Anda di halaman 1dari 7

STRUKTUR NARATIF :

MASALAH-MASALAH PENDAHULUAN

Sugihastuti*

1 . PENGANTAR rena kesedihannya" adaiah plot . Kita tahu


ika struktur-struktur pokok yang men- bahwa plot disatukan, bergerak dari per-

J dasari cerita fiksi serupa dengan


struktur sejarah, biografi, artikel surat
kabar, atau serupa dengan pengertian ten-
tang pola dalam kehidupan kita, pertanyaan
mulaan yang stabil melalui komplikasi ke
titik keseimbangan lain pada akhir cerita .
Dalam gambaran konvensionalnya, yang
didapat dari kritikus Jerman, Gustav
tentang bagaimana struktur itu dibuat me- Freytag, sebuah plot digambarkan sebagai
rupakan perhatian baru . Istilah sastra dan V terbalik .
struktur cerita dalam tulisan ini adalah plot . C
Sebagian besar dari apa yang dikatakan
menurut tradisi kritis tentang plot didapat
dari Poetics karya Aristoteles . Seperti dike-
tahui bahwa plot dibentuk dari kombinasi
urutan sementara dan hubungan sebab-
akibat . Plot merupakan rangkaian peristiwa
yang bersifat logis dan kronologis yang Keterangannya adalah sbb . AB meng-
membentuk konflik-konflik berdasarkan gambarkan eksposisi, B pengantar konflik,
hubungan sebab-akibat . Plot merupakan BC kenaikan aksi, komplikasi, atau ber-
rangkaian peristiwa yang disusun secara kembangnya konflik, C klimaks atau per-
logis dan kronologis . saling berkait dan alihan aksi, CD penyelesaian atau peme-
yang diakibatkan atau dialami oleh para pe- cahan konflik .
laku (Luxemburg, 1992) . Ditegaskan oleh Dalam kaitan inl, Tasrif (dalam Lubis
Oemarjati (1962) bahwa hubungan antar- 1981 :17) menyatakan bahwa struktur alur
peristiwa ini hendaknya bersifat logis dalam terdiri dari : (1) situation (pengarang mulai
melukiskan suatu keadaan), (2) generating
jalinan kausal . Secara leksikai, plot atau
alur adalah (a) rangkaian peristiwa yang di- circumstances (peristiwa yang bersangkut
reka dan dijalin dengan seksama dan paut mulai bergerak), (3) rising action (ke-
menggerakkan jalan cerita melalui rumitan adaan mulai memuncak), (4) climax (peris-
ke arah klimaks dan selesaian ; (b) jalinan tiwa-peristiwa mencapai puncaknya), (5)
peristiwa dalam karya sastra untuk men- denouement (pemecahan persoalan-per-
capai efek tertentu (pautannya dapat di- Soalan dari semua peristiwa) . Struktur plot
wujudkan oleh hubungan temporal atau seperti dikemukakan oleh Tasrif ini . tidak
waktu dan oleh hubungan kausal atau lain dan tidak bukan, adalah struktur plot
konvensional ala Aristoteles . Demikian ini
sebab-akibat) .
Seperti dikatakan oleh E .M . Forster, struktur pada umumnya, struktur konven-
"Raja meninggal dan kemudian Ratu me- sional yang dicirikan dengan adanya satu
ninggal" adalah sebuah cerita . "Raja me- sampai lima bagian struktur plot itu . Orang
ninggal dan kemudian Ratu meninggal ka- mengatakan bahwa jika susunannya ber-
urutan, plot itu disebut lurus . Sebaliknya,

Doktoranda . Magister Sains, Staf Pengajar Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas
Gadjah Mada .

