Anda di halaman 1dari 12

16

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 PENDAHULUAN

Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan digedung sebagai
preventif (pencegahan) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler,
sistim hydrant dan fire extinguiser. Dan pada tempat-tempat tertentu digunakan juga
sistem fire gas. Tetapi pada umumnya sistem yang sering digunakan terdiri dari :

a. Sistem Fire Sprinkler


b. Sistem Fire Hydrant
c. Sistem Fire Extinguisher

Perancangan suatu instalasi sistem pemadam kebakaran untuk bangunan gedung harus
diperhatikan mengingat gedung yang rawan dengan kebakaran. Perancangan dan
penyelengaraan bangunan yang dilakukan dalam pendekatan moderen dimaksudkan
untuk menghasilkan tingkat efisiensi, kenyamanan dan kenikmatan bagi pengguna atau
penghuni bangunan (Latar, 2013).

Gambar 3.1 Sistem fire sprinkler, fire hydrant dan fire extinguisher

http://digilib.mercubuana.ac.id/
17

3.2 SISTEM FIRE SPRINKLER

Prinsip kerja fire sprinkler sangatlah komplek jika diperhatikan dan dilihat lebih seksama.
Fire sprinkler memiliki banyak komponen untuk menjalankan fire sprinkler sistem ini,
fire sprinkler tidak terlepas dari tandon air yang menyediakan pasokan air ketika terjadi
bencana kebakaran. Sehingga dibutuhkan analisa yang matang untuk pembuatan fire
sprinkler ini. Sistem fire sprinkler di Indonesia diatur dalam Standard Nasional Indonesia
(SNI) 03-3989- 2000 tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sistem sprinkler
otomatis untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
Prinsip kerja fire sprinkler sangat komplek terdiri dari pipa pada sprinkler, kepala
sprinkler, dan sistem penyediakan air. Perencanaan dalam pemasangan fire sprinkler ini
harus di persiapkan dengan matang dan sedetail mungkin, karena sangat penting untuk
memaksimalkan kinerja dari prinsip kerja fire sprinkler ini. Setiap komponen fire
sprinkler mempunya peran masing-masing untuk berjalannnya sistem fire sprinkler ini.
Sistem ini menggunakan instalasi pipa sprinkler bertekanan dan head sprikler sebagai
alat utama untuk memadamkan kebakaran.

Gambar 3.2 Sistem Fire Sprinkler disemua lantai

http://digilib.mercubuana.ac.id/
18

Beberapa prinsip kerja fire sprinkler saat terjadi kebakaran pada sebuah gedung :
Fire Sprinkler akan bekerja ketika mendapatkan suhu dari panas api sekitar 68℃ yang
akan terbuka dan air akan keluar pada kepala sprinkler.
Clapper pada alarm valve akan terbuka dan menyebabkan seat pada alarm check valve
terbuka, kemudian air akan mengalir ke pipa alarm trim dan mengaktivasi alarm.
Aliran air akan berhenti mengalir ke pressure switch, alarm gong dan juga ke fire
sprinkler.
Tiga Klasifikasi Dari Prinsip Kerja Fire Sprinkler Sistem :
Prinsip kerja fire sprinkler system terdiri dari tiga (3) klasifikasi sesuai dengan klasifikasi
hunian bahaya kebakaran,yaitu:
a. Sistem bahaya kebakaran ringan.
Kepadatan pancaran yang direncanakan 2.25 mm/menit, dengan daerah kerja
maksimum yang diperkirakan : 84 m2, adapun jenis hunian kebakaran ringan
antara lain seperti bangunan perkantoran, perumahan, pendidikan, perhotelan,
rumah sakit dan lain-lain.
b. Sistem bahaya kebakaran sedang.
Kepadatan pancaran yang direncanakan 5 mm/menit, dengan daerah kerja
maksimum yang diperkirakan : 72 – 360 m2, sedangkan yang termasuk jenis
hunian kebakaran ini adalah : industri ringan seperti : pabrik susu, elektronika,
pengalengan, tekstil, rokok, keremik, pengolahan logam, bengkel mobil dan lain-
lain.
c. Sistem bahaya kebakaran sedangberat.
Untuk proses industri kepadatan pancaran yang direncanakan 7.5 – 12.5
mm/menit, dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan adalah 260 m2,
sedangkan bahaya pada gudang penimbunan tinggi kepadatan yang direncanakan
7.5 – 30 mm/menit. Daerah kerja maksimum yang diperkirakan 260 – 300 m2
dengan kepadatan pancaran yang direncanakan untuk bahaya pada gedung
penimbunan tinggi tergantung pada sifat bahaya barang yang disimpan, adapun
yang termasuk jenis hunian kebakaran ini adalah industri berat seperti : pabrik
kimia, korek api, bahan peledak, karet busa, kilang minyak, dan lain-lain.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
19

Untuk menangani bahaya kebarakan yang mengancam disarankan semua ruang dalam
bangunan tersebut harus dilindungi dengan fire sprinkler sistem, kecuali ruang tertentu
yang telah mendapat izin dari pihak yang berwenang seperti: ruang tahan api, ruang panel
listrik, ruangan tangga dan ruangan lain yang dibuat khusus tahan api.

