Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan salah satu faktor yang digunakan untuk membentuk arah
perekonomian negara. Kebijakan Fiskal merupakan tindakan yang diambil oleh
Pemerintah dalam bidang perpajakan dan anggaran belanja negara dengan tujuan untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat ekonomi. Kebijakan fiskal menurut John Maynard
Keynes, yaitu peningkatan atau penurunan pendapatan (pajak) dan tingkat pengeluaran
mempengaruhi inflasi, lapangan pekerjaan dan aliran uang melalui sistem ekonomi suatu
negara.
Keberhasilan ekonomi suatu negara diukur oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu
produk domestik bruto (PDB), yang merupakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan
oleh suatu negara dalam setahun. Faktor lainnya yaitu permintaan agregat, yang
merupakan jumlah barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara yang dibeli pada
titik harga tertentu.Jika kurva permintaan agregat berada pada tingkat harga yang lebih
rendah, maka lebih banyak barang dan jasa yang diproduksi. Kebijakan fiskal
mempengaruhi pengukuran ini, tujuannya untuk meningkatkan PDB dan permintaan
agregat secara berkelanjutan.
Pada umumnya dikenal dua jenis kebijakan fiskal yaitu kebijakan fiskal ekspansif dan
kontraktif. Kebijakan fiskal ekspansif adalah kebijakan fiskal yang bertujuan untuk
meningkatkan output dalam perekonomian. Kebijakan ini dirancang untuk memberi
dorongan ekonomi, paling sering digunakan saat terjadi resesi, saat pengangguran tinggi
atau saat siklus bisnis rendah lainnya. Kebijakan Ini mengharuskan pemerintah
membelanjakan lebih banyak uang, menurunkan pajak, atau melakukan keduanya.
Tujuannya yaitu untuk menempatkan lebih banyak uang di tangan konsumen sehingga
mereka membelanjakan lebih banyak dan merangsang ekonomi.
Kebijakan Moneter
Kurva IS menyatakan apa yang terjadi pada pasar barang dan pasar jasa, sedangkan
kurva LM menunjukkan apa yang terjadi pada penawaran dan permintaan terhadap pasar
uang. Tingkat bunga merupakan variable yang menghubungkan kedua bagian dari model
IS-LM karena tingkat bunga mempengaruhi investasi dan permintaan uang.
LM
i1 E1
i0 E0 E1
a0 ∆ G IS1
IS0
0 Y0 Y1 Y2
Pada gambar diatas dapat terlihat bahwa terjadinya under employment seperti pada
kasus kebijakan moneter. Bedanya disini menggunakan instrument variable yang
berbeda yaitu G, T, atau Tr. Apabila pemerintah ingin menghilangkan pengangguran
yaitu dengan menggunakan kebijakan fiscal.
Kurva Efektifitas Kebijakan Fiskal
Gambar diatas menunjukkan jika kurva IS bergeser ke kanan berarti kebijakan fiscak
ekspansif. Kebijakan fiskan sangat efektif pada daerah Keynesian, dan efektif pada
daerah intermediate range, hal tersebut bisa dilihat dari besarnya perubahan
keseimbangan pendapatan nasional didaerah Keynesian. Sementara itu, kebijakan
fiscal sama sekali tidak efektif pada daerah klasik.
0 Y0 Y1
Berdasarkan gambar tersebut, dimisalkan pemerintah menambah supply uang, sesuai
dengan pertimbangan kebutuhan ekonomi dan politik, maka kurva LM akan bergeser
ke kanan. Pada awalnya titik keseimbangan berada pada E 0 dengan uang yang di
supply pemerintah sejumlah tertentu dan dengan tingkat bunga i 0 dan income Y0.
pemerintah kemudian menaikkan supply uang sehingga kurva LM0 bergeser kekanan
menjadi LM1 sehingga tingkat bunga turun menjadi i1. Penurunan tingkat bunga akibat
penambahan supply uang, menyebabkan investasi naik sehingga income juga naik.
Kenaikkan investasi juga menaikkan AD dan kenaikkan AD berarti kenaikan income
dan output.
2.5 Persamaan Matematik Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Model IS-LM
2.5.1 Model IS-LM
Model IS-LM merupakan model ekonomi makro yang sering digunakan untuk
menganalisis kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Model tersebut dijabarkan
menggunakan analisis matematis dengan derivasi dan operasi matriks berdasarkan
asumsi dasar model Mundell- Fleming yang merupakan nama akhir dari penemu
model yakni, Robert Mundell (1963) dan John Fleming (1962). Instrumen kebijakan
fiscal yang digunakan pada model IS-LM ini adalah pengeluaran pemerintah dan
pajak, sedangkan instrumen moneternya adalah jumlah uang beredar yang berada di
dalam negeri. Salah satu kontribusi yang penting dalam penjabaran ekonomi terbuka
dengan memasukan pergerakan model antar negara kedalam model formal yang
didasarkan atas kerangka IS-LM dari Keynesian.
Y = C + I + G – Tx + Tr + X - M
1–c+m
Ket :
C = Pengeluaran untuk konsumsi
S = Saving/ tabungan
I = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
Y = Pendapatan
Tx = Pajak
Tr = Transfer Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor
Y=C+I+G
YD = Y +Tr - Tx
Y = YD – Tr +Tx
YD = C + S
M Y = Co + cYd + Io – er + Go
Y = Co + c (Y+Tr-Tx) + Io – er + Go
Y = Co + cY + cTr – cTx + Io – er + Go
Y – cY = Co + cTr – cTx + Io – er + Go
Y (1-c) = Co + cTr – cTx + Io – er + Go
Y = Co + cTr – cTx + Io – er + Go
1–C
Pergeseran dan pergerakan dalam kurva IS, secara umum dapat dilakukan
melalui perubahan–perubahan pada variabel pengeluaran pemerintah (G) dan
pajak (T) yang terkait dengan kebijakan fiskal.
