Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FISIKA

TENTANG PEMANASAN GLOBAL


DISUSUN

O
L
E
H
LING LING SYAHRANI
XI MIPA 1
GURU PEMBIMBING

AFIFAH IRMAYENTI,S.Pd

SMAN 1 LEMBAH GUMANTI


TAHUN PELAJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana yang telah memberi
petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya. Salawat serta salam
semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang membimbing umat nya degan suri
tauladan-Nya yang baik.
Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan anugrah, kesempatan dan
pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas
tentang “Pemanasan Global”, semua ini di rangkum dalam makalah ini, agar pemahaman
terhadap permasalahan lebih mudah di pahami dan lebih singkat dan akurat.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, untuk menjadi lebih
sempurna lagi kami membutuhkan kritik dan saran dari pihak lain untuk membagikannya
kepada kami demi memperbaiki kekurangan pada makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaaat bagi siswa-siswi yang ingin memperluas pemahamannya mengenai “Pemanasan
Global"Terima kasih.

Alahan Panjang,08 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang…………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………...5
C. Tujuan………………………………………………………………….5
D. Manfaat………………………………………………………………...5
BAB II
Pembahasan
1. Penyebab utama terjadinya pemanasan global………………………..6
2. Dampak pemanasan global bagi kehidupan makhluk di muka bumi....7
3. Hal hal yang harus dilakukan untuk mengurangi pemanasan global
di muka bumi…………………………………………………………..8
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan…………………………………………………………….9
B. Saran…………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhir-akhir muncul berbagai pemberitaan melalui media massa, baik cetak maupun
elektronik tentang peristiwa alam yang sering terjadi. Peristiwa alam itu terjadi hampir di
seluruh wilayah tanah air kita, mulai dari badai topan, air laut pasang yang menyebabkan
banjir di daerah-daerah yang dekat dengan pantai, curah hujan yang tinggi hingga
menyebabkan banjir, angin puting beliung yang merobohkan rumah-rumah warga, dan masih
benyak peristiwa-peristiwa alam lainnya yang menyebabkan sebagian besar warga merasa
resah. Oleh karena itu, pemerintah menyebutnya sebagai bencana nasional dan juga
merupakan bencana internasional, karena peristiwa tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia
melainkan juga terjadi di mancanegara. Peristiwa-peristiwa alam tersebut diyakini sebagai
dampak dari adanya pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim dunia.
Dikutip dari laporan terakhir Panel PBB untuk Perubahan Iklim atau United Nations
Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) yang diumumkan di Valencia, sabtu
(19/11) yang menyatakan bahwa pemanasan global merupakan sesuatu yang tak terbantahkan
lagi dan dapat menimbulkan dampak yang mengerikan. Pernyataan tersebut membawa
seluruh pemerintah negara-negara dunia di bawah pimpinan sekretaris jenderal PBB Ban Kin
Moon mengambil kebijakan untuk merespon terjadinya peristiwa tersebut dalam konferensi
(KTT) perubahan iklim yang telah berlangsung awal desember lalu.
Menurut laporan dari IPCC tersebut mengungkapkan bahwa manusia merupakan
penyebab utama terjadinya pemanasan global di muka bumi ini. Emisi gas rumah kaca
mengalami kenaikan hingga mencapai 70% antara tahun 1970 sampai dengan 2004.
konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer jauh lebih tinggi dari kandungan alaminya dalam
650 ribu tahun terakhir. Rata-rata temperatur global telah naik mencapai 1,3 derajat
Fahrenheit (setara 0,72 derjat Celcius) dalam 100 tahun terakhir. Naiknya temperatur global
tersebut mengakibatkan naiknya permukaan air laut hingga mencapai rata-rata 0,175 cm
setiap tahun sejak 1961. sekitar 20 hingga 30 persen spesies tumbuh-tumbuhan dan hewan
berisiko punah jika temperatur terus naik hingga mencapai 2,7 derajat Fahrenheit (1,5 derajat
Celcius). Jika kenaikannya mencapai 3 derajat Celcius, maka diperkirakan ada 40 hingga 70
persen spesies yang musnah.
Meskipun negara-negara miskin yang akan merasakan dampak sangat buruk, akan
tetapi perubahan iklim juga melanda negara-negara maju sebagai penyumbang emisi gas
terbesar. Pada tahun 2020 diperkirakan 75 juta hingga 250 juta penduduk Afrika akan
kekurangan sumber air, sedangkan penduduk kota-kota besar di Asia akan berisiko terlanda
banjir dan rob. Di Eropa, kepunahan spesies akan ekstensif, sementara di Amerika Utara
gelombang pans makin lama dan menyengat sehingga perebutan sumber air akan semakin
tinggi. Kondisi cuaca ekstrim akan menjadi peristiwa rutin, dengan adanya badai tropis yang
sering terjadi dan semakin besar intensitasnya. Gelombang panas dan hujan lebat akan
melanda area yang semakin luas. Resiko terjadinya kebakaran hutan dan penyebaran penyakit
semakin meningkat. Sementara itu, kekeringan akan menurunkan produktivitas lahan dan