Gambar 3.3 Drawing sistem fire sprinkler perlantai

3.2.1 Komponen Utama Fire Sprinkler

Dalam suatu proses Fire Sprinkler pada suatu bangunan gedung diperlukan komponen
dan peralatan yang menunjang berjalannya sistem fire sprinkler yang mendeteksi adanya
panas didalam suatu ruangan untuk mencegah tidak terjadi kebakaran.

1. Pompa (Electric Pump, Diesel Pump & Jockey Pump).


a. Apabila tekanan didalam pipa menurun, maka secara otomatis Jockey pump akan
bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
20

b. Jika tekanan terus menurun (misal glass bulb pada kepala sprinkler pecah) maka
pompa kebakaran utama akan bekerja dan otomatis pompa jockey berhenti.
c. Apabila pompa kebakaran utama gagal bekerja setelah 10 detik, kemudian pompa
cadangan diesel secara otomatis akan bekerja.
d. Jika kedua pompa tersebut gagal bekerja, alarm akan segera berbunyi dengan nada
yang berbeda dengan bunyi alarm sistim, untuk memberi tahukan kepada operator
akan adanya gangguan.
e. Pada saat pompa kebakaran utama bekerja, katub alaramakan terbuka dan segera
membunyikan gong alaram. Aliran didalam pipa cabang akan memberi indikasi
pada flow switch yang terpasang pada setiap cabang & dikirim ke panel fire alarm
untuk membunyikan alaram pada lantai bersangkutan.

Gambar 3.4 Pompa Fire Sprinkler

2. Pressure Switch
Alat kontrak yang bekerja akibat perubahan tekanan.
3. Manometer
Alat untuk membaca tekanan.
4. Time Delay Relay
Alat relay yang bekerja berdasarkan seting waktu yang sudah ditentukan.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
21

5. Safety Valve
Alat pelepas tekanan lebih
6. Pressure Reducing Valve
Alat pembatas tekanan
7. Kepala Sprinkler (Head Sprinkler)
Alat pemancar air yang bekerja setelah pecahnya bulb akibat panas yang ditimbulkan
oleh kebakaran. Ukuran kepala sprinker 15 mm, kepadatan pancaran 5 mm/mnt, area
kerja maksmal 144 m2, laju aliran 725 lt/mnt dan setiap katup kendali jumlah
maksimal adalah 1.000buahkepalasprinkler.

Sistem sprinkler otomatis adalah kombinasi dari deteksi panas dan pemadaman, ia
bekerja secara otomatis penuh tanpa bantuan orang atau sistem lain. Sehingga sistem ini
merupakan sistem penanggulangan/pemadaman kebakaran yang paling efektif
dibandingkan dengan sistem hydrant dan lainnya (Marryat, 1988).

3.2.2 Pemasangan Sprinkler Head Didalam Kios


Pemasangan sprinkler head yang dimaksudkan adalah tergantung berapa kios yang ada.
kalau 1 kios sprinkler head yang dipasang 1 titik. Dan kalau 2 kios, sprinkler head yang
dipasang 2 titik. Dan kalau 3 kios, sprinkler head yang dipasang 3 titik. seperti gambar
dibawah ini 2 titik sprinkler head di 2 kios.

Gambar 3.5 Titik Sprinkler Head didalam kios

http://digilib.mercubuana.ac.id/
22

3.2.3 Pemasangan Sprinkler Head Diarea Korridor


Pemasangan sprinkler head yang dimaksudkan adalah tergantung luasnya suatu korridor.
Dan pada pembahasan ini, sistem pemasangan sprinkler head diarea korridor berjarak 2
meter dan jigjak antara sprinkler head yang satu ke yang lainnya.

