa semua responden menggunakan didapatkan nilai nyeri sebelum
jenis operasi open apendektomi yang dilakukan intervensi terdiri dari nyeri
berjumlah 30 orang (100 %) dan jenis sedang dengan rentang 6-7 yaitu 16,7
obat menggunkan analgesik ketorolac % dan nyeri berat dengan rentang 8-10
30 responden diberikan 3 kali per yaitu 83,3 % dan pada post intervensi
hari. Jenis open apendektomi yang terjadi penurunan penurunan nyeri
memiliki insisi oblik lebih tinggi, letak dengan skala tidak nyeri 16,.7% ,nyeri
insisi vertikel dan tranversal. Sesuai ringan 76,7 % dan nyeri sedang 6,7 %.
dengan penelitian yang dilakukan Nyeri yang dirasakan oleh pasien
oleh¹⁰ Hal ini menunjukan bahwa post op Apendisitis mengalami
pasien pasca bedah abdomen penurunan nyeri saat dilakukan
merasakan nyeri lebih ringan pada pengukuran dengan menggunakan
letak insisi tranversal (insisi oblik ) Visual Analog Scale (VAS). Menurut
dibandingkan insisi midline dan insisi penelitian(Ayudianningsih.2009) nyeri
vertikel. pasca pembedahan merupakan
Adapun penyebab perbedaan hasil diakibatkan karena adanya poroses
penelitian dengan beberapa teori yaitu perlukaan. Sesuai dengan penelitian
sudah berkembang, didunia (Kisner, C & Colby, L.A. 2009).
pembedahan apendektomi dilakukan reflex muscle contraction
menimbulkan restricted movement, Ada pengaruh signifikan antara
akan mengakibatkan circulatory satis sebelum dan sesudah dilakukan Slow
dimana akan terjadi iskemia jaringan Deep Breathing (SDB) terhadap skala
dan terhambatnya suatu proses nyeri pada pasien post op Apendisitis
metabolisme. Prostaglandin dalam di RSUD Sleman Yogyakarta. Adapun
tubuh akan dikeluarkan sebagai saran dalam penelitian ini yakni
kompensasi adanya proses sayatan Perawat harus menerapkan Slow Deep
pasca pembedahan. Adanya Breathing setelah waktu paruh obat
peningkatan nyeri dan penurunan analgetik berkurang, untuk membantu
nyeri yang subjektif dipersepsikan menurunkan intensitas nyeri pada
oleh setiap pasien post op operasi pasien post op Apendisitis sebagai
apendisitis. Berdasarakan dari intervensi mandiri perawat.
penellitian dari (Yuliawati. 2010). Diharapkan Pasien post op Apendisitis
Nyeri merupakan pengalaman diharapkan juga mampu menerapkan
emosional yang bersifat subjektif yang Slow Deep Breathing secara berkala.
setiap pasien dengan intensitas nyeri Adapun hasil penelitian ini diharapkan
setiap individu yang berbeda beda dan menambah wawasan dan pengetahuan
segera ditangani karena akan mahasiswa keperawatan tentang terapi
berdampak dalam psikologis pasien itu non farmakologi yaitu Slow Deep
sendiri. Selama periode pasca operatif, Breathing terhadap penurunan
proses keperawatan diarahkan pada intensitas nyeri pada pasien post op.
