Anda di halaman 1dari 13

BAB IX

Penguat Dasar Transistor

9.1 Tujuanpercobaan
Setelah melakukan percobaan ini, anda di harapkan dapat:
1. Menjelaskan jenis-jenis penguat dasartransistor
2. Mengukur parameter-parameter penguat transistor antara lain penguatanarus,
penguatan tegangan, resistansi masukan dan resistansi keluaran;
3. Menyebutkan sifat-sifat masing-masing konfigurasi penguat.

9.2 Dasarteori
Transistor mempunyai tiga elktroda (base, emitor dan kolektor) sehingga pada dasarnya
transistor dapat di rangkai menjadi tiga macam penguat dasar yang dikenal sebagai
konfigurasi penguat, yaitu;
4. Konfigurasi base emitor (commonbase);
5. Konfigurasi emitor bersama (common emitor);
6. Konfigurasi kolektor bersama (common collector) yang dikenal sebagairangkaian
pengikut emitor (emitorfollower).
Ketiga jedis konfigurasi ini mempunyai sifat atau harga parameter yang berbeda.

Konfigurasi base bersama


Rangkaian dasar dari penguat transistor konfigurasi base bersama adalah sebagai berikut:

Gambar 9.1. penguat base bersama


Sinyal masukan (masukan) lewat emitor, sedangkan keluaran (keluaran) diambil pada
kolektor, tegangan Eeb adalah bias maju pada pertemuan E dan B, sedangkan Ebc bias
mundur base kolektor. Pada rangkaian penguat base bersama, salah satu parameter yang
penting adalah penguatan arus hubung singkat (Hfb), yaitu perbandingan antara perubahan
arus kolektor dengan perubahan arus emitor, sementara Vcb di pertahankan konstan.
Ic
Hfb= Ib

Penguatan arus pada penguat transistor base bersama (hfb) mempunyai nilai kurang
dari satu, sebab arus emitor merupakan penjumlahan arus base dan arus kolektor.

Pada penguat base bersama sinyal tegangan masukan dan sinyal tegangan keluaran
mempunyai fase yang sama artinya penambahan sinyal tegangan masukan akan
menghasilkan penambahan sinyal tegangan keluaran.

Konfigurasi emitor bersama


Rangkaian dasar penguat dengan konfigurasi emitor bersama adalah sebagai berikut :

Gambar 9.2. penguat emitor bersama

Sambungan emitor-base diberi bias maju oleh Ebe, sedangkan sambungan dari (Ece-Ebc)
dimana Ece > Ebc.
IcIb
Hfe =

hfb
= 1−hfb

Masukan dimasukkan lewat elektroda base, sedangkan keluaran diambil dari kolektor,
sehingga untuk mempereloh penguatan arus pada rangkaian ini (hfe<1) adalah
perbandingan perubahan arus kolektorr (IC) terhadap arus base(Ib).

Untuk rangkaian penguat dengan konfigurasi emitor bersama penguatan arus yang cukup
besar (Hfe < 1). Untuk menentukan penguatan tegangan dan penguatan daya adalah sebagai
berikut.
Vin = Ib. Rin
Es
Ib = rs+Rin

Vi
Ib = nR
in

Ic = hfe . Ib
hfe. Vin
Ic = Rin

Vout = Ic. RL
hfe
.VinRin+RL

Vout hfe.
Av = Vin = RLR
ii

Pout
Ap = Pin dimana Pout = Ic2.RL

= (hfe . Ib)2. RL
hfe2 . RL
Ap = Rin = Av .Ai

Karena factor-faktor penguatan yang besar, maka penguat dengan konfigurasi emitor
bersama ini sangat banyak digunakan.

Konfigurasi kolektor bersama


Rangkaian dasar penguat dengan konfigurasi kolektor bersama adalah sebagai berikut.

Gambar 9.3. Penguat Kolektor Bersama

Pada penguat ini, masukan dihubungkan pada elektroda base, sedangkan beban
dipasangkan pada emitor.
Penguat arus untuk konfigurasi ini adalah:
Ic
Hfe = Ib

hfb
= 1−hfb

= hfe + 1
Karena Hfc mempunyai nilai yang besar maka, maka penguatan arus pada kolektor
bersama adalah hampir sama dengan penguatan arus pada emitor bersama sifat yang khas
dari rangkaian ini, adalah resistansi masukan biasanya lebih besar dari tegangan reistansi
beban dari sinyal tegangan masukan sefasa dengan sinyal tegangan keluaran, sehingga
penguat kolektor bersama sering dipergunakan sebagai rangkaian penyesuaianimpedansi.

9.3 Alat danbahan


7. Catudaya 1buah
8. GeneratorFungsi 1buah
9. Osiloskop2kanal 1buah
10. Multimeter 1buah
11. TransistorBD130 1buah
12. Variabelresistor 10K 1buah
13. Variabelresistor 47K 1buah
14. Resistor1K 1buah
15. Resistor10K 1buah
16. Resistor47K 1buah
17. Kapasitor100uF 1buah
18. Kapasitor470uF 1buah
19. Papan percobaan (proto board) 1 buah
20. Kawat penghubung secukupnya 1buah

9.4 langkahpercobaan
A. penguatan konfigurasi basebersama
1. Lepaskan variable resistor dan ukur nilai rakitlah rangkaian seperti pada gambar
rangkaian di atas.
2. Atur tegangan catu daya 10V dan hubunkan kerangkaian.
3. Ukur tegangan kolektor dengan menggunakan multimeter, atur variable resistor
(R2) sehingga tegangan kolektor menunjukkan 5V. (Generator fungsi dalamkondisi
“Off”).
4. Pasangkan osiloskop
- Kanal 1 pada masukan(masukan)
- Kanal 2 pada keluaran (keluaran)
5. Hidupkan generator fungsi. Aturlah frekuensi 1KHz dan amplitude diaturhingga
tegangan masukan 10 mVpp.
6. Baca dan catat penunjukkan sinyal keluaran padaosiloskop.
Vout=
7. Hitung penguatan teganganpenguat.

VoutVi
Av n
=

8. Perhatikan gambar sinyal antara tegangan masukan dan keluaran. Berapakahbeda


phasa antara keduanya.
Beda fasa =
9. Pindahkan kanal 2 osiloskop untuk mengukur keluaran generator sinyal(Vs).
Vs = ..Vpp
10. Hitunglah arus masukan, arus keluaran dan penguatanarusnya.
Vs−Vm
Inp = Rs
VoRL
Iout
Iou
tIi
= Ai= n

11. Hitunglah resistansi masukan penguat


Vinp
Rinp Iinp
=
12. Pasangkan variable resistor tersebut sampai diperoleh tegangan keluaransetengah
dari teganganawal.
Vout
Vout’= 2
13. Lepaskan variable resistor dan ukur nilai resistansinya
(RL’) RL’= ….ohm
14. Resistansi keluaran rangkaian sama dengan nilai resistor variable saatmencapai
tegangan keluaran ½ dari tegangan keluaran awal.
Rout = RL’ = … ohm

B. penguatan konfigurasi emitorbersama

1. Rakitlah rangkaian seperti pada gambar 9.5 diatas.


2. Atur tegangan catu daya 10V dan hubungkan ke rangkaian.
3. Ukur tegangan kolektor dengan menggunakan multimeter, atur variableresistor
(R2) sehingga tegangan kolektor menunjukkan 5V. (Generator fungsi dalamkondisi
“Off”).
4. Pasangkan osiloskop
- Kanal 1 pada masukan(masukan)
- Kanal 2 pada keluaran (keluaran)
5. Hidupkan generator fungsi. Aturlah frekuensi 1KHz dan amplitude diaturhingga
tegangan masukan 10 mVpp.
6. Baca dan catat penunjukkan sinyal keluaran padaosiloskop.
Vout = …Vpp
7. Hitung penguatan teganganpenguat.
Vout
Av Vin
=

8. Perhatikan gambar sinyal antara tegangan masukan dan keluaran. Berapakahbeda


phasa antarakeduanya.
Beda fasa = …
9. Pindahkan kanal 2 osiloskop untuk mengukur keluaran generator sinyal(Vs).
Vs = …Vpp
10. Hitunglah arus masukan, arus keluaran dan penguatanarusnya.
Vs−Vm
Inp = Rs
VoRL
Iout=

Iou
Ai = tIi
n

11. Hitunglah resistansi masukan penguat


Vinp
Rinp Iinp
=
12. Pasangkan variable resistor tersebut sampai diperoleh tegangan keluaransetengah
dari teganganawal.
Vout
Vout’= 2
13. Lepaskan variable resistor dan ukur nilairesistansinya
RL’=
14. Resistansi keluaran rangkaian sama dengan nilai resistor beban saat Vo’ = Vo /2
Rout =…

C. penguat konfigurasi kolektorbersama


1. Pasang osiloskop pada terminal masukan dankeluarannya
2. Hidup generator sinyal, atur frekuensi sinyal pada 1 KHz dan amplitudesehingga
pada masukan menunjukkan 2 Vpp.
3. Baca dan catat tegangankeluarannya
Vinp = 2Vpp
Vout = … Vpp
4. Hitung penguatantegangannya.
Vout
Av Vinp
=
5. Perhatikan gambar sinyal antara tegangan masukan dan keluaran. Berapakahbeda
phasa antarakeduanya.
Beda fasa = …
6. Ukur tegangan keluaran dari generatorsinyal.
Vs = …Vpp
7. Hitunglah arus masukan, arus keluaran dan penguatanarusnya.
Vs−Vm
Inp = Rs

VoRL
Iout
=

Iou
Ai = tIi
n

8. Hitunglah resistansi masukan penguat


Vinp
Rinp Iinp
=
9. Atur variable generatol sinyal sampai tegangan keluaran (Vout) = 0,1 Vpp.Pasang
variable resistor pada keluaran, aturlah sampai diperoleh.
Vout
Vout’= 2
10. Lepaskan variable resistor dan ukur nilai resistansinya
(RL’) RL’=

9.5 KeselamatanKerja
1. sebelum melakukan percobaan, kuasai pemakaian peukur dengan benar, sehinggadapat
diperoleh hasil yangakurat.
2. pelajari teori dasar dengan baik agar apabila terjadi kesalahan dapatdiketahui.
3. susun rangkaian dengan rapi untuk memudahkan pengecekan bila terjadikesalahan.
4. mintalah petunjuk kepada dosen pembimbing atau instruktur jika mengalamikesulitan.

9.6 Tugas danpertanyaan


1. pada percobaan penguat konfigurasi base bersama dan emitor bersama dilakukan
pengaturan tegangan kolektor sebesar 5 Volt (vcc / 2). Apamaksudnya!
2. Apa fungsi dari kapasitor 470F pada penguat konfigurasibersama
3. beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran pada konfigurasi emitor bersama
adalah 180. Jelaskan bagaimana ini bisa terjadi!.
4. pad a pengukuran resistansi keluaran, diperlukan resistor variable untuk memperoleh
tegangan keluaran berkurang menjadi setengahnya. Mengapa hal ini dipergunakan, teorema
apa yangdipergunakan!
5. pada pengukuran resistansi keluaran untuk konfigurasi kolektor bersama, tegangan
masukan harus diturunkan menjadi 0,1 Vpp. Jelaskan dan jika tidak diturunkan apa yang
terjadi?
6. dari hasil pengukuran, konfiguransi mana yang menguhasilkan penguatan arus paling
besar? Apakah ini sesuai dengan teorijelaskan
7. adakah perbedaan antara resistansi masukan rangkaian penguat dengan resistansi
masukan transistor! Jika ada jelaskan dan beri contoh salah satuperhitungannya!
8. rangkumlah hasil pengukuran parameter dari ketiga jenis penguat dan beri kesimpulan
dari hasil percobaan diatas

4.2 Jawaban
1 Kapasitor 470 F sebagai menyimpan arus dantegangan.
2 Beda fase terjadi pada kapasitor bukan transistor karena fungsi dari kapasitor adalah
mengeblok arus biasnya supaya yang keluar adalah sinyalnya. Atau dapat dikatakan
arus AC diteruskan sedangkan arus DC diblok. Sehingga yang masuk pada basis dari
kapasitorberupasinyal.Dansinyalakandiolaholehtransistorsehinggakeluaranakan
berubah maka disinilah akan terjadi beda fase antara masukan dengan keluaran.
3 Karena jatuh tegangan yang menyilang pada potensiometer sama dengantegangan
yanng menyilang pada Rin, sehingga resistansinya sama.
4 Pada pengukuran resistansi keluaran, tegangan harus diturunkan 0.1 Vppagar
memperoleh sinyal yang lebih baik.
5 Penguatan arus yang paling besar adalah konfigurasi kolektor bersama. Karena
penguatan arus kolektor hamir sama dengan emitor bersama yang resistansi masukan
pada kolektor biasanya lebih besar dari tegangan resistansi beban dari sinyal masukan
sefasa dengan sinyal tegangankeluaran.

9.7 HasilPercobaan
A. Penguatan Konfigurasi BaseBersama

Frekuensi Keluaran = 999.3 KHz


Frekuensi Masukan =1.002 KHz
Beda Phasa = 5.531
Amplitudo Keluaran = 1.16 V
Amplitudi Masukan = 640 mV

B. Penguatan Konfigurasi EmitorBersama

Frekue
Frekuens sukan =
Beda Phasa =-153.3
Amplitudo Keluaran = 9.80 V
Amplitudi Masukan = 1 V

C. Penguatan Konfigurasi KolektorBersama

Frekuensi Keluaran = 57.14 KHz


Frekuensi Masukan =1.000 KHz
Beda Phasa = -117.4
Amplitudo Keluaran = 120 mV
Amplitudi Masukan = 2 V

Anda mungkin juga menyukai