mengatur jenis-jenis penggunaan tanah pada suatu areal atau daerah agar memenuhi asas tata guna tanah LOSS (Lestari, Optimal, Serasi, Seimbang).
Tahapan perencanaannya secara garis besar adalah evaluasi
potensi dan kesesuaian tanah, menemukan alternative jenis penggunaan tanah yang sesuai dengan hasil evaluasi tanah, dan menentukan jenis penggunaan tanah.
INDIKATOR PERENCANAAN TATA GUNA TANAH
Dalam perkembangan sekarang, rencana tata guna tanah
berfokus pada pemilihan detail jenis penggunaan tanah sebagai penjabaran dari rencana tata guna ruang dihubungkan dengan aspek penguasaan tanah.
Tujuan dari penatagunaan tanah ini sendiri yaitu untuk
mengatur dan mewujudkan penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah bagi berbagai kebutuhan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut disiapkan perencanaan
penatagunaan tanah, dengan berdasarkan :
Acuan Rencana Tata Guna Ruang
Sifat Fisik
Status Penguasaan Tanah
Alokasi Rencana Kebutuhan Tanah
DATA – DATA PENATAGUNAAN TANAH
Perencana penggunaan tanah yang ada terdiri dari : aparat
kantor tata guna tanah (Badan Pertanahan Nasional), ahli-ahli di bidang analisis dampak lingkungan dan perencana tata guna tanah ini dengan dikoordinir oleh kepala daerah, mengumpulkan data mengenai :
a. Data Fisik
b. Data Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat
c. Data Pengaruh Kegiatan Pembangunan Terhadap Lingkungan
Hidup
d. Data Mengenai Penguasaan Tanah Yang Ada Di Wilayah
Tertentu.
Data Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat
Data keadaan sosial ekonomi masyarakat ini penting untuk
mencegah keresahan masyarakat sebagai akibat adanya kegiatan pembangunan. Bahkan sebaliknya kegiatan pembangunan harus dapat meningkatkan tarap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di wilayah yang bersangkutan. Data ini meliputi :
Kepadatan penduduk,
Kegiatan yang dilakukan penduduk dan mata pencahariannya,
Rata-rata pendapatan per kapita setiap tahunnya,
Adatistiadat dan lain-lainnya.
METODE PENGADAAN DATA PENATAGUNAAN TANAH
Pengumpulan data penatagunaan tanah dilakukan dalam
dua cara, yaitu yang pertama dengan pengumpulan secara langsung di lapangan, dengan melakukan pemetaan penggunaan tanah dan kemampuan tanah, dan cara kedua adalah mengumpulkan data yang bersumber dari instansi - instansi yang berwenang terhadap data tersebut, se[erti : Biro Pusat Statistik, Bakosurtanal, Badan meteorologi dan Geofisika, Direktorat Geologi dan Pertambangan, Pusat Penelitian Tanah dan lain sebagainya.
Data penatagunaan tanah yang dikumpulkan dari berbagai
sumber data, dapat berupa Data Primer dan Data Sekunder. Sumber data bergantung pada :
Sifat data yang akan dikumpulkan (Primer atau Sekunder)
Skala bahasan (Makro, Mikro Atau Meso)
Skala peta sebagai alat penyeji penggunaan tanah.
Dengan demikian mengenai cara pengumpulan datanya
dapat dibedakan menjadi tiga macam cara yaitu :
1. Pengumpulan data cara langsung dengan melakukan
observasi lapangan
2. Pengumpulan data dengan melakukan wawancara
3. Pengumpulan data secara tidak langsung dengan melalui