Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MID PANCASILA

BUDAYA MASYARAKAT WAWONII


DALAM MENGAMALKAN SILA SILA
PANCASILA

DI SUSUN OLEH

NAMA:OSKAR MUARIF

NIM:D1A121087

KELAS:C

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah mata kuliah
Pendidikan Pancasila yang membahas tentang Nilai-Nilai Pancasila dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan budaya
masyarakat suku wawonii

Dalam mengamalkan sila-sila Pancasila, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan
dengan Pancasila.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan
yang bersifat membangun demi kesempurnaannya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa
manfaat untuk pembaca.

Kendari 28 Oktober 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... !


DAFTAR ISI .................................................................................................................. .............. !!
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. !!!
A. Latar belakang ....................................................................................................................1

B. Rumusan masalah ............................................................................................................. .. 2

C.Tujuan ............................................................................................................................. .. 3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................. 4


A. Nilai ketuhanan ............................................................................................................. .......4

B. nilai kemanusiaan ............................................................................................................... 5

C. nilai persatuan ............................................................................................................. ....... 6


D.nilai kerakyatan .................................................................................................................. 7
E.nilai keadilan ............................................................................................................ .......... 8
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 9
A. Kesimpula ........................................................................................................... 10
B. Saran .................................................................................................................. 11
BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

pancasila yang merupakan dasar negara indonesia, menjadi dasar pedoman

dalam segala pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan negara indonesia termasuk peraturan

perundang-undangan. pancasila merupakan cerminan bangsa indonesia dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. nilai-nilai pancasila yang terkandung di dalam pancasila

menjadi tolak ukur bagi bangsa indonesia dalam penyelenggaraan bernegara. karena konsekuensi dari

hal itu bahwa penyelenggaraan bernegara tidak boleh menyimpang dari nilai ketuhanan, nilai

kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

Suku Wawonii merupakan salah satu kelompok sosial suku bangsa yang berdiam di Dalam wilayah

Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara etnografis, keberadaan masyarakat suku

Wawonii masih kurang dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini disebabkan karena belum banyaknya

penelitian atau publikasi yang dilakukan mengenai suku bangsa tersebut.Daerah yang lebih khusus

mereka diami adalah pulau kecil bernama Pulau Wawonii, yang terletak berseberangan dengan ujung

tenggara jazirah Sulawesi Tenggara. Sebagian dari mereka juga mendiami bagian utara dari Pulau

Buton yang dipisahkan oleh selat yang sempit dengan Pulau Wawonii Pulau Wawonii secara

administrative merupakan bagian dari Kecamatan Wawonii.Luas kecamatan yang berupa pulau ini

adalah sebesar + 404,8 km2 yang terbagi ke dalam 10 desa.Pulau Wawonii sendiri dihuni oleh beberapa

etnis, di antaranya Wawonii yang merupakan suku Tolaki, suku Bugis, suku Buton, bahkan suku Jawa

juga menjadi penghuni pulau tersebut. Pada tahun

1990, penduduk di Kecamatan Wawonii berjumlah sekitar + 35.000 jiwa, tetapi tidak jelas mengenai
jumlah masyarakat suku Wawonii di antara jumlah tersebut.Beberapa pendapat

menyatakan bahwa suku Wawonii merupakan pecahan dari orang-orang suku Tolaki, sedangkan para

ahli bahasa menyatakan bahwa mereka memiliki bahasa tersendiri yang juga disebut dengan
nama
bahasa Wawonii atau bahasa Kalisusu, tetapi sumber lain mengemukakan bahwa bahasa tersebut

merupakan salah satu dialek dari bahasa Tolaki.

B.RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas yaitu sebagai berikut:

1.Apa nilai ketuhanan dalam suku wawonii?

2.nilai kemanusiaan dalam suku wawonii?

3.nilai persatuan dalam suku wawonii?

4.nilai kerakyatan dalam suku wawonii?

5.nilai keadilan dalam suku wawonii ?

C.TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas dari

mata pelajaran Pancasila, tapi juga bertujuan diantaranya untuk :

. Untuk mengetahui pengertian kehidupan,suku wawonii dalam sila sila pancasila

.Untuk mengetahui perbedaan suku wawonii dan suku suku lainnya

BAB II
PEMBAHASAN

A.NILAI KETUHANAN YANG MAHA ESA

Percaya akan adanya zat yang maha kuasa dan memiliki keyakinan penuh bahwa semua yang ada di

bumi adalah ciptaan Tuhan.

