Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini,:
Nama : RIZKY ANGGARA YOGA PRATAMA, S.H.
Umur : 27 Tahun
Jenis Kelamin : Pria
Warga Negara : Indonesia
Alamat Kantor : Jl. Raya Gubeng No. 30-32, Blok B-1
Surabaya
Pekerjaan : Advokat
Status : Belum Kawin
Pendidikan : S-1 (Sarjana)
Tanggal berakhirnya KTPA : 31 Desember 2021
2. PT. Bank OCBC NISP Tbk, berkedudukan di Jakarta, dalam hal ini
bertindak dan diwakili melalui kantor cabang Metropolitan
Surabaya, yang beralamat di Jl. Pemuda No. 104-106, Surabaya,
selanjutnya disebut sebagai.……………...………………Tergugat II;
I. OBJEK JAMINAN
Bahwa yang menjadi objek jaminan dalam perkara wanprestasi ini adalah
Sebidang Tanah dalam Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 56/
Kelurahan Kenjeran, terdaftar atas nama Ruddy Suwito, yang letak dan
batas-batasnya diuraikan dalam gambar situasi tanggal 29-12-1995,
nomor 15561/1995, dengan luas tanah 250m2 yang terletak di Provinsi
Jawa Timur, Kota Surabaya, Kecamatan Kenjeran, Kelurahan Kenjeran,
atau setempat dikenal dengan KO Pantai Mentari M-18 Surabaya.
2
II. KRONOLOGI
3
sengaja ataupun tidak dengan Tergugat I, Tergugat I selalu
menanyakan dan terkesan seperti menagih janji itu kepada Penggugat;
4
11. Akhirnya pada Juni 2017 perjanjian antara Penggugat dan Tergugat I
dibuat, Penggugat memberikan pinjaman kepada Tergugat I sebesar 1
miliar rupiah selama 2 tahun dengan pembagian keuntungan sebesar
2% per-bulan dari jumlah pinjaman tersebut;
12. Bahwa setelah perjanjian jatuh tempo dibuat dan waktu berjalan
beberapa bulan, komunikasi antara Tergugat I dan Penggugat yang
awalnya lancar kini mulai mengalami kendala, Tergugat I mulai sulit
dihubungi dan terkesan menghindar, namun Penggugat tetap
berpikiran positif, Penggugat beranggapan mungkin Tergugat I ingin
fokus bisnis untuk dan memutar modal pinjaman agar bisa
mengembalikan tepat waktu;
16. Bahwa pada bulan September 2019, akhirnya Penggugat bisa bertemu
dengan Tergugat I, disitu Tergugat I menyatakan bahwa bisnis jual beli
forexnya gagal dan mengalami kerugian yang cukup besar, Tergugat I
menyatakan bahwa teman Tergugat I yang mengenalkan Tergugat I
dengan forex lah yang telah curang dan memberikan masukan tentang
5
forex yang salah dan membuat Tergugat I mengalami kerugian yang
besar, Tergugat I mengutarakan meminta tambahan waktu lagi selama
1 tahun dan kembali membayar pembagian keuntungan sebesar 2%
kepada Penggugat, Tergugat I berjanji akan mencarikan uang untuk
membayar hutangnya kepada Penggugat, Tergugat I juga berjanji
akan memberikan rumah tinggalnya atau objek jaminan kepada
Penggugat jika Tergugat I tidak bisa membayar hutangnya, Penggugat
yang tidak tega melihat dan mendengar cerita dari Tergugat I akhirnya
memberi kesempatan sekali lagi kepada Tergugat I, Penggugat
menegaskan, jika Tergugat I kembali membayar kewajibannya kali ini,
Penggugat akan benar benar mengambil alih penguasaan atas objek
jaminan, dan Tergugat I bersedia menyetujui hal tersebut;
20. Bahwa pada suatu hari Penggugat bertemu dengan seorang teman
lama Penggugat yang bernama Indra yang juga teman dari Tergugat I,
Penggugat bercerita mengenai masalah Penggugat dan Tergugat I
kepada Indra, Penggugat sangat kaget setelah diketahui bahwa
6
Tergugat I ternyata juga mempunyai pinjaman kepada Indra, dan objek
jaminan yang Tergugat I sampaikan akan diberikan kuasanya kepada
