Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KETOASIDOSIS DIABETIK
Oleh:
Syfa Rizki Nurutari
1118083
Keperawatan 3B
2021
KRISIS TIROID
A. PENGERTIAN
Krisis tiroid merupakan salah satu manifestasi fatal yang dapat terjadi oleh karena
tirotoksikosis. Kegagalan sistem kardiopulmonal merupakan salah satu penyebab kematian
tersering pada krisis tiroid. Intervensi yang cepat dan tepat diawali dengan diagnosis yang
sesuai dapat memberikan hasil yang baik pada pasien dengan krisis tiroid. Krisis tiroid
merupakan salah satu kondisi yang jarang ditemui, gejala yang sangat luas akan menyulitkan
dalam membuat suatu diagnosis. Secara khusus, gejala yang timbul menyerupai sepsis, yaitu
kegagalan fungsi organ yang dicetuskan oleh hipertiroid.
Apabila terdapat suatu gangguan dalam proses produksi hal ini dapat menimbulkan
berbagai gangguan pada berbagai metabolisme dan fisiologik tubuh. Keadaan di mana
meningkatnya sintesa dan sekresi hormon tiroid dari kalenjar tiroid yang mempengaruhi
seluruh tubuh disebut hipertiroidisme, sedangkan tirotoksikosis ialah manifestasi klinis yang
terjadi oleh karena meningkatnya hormon tiroid. Grave disease menjadi penyebab tersering
dari hipertiroidisme, yang menyebabkan 60-80% kasus tirotoksikosis di seluruh dunia. Gejala
yang sering ditemui pada tirotoksikosis adalah gelisah dan cemas, keringat berlebih, kulit
yang hangat, tidak tahan akan panas, berdebar, defekasi berlebih, mudah lelah, berat badan
menurun namun nafsu makan meningkat (Von Muller’s paradox) dan gangguan menstruasi.
B. ETIOLOGI
Krisis tiroid dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus,
peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF
karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya.
Krisis tiroid akibat malfungsi hipofisi memberikan gambaran kadar HT dan TSH yang
tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari HT dan TSH. Krisis tiroid akibat
malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang
berlebihan.
1. Operasi dan urut/pijat pada kelenjar tiroid atau gondok dan operasi pada bagian tubuh
lainnya pada penderita hipertiroid yang belum terkontrol hormon tiroidnya
2. Stop obat anti tiroid pada pemakaian obat antitiroic
3. Pemakaian kontras iodium seperti pada pemeriksaan rontgen
4. Infeksi
5. Stroke
6. Trauma. Pada kasus trauma, dilaporkan bahwa pencekikan pada leher dapat memicu
terjadinya krisis tiroid, meskipun tidak ada riwayat hipertiroidisme sebelumnya.
7. Penyakit Grave, Toxic multinodular, dan "Solitary toxic adenoma"
8. Tiroiditis
9. Penyakit troboblastik
10. Ambilan hormon tiroid secara berlebihan
11. Pemakaian yodium yang berlebihar
12. Kanker pituitari
13. Obat-obatan seperti Amiodarone
Ada tiga mekanisme fisiologis yang diketahui dapat menyebabkan krisis tiroid:
C. PATOFISIOLOGI
Krisis tiroid timbul saat terjadi dekompensasi sel-sel tubuh dalam merespon hormon
tiroid yang menyebabkan hipermetabolisme berat yang melibatkan banyak sistem organ dan
merupakan bentuk paling berat dari tirotoksikosis. Gambaran klinis berkaitan dengan
pengaruh hormon tiroid yang semakin menguat seiring meningkatnya pelepasan hormone
tiroid (dengan/tanpa peningkatan sintesisnya) atau meningkatnya intake hormon tiroid oleh
sel-sel tubuh. Pada derajat tertentu, respon sel terhadap hormon ini sudah terlalu tinggi untuk
bertahannya nyawa pasien dan menyebabkan kematian. Diduga bahwa hormon tiroid dapat
meningkatkan kepadatan reseptor beta, cyclic adenosine monophosphate, dan penurunan
kepadatan reseptor alfa. Kadar plasma dan kecepatan ekskresi urin epinefrin maupun
norepinefrin normal pada pasien tirotoksikosis.
