Struktur Naratif: Masalah-Masalah Pendahuluan: Sugihastuti
Struktur Naratif: Masalah-Masalah Pendahuluan: Sugihastuti
MASALAH-MASALAH PENDAHULUAN
Sugihastuti*
Doktoranda . Magister Sains, Staf Pengajar Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas
Gadjah Mada .
Sugihastuti
jika kelima bagian itu tidak tersusun secara Hikayat sebagai karya sastra lama biasa
berurutan, plot dikategorikan sebagai plot dianggap berhubungan dengan peristiwa
tidak lurus atau bersorot-balik (flashback) sejarah . Sastra lama pun juga dianggap se-
Dalam struktur seperti ini, masih di- bagai dunia khayal, dunia istana, tanpa
mungkinkan adanya beberapa teknik peng- kritik . Terlebih lagi, plotnya, dapat dikatakan
aluran, yaitu backtracking (menoleh kem- selalu lurus .
bali), suspense (tegangan), dan foresha- Kebaruan novel-novel awal Indonesia
dowing (membayangkan sesuatu) . Back- dari hikayat buka terletak pada plotnya . Plot
tracking merupakan , teknik pengaluran keduanya menunjukkan kesamaan . Kesa-
dengan cara pelaku cerita itu mengenang- maan itu dibagankan sebagai berikut .
kan apa yang telah terjadi sebelum peris-
tiwa-peristiwa itu memuncak kejadiannya
(Panuti-Sudjiman, 1988 :33) . Teknik back-
tracking ini ditampilkan melalui dialog, mim- A A A
pi, atau lamunan tokoh . Teknik foresha-
dowing merupakan teknik pengaluran de-
ngan cara pembayangan sesuatu kejadian
yang akan datang, yang ditampilkan de-
B B B
ngan cara pembayangan sesuatu kejadian
yang akan datang . yang ditampilkan
dengan beberapa perkataan atau kalimat
saja . Suspense merupakan teknik menahan C Iaki-laki, perempuan lain, atau
keterangan-keterangan lain, yang sebenar- kekuatan lain
nya ingin segera diketahui oleh pembaca perkenalan
(Tasrif dalam Lubis . 1981 :19) . Aneka teknik < > cinta
pengaluran ini, pada dasarnya, berfungsi >< putus
untuk mendukung kekuatan plot .
Dalam plot yang berpola V terbalik ini, Sampai kini, sejumlah novel Indonesia
sementara tidak ada alasan untuk meman- masih berplot V terbalik . Model ini terlebih
dang pola ini sebagai kebutuhan mutlak, lagi muncul pada novel-novel pop rendah-
seperti konvensi-konvensi lain, hal ini men- an .
jadi konvensional karena banyak penga-
rang selama bertahun-tahun belajar dengan 2 . MASALAH
godaan dan kesalahan bahwa pola ini
efektif . Lihat saja . di banyak novel awal Konsepsi plot ini mempunyai satu ke-
Indonesia . plot ini sangat konvensional di- lemahan yang serius . Kelemahannya ialah
pakai oleh banyak pengarang . Plot lurus tidak menggambarkan sebagian besar plot .
adalah konvensi plot pada novel-novel awal Konsepsi plot seperti ini, menurut Edgar
Indonesia . Allan Poe, tepat dikenakan pada cerita
Ada skala persamaan dan skala per- pendek . Menurutnya, cerita pendek adalah
bedaan, misalnya, antara novel-novel awal bentuk cerita yang sempurna karena dapat
Indonesia dengan hikayat . Junus (1974) dibaca dengan cepat dan dengan demikian
mendeskripsikan hal ini dengan balk . Dika- mencapai sebuah kesatuan efek atau im-
takannya bahwa novel berbeda dengan presi yang tidak dapat disampaikan oleh
hikayat . Di dalam novel terjadi kebaruan, bentuk lain yang lebih panjang .
ada pembaruan pada novel dibandingkan Pada umumnya, memang demikian
dengan hikayat . Azab dan Sengsara karya cerita pendek dipahami oleh banyak orang .
Merari Siregar dan Siti Nurbaya karya Jumlah kata cerpen, misalnya, dikatakan
Marah Rusli, misalnya, menunjukkan hal hanya mencapai sepuluh ribu buah, se-
itu . Kedua novel ini memperlihatkan kebaru- dangkan novel Iebih dari tiga puluh lima ribu
an terlepasnya pretensi sejarah . Unsur ini buah . Jumlah halaman cerpen kira-kira
bisanya muncul pada hikayat . Dalam hi- maksimal tiga puluh halaman kuarto, se-
kayat biasa didapati anggapan kenyataan dangkan novel 100 halaman kuarto . Cerpen
sejarah, bukan sebagai karya imajinatif . dapat dibaca antara sepuluh sampai de-