DI SUSUN OLEH
NAMA:OSKAR MUARIF
NIM:D1A121087
KELAS:C
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah mata kuliah
Pendidikan Pancasila yang membahas tentang Nilai-Nilai Pancasila dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan budaya
masyarakat suku wawonii
Dalam mengamalkan sila-sila Pancasila, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan
dengan Pancasila.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan
yang bersifat membangun demi kesempurnaannya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa
manfaat untuk pembaca.
C.Tujuan ............................................................................................................................. .. 3
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
dalam segala pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan negara indonesia termasuk peraturan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. nilai-nilai pancasila yang terkandung di dalam pancasila
menjadi tolak ukur bagi bangsa indonesia dalam penyelenggaraan bernegara. karena konsekuensi dari
hal itu bahwa penyelenggaraan bernegara tidak boleh menyimpang dari nilai ketuhanan, nilai
Suku Wawonii merupakan salah satu kelompok sosial suku bangsa yang berdiam di Dalam wilayah
Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara etnografis, keberadaan masyarakat suku
Wawonii masih kurang dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini disebabkan karena belum banyaknya
penelitian atau publikasi yang dilakukan mengenai suku bangsa tersebut.Daerah yang lebih khusus
mereka diami adalah pulau kecil bernama Pulau Wawonii, yang terletak berseberangan dengan ujung
tenggara jazirah Sulawesi Tenggara. Sebagian dari mereka juga mendiami bagian utara dari Pulau
Buton yang dipisahkan oleh selat yang sempit dengan Pulau Wawonii Pulau Wawonii secara
administrative merupakan bagian dari Kecamatan Wawonii.Luas kecamatan yang berupa pulau ini
adalah sebesar + 404,8 km2 yang terbagi ke dalam 10 desa.Pulau Wawonii sendiri dihuni oleh beberapa
etnis, di antaranya Wawonii yang merupakan suku Tolaki, suku Bugis, suku Buton, bahkan suku Jawa
1990, penduduk di Kecamatan Wawonii berjumlah sekitar + 35.000 jiwa, tetapi tidak jelas mengenai
jumlah masyarakat suku Wawonii di antara jumlah tersebut.Beberapa pendapat
menyatakan bahwa suku Wawonii merupakan pecahan dari orang-orang suku Tolaki, sedangkan para
ahli bahasa menyatakan bahwa mereka memiliki bahasa tersendiri yang juga disebut dengan
nama
bahasa Wawonii atau bahasa Kalisusu, tetapi sumber lain mengemukakan bahwa bahasa tersebut
B.RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas yaitu sebagai berikut:
C.TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas dari
BAB II
PEMBAHASAN
Percaya akan adanya zat yang maha kuasa dan memiliki keyakinan penuh bahwa semua yang ada di
Sikap nilai ketuhanan dalam suku wawonii dapat dilakukan dengan cara:
a. 1.Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agama yang dianut.
b. 2.Menjalankan perintah agama sesuai ajaran yang dianut
d. Bekerja sama antarpemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda- berbeda.
e. Menghormati orang lain dalam kebebaan menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan
masing-masing.
f. Tidak memaksakan satu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang
lain
• MEMANGKILO
Memangkilo adalah bahasa wawonii yang artinya sunatan merupakan salah satu adat masyarakat
wawonii yang masih di lestarikan sampai saat ini.memangkilo atau sunatan di lakukan pada saat anak
beranjak dewasa.mangkilo di tinjau dari segi bahasa atau kosa kata adalah bersih sedangkan dalam
Namun dengan penerapan dan kaidah-kaidah dalam berislam.terutama pentingnya memangkilo atau
sunatan dalam mencegah najis yang ada pada manusia.perempuan atau pun laki-laki,namun
perbedaannya perempuan di mangkilo pada umur balita sedangkan laki-laki pada usias 7 atau 9 tahun
Makna dari memangkilo yaitu sebagai pembersihan diri,dalam adat istiadat wawonii seorang anak yang
beranjak remaja atau memasuki usia 7-9 tahun di wajibkan untuk di mangkilo atau membersihkan diri
dalam menghadapi tugas dan kewajibannya terhadap Allah swt.sebagaimana yang di hadiskan dalam
riwayat bahwa anak yang berusia di atas 7-9 tahun harus di wajibkan untuk melaksanakan sholat,dan
syarat seseorang yang di terima sholatnya oleh Allah adalah seseorang yang telah bersih dari hadas dan
najis.
• ADAT TINASUKA PADA PERKAWINAN SUKU WAWONII
dalam proses pemberian tinasuka tidak ada unsur paksaan walaupun secara
hukum adat sudah ditentukan tiga puluh pohon kelapa tetapi yang mejadi nilai
toleransi adalah proses pemberian tinasuka yang dikonversi menjadi uang dan
wawonii dituntut keras untuk menanam pohon kelapa sebagai salah satu
kekerajaan mahar yang di berikan mempelai pria kepada mempelai wanita bisa
mempelai laki-laki adalah wujud seorang suami yang siap memberih nafkah
istri dan menuntun istri dalam hal agama, nilai kehormatan wanita
adalah suatu simbol yang dikenal dengan tinasuka atau mahar yang
yang disyaratakan Allah sebagai hadia laki-laki, kerja sama dalam menentukan
pada sila kedua ini Pancasila itu sendiri yang dimana memberikan sebuah petunjuk kepada masyarakat
Indonesia termaksud suku wawonii untuk bagaimana masyarakat wawonii bersikap dalam kehidupan
sehari-harinya yang dimana sudahlah susai dengan nilai sikap, moral,perilaku, etika, dan norma yang
berlaku di masyarakat yang wajar dan sesuai denganisi hati dari nurani mereka sendiri.
Contohnya seperti
Suku wawonii ini berasal dari kata WAWONII, WAWO =atas, NII =kelapa jadi
Artinya adalah atas Kelapa, di sana mereka sering melakukan Tarian suku
Wawonii biasanya di temukan di Event besar misalnya, menjemput tamu besar, tari lulo, tidaklah
serumit tari tradisional lainnya.Para penarinya berpegang tangan satu sama lainnya membentuk
lingkaran saling menyambung. Setiap tamu yang tidak bisa menari akan di ajari tari lulo oleh penari
yang mengajaknya hingga terbiasa. Wawonii adalah sebuah komunitas masyarakat yang mendiami
Pulau sulawesi disebelah tenggara persisnya di kota kendari, kabupaten Konawe kepulauan atau
wawonii kebanyakan punya profesi sebagai petani yang rajin dalam bekerja. selain itu mereka juga
punya semangat gotong royong yang tinggi,dan mengadakan jum’at bersih,kemudian sering melakukan
senam sehat di pagi hari,mereka ramah kepada semua orang termaksud pendatang,di waawonii Percaya
akan adanya zat yang maha kuasa dan memiliki keyakinan penuh bahwa semua yang ada di bumi adalah
ciptaan Tuhan.
Sikap nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari, dapat dilakukan dengan cara:
Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agama yang dianut.
Bekerja sama antarpemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-berbeda. Menghormati
orang lain dalam kebebaan menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.Tidak
memaksakan satu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang
lain.Menghormati hak orang lainsetiap manusia memilik hak. Hak Asasi telah diperoleh dan
dibawahnya sejak lahir yaitu hak asasi manusia. Hak asasi manusia berlaku sejak ia lahir di bumi tanpa
perbedaan atas dasar negara, ras, agama dan kelamin. Dengan HAM, manusia memperoleh kesempatan
untuk berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya. Untuk mengejar kehidupan yang lebih baik,
manusia harus bekerja sama dengan manusia lain dalam masyarakat. Manusia mustahil dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai
dan kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya adalah barkat bantuan dan kerja sama
orang lain di masyarakat.Sebagai makhluk sosial tidak mungkin hidup sendirian, bahkan seluruh
aktifitasnya dilaksanakan bersma dengan pihak lain. Seluruh kebutuhanpun terpenuhi melalui kerja
sama yang baik diantara mereka. Dengan kata lain, manusia selalu hidup bersama dan berkelompok.
Tidak satupun pekerjaan dapat dilaksanakan tanpa keikut sertaan yang lain. Keterlibatan orang lain
dalam satu kegiatan apakah itu melalui tenaga, pikiran, atau dana. Dengan demikian, peran serta dalam
suatu kegiatan merupakan sesuatu keharusdan karena berkesesuaian dengan hakikat atau keberadaan
manusia itu sendiri (Safaruddin, 1988). Terjemahan: dengarlah kalian, tolong-menolonglah kalian
dalam suatu pekerjaan lalu seia sekatalah dalam setiap tidaknya karena tidak ada lagi yang dapat
mengalahkan pekerjaan yang disepakati. Barang siapa yang menolong sesamanya Allah akan
menolongnya pula. Tetapi, barang siapa yang tidak memperdulikan lagi sesamanya, walaupun tidak
akan memperdulikannya. Salah satu kriteria untuk menyatakan baik dan buruknya atau teradat dan
tidaknya seseorang dapat dilihat dari segi kejujuran.Kejujuran itu baru dapat dibuktikan pada saat
seseorang mendapat kewenangan untuk mengembang suatu amanat, baik yang langsung dari tuhan
maupun dari sesame manusia. Kejujuran akan tampak dalam bentuk nyata atau dalam bentuk tingkah
laku apabila seseorang mempunyai hati yang bening. dari sinilah akan terpencar nilai-nilai positif yang
akan mewarnai pola tingkah laku seseorang. “kejujuran itu ada tiga macam, pertama jujur kepada Allah,
artinya tidak melupakan (Perintah-nya), kedua jujur kepada sesama manusia artinya tidak diharapkan
imbalan dari seseorang, ketiga jujur tehadap diri sendiri, artinya menjaga dan mengawasi mulut dari
perkataan dusta dan sia-sia. “kejujuran itu ada tiga macam, pertama jujur kepada Allah, artinya tidak
melupakan (Perintah-nya), kedua jujur kepada sesama manusia artinya tidak diharapkan imbalan dari
seseorang, ketiga jujur tehadap diri sendiri, artinya menjaga dan mengawasi mulut dari perkataan dusta
dan sia-sia.
terhadap rakyatnya harus lebih besar dari pada perhatian terhadap dirinya
2. Raja harus memiliki kecerdasan yang mampu menerima serta melayani orang banyak
Sila ke -3 ini mempunyai maksud mengutamakan persatuan atau kerukunan bagi seluruh rakyat
Indonesia yang mempunyai perbedaan agama, suku, bahasa, dan budaya.Sehingga dapat disatukan
memlalui sila ini berbeda-beda tetapi tetep satu atau disebut dengan Bhineka Tunggal Ika.
Sila yang mempunyai lambang pohon beringin ini bermaksud memelihara ketertiban
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
golongan pribadi atau kelompok seperti partai. Hal yang dimaksudkan adalah sangat mencintai tanah
air Indonesia dan bangga mengharumkan nama Indonesia. Sila ini menanamkan sifat persatuan untuk
yang mempunyai lambang pohon beringin ini bermaksud memelihara ketertiban yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Persatuan Indonesia adalah satu untuk Indonesia walaupun keadaan dimasyrakat sangat penuh
perbedaan tetapi harus menjadi satu darah Indonesia dan rela mengorbankan kepentingan golongan
demi negara Indonesia. Walaupun sangat kental dengan berbagai budaya yang berbeda tetap harus
rukun menjaga kedamaian Bhineka Tunggal Ika. Dalam nilai Persatuan Indonesia terkandung nilai
penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk
social.Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang membentuk
negara yang berupa suku, ras, kelompok, golongan, maupun kelompok agama.Oleh karena itu
perbedaan adalah merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen
yang membentuk Negara.Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikatkan diri
dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka Bhineka Tunggal Ika.Perbedaan bukannya
untuk diruncingkan menjadi konnflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang
saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama
Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu, maupun golongan
agama.Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat dan martabat seluruh
warganya.Negara memberikan kebebasan atas individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama
untuk merealisasikan seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral.Oleh karena
itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh tumpah darahnya,
warganya, serta kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk mewujudkan
suatu ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan social.
Nilai persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.Hal itu terkandung nilai bahwa bahwa nasionalisme
Indonesia adalah nasionalisme religious yaitu nasionalisme yang bermoral Ketuhanan Ynag Maha
Esa.Nasionalisme yang humanitik yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk Tuhan.Oleh karena itu nilai-nilai nasionalisme ini harus tercermin dalam segala aspek
penyelenggaraan Negara.
Nilai persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab.Hal itu terkandung nilai bahwa bahwa nasionalisme
Indonesia adalah nasionalisme religious yaitu nasionalisme yang bermoral Ketuhanan Ynag Maha
Esa.Nasionalisme yang humanitik yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk Tuhan.Oleh karena itu nilai-nilai nasionalisme ini harus tercermin dalam segala aspek
penyelenggaraan Negara.
1. Bidang Pendidikan
persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Kepribadian yang baik para penerus bangsa akan
menentukan nasib dan kemajuan Indonesia di masa mendatang. Nilai-nilai pancasila harus ditanamkan
kuat pada generasi-generasi penerus bangsa.Tujuan pendidikan nasional adalah menciptakan manusia
yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab.
Iptek harus memenuhi etika ilmiah, yang paling berbahaya adalah yang menyangkut
hidup mati, orang banyak, masa depan, hak-hak manusia dan lingkungan hidup. Di samping itu Ilmu
pengetahuan dan teknologi di Indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila karena Iptek pada
dasarnya adalah untuk kesejahteraan umat manusia. Nilai-nilai Pancasila sila ketiga bilamana dirinci
dalam etika yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah sebagai berikut :
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tenologi harus mendahulukan kepentingan bangsa dan negara.
Berikut butir-butir nilai sila ke-4 Pancasila menurut TAP MPR Nomor I/MPR/2003:
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia memiliki kedudukan, hak,
dan kewajiban yang sama.
f. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
j. Yang Maha
k. Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran, dan keadilan
m. Di warga wawonii mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk mencapai keadilan sosial,
untuk
n. itu harus bersikap adil terhadap sesama serta menjaga hak dan kewajiban.
o. Tak terkecuali orang wawonii, di masa lampau juga telah memiliki sederet nama orang bijak yang
banyak mengajari masyarakat tentang filsafat etika. Hal ini tercermin melalui catatan sejarah
dan tidak dapat dipisahkan dalam konteks ini adalah keseluruhan norma yang meliputi
bagaimana seseorang harus bertingkah laku terhadap sesama manusia dan ter-hadap pranata sosialnya
yang membentuk pola tingkah laku serta pandangan hidup. Demikian melekat-kentalnya nilai ini di
Implementasi dari sila ke-4 dalam Pancasila pelaksanaan sila ke-4 dalam masyarakat pada
hakekatnya didasari oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, serta
Persatuan Indonesia, dan mendasari serta menjiwai sila Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Hak demokrasi harus selalu diiringi dengan sebuah kesadaran bertanggung jawab terhadap Tuhan Yang
Maha Esa menurut keyakinan beragama masingmasing, dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan,
serta menjunjung tinggi persatuan. Adapun pelaksanaan /implementasi dari penerapan sila ke-4 dari
pancasila adalah; Sebagai warga Negara dan masyarakat, setiap manusia mempunyai kedudukan, hak
dan kewajiban yang sama. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan.Dengan itikad baik dan rasa
tanggungjawab menerima dan melaksanakn hasil keputusan musyawarah. Tidak boleh memaksakan
kehendak orang lain. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
Daerah ini masuk dalam pemerintahan gouvement Celebes en onderhoorigheden atau gubernur
Sulawesi dan daerah takluknnya.terdiri dari beberapa wilayah afdeeling.setiap afdeeling dijabat oleh
seorang asisten residen (asistent resident).setiap asisten residen membawahi beberapa kontrolir yang
hampir menjadi kepala pemerintahan pada “cabang pemerintahan”(onderafdeeling).setiap
onderafdeeling terbagi pula atas beberpa distrik di kepalai oleh seorang regen (regent).setiap regen
Sebelum terbentuknnyan kecamatan wawonii,di kenal dengan system pemerintahan distrik. Berturut-
turut memerinth kepala distrik haji Muhammad gazali digelar laki sabu (artinya kepala/pimpinan yang
wawonii haji ismail,di lanjutkan oleh nuhun dengan status kepala distrik sampai tahun 1959 dan
berakhir tahun itu juga seiring di hapuskannya swapraja.pada saat itu swapraja kendari di ubah menjadi
kawedanan.
Menurut kami hubungan antara Falsafah suku wawonii dan Pancasila ialah terdapat pada empat
pemikiran Lamellong yang di anjurkan kepada raja wawonii saat itu seperti :
Keempat point di atas menurut kami sangat berhubungan dengan Pancasila pada sila ke lima Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Adapun sila pertama yang berbunyi
Ketuhanan Yang Maha Esa menurut saya sudah sangat sejalan dengan kepercayaan masyarakat
Wawonii terdahulu yang mempercayai adanya Dewata Sewwae di tambah lagi setelah masuknya islam
di tanah wawonii muncul ajaran baru yang di namakan Sara’atau syariat yang mengatur kehidupan
beragama masyarakat wawoniin pada masa itu. Sila ke dua dalam Pancasila
yang berbunyi Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab menurut kami kurang relefan dengan adat
istiadat masyarakat wawonii terdahulu yang membagi beberapa strata masyarakat Seperti Arung
(raja dan bangsawan) dan Ata (Budak).Ini menjelaskan kurangnya adilnya dalam urusan kemanusiaan
yang adil dan beradap karena menurut pandangan kami kaum budak atau ata’ hanya menjadi pembantu
kaum raja dan bangsawan (arung) dan tidak adanya kesetaraan di antara kedua kasta masyarakat
tersebut.Dan sila keempat Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
oleh masyarakat wawonii terdahulu dengan adanya dewan adat yang bernama Ade’ Pituesebagai
Dikalangan seorang raja wawonii dalam menjalankan roda pemerintahan harus memiliki 11 (sebelas)
1. LINO (BUMI) : Mempunyai watak BUMI, yaitu seorang pemimpin hendaknya mampu melihat jauh
ke depan, berwatak murah hati, suka beramal, dan senantiasa berusaha untuk tidak mengecewakan
kepercayaan rakyatnya
2. LANGI (LANGIT) : Mempunyai watak LANGIT, yaitu langit mempunyai keluasan yang tak terbatas
hingga mampu menampung apa saja yg datang padanya. Seorang pemimpin hendaknya mempunyai
keluasan batin dan pengendalikan diri yang kuat, sehingga dengan sabar mampu menampung pendapat
tempat yang tetap di langit sehingga dapat menjadi pedoman arah (Kompas). Seorang pemimpin
hendaknya menjadi teladan rakyat kebanyakan tidak ragu menjalankan keputusan yang disepakati,
4. MATAESSO (MATAHARI) :Mempunyai watak MATAHARI, yaitu matahari adalah sumber dari
segala kehidupan, yang membuat semua mahluk tumbuh dan berkembang. Seorang pemimpin
hendaknya mampu mendorong dan menumbuhkan daya hidup rakyatnya utk membangun negara
dengan memberikan bekal lahir dan batin untuk dapat berkarya dan memamfaatkan cipta, rasa, dan
karsanya.
5. KETENG (BULAN) : Mempunyai watak BULAN, yaitu keberadaan bulan senantiasa menerangi
kegelapan malam dan menumbuhkan harapan sejuk yang indah mempesona. Seorang pemimpin
hendaknya sanggup dan dapat memberikan dorongan dan mampu membangkitkan semangat rakyatnya,
ketika rakyat sedang menderita kesulitan. Ketika rakyatnya sedang susah maka pemimpin harus berada
6. ANGING (ANGIN) : Mempunyai watak ANGIN, yaitu angin selalu berada disegala tempat tanpa
membedakan daratan tinggi dan daratan rendah ataupun ngarai. Seorang pemimpin hendaknya selalu
dekat dengan rakyatnya, tanpa membedakan derajat dan martabatnya, hingga secara langsung
7. WARA API (API) : Mempunyai watak API, yaitu api mempunyai kemampuan untuk membakar habis
dan menghancurleburkan segala sesuatu yang bersentuhan dengannya. Seorang pemimpin hendaknya
berwibawa dan berani menegakkan hukum dan kebenaran secara tegas dan tuntas tanpa pandang bulu.
8. TANA (TANAH) : Mempunyai watak TANAH, yaitu tanah merupakan dasar berpijak dan rela dirinya
ditumbuhi. Seorang pemimpin harus menjadikan dirinya penyubur kehidupan rakyatnya dan tidak tidur
memberikan hasil yang bermamfaat dan rela dirinya dipetik baik daun,dan buahnya maupun bunganya
10. TASI’ (LAUT LUAS) : Mempunyai watak SAMUDRA, yaitu laut, betapapun luasnya, senantiasa
mempunyai permukaan yg rata dan bersifat sejuk menyegarkan. Seorang pemimpin hendaknya
menempatkan semua rakyatnya pada derajat dan martabat yang sama di hatinya. Dengan demikian ia
dapat berlaku adil, bijaksana dan penuh kasih sayang terhadap rakyatnya.
11. SAO/BOLA (RUMAH) : Mempunyai watak RUMAH, yaitu rumah senantiasa menyiapkan dirinya
Seorang pemimpin harus memayungi dan melindungi seluruh rakyatnya. Makna dari sila keadilan
• Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan gotong-royong.
• Bersikap adil.
• Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan gotong-royong.
• Bersikap adil.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya menjadi dasar kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh masyarakat indonesia, nilai-nilai Pancasila merupakan cakupan dari nilai,
norma, dan moral yang harusnya mampu diamalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, sebab apabila
Bangsa Indonesia mampu mengamalkan nilai-nilai tersebut maka degradasi moral dan kebiadaban
masyarakat dapat diminimalisir, secara tidak langsung juga akan mengurangi kriminalitas di Indonesia,
Indonesia
B.SARAN
Diharapkan agar semua masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
tidak hanya sekedar mengetahui saja namun melaksanakannya dalam kehidupan. Dan penerapan
pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini agar kelak nilai Pancasila akan melekat dalam karakter
dan kepribadian tiap individu dalam bermasyarakat agar senantiasa tercipta bangsa