4
kualitas air. Kenaikan permukaan air laut akan memicu terjadinya banjir yang lebih luas
sehingga mengasinkan air tawar dan menggeruskan kawasan pesisir.
Kejadian-kejadian tersebut sangat mengerikan bagi seluruh penduduk dunia. Hal itu
telah dibuktikan dengan terjadinya peritiwa-peristiwa alam dimana-mana yang sebelumnya
tidak pernah kita duga dan menimbulkan banyak korban. Sebagai penduduk dunia kita harus
memperkecil kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa akibat pemanasan global tersebut
dengan mengambil beberapa langkah, yakni ikut serta dalam mengembalikan keseimbangan
lingkungan mulai dari sekarang.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah, antara lain:
1. Apakah penyebab dari pemanasan global yang sedang terjadi di permukaan bumi
ini?
2. Apakah dampak akibat pemanasan global bagi kehidupan di bumi?
3. Bagaimana cara mengurangi pemanasan global di muka bumi ini?

C. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Mengungkap hal-hal yang menyebabkan pemanasan global di muka bumi.
2. Mengungkap dampak negatif akibat pemanasan global bagi kehidupn di bumi.
3. Memaparkan cara-cara untuk mengurangi terjadinya pemanasan global di muka
bumi.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk mengetahui dan memahami
penyebab terjadinya pemanasan global, dampak negatif yang ditimbulkan bagi kehidupan di
bumi serta hal-hal yang harus dilakukan untuk mengurangi terjadinya pemanasan global di
muka bumi.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, makalah ini bermafaat bagi pembaca untuk ikut serta dalam memperbaiki
keseimbangan lingkungan dengan melakukan berbagai hal sehingga dapat mengurangi
pemanasan global yang berakibat buruk bagi kehidupan di muka bumi. Bagi guru, dengan
mengetahui dan memahmi penyebab terjadinya pemanasan global, maka guru dapat
mengajak siswa untuk ikut berpartisipasi dalam memperbaiki keseimbangan lingkungan sejak
dini, misalnya dengan melakukan demonstrasi tentang pengurangan terjadinya pemanasan
global.

BAB II
5
PEMBAHASAN

1.PENYEBAB UTAMA TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL


A. Pemanasan Global
Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat
peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer. Pemanasan global akan diikuti dengan
perubahan iklim, seperti menungkatnya curah hujan dibeberapa belahan dunia sehingga
menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan dibelahan bumi lain akan mengalami musim
kering yang berkepanjangan disebabkan oleh kenaikan suhu.
Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa sebagian
besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak abad ke-20 kemungkinan besar
disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia
melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan
ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dan negara-negara G8. Akan
tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan IPCC
tersebut.
Ada beberapa yang masih diragukan oleh para ilmuwan yakni mengenai jumlah
pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta
perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang
lain. Hingga saat ini masih sering terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai
hal-hal yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut
atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar
pemerintah negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto
yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemanasan global yang berakibat pada
perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama yang berhubungan dengan
pengunaan bahan baker fosil (minyak bumi dan batu bara) serta kegiatan lain yang
berhubungan dengan hutan, pertanian, dan peternakan. Aktivitas manusia dengan kegiatan-
kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan komposisi
alami atmosfer, yaitu meningkatnya jumlah gas rumah kaca secara global.

