Anda di halaman 1dari 3

Tugas Manajemen Pajak

Raka Junico Widyarman


025041800068

Kasus : Tuan A punya sebuah bengkel mobil dengan omset pertahun 3 Milyar dan berencana
membuka cabang baru di dua tempat dengan perkiraan tambahan omset masing-masing 3 milyar.
Apa yang sebaiknya dilakukan tuan A untuk mengembangkan usahanya dan memaksimalkan
laba?

Informasi Penting :
 Mempunyai 8 karyawan
 Mempunyai 5 anak laki-laki (di luar tanggungan)
 Sudah menikah (K/0)
 Usaha bengkel berupa jasa dan jual beli spare part
 Utang bank 600 Jt
 Punya NPWP
 PPh Pasal 23
 Status WP OP, belum PKP
 Karyawan di Mess
 Laba Bersih 1 tahun 500 Jt, 150 Jt ditabung tiap tahun
 Jumlah pegawai di tempat baru sebanyak 8 orang
 Gaji karyawan 8 juta (PTKP)
 Status karyawan pegawai kontrak
 Ada THR, Bonus, & Insentif
 Alat ganti 5 tahun sekali
 Ada BPJS dipotong langsung dari Gaji
 Utang 600 Jt atas nama pribadi, Pokok dan Bunga 70:30, cicilan 1 bulan 7 juta (selama
10 tahun)
 Tempat usaha baru menggunakan sewa 1 tahun 100 Jt

Rumusan Masalah :
Usaha bengkel yang sekarang tengah dijalankan memiliki peredaran bruto (omzet) 3M sehingga
masih dibawah 4,8 jadi tidak perlu mengukuhkan sebagai PKP dan melakukan pembukuan,
namun dengan rencana untuk ekspansi menjadi 3 Tempat Usaha dengan estimasi tiap tempat
usahanya mencapai 3M maka total peredaran bruto selama 1 tahun mencapai 9M (3M x 3)
sehingga berpotensi untuk menjadi PKP dan mengadakan pembukuan, selain itu pengenaan
pajak terutangnya pun bisa menjadi lebih besar karena menggunakan tarif PPh Badan sebesar
22% (Perppi No.1 Tahun 2020)

Perhitungan Pajak Saat ini :


Tuan A
Status K/0
Penghasilan laba usaha 500 Jt

Laba 500.000.000
PPh 23 (2%) 10.000.000
Bukti Potong 10.000.000

PTKP
Pribadi 54.000.000
Kawin 4.500.000
58.500.000

PKP 441.500.000

Progesif PPh Terutang 441.500.000


5% 50.000.000 2.500.000 391.500.000
15% 200.000.000 30.000.000 191.500.000
25% 191.500.000 47.875.000
80.375.000
bukti potong 10.000.000
Beban Pajak 70.375.000 EAT 429.625.000
Perhitungan Skenario 1
Tanpa melakukan tax avoidance, dan laba 1,5 M
Membuat NPWP, kukuhkan menjadi PKP, Lakukan pemusatan sehingga penyerahan antar
cabang tidak terutang PPn

PKP 1.441.500.000

Tax 22% 317.130.000

EAT 1.182.870.000

Perhitungan Skenario 2
Mengalihkan aset atas nama Anak, menerapkan sistem pembagian hasil dan memberlakukan PPh
Final u/ UKM, menggunakan SPT 1770 S (PP No. 23 Tahun 2018)

Estimasi
Omzet 3.000.000.000 Tuan A
Monthly 250.000.000 pajak terutang 80.375.000
4 (2) 1.250.000 bukti potong 15.000.000
Annual 15.000.000 beban pajak 65.375.000

Anak 1 Anak 2
Pajak Terutang 81.500.000 81.500.000
Bukti Potong 15.000.000 15.000.000
Beban Pajak 66.500.000 66.500.000

Total Beban Pajak = 65.375.000 + 66.500.000 + 66.500.000 = 198.375.000


Keuntungan bersih = 1.500.000.000 – 198.375.000 = Rp 1.301.625.000

Kesimpulan

Sebaiknya tuan A menggunakan skenario 2 dengan mengalihkan aset atas nama Anak,
menerapkan sistem pembagian hasil, dan memberlakukan PPh final u/ukm dari insentif PP No.23
Tahun 2018, dikarenakan untuk Orang Pribadi maka dapat berlaku selama 7 tahun, ketimbang
menggunakan CV atau PT. sehingga laba bersih yang diperoleh setelah pajak Rp 1.301.625.000.
selama Tuan A setor dan lapor tepat waktu maka probabilitas untuk diaudit sangatlah kecil
walaupun penggunaan 2 cabang bengkel lainnya menggunakan nama anaknya

Anda mungkin juga menyukai