Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

IDENTITAS NASIONAL INDONESIA

Dosen Pengampu:
I Wayan Budiarta, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 1 Buleleng

1. Sri Wulandari. (2006091053)


2. Ni Putu Srikandi. (2006091055)
3. Ahmad Zainul Abidin (2014101025)
4. Putu Andi Darmawan (2014101115)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


Singaraja
Tahun Ajaran 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan, berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah ini
dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah umum
Pendidikan Kewarganegaraan(Civic Education). Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua. Penulis membuat makalah ini dari
kumpulan buku, dan internet sebagai pedoman membuat makalah.
Pendidikan Kewarganegaraan masih sangat diperlukan untuk menumbuhkan rasa
kecintaan terhadap Bangsa Indonesia dan mengembangkan kesadaran berbangsa dan
bernegara
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen Civic Education,teman mahasiswa yang
secara langsung maupun tidak langsung memberikan motivasi membantu dalam
pengembangan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan
lagi mutunya. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang membangun sangat
diharapkan.

SINGARAJA,3 MARET 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................1
KATA PENGANTAR……………………………………….
……………………………………….……………2

DAFTAR ISI .........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang..............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan dan Manfaat.......................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian IdentitasNasional..........................................................................6
2.2 Karakteristik Internasional............................................................................ 7
2.3 Unsur Unsur Pembentuk Identitas Nasional...................................................8
2.4 Pancasila Sebagai Kepribadian Identitas Nasional.......................................13
2.5 Pemberdayaan Identitas Nasional…………………………………………..16
2.8 Identitas Nasional sebagai Karakter Bangsa...................................................16
2.9 Kasus dan Pemecahan Masalah…………………...…………………………18

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN................................................................................................21
3.2 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri,
manusia senantiasa membutuhkan orang lain. Pada akhirnya manusia hidup secara
berkelompok-kelompok. Manusia dalam bersekutu atau berkelompok akan membentuk
suatu organisasi yang berusaha mengatur dan mengarahkan tercapainya tujuan hidup
yang besar. Dimulai dari lingkungan terkecil sampai pada lingkungan terbesar. Pada
mulanya manusia hidup dalam kelompok keluarga. Selanjutnya mereka membentuk
kelompok lebih besar lagi sperti suku, masyarakat dan bangsa. Kemudian manusia hidup
bernegara. Mereka membentuk negara sebagai persekutuan hidupnya.
Negara merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh kelompok manusia yang
memiliki cita-cita bersatu, hidup dalam daerah tertentu, dan mempunyai pemerintahan
yang sama. Negara dan bangsa memiliki pengertian yang berbeda. Apabila negara adalah
organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup manusia maka bangsa lebih menunjuk pada
persekutuan hidup manusia itu sendiri. Di dunia ini masih ada bangsa yang belum
bernegara. Demikian pula orang-orang yang telah bernegara yang pada mulanya berasal
dari banyak bangsa dapat menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa. Baik bangsa maupun
negara memiliki ciri khas yang membedakan bangsa atau negara tersebut dengan bangsa
atau negara lain di dunia. Ciri khas sebuah bangsa merupakan identitas dari bangsa yang
bersangkutan.Ciri khas yang dimiliki negara juga merupakan identitas dari negara yang
bersangkutan. Identitas-identitas yang disepakati dan diterima oleh bangsa menjadi
identitas nasional bangsa.
Pemerintahan di Indonesia sudah lama menjadi mimpi buruk banyak orang di
Indonesia. Kendati pemahaman mayarakat tentang pemerintahan sangatlah berbeda-
beda, Namun setidaknya sebagian besar dari masyarakat membayangkan bahwa dengan
adanya pemerintahan, masyarakat akan dapat memiliki kualitas pemerintahan yang lebih
baik. Banyak di antara masyarakat-masyarakat yang ada di inonesia membayangkan,
bahwa dengan memiliki tata kelola pemerintahan yang lebih baik, maka kualitas

