yang perlu dipenuhi agar kehidupan menjadi baik. Sedangkan kebutuhan tersier
Salah satu kebutuhan pokok manusia yang tidak dapat ditingggalkan dalam
kehidupan sehari-hari adalah pangan. Sesuai dengan Pasal 1 ayat (1) Undang-
“Pangan adalah segala yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
minuman bagi manusia, termasuk bahan baku pangan, bahan tambahan pangan
2
sehingga nantinya akan diperoleh kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
pengawasan dan keamanan yang ketat dalam proses produksi hingga menjadi
Produk makanan dan minuman juga harus memiliki harga yang dapat
dijangkau, mampu dibeli oleh semua lapisan konsumen, sehat, aman dan halal.
Oleh karena itu, sebelum dilakukan pemasaran perlu adanya pengujian terlebih
bahwa semua produk pangan sejak produksi. Mulai dari kegiatan penanganan,
penyimpanan, pengolahan dan distribusi adalah aman, layak dan sesuai untuk
telah diberi label dengan jujur, dan tepat sesuai hukum yang berlaku.
Terlebih lagi dalam era globalisasi, maka hukum harus dapat mendukung
dan atau jasa yang memiliki kandungan teknologi yang dapat meningkatkan
barang dan atau jasa yang diperoleh dari perdagangan tanpa mengakibatkan
konsumen2.
dan kimia.
dan persyaratan yang berlaku serta cara produksi pangan yang baik untuk
pangan olahan produksi yang diproduksi di dalam negeri atau cara distribusi
pangan yang baik untuk pangan olahan yang dimasukan ke dalam wilayah
Indonesia.
tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk lain yang disertakan pada pangan
dalam pasal 86 ayat (2) dipidana penjara paling lama 2 tahun atau denda paling
Sebagai pemakai barang dan jasa konsumen memiliki sebuah hak dan
mendapatkan sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan.
3. Hak informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
4. Hak untuk didengarkan pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa
yang digunakan.
6. Hak untuk dilayani atau diperlakukan secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
makanan ringan seperti kerupuk, ciki, wafer, mie lidi, keripik, permen dan lain
digemari oleh masyarakat karena rasanya yang enak, harganya relatif murah
Palembang, keripik kentang, keripik buah dan permen jahe ke beberapa negara
menjadikan peluang usaha yang bagus bagi masyarakat. Kini sudah ada lebih
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, jakarta,2008,
4
hal. 13
CNBC Indonesia, ‘Di Tengah Corona, Ekspor UMKM RI Ke Luar Negeri Jalan Terus’,
5
dari 400 (empat ratus) produsen makanan ringan di Indonesia yang terdaftar di
persaingan usaha sangat besar, sehingga para produsen perlu memiliki strategi
produksi dan pemasaran yang inovatif. Namun strategi ini sering diwarnai
dengan perbuatan curang yang sengaja dilakukan pelaku usaha, dalam proses
Boraks, yaitu sotong dan kerupuk gendar. 1 sampel teri basah diduga
6
Perusahaan Makanan Ringan’, Indonesia, Kementerian Perindustrian Republik
<https://kemenperin.go.id/direktori-perusahaan?what=makanan ringan&prov=0&hal=2>. Diakses
pada tanggal 29 Maret 2020, pukul 16.48 WIB
7
Wisnu Cahyadi, Analisis Dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, Bumi Aksara,
Jakarta, 2012. hal. 2-3
7
digunakan industri tekstil, kertas, wool, dan sutra. Zat tersebut dilarang oleh
hati9. Hal ini menjadi sebuah keresahan konsumen makanan ringan terutama
kewajiban konsumen serta pelaku usaha, perbuatan yang dilarang bagi pelaku
8
Intensifikasi Pengawasan Keamanan Pangan Di Kota Serang’, Badan POM (Serang, 2019)
<https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/16223/Intensifikasi-Pengawasan-Keamanan-
Pangan-di-Kota-Serang.html>. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2020, pukul 19.00 WIB
9
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, ‘Informasi Pengamanan Bahan
Berbahaya: Rodamin B yang tidak boleh dikonsumsi oleh tubuh dan dapat menyebabkan gejala
pembesaran hati, gangguan fungsi hati, kerusakan hati, gangguan fisiologis tubuh, dan dapat
menyebabkan munculnya kanker hati ’, 2012, hlm. 1–2.
