PENDAHULUAN
B. TUJUAN
1. Memperkenalkan kepada mahasiswa mengenai alat-alat yang diperlukan dalam penelitian.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami prinsip berpraktikum, dimana harus adanya
kesesuaian dalam menggunakan fungsi alat,
3. Mahasiswa dapat mengetahui macam, fungsi, manfaat, ataupun kegunaan alat-alat yang ada
dalam laboratorium.
C. MANFAAT
Setalah mengenal alat-alat yang ada dilaboratorium serta mengetahui macam, fungsi serta
kegunaannya, semahasiswa dapat menggunakan alat tersebut dalam melakukan praktikum atau
penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Neraca o haus
Adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Neraca ohaus merupakan neraca
kasar.
2. Oven
Alat ini merupakan salah satu alat dalam teknik sterilisasi panas. Alat ini menggunakan
panas kering. Dalam penggunaannya, alat ini di setting dalam suhu yang tinggi (160º atau
180ºC). Biasanya digunakan untuk mensterilkan alat-alat glass.
3. Inkubator
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang
terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk
inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC.
4. Gelas breaker
Beker gelas merupakan alat yang memiliki banyak fungsi, dalam mikrobiologi, dapat
digunakan untuk menampung cairan baik, itu sampel, air, media lain.
8. Krustang
Digunakan untuk menjepit media maupun alat lain, bisa juga untuk memindahkan alat
lain.
9. Pinset
Untuk memindahkan atau mengambil alat atau bahan praktik yang terlebih dahulu melalui proses
pemanasan.
10. Spritus
Alat ini digunakan untuk memanaskan tabung reaksi maupun media dan alat-alat lainnya.
Spritus berisi cairan berwarna hujau atau putih sebagai bahan bakarnya.
20. Autoklaf
Alat ini dugunakan untuk mensterilkan dan membunuh mikroba kontaminan pada alat
atau bahan yang akan digunakan.
21. Mikroskop
Untuk melihat mikroba yang berukuran kecil dan tidak dapat dilihat secara kasat mata.
Bagian- bagiannya:
1. Lensa okuler: untuk melihat,
2. Lensa obyektif: lensa ke preparat,
3. Meja mikroskop: tempat preparat,
4. Makrometer: mengatur focus,
5. Kondensor: mengumpulkan cahaya,
6. Lampu: menerangi preparat yang diamati.
22. Tabung durham
Tabung yang ada didalam tabung reaksi, yang apabila terjadi sesuatu, didalam tabung
durham akan timbul gelembung gas.
B. PEMBAHASAN
Kami mendengarkan penjelasan dari pembimbing tentang alat-alat di laboratorium yang
diperkenalkan kepada kami, supaya nantinya kami bisa menggunakan alat-alat tersebut dengan
benar, lalu kami diajari cara melipat kertas Koran untuk membungkus sebagian alat agar alat
tersebut steril.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Alat-alat laboratorium yang biasanya digunakan dalam bidang mikrobiologi antara lain :
Neraca o haus, oven, incubator, gelas breaker, tabung Erlenmeyer, corong kaca, botol semprot,
krustang, pinset, spritus, pipet ukur, pipet isap, dll.
B. SARAN
1. Hati-hati dalam menggunakan alat-alat laboratorium,
2. Dalam menggunakan alat laboratorium agar jangan dimain-mainkan,
3. Gunakan alat-alat yang sesuai dengan kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1995. Farmakope Indonesia Ed. IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.
www.google.co.id
www.wikepidia.com
LABORATORIUM KIMIA DASAR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRISUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2010
1. Gelas Kimia (beaker) : Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala
sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas
hingga suhu 200 . Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
Fungsi :
a. Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitianYang
tinggi
b. Menampung zat kimia
c. Memanaskan cairan
d. Media pemanasan cairan
2. Labu Erlenmeyer : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil
dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsi :
a. Untuk menyimpan dan memanaskan larutan
b. Menampung filtrat hasil penyaringan
c. Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi
3. Gelas ukur : berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat
dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai
2 L.
Fungsi :
a. Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang
tinggi dalam jumlah tertentu
4. Pipet : alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas.
Jenisnya :
a. Pipet seukuran : digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara
tepat, bagian tengahnya menggelembung.
b. Pipet berukuran : berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya.
Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara
tepat.
c. Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung
bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil
cairan dalam skala tetesan kecil.
5. Buret : berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya
mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL
dengan skala 0,05 mL.
Fungsi :
a. Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk
titrasi.
6. Tabung reaksi : berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari
kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.
Fungsi :
a. Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
b. Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
7. Kaca arloji : terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.
Fungsi :
a. Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel
b. Tempat saat menimbang bahan kimia
c. Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator
8. Corong : terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti
gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara
menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut.
Fungsi :
a. Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.
9. Cawan : terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan.
10. Mortar dan pestle : terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat
digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.
11. Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari
stainless steel atau alumunium.
Fungsi :
a. Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan
b. Dipakai untuk mengaduk larutan
12. Batang pengaduk : terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk
cairan di dalam gelas kimia.
13. Kawat kasa : kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam
penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.
14. Kaki tiga : besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat
kasa dalam pemanasan.
15. Burner / pembakar spiritus : digunakan untuk memanaskan bahan kimia.
16. Bola hisap : digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat
dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil
udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).
17. Neraca analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia.
B. Peralatan Pendukung
1. Labu ukur : berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari
kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai dari 1
mL hingga 2 L.
Fungsi :
a. Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.
Cara menggunakan :
Mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan.
Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok
kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya
dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai larutan homogen.
2. Labu bundar : berupa labu dengan leher yang panjang, alasnya ada yang bundar,
ada yang rata. Terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 .Ukurannya mulai
dari 250 mL sampai 2000 mL.
Fungsi :
a. Untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan.
3. Corong Buchner : berupa corong yang bagian dasarnya berpori dan berdiameter
besar. Terbuat dari porselen, plastik atau kaca. Berguna untuk menyaring sampel
agar lebih cepat kering. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring
yang diameternya sama dengan diameter corong.
4. Erlenmeyer Buchner : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin
mengecil, ada lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan selang ke pompa
vakum. Terbuat dari kaca tebal yang dapat menahan tekanan sampai 5 atm.
Ukurannya mulai dari 100 mL hingga 2 L. Dipakai untuk menampung cairan hasil
filtrasi.
Cara menggunakannya :
Diawali dengan memasang corong Buchner di leher labu, pasang selang yang
tersambung ke pompa vakum pada bagian yang menonjol.
5. Corong pisah : berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang pengisi
terletak di sebelah atas, bagian bawahnya berkatup. Terbuat dari kaca.
Fungsi :
a. Untuk memisahkan campuran larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda.
Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi.
Cara menggunakannya :
Campuran yang akan dipisahkan dimasukkan lewat lubang atas, katup dalam
keadaan tertutup. Pegang tutup bagian atas, corong dipegang dengan tangan kanan
dan kiri dalam posisi horisontal, kocok agar ekstraksi berlangsung dengan baik.
Buka tutup bagian atas, keluarkan larutan bagian bawah melalui katup secara
pelan. Tutup kembali katup jika larutan lapisan bawah sudah keluar.
6. Desikator : berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan
pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi
vaseline. Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator vakum
pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan
selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silika gel.
Fungsi :
a. Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air
b. Mengeringkan padatan
Cara menggunakannya :
1. Dengan membuka tutup desikator dengan menggesernya ke samping.
2. Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama.
Keterangan :
Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel
sudah berubah menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven bersuhu
105 sampai warnanya kembali biru.
7. Cawan petri : berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat rendah.
Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas. Berfungsi sebagai wadah menimbang
dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi.
8. Botol semprot : berupa botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik. Berfungsi
sebagai tempat menyimpan aquades. Cara menggunakannya dengan menekan
badan botol sampai airnya keluar.
9. Krusibel : berupa mangkok kecil yang dilengkapi tutup dan terbuat dari porselen
tahan panas, alumina. Dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia.
Pada saat krus masih dalam keadaan panas, jangan langsung dikenai air. Perubahan
suhu mendadak menyebabkan krus pecah.
10. Kaki tiga krus : terbuat dari porselen dan berfungsi untuk menaruh krusibel saat
akan dipanaskan langsung di atas api.
11. Statif : terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret,
corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.
12. Klem manice : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk
memegang peralatan gelas yang dipakai pada proses destilasi. Bagian belakangnya
dihubungkan dengan statif menggunakan klem bosshead.
13. Klem bosshead : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk
menghubungkan statif dengan klem manice atau pemegang corong.
14. Klem buret : terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang digunakan
untuk titrasi.
15. Pemegang corong : terbuat dari besi atau baja untuk memegang corong atau
corong pisah yang dipakai pada proses penyaringan atau pemisahan. Bagian
belakang disambungkan dengan statif menggunakan klem bosshead.
16. Tang krusibel : terbuat dari besi atau baja untuk mengambil dan membawa
krusibel.
17. Stirrer magnetic : magnet yang digunakan untuk mengaduk larutan.
18. Sentrifuge : berfungsi untuk mengendapkan dan memisahkan padatan dari
larutan.
19. Chromatography chamber : terbuat dari kaca yang digunakan dalam proses
kromatografi kertas.
20. Spectronic 20 : digunakan untuk mengukur absorbansi larutan berwarna dalam
proses spektrofotometri.
C. Teknik Dasar di Laboratorium
1. Cara memanaskan cairan
Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan
akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu
didih ke dalam gelas kimia.
a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi
Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik diri
sendiri maupun orang lain
Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung
Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali dikocok
Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan
b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer
Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan
perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.
2. Cara membaca volume pada gelas ukur
Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala
yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut
adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah
garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi
zat cair dengan gelas ukur.
3. Cara menggunakan buret
Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan.
Cara mengisinya :
Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong
gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata
kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari
corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di
bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi
buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar
tepat pada skala nol.
4. Cara menggunakan neraca analitis
Nolkan terlebih dulu neraca tersebut
Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut
Cara menghirup bau zat
Ingat : Jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung! Gunakan
tangan dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung.
IV. Data Pengamatan
8 Pipet Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu Terbuat dari kaca atau karet.
maupun takaran bebas.
9 Akuades Untuk menetralkan larutan atau sebagai penampung air Terbuat dari plastik atau karet
10 Gelas piala Untuk mengukur volume larutan atau cairan. Terbuat dari kaca
V. Pembahasan
Pada peraktek pengenalan alat dan bahanyang ada dilaboraturium kimia yaitu,
pertama kita menyiapakan alat dan bahan yang akan kita guanakan untuk praktek.
Kemudian kita mengetahui dulu nama-nama alat dan bahan yang sudah tersedia d
meja praktikum beserta fungsi-fungsi semua alat tersebut.dalam peraktek ini kita
mempersiapkan alat-alatnya sebagai berikut:tabung reaksi, pipet
volume,buret,corong gelas,labu ukur, labu erlermeyer, gelas piala,dan gelas ukur.
Setelah kita sudah menyiapkan alat dan bahan serta sudah mengetahui nama
dan fungsinya,kemudian kita mulai dengan menimbang CaC sejumlah
1,25grm,kemudian di larutkan sejumlah 20 mL akuades dalam gelas piala,setelah
itu pindahkan sebanyak 10 mL filtrate dengan pipet ke dalam labu erlermeyer 100
mL.kemudian isilah buret ukuran 50 Ml dengan akuades sampai tanda batas terus
keluarkan akuades sebanyak 24,1 mL dan di tampung dengan labu Erlenmeyer 100
mL.sehingga kita dapat menghitung hasil dari percobaan itu dengan rumus mol atu
molaritas.
Dik : = 20 Ml
Mr NaCl = (Ar Na)+(Ar Cl)
=(23)+(35,5)=58,5
Massa Na = 1,25 grm
n = = =0,02 mmol
VI. Kesimpulan
Jadi setelah kita melaksanakan peraktek tentang pengenalan alat dan bahan di
laboratorium kimia kita kita dapat mengetahui nama-nama alat dan bahan serta
fungsinya.dan kita juga dapat melatih ketelitian kita dalam mengukur suatu zat
atau senyawa.Dan setelah melakukan percoban dapat di ambil kesimpulan dengan
mengitung hasil peraktikum yang kita lakukan dengan mengunakan rumus mol dan
molaritas.dan dari hasil penghitungan tersebut hasinya n = 0.01 mmol dan m =
0,002 M