Humaniora Volume Xll. No . 2/2000 2() 5



Sugihastuti
jika kelima bagian itu tidak tersusun secara Hikayat sebagai karya sastra lama biasa
berurutan, plot dikategorikan sebagai plot dianggap berhubungan dengan peristiwa
tidak lurus atau bersorot-balik (flashback) sejarah . Sastra lama pun juga dianggap se-
Dalam struktur seperti ini, masih di- bagai dunia khayal, dunia istana, tanpa
mungkinkan adanya beberapa teknik peng- kritik . Terlebih lagi, plotnya, dapat dikatakan
aluran, yaitu backtracking (menoleh kem- selalu lurus .
bali), suspense (tegangan), dan foresha- Kebaruan novel-novel awal Indonesia
dowing (membayangkan sesuatu) . Back- dari hikayat buka terletak pada plotnya . Plot
tracking merupakan , teknik pengaluran keduanya menunjukkan kesamaan . Kesa-
dengan cara pelaku cerita itu mengenang- maan itu dibagankan sebagai berikut .
kan apa yang telah terjadi sebelum peris-
tiwa-peristiwa itu memuncak kejadiannya
(Panuti-Sudjiman, 1988 :33) . Teknik back-
tracking ini ditampilkan melalui dialog, mim- A A A
pi, atau lamunan tokoh . Teknik foresha-
dowing merupakan teknik pengaluran de-
ngan cara pembayangan sesuatu kejadian
yang akan datang, yang ditampilkan de-
B B B
ngan cara pembayangan sesuatu kejadian
yang akan datang . yang ditampilkan
dengan beberapa perkataan atau kalimat
saja . Suspense merupakan teknik menahan C Iaki-laki, perempuan lain, atau
keterangan-keterangan lain, yang sebenar- kekuatan lain
nya ingin segera diketahui oleh pembaca perkenalan
(Tasrif dalam Lubis . 1981 :19) . Aneka teknik < > cinta
pengaluran ini, pada dasarnya, berfungsi >< putus
untuk mendukung kekuatan plot .
Dalam plot yang berpola V terbalik ini, Sampai kini, sejumlah novel Indonesia
sementara tidak ada alasan untuk meman- masih berplot V terbalik . Model ini terlebih
dang pola ini sebagai kebutuhan mutlak, lagi muncul pada novel-novel pop rendah-
seperti konvensi-konvensi lain, hal ini men- an .
jadi konvensional karena banyak penga-
rang selama bertahun-tahun belajar dengan 2 . MASALAH
godaan dan kesalahan bahwa pola ini
efektif . Lihat saja . di banyak novel awal Konsepsi plot ini mempunyai satu ke-
Indonesia . plot ini sangat konvensional di- lemahan yang serius . Kelemahannya ialah
pakai oleh banyak pengarang . Plot lurus tidak menggambarkan sebagian besar plot .
adalah konvensi plot pada novel-novel awal Konsepsi plot seperti ini, menurut Edgar
Indonesia . Allan Poe, tepat dikenakan pada cerita
Ada skala persamaan dan skala per- pendek . Menurutnya, cerita pendek adalah
bedaan, misalnya, antara novel-novel awal bentuk cerita yang sempurna karena dapat
Indonesia dengan hikayat . Junus (1974) dibaca dengan cepat dan dengan demikian
mendeskripsikan hal ini dengan balk . Dika- mencapai sebuah kesatuan efek atau im-
takannya bahwa novel berbeda dengan presi yang tidak dapat disampaikan oleh
hikayat . Di dalam novel terjadi kebaruan, bentuk lain yang lebih panjang .
ada pembaruan pada novel dibandingkan Pada umumnya, memang demikian
dengan hikayat . Azab dan Sengsara karya cerita pendek dipahami oleh banyak orang .
Merari Siregar dan Siti Nurbaya karya Jumlah kata cerpen, misalnya, dikatakan
Marah Rusli, misalnya, menunjukkan hal hanya mencapai sepuluh ribu buah, se-
itu . Kedua novel ini memperlihatkan kebaru- dangkan novel Iebih dari tiga puluh lima ribu
an terlepasnya pretensi sejarah . Unsur ini buah . Jumlah halaman cerpen kira-kira
bisanya muncul pada hikayat . Dalam hi- maksimal tiga puluh halaman kuarto, se-
kayat biasa didapati anggapan kenyataan dangkan novel 100 halaman kuarto . Cerpen
sejarah, bukan sebagai karya imajinatif . dapat dibaca antara sepuluh sampai de-