B. Efek Rumah Kaca


Efek rumah kaca dapat divisualisasikan sebagai sebuah proses. Rumah kaca adalah
analogi atas bumi yang dikelilingi oleh gelas kaca, yakni selimut gas pada atmosfer. Panas
matahari yang mausk dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang
pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai
radiasi gelombang panjang. Namun panas yang sejarusnya dapat dipantulkan kembali ke
angkasa menyentuh permukaan gelas dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses
dalam rumah kaa di pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi sebagai
penahan panas untuk menghangatkan rumah kaca. Masalah timbul ketika aktivitas manusia
menyebabkan konsentrasi selimut gas di atmosfer (gas rumah kaca) sehingga melebihi

6
konsentrasi yang seharusnya. Dengan demikian panas matahari tidak dapat dipantulan ke
angkasa dan semakin lama semakin meningkat.
Efek rumah kaca terjadi secara alami karena memungkinkan berlangsungnya
kehidupan semua makhluk di bumi. Tanpa adanya gas rumah kaca, seperti karbodioksida
(CO2), metana (CH4), atau dinitro oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan 33 derajt
Celcius lebih dingin. Sejak awal industrialisasi, pada abad ke-17 konsentrasi gas rumah kaca
meningkat drastis. Diperkirakan tahun 1880 temperatur rata-rata bumi meningkat 0,5-0,6
derajat Celcius akibat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Gas yang termasuk dalam kelompok gas rumah kaca adalah karbodioksida (CO2),
metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC),
sampai sulfur heksafluorida (SF6 ). Jenis gas rumah kaca memberikan yang sumbangan
terbesar bagi emisi gas rumah kaca adalah karbondioksida, metana dan dinitro dioksida.
Sebagian besar gas tersebut dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, (minyak bumi dan
batu bara) disektor energi dan transportasi, penggundulan hutan, dan pertanian.
Emisi karbondioksida dihasilkan dari pembakaran bahan baker fosil (minyak bumi
dan batu bara) pada sektor industri dan transportasi. Sumber utama penghasil emisi
karbondioksida secara global ada dua macam:
a) Pembangkit listrik bertenaga batu bara.
b) Pembakaran kendaraan bermotor .
Dalam hal ini, penghasil emisi karbondioksida terbesar adalah Amerika Serikat,
Kanada, Jerman, Inggris, dan Jepang. Sedangkan negara penyumbang emisi gas rumah kaca
terbesar adalah Amerika Serikat. Amerika Serikat merupakan penyumbang 720 ton gas rumh
kaca setara karbodioksida.

2.DAMPAK TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL BAGI


KEHIDUPAN MAKHLUK DI BUMI
Efek rumah kaca memnyebabkan terjadinya akumulasi panas (energi) di atmosfer
bumi. Dengan adanya akumulasi yang berlebihan tersebut, iklim global melakukan
penyesuaian. Penyesuaian yang dimaksud adalah dengan meningkatnya temperatur bumi
yang emudian disebut dengan pemansan global. Pemanasan global akan berdampak dengan
adanya perubahan iklim global.
Perubahan iklim seperti yang sedang terjadi pada saat ini berdampak negatif bagi
kehidupan makhluk di muka bumi. Dampaknya antara lain sebagai berikut :
a) Musnahnya berbagai keanekaragaman hayati.
b) Meningkatnya cuaca ekstrem yang saat ini tengah dirasakan negara-negara tropis,
misalnya kota-kota di Indonesia yang dulu terkenal sejuk dan dingin makin hari
makin panas. Contohnya kota-kota di Jawa Timur (Malang, Batu, Kawasan Prigen,
Kaki Gunung Semeru), Bogor, Ruteng Nusa Tenggara, adalah daerah yang dulunya
dikenal dingin tetapi sekarang tidak lagi.
c) Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir.
d) Mencairnya es dan gletser di kutub yang menyebabkan naiknya permukaan air laut.

7
e) Meningkatnya jumlah tanah kering yang berpotensi menjadi gurun karena kekeringan
yang berkepanjangan.
f) Kenaikan permukaan air laut yang menyebabkan banjir. Pada tahun 2100
diperkirakan kenaikan permukaan air laut mencapai 15-95 cm.
g) Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching)
dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia.
h) Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan.
i) Meningkatnya wabah penyakit tropis, seperti malaria ke daerah-daerah baru karena
bertambahnya populasi serangga (nyamuk).
j) Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian.
Hal-hal di atas merupakan dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh terjadinya
pemanasan global yang sangat merugikan bagi kehidupan makhluk bumi.

3.HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENGURANGI


PEMANASAN GLOBAL DI MUKA BUMI
Perubahan iklim akibat pemanasan global (global warming), pemicu utamanya adalah
meningkanya emisi karbon akibat penggunaan energi fosil (bahan baker minyak, batu bara,
dan sejenisnya yang tidak dapat diperbaharui). Penghasil terbesarnya adalah negara-negara
industri seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Kanada, Jepang, China, dll. Ini diakibatkan
oleh pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat negara-negara utara yang 10 kali lipat lebih
tinggi dari penduduk negara selatan. Sedangkan untuk negara berkembang meski tidak besar,
juga ikut berkontribusi dalam menyumbangkan emisi gas tersebut. Industri pengasil karbon
terbesar seperti Indonesia adalah perusahaan tambang, sehingga Indonesia tercatat dalam
“Guinnes Book of Record” sebagai negara tercepat dalam kerusakan hutannya.
Dengan dampak yang ditimbulkan karena perubahan iklim akibat pemanasan global,
maka kita sebagai penduduk dunia harus segera bertindak untuk mengurangi pemanasan
global seperti yang sedang terjadi pada saat ini, dan diprediksikan akan terus berlangsung.
Hal yang dibutuhkan adalah dengan mengadakan REVOLUSI GAYA HIDUP, yakni dengan
mengurangi penggunaan energi baik listri, bahan baker, air yang memang menjadi sumber
utama makin berkurangnya sumber kehidupan.
Selain itu perlunya melahirkan konsensus yang membawa komitmen dari semua
negara untuk menegakkan keadilan iklim. Seperti yang telah dilakukan oleh ustralia yang
mempunyai instrument keadilan iklim dengan membentuk pengadilan iklim. Dimana sebuah
instrument yang mengacu pada isi Protokol Kyoto yang menekankan kewajiban pada negara-
negara Utara untuk membayar dari hasil pembuangan emisi karbon untuk perbaikan mutu
lingkungan hidup bagi negara-negara Selatan.
Hal lain yang harus dilakukan adalah dengan memulai untuk menggunakan energi
bahan baker alternatif yang tidak hanya dari bahan energi fosil, misalnya untuk kebutuhan
memasak. Menggunakan energi biogas (gas dari kotoran ternak) seperti yang dilakukan
komunitas merah putih di Kota batu. Desenralisasi energi dan melepas ketergantungan pada
sentralisasi energi yang pada akhirnya dapat menaikkan harganya.
Sedangakan untuk para pengambil kebijakan harus mengeluarkan policy yang jelas
orientasinya untuk mengurangi pemanasan global. Misalnya dengan menetapkan jeda tebang