8
pangan yang tidak tercantum dan diizinkan dalam daftar penggunaan bahan
pelaku usaha sebagai penjual bahan pangan seharusnya tunduk akan Undang-
Tahun 2001 Tentang Bahan Berbahaya dan Beracun. Pelaku usaha dalam hal
UUPK secara global konsumen berhak untuk mendapatkan hak untuk merasa
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun 2012 Tentang
10
aman, hak untuk diberi informasi, hak untuk memilih, hak untuk didengar dan
yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar, dengan atau tanpa memberikan
B. Identifikasi Masalah
10
2. Bagaimana upaya dan sanksi yang dikeluarkan oleh BPOM kepada pelaku
Pangan?
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui upaya dan sanksi yang diberikan oleh BPOM kepada
Perlindungan Konsumen.
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan teoritis
konsumen.
2. Kegunaan Praktis
Rodamin B berbahaya.
E. Kerangka Pemikiran
1. Kerangka Teoritis
teori - teori yang diharapkan dapat menjadi landasan untuk memahami dan
pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan
11
H. Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 1995, hlm. 39.
13
hukum harus melihat tahapan yakni perlindungan hukum lahir dari suatu
kepentingan masyarakat.13
12
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hlm. 20.
13
Ibid, hlm. 54.
14
Selain itu disebutkan, bahwa kepastian mempunyai arti bahwa dalam hal
2. Kerangka Konseptual
14
Zainal asikin, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Rajawali Press, Jakarta, 2012, hlm. 33.
15
adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan 15. Definisi
15
Kemenkes RI, ‘Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen’, 1999, hlm. 80.
16
H.U Adil, Dasar-Dasar Hukum Bisnis, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2013, hlm. 185.
17
Ahmad Miru, ‘Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Di Indonesia’ Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 21.
16
orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum
15
H.U Adil, Dasar-Dasar Hukum Bisnis, Mitra Waacana Media, Jakarta, 2013, hlm.186.
1820
ibid, hlm, 15.
19
20
17
b. Hubungan Hukum
kewajiban, pribadi yang satu terhadap pribadi yang lain dalam hidup
menurut hukum22.
atau dimana dua orang saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.
21
Pengertian Pelaku Usaha’, Jurnal Hukum <https://www.jurnalhukum.com/pengertian-
pelaku-usaha/>. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2020, pukul 20.35 WIB
22
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hlm. 3.
23
Arus Akbar Silondae and Andi Fariana, Aspek Hukum Dalam Ekonomi & Bisnis, Mitra
Wacana Media, Jakarta, 2010, hlm. 10.
18
antara konsumen dan pelaku usaha. Pada proses ini konsumen melakukan
pembelian barang atau produk pada pelaku usaha. Proses jual beli adalah
dirinya untuk membayar harga dari benda tersebut sebesar yang telah
disepakati bersama24.
4) Unsur tujuan terdiri atas pengalihan hak milik atas barang dan
24
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005, hlm. 25.
25
Abdulkadir Muhammad, ‘Hukum Perusahaan Indonesia’,Citra Aditya Bakti, Jakarta,
2010, hlm. 457
19
dalam Pasal 1457 KUHPdt bahwa jual beli merupakan suatu persetujuan
suatu barang, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang
pembelian.
mutu serta gizinya dengan mengacu data-data serta literatur. Berikut ini
persyaratan yang berlaku serta cara produksi pangan yang baik untuk
wilayah Indonesia;
26
Ahmad Miru, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak, Rajagrafindo Persada, Jakarta,
2008, hlm. 127.