Meskipun patogenesis krisis tiroid tidak sepenuhnya dipahami, teori berikut ini telah
diajukan untuk menjawabnya. Pasien dengan krisis tiroid dilaporkan memiliki kadar hormon
tiroid yang lebih tinggi daripada pasien dengan tirotoksikosis tanpa komplikasi meskipun
kadar hormon tiroid total tidak meningkat. pengaktifan reseptor adrenergik adalah hipotesis
lain yang muncul. Saraf simpatik menginervasi kelenjar tiroid dan katekolamin merangsang
sintesis hormon tiroid. Berikutnya, peningkatan hormon tiroid meningkatkan kepadatan
reseptor beta-adrenergik sehingga menamnah efek katekolamin.
D. MANIFESTASI KLINIK
1. Peningkatan frekuensi denyut jantung
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan
terhadapkatekolamin
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran
terhadap panas, keringat berlebihan
4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
5. Peningkatan frekuensi buang air besar
6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
7. Gangguan reproduksi
8. Tidak tahan panas
9. Cepat letih
10. Tanda bruit
11. Haid sedikit dan tidak tetap
12. Pembesaran kelenjar tiroid
13. Mata melotot (exoptalmus)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Test T4 serum
2. Test T3 Ambilan Resin
3. Test TSH (Thvroid- Stimulating Hommone
4. Test Thyrotropin Releasing Hormone
5. Tiroglobulin
F. KOMPLIKASI
Meski tanpa adanya penyakit arteri koroner, krisis tiroid yang tidak diobati dapat
menyebabkan angina pektoris dan infark miokardium, gagal jantung kongestif, kolaps
kardiovaskuler. koma, dan kematian (Hudak&Gallo, 1996).
KETOASIDOSIS DIABETIK
A. PENGERTIAN
KAD adalah keadaan yang ditandai dengan asidosis met abolik akibat pembentukan
keton yang berlebihan, sedangk an SHH ditandai dengan hiperos molalitas berat dengan
kadar glukosa serum yang biasanya lebih tinggi dari KAD murni (American Diabetes
Association, 2004). Ketoasidosis diabetikum adalah merupakan trias dari hiperglikemia,
asidosis, dan ketosis yang terlihat terutama pada pasien dengan diabetes tipe-1. (Samijean
Nordmark, 2008)
Diabetic Keto Acidosis (DKA) adalah komplikasi akut yang mengancam jiwa seorang
penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol. Kondisi kehilangan urin, air, kalium,
amonium, dan natrium menyebabkan hipovolemia, ketidakseimbangan elektrolit, kadar
glukosa darah sangat tinggi, dan pemecahan asam lemak bebas menyebabkan asidosis dan
sering disertai koma.
B. ETIOLOGI
Ada sekitar 20% pasien KAD yang baru diketahui menderita DM untuk pertama kali.
Pada pasien yang sudah diketahui DM sebelumnya, 80% dapat dikenali adanya faktor
pencetus. Mengatasi faktor pencetus ini penting dalam pengobatan dan pencegahan
ketoasidosis berulang. Tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata,
yang dapat disebabkan oleh:
Infeksi: pneumonia, infeksi traktus urinarius, dan sepsis. diketahui bahwa jumlah sel
darah putih mungkin meningkat tanpa indikasi yang mendasari infeksi.
Ketidakpatuhan: karena ketidakpatuhan dalam dosis Pengobatan: onset baru diabetes
atau dosis insulin tidak adekuat
Kardiovaskuler: infark miokardium
Penyebab lain : hipertiroidisme, pankreatitis, kehamilan, pengobatan kortikosteroid
and adrenergik.
(Samijean Nordmark,2008)
C. FAKTOR PENCETUS
Krisis hiperglikemia pada diabetes tipe 2 biasanya terjadi karena ada keadaan yang
mencetuskannya. Faktor pencetus krisis hiperglikemia ini antara lain:
1. Infeksi : meliputi 20-55% dari kasus krisis hiperglikemia dicetuskan oleh Infeksi.
Infeksinya dapat berupa : Pneumonia, Infeksi traktus urinarius, Abses Sepsis, Lain-
lain.