4
pelayanan publik menjadi semakin baik, angka korupsi menjadi semakin rendah, dan
pemerintah menjadi semakin peduli dengan kepentingan warga.
Dewasa ini permasalahan yang dialami oleh bangsa Indonesia semakin komplek dan
semakin sarat. Oknum-oknum organisasi pemerintah yang seyogyanya menjadi panutan
rakyat banyak yang tersandung masalah hukum. Eksistensi pemerintahan yang baik atau
yang sering disebut good governance yang selama ini dielukan-elukan faktanya saat ini
masih menjadi mimpi dan hanyalah sebatas jargon belaka. Indonesia harus segera
terbangun dari tidur panjangnya. Maka dari itu, Pemerintah inonesia berinisiatif akan
membangun Indonesia ini dalam sistem pemerintahannya agar dapr menjadi lebih baik.
Dan menggunakan sistem pemerintahan yang berlandaskan kejujuran serta ketulusan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu identitas Nasional ?
2. Bagaimanakah identitas nasional Indonesia?
3. Apa dan bagaimana faktor pendukung terbentuknya identitas nasional Indonesia?
4. Apa yang dimaksud pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional?
5. Bagaimana pemberdayaan identitas nasional indonesia?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT


Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian identitas nasional
2. Mengetahui faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional
3. Mengetahui maksud dari pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL


Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara
etimologis , identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan “ nasional”. Kata identitas
berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati
diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau . sesuatu sehingga membedakan
dengan yang lain. Kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi, pegertian
Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila
dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam
tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah tatanan hukum yang
berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai Dasar Negara yang merupakan norma
peraturan yang harus dijnjung tinggi oleh semua warga Negara tanpa kecuali “rule of
law”, yang mengatur mengenai hak dan kewajiban warga Negara, demokrasi serta hak
asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di Indonesia.
Secara global, identitas nasional indonesia adalah:
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia berawal dari bahasa Melayu yang digunakan sebagaibahasa
pergaulan yang kemudian diangkat sebagai bahasa nasional pada tanggal28 Oktober
1928.
2. Bendera Negara, yaitu Sang Merah Putih.
Warna merah berarti berani dan putih berarti suci. Bendera merah putihpertama
kali dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945, namun telah ditunjukkanpada peristiwa
Sumpah Pemuda.
3. Lagu Kebangsaan Indonesia, yaitu Indonesia Raya.
Lagu Indonesia sebagai lagu kebangsaan pertama kali dinyanyikan padatanggal
28 Oktober 1928.

6
4. Lambang Negara, yaitu Garuda Pancasila.
Garuda adalah burung khas Indonesia yang dijadikan sebagai lambangNegara.
5. Semboyan Negara, yaitu Bhineka Tunggal Ika.
Artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Menunjukkan Indonesia adalahbangsa
yang heterogen namun tetap berkeinginan untuk menjadi bangsa satu,yakni Indonesia.
6. Dasar Falsafah Negara, yaitu Pancasila.
Berisi lima sila yang dijadikan sebagai dasar falsafah dan ideology dariNegara
Indonesia. Selain itu Pancasila berkedudukan sebagai dasar Negara sanideology
Nasional.
7. Hukum Dasar Negara, UUD 1945.
Merupakan hukum dasar tertinggi dalam tata urutan perundang-undangan dan
dijadikan sebagai pedoman penyelanggaran Negara.
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Berkedaulatan Rakyat.
Bentuk Negara kita adalah kesatuan, bentuk pemerintahan adalah republic, dan
sistem politik yang digunakan adalah sistem demokrasi.
9. Konsepsi Wawasan Nusantara.
Sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannyayang
serba beragam dan memiliki nilai strategis dengan mengutamakan persatuandan
kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupanbermasyarakat kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
untukmencapai tujuan Nasiaonal.
10. Kebudayaan Daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan Nasional.
7 Sebagai Negara Kesatuan Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa,sehingga
Indonesia memiliki kebudayaan daerah yang sangat kompleks.7