20
manusia.
hukumannya;
Satjipto Rahardjo, Sisi-Sisi Lain Dari Hukum Di Indonesia, Kompas, Jakarta, 2003, hlm. 121.
27
Philipus.M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Bina Ilmu. Surabaya, 1987.
28
hlm. 38.
21
kerugian29.
disebut juga segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
Makanan;
Makanan;
Beredar;
Beredar;
dan Makanan;
PERPRES RI, ‘Peraturan Presiden RI No. 80 Tahun 2017 Tentang Badan Pengawas Obat
31
jawab BPOM;
g. Makanan Ringan
menanti waktu makan pokok, juga makan yang biasa dikonsumsi untuk
kerupuk dan lain sebagainya. Akibatnya banyak pula akanan ringan yang
dikonsumsi:
b. Terlalu banyak zat aditif seperti pemanis, penguat rasa, pengawet, dan
pewarna
h. Rodamin B
berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau, dan dalam larutan
pembersih mulut, dan sabun. Nama lain rhodamin B adalah Dand C Red
no 19, Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizen Rhodamine, dan Brilliant
Pink35.
yaitu:
d. Rasanya pahit36.
i. Pasar Tradisional
daerah.
F. Metode Penelitian
satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya. Maka
36
37
Kompas, ‘Pasar Tradisional: Pengertian, Ciri Dan Jenisnya’, 2020. Diakses pada tanggal
28 Agustus 2020, pukul 20.15 WIB
<https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/28/060000169/pasar-tradisional--pengertian-ciri-
dan-jenisnya?page=all>.
38
Kompas.‘Pasar Tradisional: Pengertian, Ciri Dan Jenisnya’, 2020
<https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/28/060000169/pasar-tradisional--pengertian-ciri-
dan-jenisnya?page=all>. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2020, pukul 20.15 WIB
26
mencapai sasaran yang tepat dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan
1. Jenis Penelitian
hukum yang berlaku serta apa yang terjadi dalam kenyataannya 9. Dengan
dan menemukan fakta-fakta dan data yang dibutuhkan, setelah data yang
2. Pendekatan Penelitian
a. Pendekatan Perundang-Undangan
Konsumen
39
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, 2010,
hlm. 132.
27
b. Pendekatan Konseptual
c. Pendekatan Kasus
empiris, maka data yang digunakan adalah data primer dan sekunder.
1. Data Primer
40
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Pertama Media Group, Jakarta, 2011, hlm.
24
41
Marzuki. Metodologi Riset, BPFE UII, Yogyakarta: 2009, hal. 93
28
a BPOM Serang,
pihak BPOM karena tugas BPOM bersifat sama, untuk pelaku Usaha dan
Konsumen juga hanya diwakili oleh beberapa sumber karena data yang
2. Data Sekunder
Konsumen.
dan Pengawasan.
Makanan.
berupa buku ilmu hukum, bahan kuliah, maupun literatur yang berkaitan
adalah :
44
Ibid. hlm 29
45
ibid. hlm 29
30
a. Studi Kepustakaan
data yang di akses dari internet yang berkaitan dengan skripsi ini untuk
b. Studi Lapangan
5. Analisis Data
31
yang sebenarnya terjadi yang dinyatakan oleh pihak BPOM, konsumen dan
konsep secara jelas, teratur logis dan efektif dengan tidak menggunakan
rumus matematika dan data statistik. Dari analisis data tersebut, dilanjutkan
suatu cara berfikir khusus kemudian diambil kesimpulan secara umum guna
G. Sistematika Penulisan
skripsi ini, maka penulis menyusun skripsi ini ke dalam 5 (lima) bab, yang
BAB I PENDAHULUAN
(Pasar Rau).
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Arus Akbar Silondae and Andi Fariana, Aspek Hukum Dalam Ekonomi &
Bisnis, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005.
Zainal asikin, 2012, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Rajawali Press, Jakarta.
D. Internet