8
hutan di seluruh Indonesia agar tidak mengalami kepunahan dan wilayah kita makin panas.
Menghentikan pertambangan mineral dan batubara seperti di Papua, Kalimantan, Sulawesi.
Selanjunya kebijakan peogressive dengan mempraktekkan secara nyata jeda tebang dan
kedauatan energi harus dilakukan jika kita tidak mau menjadi kontributor utama pemanasan
global.
Melakukan penanaman pohon kembali sebagai salah satu cara yang bisa memperbaiki
paru-paru dunia. Selain itu meminimalkan dalam penggunaan kertas, karena semakin banyak
kertas yang dgunakan maka semakin banyak pula pohon yang ditebang.
Hal-hal tersebut dilakukan demi keberlanjutan kehidupan sosial yang tanpa kita sadari
telah dirusak oleh adanya pemanasan global akibat ulak manusia sendiri. Oleh karena itu,
sebagai manusia hal yang terpenting adalah kita mulai dari diri sendiri untuk mencintai
lingkungan hidup dengan melakukan hal-hal yang positif.

BAB III
PENUTUP

9
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai sebagai berikut :
1.Pemanasan global disebabkan oleh emisi gas rumah kaca akibat terlalu banyak dan terlalu
sering penggunaan bahan bakar fosil pada bidang industri dan transportasi di seluruh dunia.
2.Dampak pemanasan global bagi kehidupan makhluk bumi antara lain sebagai berikut :
a) Musnahnya berbagai keanekaragaman hayati.
b) Meningkatnya cuaca ekstrem yang saat ini tengah dirasakan negara-negara tropis,
misalnya kota-kota di Indonesia yang dulu terkenal sejuk dan dingin makin hari
makin panas. Contohnya kota-kota di Jawa Timur (Malang, Batu, Kawasan Prigen,
Kaki Gunung Semeru), Bogor, Ruteng Nusa Tenggara, adalah daerah yang dulunya
dikenal dingin tetapi sekarang tidak lagi.
c) Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir.
d) Mencairnya es dan gletser di kutub yang menyebabkan naiknya permukaan air laut.
e) Meningkatnya jumlah tanah kering yang berpotensi menjadi gurun karena kekeringan
yang berkepanjangan.
f) Kenaikan permukaan air laut yang menyebabkan banjir. Pada tahun 2100
diperkirakan
g) Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching)
dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia.
h) Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan.
i) Meningkatnya wabah penyakit tropis, seperti malaria ke daerah-daerah baru karena
bertambahnya populasi serangga dan nyamuk
Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian.
3.Untuk mengurangi terjadinya pemanasan global di bumi ini, maka kita sebagai penduduk
dunia dapat melakukan revolusi gaya hidup yang dimulai dari diri sendiri untuk
memanfaatkan energi alternate dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil
dalam kegiatan industri dan transportasi. Selain itu yang lebih penting adalah dengan
mencintai lingkungan dengan menjaga kelestarian hutan. Karena hutan merupakan paru-paru
dunia yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.

B. Saran
Cintailah diri dan lingkungan kita dengan mencintai hutan kita, serta dengan
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil atau barang tambang yang terkandung dalam bumi
kita.

DAFTAR PUSTAKA

10
Kompas, 2007. Dampak Pemanasan Global Mengerikan. Tersedia pada
http://www.kompas.com. Diakses pada tanggal 2 Januari 2008.
Wikipedia, 2007. Pemanasan Global. Tersedia pada http://id.wikipedia.org. Diakses
pada tanggal 2 Januari 2008.
Witagama, Dedi. 2007. Pemanasan Global, TRAGEDI. Tersedia pada
http://dediwitagama.wordpress.com. Diakses pada tanggal 2 Januari 2008.
WWF, 2007. Tanya-Jawab Pemanasan Global dan Perubahan Iklim. Tersedia pada
http://www.wwf.or.id. Diakses pada tangga 2 Januari 2008.

11

Anda mungkin juga menyukai