Ket :
MS = Penawaran uang
L = L1 + L2
L1 = LT + LJ
Karena L1 = L1 (Y) dan L2 = L2(r). maka L = L(Y) + L2 (r) atau L= L (Y,r)
Dengan demikian syarat pasar uang ekuilibrium
MS = L (Y,r)
Didalam model LM penawaran dan permintaan uang memiliki kesamaan,diantara :
Ket :
Y = Pendapatan Nasional
3.1 KESIMPULAN
Kebijakan fiskal merupakan salah satu faktor yang digunakan untuk membentuk arah
perekonomian negara. Keberhasilan ekonomi suatu negara diukur oleh beberapa
faktor, salah satunya yaitu produk domestik bruto (PDB), yang merupakan nilai
barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam setahun. Kebijakan fiskal
mempengaruhi pengukuran ini, tujuannya untuk meningkatkan PDB dan permintaan
agregat secara berkelanjutan. Pada umumnya dikenal dua jenis kebijakan fiskal yaitu
kebijakan fiskal ekspansif dan kontraktif. Kebijakan fiskal ekspansif adalah kebijakan
fiskal yang bertujuan untuk meningkatkan output dalam perekonomian. Kebijakan
fiskal kontraktif bertujuan untuk mengurangi output perekonomian. Pengertian
Kebijakan Moneter adalah langkah-langkah yang diambil penguasa moneter (Bank
Sentral atau Bank Indonesia) untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar di
masyarakat dan daya beli uang. Tujuan dari kebijakan moneter adalah menjaga dan
memelihara kestabilan nilai rupiah yang salah satunya tercermin dari tingkat inflasi
yang rendah dan stabil. Berdasarkan tujuannya, ada 2 kebijakan moneter yang biasa
dipakai banyak negara, yaitu kebijakan moneter ekspansi dan kebijakan moneter
kontraktif. Kebijakan moneter ekspansif adalah suatu kebijakan dalam rangka
menambah uang yang beredar. Kebijakan moneter kontraktif adalah suatu kebijakan
dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Model IS-LM dikembangkan
oleh John Maynard Keynes, model ini mengasumsikan harga sebagai variable
eksogen. Tujuan dari model ini adalah untuk menunjukkan apa yang menentukan
pendapatan nasional pada berbagai tingkat harga. Kurva IS menyatakan apa yang
terjadi pada pasar barang dan pasar jasa, sedangkan kurva LM menunjukkan apa yang
terjadi pada penawaran dan permintaan terhadap pasar uang. Tingkat bunga
merupakan variable yang menghubungkan kedua bagian dari model IS-LM karena
tingkat bunga mempengaruhi investasi dan permintaan uang. Kebijakan fiskal adalah
kebijakan pemerintah mempengaruhi keadaan ekonomi makro melalui serangkaian
Tindakan yang mempengaruhi pasar barang. Data yang digunakan adalah data
sekunder time series tahunan dari tahun 1984-2012. Kebijakan dikatakan lebih efektif
jika kebijakan tersebut mampu mempengaruhi peningkatan Produk Domestik Bruto
(PDB) lebih tinggi dibandingkan kebijakan yang lain. Government expenditure adalah
komponen relatif paling kecil dibanding pengeluaran yang lain, namun efek yang
ditimbulkan cukup besar, baik sebagai fungsi alokasi, distribusi, maupun stabilisasi.
Kebijakan fiskal ini ditandai dengan peningkatan pengeluaran pemerintah atau
penurunan penerimaan pajak. Kebijakan fiskal ekspansif dapat mendorong terjadinya
investasi melalui peningkatan agregat yang selanjutnya dapat mendorong dalam
pertumbuhan ekonomi. Kebijakan fiskal ekspansif ditandai dengan peningkatan
pengeluaran pemerintah untuk menaikkan investasi yang ada di negaranya, salah
satunya dengan membuat sarana dan prasarana, seperti : jalan, rel kereta api,
pelabuhan, pembangkit listrik, dsb. Jika dilihat dari pandangan ahli ekonomi tentang
kebijakan pengeluaran pemerintah dan defisit anggaran, seperti klasik yang
berpendapat bahwa pengaruh naik defisit anggaran akan berpengaruh negatif terhadap
perekonomian. Kenaikan ini membuat masyarakat untuk membeli barang dan jasa
dengan jumlah yang banyak, sehingga akan menyebabkan permintaan agregatnya
naik. Selain kebijakan pengeluaran pemerintah dan defisit anggaran dapat
mempengaruhi investasi, ada faktor lainnya yang dapat mempengaruhi investasi,
seperti suku bunga dan pendapatan nasional. Model IS-LM merupakan model
ekonomi makro yang sering digunakan untuk menganalisis kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter. Kurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat
pendapatan yang muncul dipasar barang dan jasa.
DAFTAR PUSTAKA
Ekonomi Indonesia. Kementerian Keuangan RI. Diakses pada 21 April 2021, dari
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/kebijakan-fiskal-kaitannya-
dengan-pertumbuhan-ekonomi-indonesia
https://cpssoft.com/blog/keuangan/penjelasan-lengkap-kebijakan-moneter/
http://nuhfil.lecture.ub.ac.id/files/2009/03/4-makro-4-analisis-is-lm-nuhfil.pdf
http://eprints.undip.ac.id/48807/1/10_BAHTIAR.pdf
https://danjunisme.com/wp-content/uploads/2017/11/Pertemuan-11-Keseimbangan-
Pasar-Barang-dan-Uang-1.pdf
PEMBAGIAN KERJA
PENDAHULUAN :
Agnes Fiandini / 12020120140120