Gambar 3.6 Titik sprinkler di area korridor

3.3 SISTEM FIRE HYDRANT

Sistem ini menggunakan instalasi hydran sebagai alat utama pemadam kebakaran, yang
terdiri dari box hydrant dan accesories, pilar hydrant dan siemese. box hydrant dan
accesories instalasinya (selang (hose), nozzle) (atau disebut juga dengan Fire House
cabinet (FHC)) biasanya ditempatkan dalam gedung, sebagai antisipasi jika sistem
sprinkler dan sistem fire extinguisher kewalahan mengatasi kebakaran di dalam gedung.
Sedang Pilar hydrant (yang dilengkapi juga dengan box hydrant disampingnya, untuk
menyimpan selang (hose) dan nozzle) biasanya ditempatkan diarea luar (jalan) disekitar
gedung, digunakan jika sistem kebakaran didalam gedung tidak memadai lagi. Dan
Siemese berfungsi untuk mengisi air ground tank (sumber air hydrant) tidak memadai
lagi atau habis. Siemese ditempatkan di dekat di dekat jalan utama. Hal ini untuk
memudahkan dalam pengisian air.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
23

Gambar 3.7 Drawing sistem fire hydrant disemua lantai

Sistem Hydrant ini juga terdiri dari 2 sistem, yaitu:


a. Wet Riser sistem
Seluruh instalasi pipa hydrant berisikan air bertekanan dengan tekanan yang selalu
dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
b. Dry Riser Sistem
Seluruh instalasi pipa hydrant tidak berisikan air bertekanan, peralatan penyedia air
akan secara otomatis jika katup selang kebakaran di buka.
Dan jika instalasi hydrant dibuka maka secara otomatis pompa elektrik akan bekerja, dan
jockey pump secara otomatis akan berhenti. Dan jika pompa elektrik gagal bekerja secara
otomatis, maka pompa diesel akan bekerja.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
24

Gambar 3.8 Drawing sistem fire hydrant perlantai

3.3.1 Komponen Utama Fire Hydrant


Dalam suatu proses Fire Hydrant pada suatu bangunan gedung diperlukan komponen dan
peralatan yang menunjang berjalannya sistem fire hydran.

1. Pompa

Pompa dalam jaringan instalasi fire hydrant merupakan komponen utama yang
mengalirkan air dari reservoir kejaringan pipa sampai keujung pengeluaran air bertekanan
seperti nozzle maupun sprinkler. Untuk itu, instalasi pompa hydrant harus dilakukan
dengan baik, sesuai prosedur dan standar-standar yang ada seperti SNI (Standar Nasional
Indonesia) atau NFPA (National Fire Protection Association) agar pompa dapat
digunakan sebagaimana mestinya sebagai perangkat yang mengalirkan air untuk jaringan
instalasi sistem hydrant.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
25

Gambar 3.9 Pompa fire hydrant

2. Hydrant Box
Hydrant box merupakan hydrant box yang dirancang khusus untuk menjaga atau
menyimpan fire hydrant equipment khusus untuk out door (luar ruangan). Dengan adanya
hydrant box ini para tim pemadam kebakaran untuk memadamkan bencana kebakaran
lebih efektif karena peralatan pemadam kebakaran sudah tinggal di ambil di hydrant box.
Pewarnaan bright red (merah cerah) pada hydrant box berfungsi untuk mempermudah
para tim pemadam kebarakan (fire brigade) menemukan lokasinya. Dengan warna merah
cerah yang menyolok sebagai identifikasi tempat penyimpanan fire hydrant equipment
yang sudah di tetapkan oleh NFPA (National Fire Protection Association).
Material yang digunakan untuk pembuatan hydrant box dengan menggunakan
material mild steel atau carbon steel yang merupakan sejenis baja. Material yang di
gunakan hydrant box ini sangat kokoh dan tidak mudah rapuh karena bahan ini juga
digunakan dalam pembuatan fire hose coupling (sambungan selang pemadam kebakaran)
yang terbuat dari bahan kuningan / alumunium, sehingga lebih kuat dan tahan lama.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
26

Gambar 3.10 Letak pemasangan hydrant box

3.4 SISTEM FIRE EXTINGUISHER (APAR)


Fire extinguisher atau lebih dikenal dengan nama APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
merupakan alat pemadam api yang pemakaiannya dilakukan secara manual dan langsung
diarahka pada posisi dimana api berada.
Apar biasanya ditempatkan di tempat-tempat strategis yang dissuaikan dengan peraturan
Dinas Pemadam Kebakaran.
Terdapat beberapa jenis apar yang digunakan, yaitu:
a. Apar Type A: Murtipupuse Dry Chemical Powder 3,5 Kg
b. Apar Type B: Gas Co2 6,8 kg
c. Apar type C : Gas Co2 10 kg
d. Apar type D : Multipupuse Dry Chemical Powder 25 kg (dilengkapi dengan Trolley)

http://digilib.mercubuana.ac.id/
27

Gambar 3.10.a Tipe fire extinguisher (Apar)

Gambar 3.10.b Drawing fire extinguisher perlantai

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai