Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Pada
umumnya tubuh memerlukan bahan bakar untuk energi bagi fungsi organ
dan pergerakan tubuh (Mardalena, 2016). Nutrisi menjadi zat-zat gizi dan
zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk
keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau
bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta
mengeluarkan sisanya (Almatsier, 2013). Nutrisi adalah proses dimana
tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi,
mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi
normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi
(Adriani, 2012).
2. Jenis-Jenis Nutrisi
Nutrisi yang terkandung dalam suatu makanan sebagian besar terdiri
dari enam kategori (Achadi, 2017), yaitu :
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiap gram
karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori. Karbohidrat diperoleh terutama
dari tumbuhan, kecuali laktosa. Tanaman yang menyimpan karbohidrat
seperti tepung. Zat tepung dibuat dari biji yang tertutup oleh dinding sel.
Karbohidrat sendiri punya peraanan penting dalam nutrisi manusia
karena bisa menambah serat untuk diet. Serat sendiri berguna untuk
pencehagan dan penyembuhan penyakit ketika pemberian makanan
melalui selang.
b. Protein
Protein berfungsi pada tubuh untuk mensintesis jaringan tubuh
dalam pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan. Protein yang
lengkap terdiri dari semua asam amino essensial dalam kualitas yang
cukup untuk pertumbuhan dan mempertahankan keseimbangan nitrogen
dalam tubuh. Ketika tubuh dalam keadaan nitrogen lebih, maka tubuh
dalam keseimbangan nitrogen positif. Nitrogen yang berlebih akan
digunakan untuk pembangunan, perbaikan, dan penempatan kembali
jaringan tubuh.
c. Lipid
Lipid merupakan penghasil energi tubuh utama. Monogliserida dari
porsi lipid yang dicerna dapat diubah menjadi glukosa dalam proses
gluconeogenesis. Semua sel tubuh kecuali sel darah merah dan neuron
dapat mengoksidasi asam lemak dari energy.
d. Air
Air merupakan komponen kritis dalam bentuk cairan dalam tubuh
karena fungsi sel bergantung pada lingkungan cair. Air menyusun 60-
70% dari seluruh berat badan. Ketika kehilangan air, seseorang dapat
bertahan tidak lebih dari beberapa jam di padang pasir atau beberapa
hari dilingkungan yang sangat terlindungi. Kebutuhan cairan dipenuhi
oleh konsumsi cairan dan makanan padat yang tinggi kadar air, seperti
buah-buahan dan sayuran.
e. Vitamin
Vitamin merupakan substansi organic dalam jumlah kecil pada
makanan yang essnesial untuk metabolisme normal. Vitamin larut air
yang terdiri dari vitamin C dan B, sedangkan vitamin yang lainnya
masuk kedalam klasifikasi vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E,
K.
f. Mineral
Mineral adalah elemen essensial nonorganic pada tubuh sebagai
katalis dalam reaksi biokimia. Kebutuhan mineral sehari-hari adala 100
mg. Ketika berkurang maka elemen renik juga akan berkurang dari
kadar kebutuhan sehari-hari.
3. Gangguan Nutrisi
Gangguan nutrisi seperti mal nutrisi biasanya pada klien-klien yang
mengalami gangguan dalam saluran gastrointestinalnya. Klien yang
dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi melalui mulut biasanya beresiko
mempunyai gangguan pada nutrisinya. Asupan makanan terkadang berubah
pada pasien operatif. Persiapan asupan makanan pascaoperasi bergantung
pada pengambilan fungsi perut, tingkat prosedur bedah, keberadan
komplikasi apapun, dan pilihan pembedah untuk mengawali pemberian
makanan (Almatsier, S. 2013).
4. Tanda dan Gejala
Tanda-tanda subjektif dari pasien biasanya pasien mengeluh seperti
(Cakrawati & Mustika, 2012) :
a. Mual
b. Anoreksia
c. Lemas
d. Lesu
Sedangkan tanda-tanda obyektif yang muncul akibat gangguan
nutrisi biasanya seperti :
a. Rambut berserabut, kusam, Kusut, Kering tipis, dan kasar
b. Kulit kasar, kering, pucat, bersisik
c. Wajah mengalami diskolorasi, bengkak, kulit gelap di pipi dan dibawah
mata.
d. Konjungtiva pucat, konjungtiva serosis
e. Bibir kering, lesi anguler pada sudut mulut
5. Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi (Hartiyanti & Triyanti, 2017),
antara lain :
a. Fisiologis
- Kemampuan mendapat dan mengelolah makanan
- Pengetahuan
- Gangguan menelan
- Perasaan tidak nyaman setelah makan
- Anoreksia
b. Kemampuan mencerna nutrient
- Obstruksi saluran cerna
- DM
c. Kebutuhan metabolisme
- Pertumbuhan
- Stres
- Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan, Hypertyroid)
- Kanker
d. Kelemahan fisik
Contohnya atritis atau cedera serebrovaskuler (CVA) yang
menyebabkan kesulitan untuk berjalan dan memasak.
e. Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah
payah memasak dan memakan makanannya
f. Penyakit saluran pencernaan
Termasuk sakit gigi, ulkus
6. Pathway