7
2.2 Karakteristik Identitas Nasional
Identitas setiap manusia ditentukan oleh ruang hidupnya, secara alami akan
berakulturasi dan membentuk ciri khas dalam norma kehidupan. Dalam
antropologi identitas merupakan suatu sifat khas yang menerangkan dan sesuai
dengan kesadaran diri, golongan, komunitas dan Negara sendiri. Identitas
meliputi nilai, norma, dan simbol ekspresi sebagai ikatan sosial untuk
membangun solidaritas dan kohesivitas sosial untuk menghadapi kekuatan luar
yang menjadi simbol ekspresi tindakan pada masa lalu, sekarang dan mendatang.
Nasional berasal dari bangsa sendiri atau meliputi diri bangsa, maka identitas
nasional Indonesia ialah jati diri yang membentuk bangsa, yaitu berbagai suku
bangsa, agama, bahasa Indonesia, budaya nasional, wilayah nusantara dan
ideologi pancasila. Jati diri bangsa merupakan totalitas penampilan bangsa yang
utuh dengan muatan dari masyarakat sehingga dapat membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa lain. Mengukuhkan jati diri bangsa merupakan usaha
yang sangat dibutuhkan karena sebagai akar dalam keutuhan hidup berbangsa dan
bernegara.

2.3 UNSUR-UNSUR IDENTITAS NASIONAL

1. Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:


a. Suku bangsa
adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak
lahir),yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di
Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan
tidak kurang 300 dialeg bangsa.
b. Agama
bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-
agama yan tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong H Cu pada masa orde
baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun sejak pemerintahan
presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.

8
c. Kebudayaan
adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya
adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara
kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan
memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan
pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda
kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
d. Bahasa
merupakan unsure pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa
dipahami sebagai system perlambang yang secara arbiter dientuk atas unsure-
unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebgai sarana berinteraksi antar
manusia.

Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya


menjadi 3 bagian sebagai berikut :

a. Identitas Fundamental
yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi
Negara
b. Identitas Instrumental
yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia,
Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.
c. Identitas Alamiah
yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam
suku, bahasa, budaya, dan agama, sertakepercayaan.

9
Menurut sumber lain disebutkan bahwa Satu jati diri dengan dua identitas:

1. Identitas Primordial
Orang dengan berbagai latar belakang etnik dan budaya: jawab, batak, dayak,
bugis, bali, timo, maluku, dsb.
Orang dengan berbagai latar belakang agama: Islam, Kristen, Khatolik, Hindu,
Budha, dan sebagainya.
2. Identitas Nasional
Suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan sebelumnya.
Istilah Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa
lain.
Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena
pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger[2], era globalisasi dewasa ini,
ideology kapitalisme yang akan menguasai dunia. Kapitalisme telah mengubah
masyarakat satu persatu dan menjadi sistem internasional yang menentukan nasib
ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak langsung juga
nasib, social, politik dan kebudayaan.
Oleh karena itu agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi
globalisasi maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang
merupakan kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas
budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam
era globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung menghancurkan
nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasional.

Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional, meliputi:


1. Faktor Objektif
yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis
2. Faktor Subjektif
yaitu faktor historis, social, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia (Suryo, 2002)

10
3. Faktor pembentukan Identitas Bersama.
Proses pembentukan bangsa- negara membutuhkan identitas-identitas
untuk menyatukan masyarakat bangsa yang bersangkutan. Faktor-faktor
yang diperkirakan menjadi identitas bersama suatu bangsa, yaitu :
1. Primaldial
Faktor-faktor primordial ini meliputi: ikatan kekerabatan (darah)
dan keluarga, kesamaan suku bangsa, daerah asal, bahasa, dan adat
istiadat.

2. Sakral

Faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk


masyarakat atau ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat
yang bersangkutan.

3. Tokoh

Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati oleh


masyarakat dapat pula menjadi faktor yang menyatukan bangsa
negara. Pemimpin dibeberapa negara dianggap sebagai
penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat dan simbol persatuan
bangsa yang bersangkutan.

4. Bhineka Tunggal Ika


Prinsip Bhineka Tunggal Ika pada dasarnya adalah
kesediaan warga bangsa untuk bersatu dalam perbedaan. Yang
disebut bersatu dalam perbedaan adalah kesediaan warga bangsa
untuk setia pada lembaga yang disebut negara dan pemerintahnya,
tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku bangsa, adat, ras
dan agamanya.