Sikap nilai ketuhanan dalam suku wawonii dapat dilakukan dengan cara:
a. 1.Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agama yang dianut.
b. 2.Menjalankan perintah agama sesuai ajaran yang dianut

c. Saling menghormati antarumat beragama

d. Bekerja sama antarpemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda- berbeda.

e. Menghormati orang lain dalam kebebaan menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan

masing-masing.

f. Tidak memaksakan satu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang

lain

• MEMANGKILO

Memangkilo adalah bahasa wawonii yang artinya sunatan merupakan salah satu adat masyarakat

wawonii yang masih di lestarikan sampai saat ini.memangkilo atau sunatan di lakukan pada saat anak

beranjak dewasa.mangkilo di tinjau dari segi bahasa atau kosa kata adalah bersih sedangkan dalam

pengartiannya mangkilo adalah pembersihan diri.

Namun dengan penerapan dan kaidah-kaidah dalam berislam.terutama pentingnya memangkilo atau

sunatan dalam mencegah najis yang ada pada manusia.perempuan atau pun laki-laki,namun

perbedaannya perempuan di mangkilo pada umur balita sedangkan laki-laki pada usias 7 atau 9 tahun

Makna dari memangkilo yaitu sebagai pembersihan diri,dalam adat istiadat wawonii seorang anak yang

beranjak remaja atau memasuki usia 7-9 tahun di wajibkan untuk di mangkilo atau membersihkan diri

dalam menghadapi tugas dan kewajibannya terhadap Allah swt.sebagaimana yang di hadiskan dalam

riwayat bahwa anak yang berusia di atas 7-9 tahun harus di wajibkan untuk melaksanakan sholat,dan

syarat seseorang yang di terima sholatnya oleh Allah adalah seseorang yang telah bersih dari hadas dan

najis.
• ADAT TINASUKA PADA PERKAWINAN SUKU WAWONII

Tinasuka ini adalah toleransi, kerja keras, tanggungjawab, kehormatan wanita,

kerja sama, dalam menetukan tinasuka sikap toleransi didahulukan karena

dalam proses pemberian tinasuka tidak ada unsur paksaan walaupun secara

hukum adat sudah ditentukan tiga puluh pohon kelapa tetapi yang mejadi nilai

toleransi adalah proses pemberian tinasuka yang dikonversi menjadi uang dan

di luar ongkos pernikahan, pada massa kerajaan semua penghuni di pulau

wawonii dituntut keras untuk menanam pohon kelapa sebagai salah satu

sumber penghidupan dan mahar pernikahan. Setelah berahirnya sistem

kekerajaan mahar yang di berikan mempelai pria kepada mempelai wanita bisa

dikonversi dengan uang dengan pertimbangan banyaknya suku yang mendiami


pulau Wawonii, dan dalam pemberian tinasuka tanggungjawab seorang

mempelai laki-laki adalah wujud seorang suami yang siap memberih nafkah

istri dan menuntun istri dalam hal agama, nilai kehormatan wanita

adalah suatu simbol yang dikenal dengan tinasuka atau mahar yang

merupakan suatu simbol penghormatan dan penggagungan seorang wanita

yang disyaratakan Allah sebagai hadia laki-laki, kerja sama dalam menentukan

tinasuka merupakan kewajiban dalam suatu keluarga untuk membantu

mempelai laki-laki dalam menentuakan mahar untuk mempelai wanita.


60 pohon kelapa untuk keturunan raja,30 pohon untuk kalngan mengah 15

pohon untuk kalangan rendah

B.NILAI KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAP

pada sila kedua ini Pancasila itu sendiri yang dimana memberikan sebuah petunjuk kepada masyarakat

Indonesia termaksud suku wawonii untuk bagaimana masyarakat wawonii bersikap dalam kehidupan

sehari-harinya yang dimana sudahlah susai dengan nilai sikap, moral,perilaku, etika, dan norma yang

berlaku di masyarakat yang wajar dan sesuai denganisi hati dari nurani mereka sendiri.

Contohnya seperti

- Mengembangkan sikap tenggang rasa

- Saling mencintai sesama manusia

- Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan

- Tidak semena-mena terhadap orang lain

- Berani membela kebenaran dan keadilan

- Mampu melakukan yang baik demi kebenaran

-Menjaga kepercayaan orang

-Ramah dalam bermasyarakat

Suku wawonii ini berasal dari kata WAWONII, WAWO =atas, NII =kelapa jadi

Artinya adalah atas Kelapa, di sana mereka sering melakukan Tarian suku
Wawonii biasanya di temukan di Event besar misalnya, menjemput tamu besar, tari lulo, tidaklah

serumit tari tradisional lainnya.Para penarinya berpegang tangan satu sama lainnya membentuk

lingkaran saling menyambung. Setiap tamu yang tidak bisa menari akan di ajari tari lulo oleh penari

yang mengajaknya hingga terbiasa. Wawonii adalah sebuah komunitas masyarakat yang mendiami

Pulau sulawesi disebelah tenggara persisnya di kota kendari, kabupaten Konawe kepulauan atau

wawonii kebanyakan punya profesi sebagai petani yang rajin dalam bekerja. selain itu mereka juga

punya semangat gotong royong yang tinggi,dan mengadakan jum’at bersih,kemudian sering melakukan

senam sehat di pagi hari,mereka ramah kepada semua orang termaksud pendatang,di waawonii Percaya

akan adanya zat yang maha kuasa dan memiliki keyakinan penuh bahwa semua yang ada di bumi adalah

ciptaan Tuhan.

Sikap nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari, dapat dilakukan dengan cara:

Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agama yang dianut.

Menjalankan perintah agama sesuai ajaran yang dianut

Saling menghormati antarumat beragama

Bekerja sama antarpemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-berbeda. Menghormati

orang lain dalam kebebaan menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.Tidak

memaksakan satu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang

lain.Menghormati hak orang lainsetiap manusia memilik hak. Hak Asasi telah diperoleh dan

dibawahnya sejak lahir yaitu hak asasi manusia. Hak asasi manusia berlaku sejak ia lahir di bumi tanpa

perbedaan atas dasar negara, ras, agama dan kelamin. Dengan HAM, manusia memperoleh kesempatan

untuk berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya. Untuk mengejar kehidupan yang lebih baik,

manusia harus bekerja sama dengan manusia lain dalam masyarakat. Manusia mustahil dapat hidup

sendiri tanpa bantuan orang lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai

dan kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya adalah barkat bantuan dan kerja sama
orang lain di masyarakat.Sebagai makhluk sosial tidak mungkin hidup sendirian, bahkan seluruh

aktifitasnya dilaksanakan bersma dengan pihak lain. Seluruh kebutuhanpun terpenuhi melalui kerja

sama yang baik diantara mereka. Dengan kata lain, manusia selalu hidup bersama dan berkelompok.

Tidak satupun pekerjaan dapat dilaksanakan tanpa keikut sertaan yang lain. Keterlibatan orang lain

dalam satu kegiatan apakah itu melalui tenaga, pikiran, atau dana. Dengan demikian, peran serta dalam

suatu kegiatan merupakan sesuatu keharusdan karena berkesesuaian dengan hakikat atau keberadaan

manusia itu sendiri (Safaruddin, 1988). Terjemahan: dengarlah kalian, tolong-menolonglah kalian

dalam suatu pekerjaan lalu seia sekatalah dalam setiap tidaknya karena tidak ada lagi yang dapat

mengalahkan pekerjaan yang disepakati. Barang siapa yang menolong sesamanya Allah akan

menolongnya pula. Tetapi, barang siapa yang tidak memperdulikan lagi sesamanya, walaupun tidak

akan memperdulikannya. Salah satu kriteria untuk menyatakan baik dan buruknya atau teradat dan

tidaknya seseorang dapat dilihat dari segi kejujuran.Kejujuran itu baru dapat dibuktikan pada saat

seseorang mendapat kewenangan untuk mengembang suatu amanat, baik yang langsung dari tuhan

maupun dari sesame manusia. Kejujuran akan tampak dalam bentuk nyata atau dalam bentuk tingkah

laku apabila seseorang mempunyai hati yang bening. dari sinilah akan terpencar nilai-nilai positif yang

akan mewarnai pola tingkah laku seseorang. “kejujuran itu ada tiga macam, pertama jujur kepada Allah,

artinya tidak melupakan (Perintah-nya), kedua jujur kepada sesama manusia artinya tidak diharapkan

imbalan dari seseorang, ketiga jujur tehadap diri sendiri, artinya menjaga dan mengawasi mulut dari

perkataan dusta dan sia-sia. “kejujuran itu ada tiga macam, pertama jujur kepada Allah, artinya tidak

melupakan (Perintah-nya), kedua jujur kepada sesama manusia artinya tidak diharapkan imbalan dari

seseorang, ketiga jujur tehadap diri sendiri, artinya menjaga dan mengawasi mulut dari perkataan dusta

dan sia-sia.

3.NILAI PERSATUAN INDONESIA


Implementasi kesebelas kriteria di atas, menurut ajaran Lamellong Kajao Lalliddong mengenai

pelaksanaan pemerintahan dan kemasyarakatan yang disebut “Inanna


Warangparangnge” yaitu sumber kekayaan, kemakmuran, dan keadilan antara lain : 1. Perhatian Raja

terhadap rakyatnya harus lebih besar dari pada perhatian terhadap dirinya

2. Raja harus memiliki kecerdasan yang mampu menerima serta melayani orang banyak

3. Raja harus jujur dalam segala tindakan.

Sila ke -3 ini mempunyai maksud mengutamakan persatuan atau kerukunan bagi seluruh rakyat

Indonesia yang mempunyai perbedaan agama, suku, bahasa, dan budaya.Sehingga dapat disatukan

memlalui sila ini berbeda-beda tetapi tetep satu atau disebut dengan Bhineka Tunggal Ika.

Sila yang mempunyai lambang pohon beringin ini bermaksud memelihara ketertiban

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Persatuan Indonesia mengutamakan kepentingan dan keselamatan negara ketimbang kepentingan

golongan pribadi atau kelompok seperti partai. Hal yang dimaksudkan adalah sangat mencintai tanah

air Indonesia dan bangga mengharumkan nama Indonesia. Sila ini menanamkan sifat persatuan untuk

menciptakan kerukunan kepada rakyat Indonesia.

yang mempunyai lambang pohon beringin ini bermaksud memelihara ketertiban yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Persatuan Indonesia adalah satu untuk Indonesia walaupun keadaan dimasyrakat sangat penuh

perbedaan tetapi harus menjadi satu darah Indonesia dan rela mengorbankan kepentingan golongan

demi negara Indonesia. Walaupun sangat kental dengan berbagai budaya yang berbeda tetap harus

rukun menjaga kedamaian Bhineka Tunggal Ika. Dalam nilai Persatuan Indonesia terkandung nilai

bahwa negara adalah sebagai

penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk

social.Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang membentuk

negara yang berupa suku, ras, kelompok, golongan, maupun kelompok agama.Oleh karena itu

perbedaan adalah merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen

yang membentuk Negara.Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikatkan diri
dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka Bhineka Tunggal Ika.Perbedaan bukannya

untuk diruncingkan menjadi konnflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang

saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama

Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu, maupun golongan

agama.Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat dan martabat seluruh

warganya.Negara memberikan kebebasan atas individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama

untuk merealisasikan seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral.Oleh karena

itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh tumpah darahnya,

memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan seluruh warganya) mencerdaskan kehidupan

warganya, serta kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk mewujudkan

suatu ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan social.

Nilai persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.Hal itu terkandung nilai bahwa bahwa nasionalisme

Indonesia adalah nasionalisme religious yaitu nasionalisme yang bermoral Ketuhanan Ynag Maha

Esa.Nasionalisme yang humanitik yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai

makhluk Tuhan.Oleh karena itu nilai-nilai nasionalisme ini harus tercermin dalam segala aspek

penyelenggaraan Negara.

Nilai persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab.Hal itu terkandung nilai bahwa bahwa nasionalisme

Indonesia adalah nasionalisme religious yaitu nasionalisme yang bermoral Ketuhanan Ynag Maha

Esa.Nasionalisme yang humanitik yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai

makhluk Tuhan.Oleh karena itu nilai-nilai nasionalisme ini harus tercermin dalam segala aspek

penyelenggaraan Negara.

Penerapansila ke 3 di berbagai bidang

1. Bidang Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu piranti untuk membentuk kepribadian.Penanaman


kepribadian yang baik harus dilakukan sejak dini.Terutama penanaman rasa cinta tanah air dan rasa

persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Kepribadian yang baik para penerus bangsa akan

menentukan nasib dan kemajuan Indonesia di masa mendatang. Nilai-nilai pancasila harus ditanamkan

kuat pada generasi-generasi penerus bangsa.Tujuan pendidikan nasional adalah menciptakan manusia

yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan

bertanggung jawab.

2. Ilmu pengetahuan dan teknologi

Iptek harus memenuhi etika ilmiah, yang paling berbahaya adalah yang menyangkut

hidup mati, orang banyak, masa depan, hak-hak manusia dan lingkungan hidup. Di samping itu Ilmu

pengetahuan dan teknologi di Indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila karena Iptek pada

dasarnya adalah untuk kesejahteraan umat manusia. Nilai-nilai Pancasila sila ketiga bilamana dirinci

dalam etika yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah sebagai berikut :

• Sumber ilmiah sebagai sumber nasional bagi warga negara seluruhnya.

Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tenologi harus mendahulukan kepentingan bangsa dan negara.

• Alokasi pemerataan sumber dan hasilnya.

• Pentingnya individualitas dan kemanusiaan dalam catur darma ilmu pengetahuan,


yaitu penelitian, pengajaran, penerapan, dsan pengamalannya

4.NILAI KERAKYATAN YANG DI PIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN

DALAM PERMUSAWARATAN /RAKYAT

Berikut butir-butir nilai sila ke-4 Pancasila menurut TAP MPR Nomor I/MPR/2003:

a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia memiliki kedudukan, hak,
dan kewajiban yang sama.

b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain

c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

d. 4.Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.


e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.

f. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan

musyawarah

g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan


golongan.

h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
j. Yang Maha
k. Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran, dan keadilan

mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

l. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercaya untuk melaksanakan


pemusyawaratan

m. Di warga wawonii mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk mencapai keadilan sosial,
untuk

n. itu harus bersikap adil terhadap sesama serta menjaga hak dan kewajiban.

o. Tak terkecuali orang wawonii, di masa lampau juga telah memiliki sederet nama orang bijak yang

banyak mengajari masyarakat tentang filsafat etika. Hal ini tercermin melalui catatan sejarah

bahwa perikehidupan manusia wawonii sejak dahulu, merupakan bagian integral

dan tidak dapat dipisahkan dalam konteks ini adalah keseluruhan norma yang meliputi
bagaimana seseorang harus bertingkah laku terhadap sesama manusia dan ter-hadap pranata sosialnya

yang membentuk pola tingkah laku serta pandangan hidup. Demikian melekat-kentalnya nilai ini di

kalangan orang Bugis, sehingga dianggap berdosa jika tidak melaksanakan.

Implementasi dari sila ke-4 dalam Pancasila pelaksanaan sila ke-4 dalam masyarakat pada

hakekatnya didasari oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, serta

Persatuan Indonesia, dan mendasari serta menjiwai sila Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Hak demokrasi harus selalu diiringi dengan sebuah kesadaran bertanggung jawab terhadap Tuhan Yang

Maha Esa menurut keyakinan beragama masingmasing, dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan,

serta menjunjung tinggi persatuan. Adapun pelaksanaan /implementasi dari penerapan sila ke-4 dari
pancasila adalah; Sebagai warga Negara dan masyarakat, setiap manusia mempunyai kedudukan, hak

dan kewajiban yang sama. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk

kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan.Dengan itikad baik dan rasa

tanggungjawab menerima dan melaksanakn hasil keputusan musyawarah. Tidak boleh memaksakan

kehendak orang lain. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat

kekeluargaan.Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai dalam.

Pemerintah distrik wawonii

Daerah ini masuk dalam pemerintahan gouvement Celebes en onderhoorigheden atau gubernur

Sulawesi dan daerah takluknnya.terdiri dari beberapa wilayah afdeeling.setiap afdeeling dijabat oleh

seorang asisten residen (asistent resident).setiap asisten residen membawahi beberapa kontrolir yang
hampir menjadi kepala pemerintahan pada “cabang pemerintahan”(onderafdeeling).setiap
onderafdeeling terbagi pula atas beberpa distrik di kepalai oleh seorang regen (regent).setiap regen

membawahi beberapa kepala kampong.