2. Penyakit vaskular akut: Penyakit serebrovaskuler, Infark miokard akut, Emboli paru,
Thrombosis V.Mesenterika
3. Trauma, luka bakar, hematom subdural.
4. Heat stroke
5. Kelainan gastrointestinal: Pankreatitis akut, Kholesistitis akut, Obstruksi intestinal
6. Obat-obatan : Diuretika, Steroid. Lain-lain
Pada diabetes tipe 1, krisis hiperglikemia sering terjadi karena yang bersangkutan
menghentikan suntikan insulin ataupun pengobatannya tidak adekuat. Keadaan ini terjadi
pada 20-40% kasus KAD. Pada pasien muda dengan DM tipe 1, permasalahan psikologi yang
diperumit dengan gangguan makan berperan sebesar 20% dari seluruh faktor yang
mencetuskan ketoasidosis. Faktor yang bisa mendorong penghen tian suntikan insulin pada
pasien muda meliputi ketakutan akan naiknya berat badan pada keadaan control metabolisme
yang baik, ketakut an akan jatuh dalam hypoglikemia, pemberontakan terhadap otoritas, dan
stres akibat penyakit kronis (Gaglia dkk, 2004)
D. TANDA DAN GEJALA
Gejala klinis biasanya berlangsung cepat dalam waktu kurang dari 24 jam. Poliuri,
polidipsi dan penuryunan berat badan yang nyata biasanya terjadi beberapa hari menjelang
KAD, dan sering disertai mual-muntah dan nyeri perut. Nyeri perut sering disalah-artikan
sebagai 'akut abdomen'. Asidosis metabolik diduga menjadi penyebab utama gejala nyeri
abdomen, gejala ini akan menghilang dengan sendirinya setelah asidosisnya teratasi.
Sering dijumpai penurunan kesadaran, bahkan koma (10% kasus), dehidrasi dan syok
hipovolemia (kulit/mukosa kering dan penurunan turgor, hipotensi dan takikardi). Tanda lain
adalah napas cepat dan dalam (Kussmaul) yang merupakan kompensasi hiperventilasi akibat
asidosis metabolik, disertai bau aseton pada napasnya
E. PATOFISIOLOGI
Ketoasidois terjadi bila tubuh sangat kekurangan insulin. Karena dipakainya jaringan
lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, maka akan terbentuk keton. Bila hal ini dibiarkan
terakumulasi, darah akan menjadi asam sehingga jaringan tubuh akan rusak dan bisa
menderita koma. Hal ini biasanya terjadi karena tidak mematuhi perencanaan makan,
menghentikan sendiri suntikan insulin, tidak tahu bahwa dirinya sakit diabetes mellitus,
mendapat infeksi atau penyakit berat lainnya seperti kematian otot jantung, stroke, dan
sebagainya.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
1) Glukosa
2) Natrium
3) Kalium.
4) Bikarbonat.
5) Sel darah lengkap (CBC).
6) Gas darah arteri (ABG).
7) Keton.
8) B-hidroksibutirat.
9) Urinalisis (UA)
10) Osmolalitas
11) Fosfor
12) Tingkat BUN meningkat.
13) Kadar kreatinin
ASKEP KRISIS TIROID
RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
- Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemas
b. Riwayat kesehatan sekarang
- Setahun yang lalu klien mengeluh nafsu makan meningkat rasa lemas,
banyak berkeringat meskipun dimalam hari. Kemudian terjadi penurunan berat
badan secara beransur. Dan sebulan yang lalu pasien memeriksakan diri
kedokter dengan diagnosa medis Hipertiiroid.
Pada tanggal 29 Desember 2014 pasien memriksakan dieri ke SDMC karena
badannya semakin lemas dan pusing
c. Riwayat kesehatan dahulu
- Klien pernah menderita penyakit maag, panas, batuk.
d. Riwayat kesehatan keluarga
- Ibu klien pernah menderita hipertensi, asam urat dan ayah klien pernah
menderita penyakit gatal- gatal.
ANALISA DATA
Nama :Ny. N
Umur : 20 tahun
Ds:
- Klien mengatakan badannya terasa panas
- Klien mengatakan banyak keringat meskipun di malam hari
- Klien mengatakan kadang- kadang diare.
- Klien mengatakan tak tahan terhadap panas
- Klien mengatakan lelah
- Klien mengatakan terkadang mual
Do:
- Suhu 38 C
- RR : 27x/menit
- Klien teraba panas
- Kulit klien memerah
- Turgor jelek
- Klien tampak lemas
- Berat badan klien turun meskipun nafsu makan bertambah
- Klien tamapak lemah
Problem :
- Hypertermi
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
ETIOLOGI
- Peningkatan metabolic
- Tidak mampu mengabsorsi makanan