11
5.Perkembangan Ekonomi

Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan


spesialisasi pekerjaan dan profesi sesuai dengan aneka kebutuhan
masyarakat.

6.Kelembagaan
Faktor lain yang berperan dalam mempersatukan bangsa
adalah lembaga-lembaga pemerintahan dan politik, seperti
birokrasi, angkatan bersenjata, pengadulan dan partai politik.

7. Sejarah
Menurut catatan sejarah, sebelum menjadi sebuah negara,
bangsa indonesia pernah mengalami masa kejayaan yang gemilang.
Dua kerajaan nusantara, Majapahit dan Sriwijaya
misalnya.Kebesaran dua kerajaan nusantara tersebut telah
membekas pada semangat perjuangan bangsa Indonesia pada abad-
abad berikutnya ketika penjajahan asing menancapkan kuku
imperealisme nya.
8. Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas
nasional meliputi
3 unsur, yaitu Akal budi, peradaban, dan pengetahuan.
9. Suku bangsa
Kemajemukan merupakan identitas lain bangsa Indonesia. Namun
demikian, lebih dari sekedar kemajemukan yang bersifat alamiah
tersebut, tradisi bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam
kemajemukan merupakan unsur lain yang harus terus dikembangkan
dan dibudayakan.

12
10. Agama
Keaneka ragaman Agama merupakan identitas lain dari
kemajukan alamiah Indonesia. Dengan kata lain, keragaman Agama
dan keyakinan di Indonesia tidak hanya dijamin oleh konstitusi
negara, tetapi juga merupakan rahmat tuhan YME.
11. Bahasa
Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas nasional Indonesia
yang penting. Sekali pun Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah,
kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa penghubung berbagai
kelompok etnis yang mendiami Nusantara memberikan nilai identitas
tersendiri bagi bangsa Indonesia. Peristiwa sumpah

Faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia sebagai berikut


1) Adanya persamaan nasib , yaitu penderitaan bersama dibawah penjajahan
bangsa asing lebih kurang selama 350 tahun
2) Adanya keinginan bersama untuk merdeka , melepaskan diri dari
belenggu penjajahan
3) Adanya kesatuan tempat tinggal , yaitu wilayah nusantara yang
membentang dari Sabang sampai Merauke
4) Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan
sebagai suatu bangsacita- cita, tujuan dan visi Negara Indonesia .

2.4 PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN DAN IDENTITAS NASIONAL

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional,


memilki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa
lain di dunia. Tatkala bangsa Indonesia berkembang menujufase nasionalisme
modern, diletakanlan prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat
hidup berbangsa dan bernagara. Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para
pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat hidup bangsa Indonesia, yang kemudian

13
diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat Negara yaitu Pancasila. Jadi,
filsafat suatu bangsa dan Negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber
pada kepribadiannya sendiri. Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai
dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada
nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai
kepribadian bangsa. Jadi, filsafat pancasila itu bukan muncul secara tiba-tiba dan
dipaksakan suatu rezim atau penguasa melainkan melalui suatu historis yang cukup
panjang.

Dalam merevitalisasi Pancasila sebagai manifestasi Identitas Nasional,


penyelenggaraan MPK. hendaknya dikaitkan dengan wawasan:
1) Spiritual
Untuk mcletakkan landasan ctik, moral, religiusiias, sebagai dasar dan
arah pengembangan sesuatu profcsi;
2) Akademis
Untuk menunjukkan bahwa MPK merupakan aspek being yang tidak
kalah pentingnya, bahkan lebih penting daripada aspek having dalam
kerangka penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang bukan sekadar
instrumen, melainkan sebagai subjek pembaharuan dan pencerahan.
3) Kebangsaan
Untuk menumbuhkan kesadaran nasionalismenya agar dalam
pergaulan antarbangsa tetap setia pada kepentingan bangsanya, serta
bangga dan respek pada jati diri bangsanya yang memiliki ideologi
tersendiri
4) Mondial
Untuk menyadarkan bahwa manusia dan bangsa di masa kini siap
menghadapi dialektika perkembangan dalam masyarakat dunia yang
“terbuka”. Selain itu, diharapkan mampu untuk segera beradaptasi dengan
perubahan yang terus-menerus terjadi dengan cepat.