206 Humaniora Volume Xll, No . 2/2000


Sugihastuti
ngan tiga puluh menit, sedangkan novel Beberapa kritikus berpendapat bahwa
memerlukan waktu minimal 2 jam . Masih penulis modern berusaha menciptakan sua-
ada pembeda lain untuk mengategorikan tu urutan yang unik, imajinatif .
cerpen dan novel, antara lain, impresi, ke- Penolakan atas konsepsi lama suatu
satuan efek, emosi, skala, seleksi, kelajuan, plot, pada perkembangan kemudian, beru-
kepadatan, dan intensitasnya . Akan tetapi, pa teknik plot open ending . Dalam kha-
bukan ini yang penting . Plot menjadi titik zanah novel Indonesia, Belenggu karya
perhatian sebagai masalah dalam tulisan Armijn Pane menjadi contoh . "Pinto ke
ini . manakah itu?" adalah kalimat terakhir novel
Sebelum awal abad 20, banyak kritikus ini . Benar bahwa novel ini mempunyai ke-
mengakui bahwa struktur plot yang rapi, baruan dibandingkan dengan novel-novel
yang diajukan oleh Aristoteles dan pengi- awal Indonesia . Akhir yang terbuka di-
kutnya itu, tidak dapat dikenakan pada no- tunjukkan oleh novel ini . Novel yang mem-
vel . Oleh karena itu, meskipun tetap relevan punyai kebaruan plot ini pada mula ter-
untuk cerita pendek, pembicaraan tentang bitnya banyak mendapat tanggapan, baik
struktur menjadi berkurang . tanggapan yang positif maupun negatif .
Ada yang mengatakannya bahwa Belenggu
3 . KONSEPSI BARU adalah novel garda depan dengan ke-
baruan-kebaruan yang ada padanya . Misal-
Perhatian lain mulai bangkit . Dikenal nya, plot berpusat pada konflik diri Tono
kemudian pengarang cerita rakyat dan ahli (Sukartono) . Lelaki ini berada dalam dua
antropologi . khususnya Vladimir Propp dan dunia, dua cinta, dan dua status sosial .
Claude Levi-Strauss . Hasil yang mereka Kepada pembaca tidak diberikan penyele-
dapat dari analisis yang teliti tentang cerita saian . Pembaca diberi kebebasan oleh pe-
pendek sangat mengena . Para kritikus ngarang untuk menyelesaikan plot novel ini
sastra melakukan tugas yang lebih ambi- sendiri .
sius dalam menemukan prinsip-prinsip Di dalam teknik plot open ending, cerita
struktural pada cerita-cerita yang lebih tidak pernah benar-benar dikarakterisasikan
panjang . Akan tetapi, sekarang jelas bahwa oleh kesatuan tindakan dan arti yang di-
analisis formal menimbulkan kesulitan-ke- temukan di dalamnya . Cerita terurai tanpa
sulitan yang jauh lebih besar daripada ke- penutup . Bila "dipaksa" oleh para pembaca
sulitan-kesulitan yang dihadapi para linguis untuk memberikan akhir cerita, pengarang
yang berusaha menemukan prinsip-prinsip berkata bahwa protagonis "hidup lama dan
yang mendasari struktur kalimat . baN;gia", misalnya . Jika seseorang dapat
Sebelum menyelidiki teori-teori yang menyambung (atau menurut Aristoteles
bervariasi dari struktur cerita yang diha- membuka) sebuah cerita dengan mudah --
silkan lebih dari 20 tahun yang lalu, W . dengan kematian . perkawinan, kepulangan,
Martin (1986) dalam Recent Theories of kesuksesan atau kegagalan ekonomi, per-
Narrative menunjukkan mengapa beberapa temuan dengan orang tua, atau lepas dari
kritikus berpendapat bahwa proyek ini sia- khayalah--kesatuan yang diberikan oleh
sia . Para kritikus yang berada di tengah- akhir cerita, akan muncul tidak lebih dari
tengah argumen ini melihat hubungan yang suatu permainan teknis . Coba kita lihat pa-
jelas antara pola-pola centa dan cara-cara da sejumlah novel konvensional Indonesia .
ketika kita menyusun awal dan akhir dalam Karena para pengarang tampaknya da-
kehidupan, waktu, dan sejarah . pat mengubah akhir cerita dengan semau-
Teori modern suatu cerita dibagi ke da- maunya, tanpa mengubah peristiwa-peris-
lam tiga kelompok tergantung pada apakah tiwa yang mengarahkannya, anggapan bah-
teori-teori itu menganggap cerita sebagai wa penceritaan melibatkan integrasi struk-
rangkaian peristiwa, suatu tulisan yang di- tural dari awal hingga akhir tampaknya
hasilkan oleh seorang pengarang, atau se- akan sangat meragukan . Hal ini dapat diuji-
buah benda verbal yang disusun dan diberi cobakan, misalnya, dalam Telegram karya
arti oleh para pembacanya . Putu Wijaya ; bahkan, dalam sejumlah novel
Indonesia lainnya . Sekiranya akhir novel itu
ditulis lain, akhir novel itu diubah oleh pe-

Humsninra Volume XII, No . 2/2000 2( )7


Sugihastuti

ngarang tanpa mengubah peristiwa-peris- yang dihasilkan oleh dorongan kesusastra-


tiwa yang mengarahkannya, apakah benar an yang kontinu untuk menjamin efek baru
bahwa penceritaan melibatkan integrasi dengan melanggar konvensi . Pengarang
struktural dari awal hingga akhir . Hal ini me- dapat menggunakan beberapa metode
rupakan sebuah masalah dan menjadi per- yang digunakan dalam cerita pendek untuk
tanyaan dengan belum adanya kepastian menghindarkan klosur lama, misalnya,
jawaban . mengakhiri suatu cerita dengan deskripsi
Kembali dalam hubungannya dengan (tentang langit, cuaca, musim) atau kata-
pola plot V terbalik, untuk mengimbangi kata biasa . Teknik ini jarang didapati pada
pernyataan Aristoteles bahwa plot dimulai novel Indonesia, tetapi ada . Jika diperha-
pada awal cerita . seseorang dapat menye- tikan kutipan berikut ini, "Sumirat tidak me-
but ahli klasik, Horace, yang mengatakan ngetahui, bahwa sang Dalang telah me-
bahwa epik seharusnya dimulai dengan nancapkan gunungan, tegak di tengah Ia-
media res, di tengah-tengah (Martin . 1986) . yar" (Dini, 1995 :457) pembaca belum tahu
Dalam khazanah novel Indonesia, dapatkah persis apakah kutipan itu merupakan awal
dicontohkan novel Atheis karya Achdiat K . cerita atau akhir cerita . Di dalam Tirai
Mihardja? Menurun karya Nh . Dini (1995), akhir novel
Pada umumnya, banyak pengarang berupa deskripsi gunungan. Novel ini
yang mengikuti saran ini memberikan detail diawali pula dengan deskripsi berikut ini .
tentang tokoh-tokoh dan situasi awal sete- "Air di gentong sudah terlalu jauh untuk
lah memulai cerita . Meskipun tampak jelas dicapai lengannya" (Dini, 1995 :11) . Apabila
bahwa cerita harus berakhir setelah konflik kedua kutipan itu berdiri lepas satu sama
utama selesai, penutupan seperti itu jarang lain tanpa dikaitkannya dengan plot, apakah
kecuali dalam cerita pendek dan novelet . pembaca dapat membedakannya bahwa
Novel cenderung melantur dan berakhir yang satu merupakan awal novel dan yang
berubah-ubah . Benarkah bahwa novel di- lain adalah akhir novel .
mulai dari awal cerita dan berakhir dengan Dalam model seperti ini, pengarang me-
akhir cerita? Tidak adakah novel yang di- nyebut hal ini akhir yang "negatif" atau
mulai dari tengah dan berakhir secara ter- "tingkat nol", dan mengatakan bahwa me-
buka? tode itu sangat efektif karena kekontrasan-
Muslihat teknis lain, yang paling umum nya dengan akhir cerita yang infleksi, yaitu
digunakan untuk mengakhiri cerita adalah cerita yang awal ceritanya membawa kita
perubahan skala waktu : bab terakhir adalah berharap .
epilog yang meliputi beberapa tahun . mem- Menurut J . Hillis Miller (1978) tidak ada
berikan cerita sesudah itu untuk para tokoh- cerita yang dapat menunjukkan awal dan
nya . Epilog mungkin muncul, menghentikan akhir. Cerita selalu mulai dan berakhir da-
cerita dan mengikat semua akhir yang lam medias res . Setujukah Anda dengan
bebas . Mereka memperbolehkan masuk ke pernyataan ini?
masa depan . Akan tetapi, akhir cerita ini
memberikan tujuan lain . yaitu akhir cerita itu 4 . SEBAGIAN DART MACAM-MACAM
mendesak novel . Banyak cerita yang di- TEORI NARASI
pelajari oleh para ahli antropologi berakhir
dengan cara yang sama : terjadi pada masa Uraian di atas menunjukkan bahwa ada
prasejarah atau zaman mitos dan menyim- suatu kesatuan jelas yang disebut plot,
pulkannya dengan kedatangan manusia, yang akan tetap sama meskipun diperluas
yaitu kita sendiri di dunia kita yang biasa . dalam kata-kata . Seperti anggapan Aristo-
Akan tetapi, klosur dalam novel jarang teles bahwa pokok narasi dapat tetap
sekali tidak dapat dibuka kembali dalam konstan meskipun terjadi perubahan dalam
novel berikutnya yang melibatkan tokoh medium (cetakan, pementasan drama)
yang sama . Suatu serf novel yang di- ataupun dalam gaya (kutipan Iangsung,
hubung-hubungkan secara bersama itu di- ringkasan) penggambaran (Martin, 1986) .
sebut sebagai roman fleuve . Analisis plot adalah anatomi komparatif dari
Perubahan teknik plot open ending ini teori narasi . Analisis plot ini menunjukkan
dapat ditafsirkan sebagai inovasi teknis,

208 Humaniora Volume Xll, No. 2/2000


Sugihastuti

ciri-ciri struktural yang dimiliki oleh narasi- kurang memperhatikan penggabungan