Penyakit saluran Status kesehatan Gaya hidup Keb. meta


pencernaan menurun dan kebiasaan -bolisme u/
pertumbuhan

Erosi mukosa Kelemahan otot Kebiasaan meng- intake


lambung menelan konsumsi makanan tdk nutrisi
sehat
tonus dan peris- Gangguan me- Keb. energi
taltik lambung nelan makanan Kelebihan zat di-
dalam tubuh yg tdk Mudah lapar
Refluksi duodenum Asupan nutrisi dibutuhkan
ke lambung tdk terpenuhi Nafsu makan
Penyerapan didalam
Mual Penurunan BB tubuh tdk sempurna Sering makan

Muntah Berat badan


Resiko Berat Badan
Lebih
Defisit Nutrisi
Obesitas
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Mengkaji antropometri seperti berat badan dan tinggi badan
b. Mencari tahu obat-obatan yang sering atau yang pernah dikonsumsi
c. Mengobservasi tanda-tanda perubahan nutrient
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
a. Defisit Nutrisi
- Batasan karakteristik :
Gejala dan tanda mayor
1) Subjektif : -
2) Objektif : Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang
normal

Gejala dan tanda minor

1) Subjektif :
a) Cepat kenyang setelah makan
b) Kram/nyeri abdomen
c) Nafsu makan menurun
2) Objektif :
a) Bising usus hiperakktif
b) Otot pengunyah lemah
c) Otot menelan lemah
d) Membran mukosa pucat
e) Serum albumin turun
f) Rambut rontok berlebihan
- Faktor Berhubungan :
1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makann
3) Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
4) Peningkatan kemampuan metabolism
5) Faktor ekonomis
6) Faktor ekonomis
b. Resiko Berat Badan Berlebih
- Batasan karakteristik :
1) Kurang aktivitas fisik harian
2) Kelebihan konsumsi gula
3) Gangguan kebiasaan makan
4) Kelebihan konsumsi alcohol
5) Sering ngemil
6) Penggunaan energy kurang dari asupan
- Faktor Berhubungan :
1) Gangguan genetic
2) Pola hidup kurang aktivitas
3) Diabetes mellitus gestasional
c. Obesitas
- Batasan karakteristik :
1) Kurang aktivitas fisik harian
2) Kelebihan konsumsi gula
3) Gangguan kebiasaan makan
4) Kelebihan konsumsi alcohol
5) Sering ngemil
6) Penggunaan energy kurang dari asupan
- Faktor berhubungan :
1) Gangguan genetic
2) Pola hidup kurang aktivitas
3) Faktor keturunan
4) Diabetes mellitus maternal
C. Intervensi

N Dx keperawatan SLKI SIKI


O
1 Defisit Nutrisi a. Status nutrisi : a. Manajemen
Keadekuatan nutrisi :
asupan nutrisi untuk Mengidentifikasi
memenuhi dan mengelola
kebutuhan asupan nutrisi
metabolism yang seimbang
b. Nafsu makan : b. Promosi berat
Keinginan untuk badan :
makan Memfasilitasi
peningkatan berat
badan
2 Resiko berat badan lebih a. Berat Badan : a. Edukasi Diet :
akumulasi bobot Mengajarkan
tubuh sesuai dengan jumlah, jenis dan
usia dan jenis jadwal asupan
kelamin makanan yang
diprogramkan
b. Konseling Nutrisi:
Memberikan
bimbingan dan
melakukan
modifikasi asupan
nutrisi.
3 Obesitas a. Berat Badan : a. Edukasi berat
akumulasi bobot badan efektif :
tubuh sesuai dengan Memberikan
usia dan jenis informasi tentang
kelamin berat badan dan
presentase lemak
tubuh yang
optimal
b. Manajemen berat
badan :
Mengidentifikasi
dan mengelola
berat badan agar
dalam rentang
normal
DAFTAR PUSTAKA

1. Achadi, L.E. 2017. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Departemen Gizi dan
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
Grafindo Persada. Jakarta
2. Almatsier, S. 2013. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
3. Adriani, M. (2012). Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada
Media
4. Cakrawati, D., dan Mustika, NH. 2012. Bahan Pangan, Gizi dan Kesehatan.
Alfabeta. Bandung
5. Hartiyanti, Y., dan Triyanti. 2007. Penilaian Status Gizi dalam Gizi dan
Kesehatan Masyarakat.Raja Grafindo Persada. Jakarta
6. Mardalena, I. 2016. Ilmu Gizi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan, Jakarta. Ilmu Gizi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan, Jakarta

7. DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan


Kriteria hasil keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

8. PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria


hasil keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

9. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria


hasil keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai