Anda di halaman 1dari 5

Aplikasi Sifat Koligatif Larutan dalam

Kehidupan Sehari-hari

Disusun oleh :

Febryan Nidya Pramesti

XII-IPA

SMA CENDEKIA

JL.Raya Lingkar Timur,Rangkah Kidul,Sidoarjo,Telp.031-8945606

2019/2020
PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

A. PENERAPAN PENURUNAN TEKANAN UAP

1. Laut mati
Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat
terlarut yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah
gurun yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga
konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi.
Pada saat berenang di laut mati, kita tidak akan tenggelam karena konsentrasi zat
terlarutnya yang sangat tinggi. Hal ini tentu saja, dapat dimanfaatkan sebagai sarana hiburan
atau rekreasi bagi manusia. Penerapan prinsip yang sama dengan laut mati dapat kita temui di
beberapa tempat wisata di Indonesia yang berupa kolam apung.

2. Mendapatkan Benzena Murni


Tahukah kamu bahan bakar untuk pesawat terbang? Bahan bakar untuk pesawat terbang
bernama avgas (aviation gasoline) atau yang lebih dikenal dengan nama bensol. Nama lain
dari bensol adalah benzena. Benzena adalah kandungan alami dalam minyak bumi. Benzena
biasanya tercampur dengan toluena yang membentuk larutan benzena-toluena. Bagaimana
mendapatkan benzena murni apabila larutan yang terdiri atas benzena dan toluena yang
memiliki fraksi mol yang sama? Untuk mendapatkan benzena murni menggunakan
pemisahan campuran dengan distilasi bertingkat, dengan mengguakan prinsip berbedaan
tekanan uap antara zat pelarut dengan zat terlarut.

3. Kolam Apung
Kolam apung Atlantis Water Adventure yang berada di Taman Impian jaya Ancol Jakarta
merupakan contoh terjadinya penurunan tekanan uap pelarut. Air yang berada di kolam
apung ini memiliki kadar garam yang sangat tinggi, bahkan 10 kali lipat tingginya
dibandingkan kadar garam rata-rata dilautan. Air atau pelarut yang ada dikolam apung ini
sulit menguap karena tekanan uap pelarut menurun disebabkan karena konsentrasi kadar
garam yang sangat tinggi. Semakin banyak jumlah zat terlarut, maka pelarut semakin sukar
menguap. Dengan kata lain, adanya zat terlarut menyebabkan  penurunan tekanan uap cairan.
Karena memiliki konsentrasi zat terlarut sangat tinggi, maka pada saat kita berenang di sini
akan mengapung atau tidak tenggelam.
B. PENERAPAN PENURUNAN TITIK BEKU

1.  Membuat Campuran Pendingin


          Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0oC.
Cairan pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es putar. Cairan
pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air.
          Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan mencampurkan garam dapur
dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu. Pada pencampuran itu, es batu
akan mencair sedangkan suhu campuran turun. Sementara itu, campuran bahan pembuat es
putar dimasukkan dalam bejana lain yang terbuat dari bahan stainless steel. Bejana ini
kemudian dimasukkan ke dalam cairan pendingin, sambil terus-menerus diaduk sehingga
campuran membeku.

2.   Antibeku pada Radiator Mobil


Di daerah beriklim dingin, ke dalam air radiator biasanya ditambahkan etilen glikol.
Di daerah beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan, maka
radiator kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen glikol ke dalam air radiator
diharapkan titik beku air dalam radiator menurun, dengan kata lain air tidak mudah
membeku.

3.   Antibeku dalam Tubuh Hewan


Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub,
memanfaatkan prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk bertahan hidup.
Darah ikan-ikan laut mengandung zat-zat antibeku yang mempu menurunkan titik beku air
hingga 0,8oC. Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan di musim dingin yang suhunya
mencapai 1,9oC karena zat antibeku yang dikandungnya dapat mencegah pembentukan kristal
es dalam jaringan dan selnya. Hewan-hewan lain yang tubuhnya mengandung zat antibeku
antara lain serangga , ampibi, dan nematoda. Tubuh serangga mengandung gliserol dan
dimetil sulfoksida, ampibi mengandung glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda
mengandung gliserol dan trihalose.