Penggugat ternyata sudah dijaminkan ke bank (Tergugat II), Indra
bercerita bahwa dulu sebelum objek jaminan tersebut dijaminkan
kepada Tergugat II, objek jaminan tersebut terlebih dahulu dijaminkan
kepada Indra atas hutang Tergugat I kepada Indra, lalu karena
Tergugat I tidak bisa membayar hutangnya kepada Indra karena tidak
mempunyai uang, Tergugat I berjanji kepada Indra untuk menjaminkan
objek jaminan tersebut ke Tergugat II dan uang pencairannya akan
Tergugat I gunakan untuk membayarkan hutangnya kepada Indra,
namun setelah pencairan uang tersebut tidak dibayarkan kepada Indra
hingga saat ini;
7
Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya, Kecamatan Kenjeran, Kelurahan
Kenjeran, atau setempat dikenal dengan KO Pantai Mentari M-18
Surabaya, karena hanya itulah harta yang dimiliki oleh Tergugat I dan
hanya dengan cara inilah Penggugat bisa mendapatkan kembali
haknya yaitu hutang Tergugat I yang belum dibayarkan kepada
Penggugat.
23. Bahwa jika dihitung secara kasar dana pinjaman sudah mengendap di
Tergugat I selama hampir 4 tahun, Penggugat sudah cukup sabar dan
selalu bersedia merundingkan segala solusi yang mungkin bisa
digunakan untuk segera menyelesaikan masalah hutang piutang ini,
namun Tergugat I selalu tidak bisa menepati janjinya, hutang Tergugat
I sebesar Rp. 1.000.000.000 (satu miliar rupiah) yang dipinjamkan
Penggugat ke Tergugat I sejatinya bisa Penggugat gunakan untuk
keperluan lain yang lebih penting kalaupun untuk bisnis uang sebesar
itu dalam jangka waktu 4 (empat) tahun pastilah sudah berlipat, namun
karena Tergugat I tidak bisa melakukan pelunasan, uang sebesar itu
hanya menjadi uang diam dan tidak bisa Penggugat gunakan untuk
keperluan apapun;
25. Bahwa karena perbuatan ini termasuk cidera janji (wanprestasi) yang
disebabkan kesengajaan Tergugat I dengan cara tidak memenuhi
prestasinya kepada Penggugat, maka Tergugat I patut dihukum untuk
membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 100.000,- (seratus
ribu rupiah) setiap hari lalai dalam melaksanakan putusan terhitung
8
sejak putusan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap hingga
Tergugat I melaksanakan isi putusan perkara ini;
27. Bahwa pihak Tergugat III adalah Badan Pertanahan Nasional sebagai
pihak yang berhak dan berwenang dalam setiap proses peralihan hak
dan yang menjalankan peralihan hak, agar menunda segala proses
peralihan hak apapun terhadap objek jaminan sampai perkara ini
berkekuatan hukum tetap;
Dasar Hukum
Bahwa dasar hukum Pengugat untuk mengajukan gugatan
Wanprestasi terhadap Tergugat adalah berdasarkan ketentuan Pasal
1338 KUHPerdata indonesia, Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I.,
dan Ajaran Para Ahli Hukum/doktrin, sebagai berikut:
9
2. Syarat sah yang subjektif berdasarkan pasal 1320 KUH Perdata
a) Adanya kesepakatan dan kehendak
b) Wenang berbuat
10
umumnya juga diperbolehkan mengeyampingkan peraturan-peraturan
yang termuat dalam KUHPerdata. Sistem tersebut lazim disebut
dengan sistem terbuka (openbaar system) asas ini dibatasi dengan
ketentuan dalam pasal 1320 KUHPerdata yaitu isi dari perjanjian tidak
boleh melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan
ketentuan umumsistem terbuka artinya para pihak dalam melakukan
perjanjian bebas mengemukakan kehendak, mengatur hubungan
yang berisi apa saja, asalkan memenuhi syarat sahnya perjanjian.
