Anda di halaman 1dari 4

[SMA Negeri 26 Jakarta] | Fitrian Eka Paramita

LK 2: Lembar Kerja Refleksi Modul Bidang Studi/Jurnal Harian

Judul Modul MODUL 3 KESUSASTRAAN


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Genre Puisi dalam Pembelajaran
Sastra Kurikulum 2013
2. Genre Prosa dalam Pembelajaran
Sastra Kurikulum 2013
3. Genre Drama dalam Pembelajaran
Sastra Kurikulum 2013
No Uraian Respon/Jawaban
1 Uraikan hasil diskusi bersama Pertanyaan
teman dan dosen mengenai Bagaimana menatasi kurang
pemecahan masalah dalam maksimalnya kemampuan siswa
memahami materi yang mengalami dalam mengintepretasi puisi?
kesulitan Hasil diskusi:
Interpretasi pasti berbeda karena
pengalamannya membacanya juga
berbeda. Interpretasi itu bersifat
individualis, semua dapat diapresiasi
dengan argumentasi yang tepat dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Karena itu, saat membuat soal kita
harus memperhatikan opsi jawaban
yang logis.

Pertanyaan:
Adakah kiat-kiat menulis untuk siswa
di era mineal agar tertari dan tergerak
untuk menulis?
Hasil Diskusi:
Kita dapat memanfaatkan kedekatan
anak dengan gadget, maksimalkan
sosial media dan teknologi agar anak
tertarik untuk menulis. Akan dibahas
lebih lanjut pada materi pembelajaran
inovatif.

Pertanyaan:
Bagaimana cara menyelesaikan
masalah ketika siswa banyak yang
menulis pantun tetapi tidak bersajak
abab?
Hasil diskusi:
Guru harus mengembalikan tata cara
penulisan kepada aturan awal yang
telah baku, carilah metode
pembelajaran yang memungkinkan
anak untuk memahami konsep
dengan lebih komprehensif.

Pertanyaan:
Apa yang dimaksud dengan dongeng
berumus?
[SMA Negeri 26 Jakarta] | Fitrian Eka Paramita

Hasil Diskusi:
Dongeng berumus adalah dongeng
yang dalam proses penciptaannya
terdapat rumus-rumus tertentu yang
dijadikan pedoman penulisan. Karena
rumus itulah maka disebut dongeng
berumus.

Pertanyaan:
bagaimana menganalisis usur batin
puisi nada (tone), jika mengiterpretasi
puisi bersifat subjektif, apakah akan
ada perbedaan setiap peserta didik
dalam menganalisis nada dalam puisi
?
Hasil diskusi:
Puisi itu ungkapan pikiran dan
perasaaan. Bagaimanapun bentuknya
perlu diapresiasi walaupun melanggar
ciri dan kaidah yang sedang
dipelajari. Tetapi tetap diarahkan
sesuai tujuan pembelajaran.

Pertanyaan:
Bagaimana cara menilai penulisan
puisi?
Hasil diskusi:
Harus dibuat rubrik yang jelas,
misalnya kesesuaian tema, ketepatan
diksi, keluasan gagaasan. Apabila
komponen penilaian dalam rubrik
jelas maka kita dapat menghindari
kesubjektifan dalam menilai puisi.

Pertanyaan :
Adakah kiat-kiat memotivasi siswa
dalam penulisan puisi dan
demonstrasi puisi di kelas?
Hasil diskusi:
Mencari metode pembelajaran yang
menarik, buatlah siswa itu senang
terlebih dahulu. Apabila siswa sudah
senang, maka materi akan mudah
masuk dan siswa akan dapat lebih
memahami materi yang disampaikan
oleh guru.

Pertanyaan:
Adakah kiat-kiat agar tulisan siswa
dapat dimuat dalam surat kabar?
Hasil diskusi:
Kiat agar tulisan dimuat di media
cetak
[SMA Negeri 26 Jakarta] | Fitrian Eka Paramita

- Perhatikan gaya selingkung


penerbit
- Perhatikan panduan
penulisannya
- Buatlah yang menarik kalau
bisa yang kontrovesial
Pertanyaan:
Apakah perbedaan prosa fiksi anekdot
dengan cerita lucu, apakah hanya
dari sisi adanya satire saja pada
anekdot?
Hasil diskusi:
Selain satire dalam anekdot juga
terdapat pesan dalam teks anekdot.
anekdot biasanya dibuat oleh
seseorang berdasarkan hal fenomenal
atau berita yang sedang dibicarakan
pada waktu itu.

2 Uraikan hasil diskusi bersama Miskonsepsi


teman dan dosen mengenai Terdapat miskonsepsi pada siswa
miskonsepsi di modul ini terkait materi pantun yang seringkali
disamakan dengan karmina.
Hasil diskusi:
Hal ini terjadi karena banyaknya
public figure di acara televisi yang
menampilkan kegiatan balas karmina
namun menyebutkan bahwa kegiatan
tersebuat adalah berbalas pantun,
sehingga siswa memiliki pemahaman
karmina yang ditampilkan adalah
sebuah pantun. Disinilah guru
berperan untuk meluruskan
miskonsepsi siswa dengan
memberikan pemahaman yang benar
mengenai konsep pantun sesuai
dengan aturan bakunya.

Miskonsepsi:
Terdapat miskonsepsi pada siswa
terkait tokoh antagonis yang sering
diartikan sebagai tokoh jahat dan
tokoh protagoni yang sering diartikan
sebagai tokoh baik.
Hasil diskusi:
Tokoh protagonis adalah tokoh utama
baik penokohannya baik ataupun
tidak. Sedangakan tokoh antagonis
adalah tokoh yang menghalangi
tujuan tokoh protagonis. Kedua tokoh
[SMA Negeri 26 Jakarta] | Fitrian Eka Paramita

ini tidak ditentukan menuruk


penokohannya.

Miskonsepsi:
Terjadi miskonsepsi pada siswa saat
materi puisi di buku pembelajan
aturan tertulis aturan2 konvensional
puisi ternyata saat ujian puisi yang
keluar adalah puisi yang keluar dari
aturan2 konvensional.
Hasil diskusi:
Puisi harus dibedakan berdasarkan
periode waktunya, karena aturan
bakunya akan berbeda antara puisi
lama dengan puisi baru. Jika dibuka
hanya terdapat teori puisi lama maka
guru bisa memberikan wawasan
terkait aturan puisi baru, sehingga
saat terjadi kesalahan soal siswa
masih mampu mengatasinya.

Miskonsepsi:
Terjadi miskonsepsi antara prosa
dengan puisi prosais
Hasil diskusi:
Puisi prosais walaupun kata yang
digunakan menggunakan kata
denotatif, namun makna yang
disampaikan tetap bersifat tersirat
tidak segamblang prosa. Puisi prosasi
juga tidak memiliki tokoh dan alur.

3 Hambatan yang dialami pada - Jaringan sempat terputus sekali


pembelajaran analisis materi - Mahasiswa tidak mematikan
pembelajaran berbasis masalah di mikrofon sehingga seringkali suara
modul ini
bising masuk dan suara
narasumber menjadi tidak jelas.

4 Hal yang akan dilakukan untuk - Membaca modul lebih teliti agar
sukses di pembelajaran modul dapat mengidentifikasi
berikutnya permasalahan yang ada.
- Menganalisis lebih detail hal-hal
yang belum jelas dan menjadi
permasalahan di dalam kelas.

Anda mungkin juga menyukai