Pemerintah kecamatan wawonii (1962-1986)

Sebelum terbentuknnyan kecamatan wawonii,di kenal dengan system pemerintahan distrik. Berturut-

turut memerinth kepala distrik haji Muhammad gazali digelar laki sabu (artinya kepala/pimpinan yang

di turunkan).pada pemerintahan hindia belanda yang bertindak sebagai

wawonii haji ismail,di lanjutkan oleh nuhun dengan status kepala distrik sampai tahun 1959 dan
berakhir tahun itu juga seiring di hapuskannya swapraja.pada saat itu swapraja kendari di ubah menjadi
kawedanan.

5.nilai keadilan sosial bagi seluru bangsa Indonesia

Menurut kami hubungan antara Falsafah suku wawonii dan Pancasila ialah terdapat pada empat

pemikiran Lamellong yang di anjurkan kepada raja wawonii saat itu seperti :

• Tidak membiarkan rakyatnya bercerai-berai


• Tidak memejamkan mata siang dan malam

• Menganalisis sebab akibat suatu tindakan sebelum dilakukan, dan

• Raja harus mampu berutur kata dan menjawab pertanyaan

Keempat point di atas menurut kami sangat berhubungan dengan Pancasila pada sila ke lima Keadilan

Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Adapun sila pertama yang berbunyi

Ketuhanan Yang Maha Esa menurut saya sudah sangat sejalan dengan kepercayaan masyarakat

Wawonii terdahulu yang mempercayai adanya Dewata Sewwae di tambah lagi setelah masuknya islam

di tanah wawonii muncul ajaran baru yang di namakan Sara’atau syariat yang mengatur kehidupan

beragama masyarakat wawoniin pada masa itu. Sila ke dua dalam Pancasila

yang berbunyi Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab menurut kami kurang relefan dengan adat

istiadat masyarakat wawonii terdahulu yang membagi beberapa strata masyarakat Seperti Arung

(raja dan bangsawan) dan Ata (Budak).Ini menjelaskan kurangnya adilnya dalam urusan kemanusiaan

yang adil dan beradap karena menurut pandangan kami kaum budak atau ata’ hanya menjadi pembantu

kaum raja dan bangsawan (arung) dan tidak adanya kesetaraan di antara kedua kasta masyarakat

tersebut.Dan sila keempat Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam

Permusyawaratan Perwakilan menurut kami sudah di terapkan

oleh masyarakat wawonii terdahulu dengan adanya dewan adat yang bernama Ade’ Pituesebagai

wakil-wakil rakyat yang mengurus bidang kenegaraan.

Dikalangan seorang raja wawonii dalam menjalankan roda pemerintahan harus memiliki 11 (sebelas)

kriteria, antara lain raja harus bersifat :

1. LINO (BUMI) : Mempunyai watak BUMI, yaitu seorang pemimpin hendaknya mampu melihat jauh

ke depan, berwatak murah hati, suka beramal, dan senantiasa berusaha untuk tidak mengecewakan

kepercayaan rakyatnya
2. LANGI (LANGIT) : Mempunyai watak LANGIT, yaitu langit mempunyai keluasan yang tak terbatas

hingga mampu menampung apa saja yg datang padanya. Seorang pemimpin hendaknya mempunyai

keluasan batin dan pengendalikan diri yang kuat, sehingga dengan sabar mampu menampung pendapat

rakyatnya yang bermacam- macam

3. WETTUING (BINTANG) : Mempunyai watak BINTANG, yaitu bintang senantiasa mempunyai

tempat yang tetap di langit sehingga dapat menjadi pedoman arah (Kompas). Seorang pemimpin

hendaknya menjadi teladan rakyat kebanyakan tidak ragu menjalankan keputusan yang disepakati,

serta tidak mudah terpengaruh oleh pihak yang akan menyesatkan.

4. MATAESSO (MATAHARI) :Mempunyai watak MATAHARI, yaitu matahari adalah sumber dari

segala kehidupan, yang membuat semua mahluk tumbuh dan berkembang. Seorang pemimpin

hendaknya mampu mendorong dan menumbuhkan daya hidup rakyatnya utk membangun negara

dengan memberikan bekal lahir dan batin untuk dapat berkarya dan memamfaatkan cipta, rasa, dan

karsanya.

