Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan Mahasiswa
Kejujuran Akademik
b) Skema sosioal merupakan serangkaian kognisi ( pikiran, keyakinan, dan sikap) yang
saling keterkaitan yang memungkinkan kita, dengan pengetahuan yang terbatas
secara cepat bisa memahami orang lain, situasi, peristiwa ataupun suatu tempat.
Sebagai masyarakat yang awam akan kampanye politik yang di lakukan oleh
beberapa pihak terkadang tidak sesuai dengan kenyataan ada sehingga sering terjadi
hoax yang mengakibatkan kekecewaan pada masyarakat. Dikarenakan informasi
yang ada di media sosial di lebih lebihkan guna menarik perhatian para pemilih dan
mendapatkan suara sebanyak –banyaknya namun pada kenyataan tidak sesuai
dengan apa yang di harapkan jadi kampanye di media sosial tak ubahnya seperti
sebuah iklan makanan yang terkadang tidak sesuai dengan apa yang ada di dalamnya
2. JAWABAN SOAL NO 2
2 A Jelaskan secara teoritis proses perubahan sikap
Wabah COVID-19 membuat masyarakat lebih sadar tentang rentannya manusia terhadap penyakit.
Oleh karenanya perilaku hidup sehat akan menjadi berubah lebih baik, dengan mengkonsumsi
makanan sehat secara seimbang, berolah raga dan jam tidur yang teratur, lebih rutin memeriksakan
kondisi kesehatan, mencari asuransi kesehatan yang terpercaya, menjaga kebersihan, dan
menggunakan alat atau mengkonsumsi suplemen untuk terhindar dari penyakit. Perilaku hidup sehat
tidak terbatas pada kesehatan fisik tetapi juga kesehatan mental.
Adapun kelompok masyarakat yang belum sadar tentang pentingnya perilaku hidup sehat secara
fisik dan mental, perlu terus didorong dengan kampanye yang misalnya mengkombinasikan gain-
loss framed messages, konsep dari Tversky & Kahneman. Prinsipnya, perubahan perilaku dapat
terjadi apabila ada keseimbangan informasi yang diberikan terkait keuntungan kalau menjalankan
perilaku hidup sehat dan kerugian kalau tidak menjalankannya.
Selain perilaku hidup sehat, perilaku masyarakat juga berubah di era COVID-19 dalam penggunaan
teknologi, terutama teknologi digital. Teknologi digital untuk komunikasi online, teknologi robot,
dan peralatan teknologi berbasis tanpa sentuhan (non-contact) menjadi sama pentingnya dengan
listik, air, dan bahkan oksigen.
Penggunaan teknologi yang tadinya lebih banyak sebagai pendukung kerja sekunder atau malah
rekreasi, berubah menjadi fasilitas kerja utama. Dalam sektor pendidikan misalnya, pengajar dan
peserta didik akan lebih banyak menggunakan mesin pencari dan Massive Open Online Courses
(MOOC) seperti Udemy, Coursera, Ruang Guru. Pengajar dan peserta didik juga akan terbiasa
melakukan interaksi pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan fasilitas seperti Google Meet,
Microsoft Teams, Cisco Webex, Zoom, google classroom, WAG, dan email.
COVID-19 berdampak signifikan terhadap dunia usaha sehingga karyawan
diberhentikan/dirumahkan atau bekerja dari rumah. Yang pasti mereka akan membutuhkan
penyesuaian perilaku bahkan kalaupun mereka mendapatkan kembali pekerjaan mereka dan
beraktivitas seperti biasa. Selama bekerja mereka harus tetap patuh dan menjalankan perilaku sesuai
protokol Kesehatan.
3. JAWABAN SOAL NO 3
3 A Faktor yang dapat mengukur derajat kekompakan suatu kelompok
Salah satu faktor yang berperan dalam dinamika kelompok adalah kohesivitas (cohesiveness) yang
merupakan kekuatan yang mengikat seluruh anggota dalam kelompok. Kohesivitas merupakan
suatu bentuk keeratan dan kekompakan dalam kelompok. Secara spesifiik, kohesivitas mengacup
ada semua kekuatan dan faktor yang membuat anggota suatu kelompok tetap berada dalam
kelompok tersebut.
a. Keseragaman Kelompok. Makin seragam suatu kelompok dalam latar belakang dan
karakteristik para anggotanya banyak memiliki kesamaan, maka makin tinggi
kohesivitasnya
b. Kematangan Kelompok. Kelompok cenderung lebih kohesif sejalan dengan waktu yang
dilalui. Interaksi secara kontinu sepanjang periode waktu membantu anggota membangun
kedekatan dalam hal pengalaman Bersama.
c. Ukuran Kelompok. Kelompok yang kecil mempermudah membangun khesivitasnya, hal ini
dimungkinkan karena semakin sedikit rupa-rupa pola interaksi antar anggotanya.
d. Frekuensi Interaksi. Kelompok yang memiliki kesempatan yang besar untuk berinteraksi
cenderung menjadi lebih kohesif disbanding kelompok yang jarang sekali mengadakan
pertemuan rutin.
e. Kejelasan Tujuan Kelompok. Kelompok yang enggan dengan jelas mengetahui apa yang
berusaha mereka selesaikan akan menjadi lebih kohesif karena mereka merundingkan misi
Bersama-sama dan tidak ada konflik dalam misi mereka.
f. Persaingan dan Ancaman dari luar. Ketika kelompok merasakan adanya ancaman dari luar,
mereka cenderung untuk bersatu lebih dekat.
g. Kesuksesan. Kesuksesan kelompok dalam tugas sebelumnya seringkali meningkatkan
kohesivitas dan perasaan “kami melakukan bersama-sama”
Salah satu kelompok yang memiliki kekompakan atau kohesivitas tinggi adalah suporter sepak bola.