narasi scrupa . struktural materi-materi dalam kesatuan
Mungkin kita mempelajari kerangka akting dan tema besar yang dilakukan oleh
narasi karena ketika narasi lisan ditulis pengarang .
dalam suatu novel, misalnya, kerangka ini Itulah sebabnya, mengapa para teore-
tidak berubah . Sesuatu yang hilang ialah tikus berpendapat bahwa tidak ada alasan,
kompleksitas interaksi pencerita dengan dalam prinsip ataupun dalam fakta, untuk
pendengar atau penonton . Para ahli antro- menyusun kembali suatu cerita kronologis
pologi baru-baru ini telah memperbaiki kom- hipotesis .
pleksitas ini . Cara yang dapat menunjukkan Persoalan kedua ialah abstraksi-abs-
jalan cerita tumbuh dari cara kita mem- traksi seperti syuzhet dan cerita tampaknya
bacanya . menunjukkan bahwa akting-akting yang
Ada dua persoalan dalam hal ini . Per- sama dapat disajikan dalam bermacam-
tama. apakah kita dapat menyusun kembali macam medium . Pendapat ini mengarah
rentetan penting dari peristiwa yang dapat pada pemotongan yang meragukan . Ber-
digambarkan oleh cerita? guna kiranya bila dijelaskan bahwa tokoh-
Para formalis Rusia membedakan ba- tokoh dapat disajikan secara berbeda-beda
han mentah cerita (fabula) dari prosedur --secara visual atau secara verbal-- dan
yang digunakan untuk menyampaikan ba- bahwa apa yang dapat diperankan atau
han itu (syuzhet) . Mated itu merupakan dikutip (adegan atau mimesis) dapat di-
kesatuan konstan yang abstrak dalam katakan dengan cara lain oleh narator .
pembuatan fiksi : kata-kata dan teknik dapat Intisarinya sama meskipun terjadi perubah-
bervariasi . Ada alasan-alasan jelas bagi an cara . Namun, perbedaan ini menjadi
perbedaan ini . menyakitkan ketika ada anggapan bahwa
Para ahli struktural dari Perancis men- penyajian drama, karena mendekati ke-
ciptakan perbedan antara cerita dengan nyataan, bagaimanapun juga lebih balk
wacana . Mereka mendefinisikan istilah- daripada pengisahan (narration) . Teoretikus
istilah ini dengan berbagai cara . Menurut yang mengambil drama dan film sebagai
Gerard Genette (Martin, 1986), cerita ter- norma pijakannya menyimpulkan bahwa
buat dan materi-materi praverbal secara narator harus menambahkan deskripsi dan
kronologis dan dapat disamakan dengan penjelasan untuk menambah kekongkretan
definisi formalis tentang fabula . Wacana Jan kevisualan penyajian .
menurut Genette berisi semua segi yang Apabila kita menganggap bahwa narasi
ditambahkan pada cerita oleh pengarang . merupakan norma dan drama merupakan
terutama perubahan urutan waktu penya- penyimpangan, kita mendapat pandangan
jian, kesadaran para pelaku, dan hubungan yang berbeda tentang keuntungan hu-
pengarang dengan cerita dan dengan pe- bungan dan keuntungan relatif antara dra-
nonton atau pembaca . Definisi yang hampir ma dan narasi . Tidak seperti novel, drama
sama digunakan dalam Story and Dis- dan film tidak dapat diperoleh dan dilakukan
course (1975) karangan Seymour Chatman . semau-maunya . Lebih jauh lagi, drama
Suatu keuntungan istilah ini ialah bah- biasanya terikat oleh jam dan tanggal, se-
wa istilah-istilah ini sangat berguna dalam dangkan narasi dapat menyajikan realitas
pengindentifikasian dan pelukisan teknik- manusia terhadap waktu, memasukkan
teknik tertentu dari penceritaan . Akan teta- kenangan masa lalu bila kenangan itu ada
pi, kejelasan konseptual yang didapat de- sangkut pautnya dengan masa sekarang,
ngan membedakan fabula dari syuzhet . dan dan membayangkan masa yang akan
cerita dari wacana, didapat pada nilai datang . Tidak dapat disangkal bahwa pe-
tertentu . Hal ini menunjukkan bahwa apa ngisahan menceritakan masa lampau se-
yang diceritakan oleh pengarang adalah penuhnya yang segala sesuatunya terjadi,
cerita secara kronologis --cerita yang oleh sedangkan drama dan film dapat berpura-
pembaca dipakai untuk dicoba disusun pura bahwa segala seuatu terjadi pada saat
kembali dalam susunan yang benar . Akibat- sekarang . Si pengarang drama tidak ambil
nya, ialah terciptalah suatu metode pemo- bagian dan membiarkan kita untuk meng-
tongan cerita yang balk, tetapi metode ini ambil kesimpulan dari sebuah khayalan .