menstabilkan kembali equilibrium Peneliti selanjutnya agar dapat
fisiologi pasien, menghilangkan rasa melakukan penelitian Slow Deep
nyeri dan pencegahan komplikasi. Breathing yang dikembangkan lebih
Pengkajian yang cermat dan intervensi lanjut dengan jumlah sampel yang
segera membantu pasien kembali pada lebih besar dan dalan jangka waktu
fungsi yang optimal dengan cepat, yang lebih lama dalam pasien post
aman, dan senyaman mungkin. operasi atau tindakan invasive lain
(Smeltzer&Bare C.Suzanne. 2008). yang mempunyai waktu masa rawat
KESIMPULAN inap yang lebih panjang (minimal satu
minggu), dengan lebih memperhatikan
faktor faktor lainnya yang dapat Surgery Problems, Diagnosis
mempengaruhi nyeri, serta variabel & Management. Fourth
yang berhubungan dengan nyeri harus Edition London: Elsevier
dikendalikan supaya hasil penelitian Eylin. (2015). Karakteristik Pasien
lebih bermakna. dan Histologi Diagnosis Pada
TERIMA KASIH Kasus apendisitis Berdasarkan
1. dr. Joko Hastaryo,. M.kes, Data Registrasi di Departemen
Direktur Rumah sakit Umum Patologi Anatomi Fakultas
Daerah sleman Yogyakarta, Kedokteran Universitas
email: Indonesia Rumah Sakit Umum
2. Fitri arofiati, S.kep., Ns., Ph.D, Pusat Nasional Cipto
Ketua program Studi Magister Mangunkusumo pada tahun
Keperawatan Universitas 2003-2007. Jakarta: Fakultas
Muhammadiyah Yogyakarta, Kedokteran Universitas
Email: arofiati@umy.ac.id Indonesia.
KEPUSTAKAAN Faucett, J., Gordon, N., & Levine, J.
(2009). Differences in
Ayudianningsih. 2009. Pengaruh
postoperative pain severity
Teknik Relaksasi Nafas Dalam
among four ethnic groups.
TerhadapPenurunan Tingkat
Pain Management. Di unduh
Nyeri Pada Pasien Pasca
28 Mei 2018.
Operasi Fraktur Femur
Kisner, C & Colby, L.A. 2009.
DiRumah Sakit Karima Utama
Therapeutic Exercise:
Surakarta. Surakarta : UMS
Foundations and Techniques
Brunner & Suddarth: BukuAjar
5th Edition. Philadelphia: F.A.
keperawatan.Medikal Bedah,
Davis Company.
Alih Bahasa: Waluyo Agung,
Kusumawati,I. (2010). Hubungan
dkk, Editor Monika Ester.
antara status merokok anggota
Jakarta : EGC.
keluarga dengan lama
Burkitt, H. G., Quick, C. R. G., and
pengobatan ispa balita di
Reed, J. B., 2007.
kecamatan jenawi (Doctoral
Appendicitis. In: Essential
dissertation, Universitas penelitian kesehatan, edisi PT.
Sebelas Maret). penelitian Asdi Mahasatya.
kesehatan, edisi PT. Asdi Smeltzer& Bare C.Suzanne. (2008).
Mahasatya. BukuAjarkeperawatan.Medika
Lowrence, G. (2006). Appendiksitis Bedah, Alih Bahasa: Waluyo
dan Insidennya. Diunduh Agung, dkk, Editor Monika
pada tanggal 20 Juli 2018 Ester. Jakarta : EGC
Long, B. C.(2008). Keperawatan Yuliawati, S. (2010). Pengaruh
Medika Bedah :Suatu Kombinasi Teknik Relaksasi
Pendekatan Proses Sistematik dan Analgesic
Keperawatan. Bandung: Terhadap Rasa Nyeri Pasien
YIAPK. Pasca Bedah Abdomen. Tesis.
Nursalam. (2013). Konsep dan FIK-UI
penerapan metodologi
penelitian ilmu
keperawatanPedoman skripsi,
tesis dan instrumen penelitian
keperawatan. Edisi 4 . Jakarta:
Penerbit Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2012). Metode
penelitian kesehatan, edisi PT.
Asdi Mahasatya.
Potter&Perry,.(2009). Fundamental
keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktek. Edisi 4,Volume 2.
Jakarta: EGC Konsep, Proses
dan Praktik, Edisi 4,Volume 2,
Alih Bahasa Renata Komalasari,
Editor Monica Ester, dkk,
Jakarta: EGC