5. KETENG (BULAN) : Mempunyai watak BULAN, yaitu keberadaan bulan senantiasa menerangi

kegelapan malam dan menumbuhkan harapan sejuk yang indah mempesona. Seorang pemimpin

hendaknya sanggup dan dapat memberikan dorongan dan mampu membangkitkan semangat rakyatnya,

ketika rakyat sedang menderita kesulitan. Ketika rakyatnya sedang susah maka pemimpin harus berada

di depan dan ketika rakyatnya senang pemimpin berada di belakang.

6. ANGING (ANGIN) : Mempunyai watak ANGIN, yaitu angin selalu berada disegala tempat tanpa

membedakan daratan tinggi dan daratan rendah ataupun ngarai. Seorang pemimpin hendaknya selalu

dekat dengan rakyatnya, tanpa membedakan derajat dan martabatnya, hingga secara langsung

mengetahui keadaan & keinginan rakyatnya.

7. WARA API (API) : Mempunyai watak API, yaitu api mempunyai kemampuan untuk membakar habis

dan menghancurleburkan segala sesuatu yang bersentuhan dengannya. Seorang pemimpin hendaknya

berwibawa dan berani menegakkan hukum dan kebenaran secara tegas dan tuntas tanpa pandang bulu.
8. TANA (TANAH) : Mempunyai watak TANAH, yaitu tanah merupakan dasar berpijak dan rela dirinya

ditumbuhi. Seorang pemimpin harus menjadikan dirinya penyubur kehidupan rakyatnya dan tidak tidur

memikirkan kesejahteraan rakyatnya.

9. RAUKKAJU (TUMBUHAN) : Mempunyai watak TUMBUHAN, yaitu tumbuhan/tanaman

memberikan hasil yang bermamfaat dan rela dirinya dipetik baik daun,dan buahnya maupun bunganya

demi kepentingan mahluk lainnya.

10. TASI’ (LAUT LUAS) : Mempunyai watak SAMUDRA, yaitu laut, betapapun luasnya, senantiasa

mempunyai permukaan yg rata dan bersifat sejuk menyegarkan. Seorang pemimpin hendaknya

menempatkan semua rakyatnya pada derajat dan martabat yang sama di hatinya. Dengan demikian ia

dapat berlaku adil, bijaksana dan penuh kasih sayang terhadap rakyatnya.

11. SAO/BOLA (RUMAH) : Mempunyai watak RUMAH, yaitu rumah senantiasa menyiapkan dirinya

dijadikan sebagai tempat berteduh baik malam maupun malam.

Seorang pemimpin harus memayungi dan melindungi seluruh rakyatnya. Makna dari sila keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah sebagai berikut :

• Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan

dan gotong-royong.

• Bersikap adil.

• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

• Menghormati hak-hak orang lain.

• Suka memberi pertolongan kepada orang lain.

• Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.

• Tidak bersifat boros.

• Tidak bergaya hidup mewah.

• Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.

• Suka bekerja keras.


• Menghargai hasil karya orang lain.

• Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

• Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan

dan gotong-royong.

• Bersikap adil.

• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.


• Menghormati hak-hak orang lain.

• Suka memberi pertolongan kepada orang lain.

• Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya menjadi dasar kehidupan berbangsa dan

bernegara bagi seluruh masyarakat indonesia, nilai-nilai Pancasila merupakan cakupan dari nilai,

norma, dan moral yang harusnya mampu diamalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, sebab apabila

Bangsa Indonesia mampu mengamalkan nilai-nilai tersebut maka degradasi moral dan kebiadaban

masyarakat dapat diminimalisir, secara tidak langsung juga akan mengurangi kriminalitas di Indonesia,

meningkatkan keamanan dan kesejahteraan bangsa

Indonesia

B.SARAN

Diharapkan agar semua masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

tidak hanya sekedar mengetahui saja namun melaksanakannya dalam kehidupan. Dan penerapan
pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini agar kelak nilai Pancasila akan melekat dalam karakter

dan kepribadian tiap individu dalam bermasyarakat agar senantiasa tercipta bangsa

Indonesia yang damai

Anda mungkin juga menyukai