Dalam hukum perjanjian dikenal asas itikad baik, yang artinya bahwa
setiap orang yang membuat suatu perjanjian harus dilakukan dengan
itikad baik. Asas itikad baik ini dapat dibedakan atas itikad baik yang
subyektif dan itikad baik yang obyektif. Itikad baik dalam pengertian
yang subyektif dapat diartikan sebagai kejujuran seseorang atas dalam
melakukan suatu perbuatan hukum yaitu apa yang terletak pada sikap
bathin seseorang pada saat diadakan suatu perbuatan hukum. Sedang
itikad baik dalam pengertian yang obyektif dimksudkan adalah
pelaksanaan suatu perjanjian yang harus didasarkan pada norma
kepatutan atau apa yang dirasakan patut dalam suatu masyarakat.
11
maupun dalam kitab undang-undang hukum dagang atau juga
perjanjian jenis baru, berarti di sini tersirat adanya larangan bagi
hukum untuk mencampuri isi dari suatu perjanjian. Adapun tujuan dari
asas ini adalah untuk memberikan perlindungan kepada para
konsumen dalam perjanjian jual beli bahwa mereka tidak perlu
khawatir akan hak-haknya karena perjanjian karena perjanjian itu
berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya.
Maksud dari asas ini ialah bahwa suatu perjanjian cukup ada suatu
kata sepakat dari mereka yang membuat perjanjian tanpa diikuti oleh
perbuatan hukum lain, kecuali perjanjian yang bersifat formil. Ini jelas
sekali terlihat pada syarat-syarat sahnya suatu perjanjian dimana
harus ada kata sepakat dari mereka yang membuat perjanjian (pasal
1320 kuh perdata). Perjanjian itu sudah ada dalam arti telah
mempunyai akibat hukum atau sudah mengikat sejak tercapainya kata
sepakat. Sedangkan dalam pasal 1329 KUHPerdata tidak disebutkan
suatu formalitas tertentu di samping kata sepakat yang telah tercapai
itu, maka disimpulkan bahwa setiap perjanjian itu adalah sah. Artinya
mengikat apabila sudah tercapai kata sepakat mengenai hal-hal pokok
dari apa yang diperjanjikan.terhadap asas konsensualitas / konsensuil
(kesepakatan) ini terdapat pengecualian yaitu apabila ditentukan suatu
formalitas tertentu untuk beberapa macam perjanjian dengan ancaman
batal apabila tidak dipenuhi formalitas tersebut, misalnya perjanjian
penghibahan, perjanjian mengenai benda pada dasarnya perjanjian itu
dilahirkan sejak detik tercapainya kesepakatan antara kedua belah
pihak.
12
5. Asas Berlakunya Suatu Perjanjian
Asas berlakunya suatu perjanjian ini diatur dalam pasal yaitu: pasal
1315 KUHPerdata, yang berbunyi “umumnya tidak seorangpun dapat
mengikatkan diri atas nama sendiri atau meminta ditetapkannya suatu
janji daripada untuk dirinya sendiri”. Pasal 1340 KUHPerdata berbunyi
“persetujuan-persetujuan hanya berlaku antara pihak-pihak yang
membuatnya. Persetujuan-persetujuan ini tidak dapat membawa rugi
kepada pihak-pihak ketiga; tidak dapat pihak ketiga mendapat manfaat
karenanya; selain dalam hal yang diatur dalam pasal 1317.
13
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Penggugat mohon kepada majelis
Hakim Yang Terhormat yang memeriksa dan mengadili serta memutus
perkara ini berkenan memberikan putusan sebagai berikut:
III. PETITUM
14
terhadap objek jaminan yang berpotensi mengakibatkan adanya
peralihan hak dan menimbulkan kerugian kepada Penggugat;
Subsidair:
Apabila hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya
(ex aequo et bono)
Demikian gugatan ini kami ajukan atas perhatian dan terkabunya
gugatan ini kami ucapkan terima kasih
Hormat kami,
Kuasa Hukum Penggugat
15