Humaniora Volume X11. No. 2/2000 2 09


Sugihastuti
Sebaliknya, narator dapat berbicara lang- beda hanya dalam metode penyajiannya,
sung kepada pembaca . Salah satu contoh biasanya dimulai dengan membicarakan
yang dapat ditampilkan di sini adalah San adegan, tokoh, dan latar ; lalu mereka me-
Pek Eng Tay, balk dalam bentuk novel, makai sudut pandang dan wacana narasi
drama, maupun filmnya . sebagai teknik yang dapat digunakan dalam
Dalam prakteknya teori ini tentu saja pengisahan untuk menyampaikan unsur-
kabur. Si pengarang drama mungkin meng- unsur itu kepada pembaca . Chatman dan
gunakan narator atau berbicara langsung Kennan menggunakan cara ini untuk me-
kepada penonton . Percakapan seorang diri nyatukan teori tradisional dengan forma-
diakui sebagai kaidah untuk mengekspre- lisme dan strukturalisme (Martin, 1986)
sikan pikiran ; sorot balik tidaklah meru- Keempat, beberapa teoretikus hanya
pakan hal yang luar biasa . membicarakan elemen fiksi yang unik, su-
Beberapa orang berpendapat bahwa dut pandang, dan pidato narator dalam
mimesis lebih disukai karena memiliki ke- hubungannya dengan pembaca dan lain-
siapan dan perincian yang kongkret, se- lain yang semacam .
dangkan yang lain menyukai drama dalam Banyak cara untuk mengelompokkan
bentuk tertulis sehingga mereka tidak akan elemen-elemen narasi tergantung pada du-
merasa bingung oleh penjelasan yang di- gaan dan tujuan analisis . Apabila tujuannya
sajikan oleh penampilan aktor atau ke- ialah membuktikan struktur total cerita,
cerdikan sang sutradara . Sangat mungkin . bagian-bagian cerita itu akan disebutkan
drama itu tampaknya lebih sama daripada dalam hubungannya dengan keseluruhan
yang sebenarnya karena jika kita mem- cerita yang telah dihipotesiskan, dan kese-
bandingkan keduanya (misalnya kita mem- luruhan cerita itu akan mengontrol identifi-
bicarakan hubungan antara film dan novel), kasi bagian-bagian tersebut .
kita mengubah drama menjadi narasi . Jelaslah bahwa hal ini merupakan suatu
Suatu penekanan pada ciri-ciri pengisahan contoh pemikiran bulat yang akan selau
yang khas menuju pada kesimpulan bahwa memnghasilkan narrative of reading yang
narasi pada dasarnya tidak sama dengan sama . Sebelum membaca, seorang analis
drama . Ini adalah pendapat Barthes : se- harus tahu seperti apakah keseluruhan
baliknya . Chatman menerima pendapat cerita itu, dan proses menyusun elemen de-
Aristoteles mengenai penekanan pada per- mi elemen ke dalam suatu pola lebih me-
samaan antara drama dan narasi (Martin, rupakan suatu perulangan dari suatu rute
1986) yang telah direncanakan dulu daripada me-
Tergantung pada bagaimana mereka rupakan suatu perjalanan dari suatu pe-
memandang dua hal ini, naratologi me- nemuan .
ngembangkan empat macam teori yang Culler (dalam Martin, 1990) menyatakan
berbeda . Naratologi mengambil masalah bahwa apabila pendekatan terhadap struk-
pembicaraan terhadap berbagai hal yang tur narasi adalah untuk mendapatkan kecu-
berhubungan dengan wacana naratif, ba- kupan, bahkan kecukupan yang belum
gaimana menyiasati peristiwa-peristiwa sempurna, pendekatan itu harus memper-
cerita ke dalam sebuah bentuk yang ter- hatikan proses membaca sehingga pende-
organisasi, yang bernama plot (Abrams, katan itu menyediakan beberapa penje-
1981) . lasan tentang cara membentuk plot dari
Pertama, apakah stuktur penting se- adegan dan kejadian yang ditemui pem-
buah narasi harus ditemukan dalam plot? baca . Pembaca harus menyusun suatu plot
Apabila para teoretikus berpendapat demi- dari suatu keadaan ke keadaan lainnya
kian, teori ini akan mirip dengan teori-teori sebagai satu bagian, dan bagian atau ge-
yang telah dikemukakan oleh para ahli . rakan itu harus sedemikian rupa sehingga
Kedua, apakah metode-metode narasi plot berlaku sebagai gambaran tema .
dapat dipahami secara balk dengan cara
menyusun kembali catatan kronologis ten- 5 . PENUTUP
tang apa yang sudah terjadi?
Ketiga, para teoretikus yang berpenda- Rupa-rupanya, plot bukanlah soal se-
pat bahwa drama pada dasarnya mirip, ber- derhana yang dapat dengan mudah dipa-