Study Robert I Rotberg secara eksplisit mengidentifikasikan salah satu


karakteristik penting Negara gagal (failed states) adalah ketidakmampuan negara
mengelola identitas Negara yang tercermin dalam semangat nasionalisme dalam

14
menyelesaikan berbagai persoalan nasionalnya. Ketidakmampuan ini dapat
memicu intra dan interstatewar secara hampir bersamaan. Nasionalisme bukan saja
dapat dipandang sebagai sikap untuk siap mengorbankan jiwa raga guna
mempertahankan Negara dan kedaulatan nasional, tetapi juga bermakna sikap kritis
untuk member kontribusi positif terhadap segala aspek pembangunan nasional.
Dengan kata lain, sikap nasionalisame membutuhkan sebuah wisdom dalam mlihat
segala kekurangan yang masih kita miliki dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, dan sekaligus kemauan untuk terus mengoreksi diri
demi tercapainya cita-cita nasional. Makna falsafah dalam pembukaan UUD 1945,
yang berbunyi sebagai berikut:
1. Alinea pertama
menyatakan: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu hak segala
bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan , karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan. Maknanya, kemerdekaan adalah hak semua bangsa dan
penjajahan bertentangan dengan hak asasi manusia.
2. Alinea kedua
menyebutkan: “ dan perjuangan kemerdekaaan Indonesia telah sampailah
kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan
rakyat Indonesia kepada depan gerbang kemerdekaan Negara Indonesia
yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. Maknanya: adanya masa
depan yang harus diraih (cita-cita).
3. Alinea ketiga
menyebutkan: “ atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan
didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Maknanya, bila Negara ingin mencapai cita-cita maka kehidupan
berbangsa dan bernegara harus mendapat ridha Allah SWT yang
merupakan dorongan spiritual.
4. Alinea keempat
menyebutkan: “ kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

15
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam susunan Negara republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dan berdasarkan kepada: ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Alinea ini mempertegas cita-cita yang
harus dicapai oleh bangsa Indonesia melalui wadah Negara kesatuan
republik Indonesia.

E. Pemberdayaan Identitas Nasional


Upaya pemberdayaan identitas nasional perlu ditempuh melalui revitalisasi nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila, yang mengandung dimensi seperti dibawah ini:
1. Realitas,
Dalam arti nilai-nilai yang dikandung Pancasila bersifat objektif yangdapat tumbuh
dan berkembang di tengah-tengah masyarakat.
2. Idealitas,
Dalam arti idealisme yang dikandung Pancasila bukan sekedar utopistanpa
makna tetapi sebuah kata kerja untuk membangkitkan gairah dan optimismdalam
menjalani masa depan.

3. Fleksibilitas
Artinya Pancasila terbuka bagi tafsir-tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan
perkembangan sehingga Pancasila tetap actual, relevan serta fungsionaldalam
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia yang berbhineka tunggal ika.Dengan
demikian identitas nasional dapat dipahami oleh masyarakat sebagaipenerus tradisi
dengan nilai-nilai yang diwariskan dan diajarkan oleh para pendiriNegara. Namun,
perlu diingat bahwa zaman senantiasa berubah yang tidak sajaberbeda, bahkan
bertentangan dengan nilai-nilai tradisi yang diwariskan. 16

2.5 Empat Pilar Kebangsaan

16
Makna dari 4 pilar kebangsaan adalah tiang penyangga yang kokoh agar rakyat
Indonesia merasa nyaman, tentram, aman, dan sejahtera yang terhindar dari gangguan
dan bencana.