Kohesivitas dalam kelompok suporter dapat dicermati pada dua aspek. Pertama, loyalitas individu
terhadap kelompok, di mana suporter memiliki kadar loyalitas dan kesetiaan yang tinggi terhadap
tim sepak bola unggulan mereka. Ini dibuktikan dengan kehadiran mereka di setiap laga,
memberikan support dan tetap setia mendukung walaupun tim dalam keadaan kalah dalam
pertandingan, dan selalu aktif mengikuti setiap kegiatan kelompok suporter.
Kedua, solidaritas antaranggota. Para pengurus dan anggota suporter biasanya memiliki hubungan
satu sama lain terjalin baik dan akrab. Berbagai kegiatan dilaksanakan untuk memupuk rasa
kebersamaan, loyalitas dan solidaritas di dalam komunitas suporter.
Berdasarkan kedua aspek tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kohesivitas yang dibangun
melalui komunikasi sangat berpengaruh pada tingkah laku anggota kelompok. Semakin tinggi
intensitas komunikasi dalam suatu kelompok, akan membuat semakin tinggi soliditasnya dan rasa
saling memiliki antara anggota kelompok.
Komunikasi yang diterapkan oleh kelompok suporter menjadi salah satu upaya terbaik untuk
membangun kohesivitas kelompok. Besar dan kecilnya kekuatan kohesivitas kelompok ini
dipengaruhi oleh intensitas dan efektivitas pola komunikasi. Jika komunikasi berjalan secara efektif,
maka kohesivitas kelompok akan semakin kuat. Begitu pula dengan intensitas komunikasi. Semakin
tinggi intensitasnya, semakin tinggi pula kohesifitasnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa komunikasi dan kohesivitas menjadi dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
berkelompok.
Kohesivitas kelompok memang menjadi hal utama yang perlu diperjuangkan oleh setiap anggota
kelompok suporter. Karena itu hendaknya setiap anggota tidak perlu berlebihan memandang
kelompok sendiri sebagai yang terbaik dan memarginalkan kelompok lain. Para anggota dapat
menghidupkan nilai kritisnya sebagai alat kontrol keberlangsungan kelompok itu sendiri. Dengan
menghidupkan pemikiran yang kritis, maka kekurangan-kekurangan kelompok dapat dibenahi.
4. JAWABAN SOAL NO 4
A. Perubahan sosial yang terjadi pada suatu sistem soal dapat di lihat dari aspek yakni
1) Sumber,
2) Motivasi,
3) Manivestasi,
4) Dan konsekuensi
a) Sumber Perubahan Sosial di suatu masyarkanat dapat berasal dari dalam dan luar
sistem masyarakat. Perubahan sosial yang berasal dari masyarakat yang
bersangkutan disebut immanent change, sedangkan perubahan sosial yang bersumber
dari luar masyarakat disebut sebagai contact change yang dapat dapat di bagai
menjadi selective change dan directed contact change.
Selective contact change terjadi mana kala suatu anggota masyakarat
menyaksikan dan kemudia terpengaruh oleh gagasan atau teknologi tertentu
yang berasal dari luar masyarakatnya.
Directed contact change terjadi manakala perubahan sosial muncul akibat
kekuatan dari luar masyarakat. Seperti agen pembaharuan atau pemerintah
yang memperkenalkan suatu gagasan atau teknologi di bidang pertania,
kesehatan atau pendidikan kepada masyarakat sasaran yang akana diubah.
b) Motivasi perubahan sosial. Disini di artikan sebagai kekuatan atau tenaga
pendorong yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Perubahan sosial dilihat
dari aspesk sumber perubahan sosial – dari dalam atau dari luar masyarakat yang
bersangkutan – maka motivasi perubahan sosial menyoroti perubahan sosial dari
sudut apahak perbuahan sosial itu terjadi karena direncanakan ( planned social
change) atau tidak direncanakan ( Unplanned social change ). Denga kata lain,
perubahan perubahan sosial dapat terjadi sebagai sebuah proses yang di rencanakan
oleh masyarakat yang bersangkutan ataupun proses yang terjadi tanpa direncakan
sebelumnya.
c) Manifestasi perubahan sosial. Selain sumber dan motivasi, perubahan sosial juga
dapat dilihat dari aspek manifestasi perubahan sosial yang meliputi dimensi sasaran
perubahan dan dimensi waktu. Secara garis besar, dimensi waktu meliputi dampa
jangka pendek dan jangka panjang. Dimensi waktu ini bersifat relatif, bisa dalam arti
hari, minggu, bulan atau tahun. Sedangkang dampaknya bisa terjadi pada tingkat
micro (individu), intermediate (kelompok) dan makro masyarakat.
d) Konsekuensi Perubahan Sosial.