II) Humaniora Volume XII, No . 2/2000


Sugihastuti
hami oleh pembaca untuk diterapkannya DAFTAR PUSTAKA
dalam novel . Pada awalnya, memang, plot
konvensional ala Aristoteles dapat dime-
ngerti dengan mudah . Akan tetapi, per- Abrams, M .H . 1981 . A Glossary of Literary
kembangan menunjukkan bahwa pola atau Terms. New York : Holt Rinehart and
model itu bervariasi . Dalam keanekavaria- Winston, Inc .
sinya itu, bahkan muncul sanggahan bahwa
cerita tdak dimulai dari awal atau dari akhir . Chatman, Seymour. 1975 . Story and
tetapi clan tengah . Tidak cukup hanya itu, Discourse. London : Cornell Univer-
yang penting bukan awal, tengah, atau sity Press .
akhir cerita . tetapi ada macam-macam teori
narasi yang bagi banyak pemerhati novel Dini, Nh . 1995 . Tirai Menurun. Jakarta :
Indonesia belum aplikatif . Teori-teori baru Gramedia Pustaka Utama .
itu belum memasyarakat .
Analisis struktur naratif itu bertujuan Lubis, Mochtar . 1981 . Teknik Mengarang.
untuk mendapatkan susunan teks . Untuk Cetakan-5 . Jakarta : Kurnia Esa .
itu, pertama-tama harus ditentukan satuan-
satuan cerita dan fungsinya (Zaimar . 1990) . Kamus Besar Bahasa Indonesia . 1990 .
Analisis model ini pun belum memasyarakat Jakarta : Dep . P dan K dan BP .
pada pembaca novel Indonesia . Misalnya .
sudah memasyarakatkah istilah sekuen Martin, Wallace . 1986 . Recent Theories of
bagi pembaca awam? Rangkaian cerita Narrative . Ithaca and London : Cor-
dalam struktur naratif disebut sekuen . nell University Press .
Dalam sekuen ini terdapat satuan-satuan
cerita . Sekuen adalah setiap bagian ujaran Oemarjati, Boen S . 1962 . Suatu Pembi-
yang membentuk suatu satuan makna . caraan Roman Atheis: Achdiat Karta
Mihardja . Jakarta : Gunung Agung .
Sekuen bersifat kompleks . Untuk memba-
tasi sekuen yang kompleks, perlu diper-
hatian beberapa kriteria . Sekuen pun ber- Panuti-Soedjiman . 1988 . Memahami Cerita
Rekaan. Jakarta : Pustaka Jaya .
peringkat. Sekuen itu ada yang berupa
kernel dan ada yang berupa satelit .
Pendeknya . banyak masalah pendahuluan
dalam struktur naratif layak direkomendasi
ke dalam tulisan lain . Pola V terbalik milik
Aristoteles pun . ternyata terlihat . meng-
undang diskusi para ahli . Struktur naratif itu
kompleks .

Humaniora Volume XII . No. 2/2000 III

Anda mungkin juga menyukai