1. Pilar Pancasila
Pancasila merupakan pilar pertama untuk kokohnya negara-bangsa Indonesia.
Pemikiran dasar mengapa Pancasila berperan sebagai pilar kehidupan berbangsa
dan bernegara adalah sila yang terdapat dalam Pancasila yang menjadi belief
system. Negara Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa
dan agama sehingga dibutuhkan belief system yang dapat mengakomodir
keanekaragaman tersebut. Pancasila dianggap sebagai pilar bagi negara Indonesia
yang pluralistik. Seperti yang disebutkan pada sila Pertama, Ketuhanan yang Maha
Esa. Sila ini dapat diterima dan diakui oleh semua agama yang diakui di Indonesia
dan menjadi common denominator. Dan juga pada sila kedua, Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab. Sila ini merupakan pernyataan penghormatan terhadap hak asasi
manusia. Semua warga negara memiliki harkat dan martabat yang sama secara adil
dan beradab.

2. Pilar Undang-Undang Dasar 1945


UUD 1945 merupakan pilar kedua dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Tentu saja masyarakat perlu memahami makna yang
terdapat pada pembukaan Undang-Undang Dasar tersebut. Tidak memahami
prinsip yang terdapat pada pembukaan UUD 1945 maka tidak mungkin untuk
melakukan evaluasi terhadap pasal-pasal yang ada pada batang tubuh UUD
yang menjadi derivatnya.

3. Pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia


Ada banyak bentuk negara yang ada di dunia ini. Dan para pendiri bangsa
Indonesia memilih bentuk Negara Kesatuan, yaitu Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Para pendiri bangsa kita memilih negara kesatuan sebagai
bentuk negara Indonesia melalui berbagai pertimbangan. Alasan utama para
pendiri bangsa Indonesia memilih bentuk negara kesatuan adalah karena sejarah
strategi pecah belah (devide et impera) yang dilakukan Belanda bisa berhasil
karena Indonesia belum bersatu pada masa penjajahan. Terbukti, setelah negara

17
Indonesia berbentuk negara kesatuan, taktik pecah belah tersebut dapat
dipatahkan. Inilah yang menjadi dasar dalam membentuk negarakesatuan.

4. Pilar Bhinneka Tunggal Ika


Indonesia memiliki semboya “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya “Berbeda-
beda tetapi satu jua”. Semboyan ini pertamakali diungkapkan oleh Mpu Tantular,
seorang pujangga dari kerjaan Majapahit pada pemerintahan Raja Hayamwuruk
sekitar tahun 1350 – 1389. Sesanti atau semboyan itu dituangkan dalam karyanya
Kakawin Sutasoma, yang berbunyi “Bhinna Ika Tungga Ika, tan hana dharma
mangrwa” yang berarti “Berbedabeda itu, satu itu, tak ada pengabdian yang
mendua”. Pada masa itu pemerintahan kerajaan Majapahit menjadikan sesanti
tersebut menjadi prinsip hidup mereka. Hal ini untuk mengantisipasi perpecahan
di masyarakat merekanyang memang terdapat keanekaragaman agama. Meskipun
mereka berbeda agama tetapi mereka tetap satu dalam pengabdian.

2.6 KASUS DAN PEMECAHAN MASALAH MENGENAI IDENTITAS


NASIONAL INDONESIA
Hilangnya Identitas Nasional Bangsa. Berbagai masalah seperti
ketidakstabilan sosial politik, pendidikan, perbenturan etnik dan agama, kurang
bersihnya lembaga peradilan, ketenagakerjaan di luar ataupun di dalam negeri, isu
terorisme, separatisme dan disintegrasi bangsa, masalah kemiskinan dan
kebodohan, kerusakan lingkungan hidup, dan semacamnya semakin menambah
keterpurukan bangsa ini.

Permasalahan-permasalahan yang Mengancam


Identitas Nasional Bangsa Indonesia
 Sangat disayangkan ternyata pada saat ini bangsa Indonesia cenderung
kehilangan jati dirinya. Banyak permasalahan yang berkaitan dengan
identitas nasional yang dialami oleh bangsa ini. Diantaranya:

18
 Pengklaiman tanah air oleh negara-negara tetangga, contohnya
kasus Kepulauan Sipadan dan Ligitan serta Pulau Ambalat
yangdiklaim oleh Malaysia,
 Pencampuradukkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing
dandaerah,
 Kecenderungan untuk lebih mencintai produk luar negeri,
daripada produk buatan dalam negeri,
 Pengklaiman kebudayaan oleh bangsa lain, contohnya tarian
Reog Ponorogo yang diklaim Malaysia sebagai tarian
Barongan. Dan pengklaiman makanan khas dan lagu daerah,
dan
 Penganiayaan TKI di luar negeri
Solusi Permasalahan
Kita tidak perlu mengingkari bahwa rusaknya karakter bangsa mungkin secara
tidak langsung disebabkan oleh krisis, tetapi bahwa akar permasalahannya ada
pada diri manusia Indonesia itu sendiri. Bukan tidak mungkin apa yang telah kita
lakukan selama ini juga merupakan penunjang dari "hilang"-nya jati diri dan
rusaknya karakter bangsa. Apabila kita cermati, ternyata sejak 60 tahun terakhir, di
Indonesia tidak lagi dilakukan apa yang disebut membangun karakter, bahkan
cenderung diabaikan. Padahal seharusnya pembangunan karakter dilakukan
kontinu, mulai dari usia dini, remaja, hingga dewasa. Keempat koridor ini
dimaksudkan untuk mentransformasikan tata nilai dan membentuk karakter anak
pada usia dini sehingga tidak mungkin hanya dilakukan oleh seorang pembantu.
Ironisnya, dalam kehidupan modern ini, pembantu justru menjadi lingkungan
(pengaruh) terdekat selama paling tidak 12 jam sehari dan lima hari seminggu.
Maka, kita tidak perlu sakit hati bila muncul cibiran yang mengatakan bahwa
karakter anak-anak kita justru lebih mirip dengan karakter pembantu.
Untuk itu, kita harus melakukan upaya-upaya antara lain :
a. Berusaha menemukan kembali dan membangun jati diri yang berarti
membangun karakter yaitu dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan jati diri dan siap menjadi pemimpin yang berkarakter,
dan siap menggemakan semangat bangkit dari keterpurukkan.

19
c. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri, dan mengurangi
konsumsi dan ketergantungan terhadap produk luar negeri,
d. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan
kaidah kebahasaan, dan menghindari pencampuradukkan bahasa.
e. Mencintai, menjaga, mengembangkan dan melestarikan kebudayaan
daerah.Semoga dengan upaya-upaya tersebut kita bisa meningkatkan
nasionalisme. Mari kita bergerak serentak mulai dari sekarang dan mulai
saat ini. Semoga Indonesia bisa menjadi lebih baik. Majulah bangsaku
indonesia.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Sekilas kata-kata diatas memang membuat tanda tanya besar dalam memaknainya.
Beribu-ribu kemungkinan yang terus melintas dibenak pikiran, untuk menjawab sebuah
pertanyaan yang membahas tentang identitas nasional.Identitas nasional merupakan
suatu ciri yang dimiliki oleh bangsa kita untuk dapat membedakannya dengan bangsa
lain.
Identitas Nasional Indonesia.
Identitas Nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat oleh wilayah dan selalu memiliki
wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah sistem
hukum/perundang – undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan
profesi.
Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional ada lima , yaitu sejarah,
kebudayaan, suku bangsa, agama dan bahasa. Ke lima faktor tersebut pada dasarnya
tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah
berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari
penjajahan bangsa lain.
Pancasila sebagai dasar negara indonesia, menjadi hal paling mendasar bagi identitas
bangsa indonesia, namun pemberdayaan idetitas nasional diindonesia masih minim sekali
apalagi di zaman globalisasi ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan dan Zubaidi.2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta:Paradigma, Edisi


pertama.
Syarbani Syahrial, Wahid Aliaras. 2006; Membangun Karakter dan Kepribadian melalui
Pendidikan Kewarganegaraan, UIEU – University Press, Jakarta.
Suryo, Joko, 2002, Pembentukan Identitas Nasional, Makalah Seminar Terbatas
Pengembangan Wawasan tentang Civic Education, LP3 UMY, Yogyakarta.
Rahayu, Ani Sri. 2015. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Rahayu, Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan.
Winarno. 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan

22

Anda mungkin juga menyukai