Konsekuensi dari suatau perubahan sosial ada tiga yaitu
1) Konsekuensi fungsional versus konsekuensi tidak fungsional
Konsekuensi fungsional di artikan sebagai akibat yang di kehendaki
sebagai dampak dari perubahan sosial. Sedangkan konsekuensi tidak
fungsional diartikan sebagai akibat yang tidak di kehendaki sebagai
dampak dari perubahan sosial
2) Konsekuensi langsung versus konsekuensi tidak langsung
Dampak dari perubahan sosial bisa langsung sebagai respons segera dari
warga masyarakat ( konsekuensi langsung). Selain ini dampak perubahan
sosial bisa berlangsung kemudia dirasakan justru oleh kelompok yang tidak
langsung berkaitan dengan sasaran perubahan ( konsekuensi tidak
langsung)
3) Konsekuensi manifes versus konsekuensi laten
Konsekuensi manifes adalah perubahan yang terhilah secara nyata dan di
kehendaki.
B. Perubahan sosial dapat disebabkan berbagai faktor di antaranya:
a) Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam perubahan sosial.
Jika suatu masyarakat ingin bertahan, pertama yang harus dilakukan adalah beradaptasi
dengan lingkungannya. Ketika lingkungannya berubah, masyarakat juga harus cepat
menyesuaikan diri, baik dengan membentuk sitem sosual yang baru maupun
menciptakan teknologi baru yang sesuai.
b) Populasi
Dinamisnya jumlah individu yang ada dalam suatu masyarakat akan menyebabkan
beberapa perubahan di beberapa bidang.
c) Inovasi
Ada dua jenis inovasi yakni penemuan (discovery) dan penciptaan (invention).
Keduanya merupakan representasi usaha masyarakat dalam menggunakan pengetahuan
yang mereka miliki. Usaha tersebut dilakukan guna mengatasi keterbatasan atau
ancaman yang bersumber dari lingkungan sekitarnya, dengan tujuan meningkatkan
kualitas kehidupan mereka. Usaha tersebut tentu menimbulkan perubahan-perubahan
pada sebagian besar bidang kehidupan masyarakat.
d) Difusi
Difusi diartikan sebagai proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu
masyarakat ke masyarakat lainnya. Perubahan sosial dapat terjadi karena dengan adanya
penyebaran kebudayaan, sebuah masyarakay memiliki kesempatan belajar dari
pengalaman masyarakat lain mengenai banyak hal. Dari hasil pembelajarannya itu,
masyarakat bergerak untuk mencapai kemajuan yang telah dicapai oleh masyarakat yang
lain.
C. Teori
Persepektif evolusioner dari persepektif ini, perubahan sosial dipandang serupa
dengan evolusi biologis. Oleh karena itulah adaptasi masyarakat terhadap
lingkungannya menjadi mekanisme mendasar dalam perubahan sosial pendapat
herbert
o Sebagai kumpulan manusia, masyarakat memilik kepastian untuk belajar
mengenai diri mereka sendiri dan keberadaan mereka dalam
lingkungannya. Dengan hasil pembelajarannya itu, masyarakat akan
mampu memilih strategi mana yang cocok bagi mereka untuk dapat
bertahan dalam lingkungannya.
o Semua masyarakat memiliki pola perubahan yang sama. Yaitu dari
bentuk masyarakat yang kompleks, heterogen, dan makin spesifik,
o Perubahan sosial merupakan proses yang unliniear, artinya pada dasarnya
masyarakat bergerak untuk menjadi lebih baik
Persepektif siklus. Semua masyarakat memiliki semuah siklus kehidupan yang
alami; lahir, tumbuh, menjadi dewasa, meredup, dan kemudian mati. Tergantikan
oleh bentuk masyarakat yang baru. Fokus utamanya bukanlah untuk mencari
arah perubahan dari masyarakat, melainkan untuk mengetahui seperti apa siklus
kehidpan dari masing masing masyarakat;
Oswald berpendapat
a. Setiap sistem masyarakat memiliki siklus kehidupan seperti halnya
manusia
b. Masyarakat lahir, tumbuh dan berkembang masyarakat yang berada di
ketika masa ini merupakan masyarakat yang sangat kreatif dan
idealis.
c. Ketika memasuki usia dewasa, setiap masyarakat akan menjadi kaku,
makin materialistik, dan mulai meredup. Di masa ini disintegrasi
sosial dan bahkan perang merupakan hal umum terjadi.
d. Berdasarkan penelitiannya terhadap 8 kebudayaan masyarakat,
disimpulkan bahwa seetiap kebudayaan memiliki rentang kehidupan (
life span) kurang lebih 1000 tahun.