4.   Antibeku untuk Mencairkan Salju


Di daerah yang mempunyai musim salju, setiap hujan salju terjadi, jalanan dipenuhi es
salju. Hal ini tentu saja membuat kendaraan sulit untuk melaju. Untuk mengatasinya, jalanan
bersalju tersebut ditaburi campuran garam NaCL dan CaCl 2. Penaburan garam tersebut dapat
mencairkan salju. Semakin banyak garam yang ditaburkan, akan semakin banyak pula salju
yang mencair.

5.    Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr)


Pengukuran sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan massa molekul
relatif zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung pada konsentrasi
zat terlarut. Dengan mengetahui massa zat terlarut (G) serta nilai penurunan titik bekunya,
maka massa molekul relatif zat terlarut itu dapat ditentukan.
C. PENERAPAN TEKANAN OSMOTIK

1. Mengontrol Bentuk Sel


Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama disebut isotonik.
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan lain disebut
hipotonik. Sementara itu, larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi
daripada larutan lain disebut hipertonik.
Contoh larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan
infus harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmosis, baik ke dalam ataupun
ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami kerusakan.

2. Mesin Cuci Darah


Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah. Terapi menggunakan
metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea melalui membran
semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang. Membran tak dapat ditembus
oleh molekul besar seperti protein sehingga akan tetap berada di dalam darah.

3.  Pengawetan Makanan
Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur
digunakan untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba penyebab
makanan busuk yang berada di permukaan makanan.

4. Membasmi Lintah
Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam yang
ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam tubuh
sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya.

5. Penyerapan Air oleh Akar Tanaman


Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Air tersebut diserap oleh tanaman melalui
akar. Tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih tinggi daripada air
di sekitar tanaman sehingga air dalam tanah dapat diserap oleh tanaman.

6. Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik


Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari larutan yang
lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jika kepada larutan diberikan
tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotiknya.
Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan memberi
tekanan pada permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa
untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui selaput yang permeabel untuk air
tetapi tidak untuk ion-ion dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara spontan
akan merembes dari air murni ke dalam air asin.
Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun dalam air
limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas.
D. PENERAPAN KENAIKAN TITIK DIDIH
1. Cairan antibeku pada mesin mobil
Ethylene glycol atau cairan antibeku ditambahkan pada air di radiator kendaraan. Selain
mencegah pembekuan air di mesin pada daerah dingin, antobeku juga berguna meningkatkan
titik didih air. Dengan menaikkan titik didih, cairan ini akan melindungi air di mesin mobil
dari mendidih ketika mesin panas sehingga tidak membuat mesin cepat rusak.
2. Menambahkan garam saat memasak
Menambahkan garam ke air sebelum atau saat pemanasan akan meningkatkan titik didihnya,
sehingga suhu air saat mendidih akan menjadi lebih panas daripada yang seharusnya. Dengan
demikian, pemasakan dapat dilakukan lebih lama dan pada suhu lebih tinggi agar makanan
bisa lebih merata matangnya dan lebih lunak. Ini berguna untuk memasak makanan yang
awalnya keras tapi harus dimasak lunak seperti daging atau pasta.
3. pengukuran massa molar
Peningkatan titik didih tergantung pada jenis pelarut dan konsentrasi partikel terlarut
Akibatnya, titik didih elevasi dapat digunakan untuk menentukan massa molar zat terlarut. Ini
bisa digunakan untuk menghitung misalnya, massa garam atau partikel lain yang terlarut di
air.
4. Penyulingan gula.
Ketika tebu telah dipanen dan sari tebu diekstraksi, sari kni harus disuling untuk
menghasilkan gula kristal yang dapat dikonsumsi. Pada tahap penyulingan gula, sari tebu
akan direbus, dan suhu di mana larutan sari tebu mendidih akan tergantung pada konsentrasi
gula. Sehingga ini bisa digunakan untuk memantau tingkat kejenuhan larutan dan kadar gula
dalam larutan dan kemudian bisa dilakukan penambahan sari tebu bila kadar di dalam larutan
terlalu rendah kadar gulanya.

Anda mungkin juga menyukai