Klmpok5 Matra Laut
Klmpok5 Matra Laut
PITERIASIS ROSEA
Disusun oleh :
Kelompok 5
Desi Safitri Wagola Sarlina Nundehu
Stenly Maitale Nilla Sari Lessa
Ongen Leuwol Kristi Novi Niak
Yoan E Pieter Ilfrani P Unwakoly
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2021
KATA PENGANTAR
1
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Kasih dan
Penyertaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal ini
dengan tepat pada waktunya.
Adapun judul Makalah ini adalah “Pitiriasis rosea” Sebagai salah satu
tugas untuk mencapai nilai yang baik sebagai seorang mahasiswa
Keperawatan pada program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Maluku Husada.
Selama dalam proses penyusunan makalah ini, banyak sekali kesulitan
dan hambatan yang penulis dapatkan, namun atas berkat pertolongan dan
penyertaan-Nya, juga kesungguhan dan kesabaran serta kerja keras di sertai
dukungan doa dari berbagai Pihak, segala kesulitan dapat teratasi dengan
baik pada akhirnya.
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................
1.3 Tujuan ....................................................................................................
BAB IV Penutup
Kesimpulan ..................................................................................................
BAB I
3
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui penyakit dari piteriasis rosea
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Pitiriasis rosea merupakan suatu eksantema peradangan yang ringan,
yang belum diketahui penyebabnya. Diduga disebabkan oleh erupsi kulit
terhadap infeksi virus. Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak
maupun remaja, seringkali didahului oleh gejala seperti flu. 3 Pitiriasis
rosea dapat sembuh sendiri dimulai dengan lesi inisial berbentuk
eritema dengan skuama halus. Kemudian akan tampak lesi-lesi yang
lebih kecil di badan, lengan, dan tungkai atas yang tersusun sesuai
dengan lipatan kulit. Biasanya akan sembuh dalam waktu 3-8 minggu. 2
Penyakit ini biasanya hanya memerlukan tatalaksana simtomatik, namun
gambaran lesi yang mirip juga dapat ditemukan pada penyakit lain
seperti tinea korporis, sifilis sekunder, dermatitis numularis, dan erupsi
obat alergi.
2.2 Epidemiologi
Pitiriasis rosea dapat dijumpai pada semua usia terutama 15-40
tahun, biasanya jarang pada usia kurang dari 2 tahun dan lebih dari 65
tahun. Perbandingan penderita perempuan berbanding laki-laki adalah
1,5 : 1. Secara umum di seluruh dunia, pitiriasis rosea diestimasikan
merupakan 2% dari penyakit kulit pada pasien rawat jalan. Di negara
dengan 4 musim, sering terjadi pada musim gugur dan musim semi, dan
dapat ditemukan juga pada musim panas di beberapa negara.
2.3 Etiologi
Etiologi dari pitiriasis rosea belum diketahui secara pasti, namun
berdasarkan gambaran klinis dan epidemiologi diduga disebabkan oleh
infeksi virus. Berdasarkan bukti ilmiah, diduga penyakit ini berhubungan
dengan reaktivasi Human Herpes Virus (HHV)-7 dan HHV 6. Penyakit ini
juga tidak menular. Selain itu, dipikirkan juga virus influenza H1N1
sebagai kemungkinan penyebab dari pitiriasis rosea namun belum ada
bukti ilmiah yang cukup.
Erupsi yang menyerupai pitiriasis rosea dapat terjadi setelah
pemberian obat, misalnya bismut, barbiturat, arsenik, metoksipromazin,
kaptopril, klonidin, interferon, metoksipromazin, ketotifen, ergotamin,
metronidazol, dan adalimumab. Walaupun beberapa erupsi obat dapat
menyerupai pitiriasis rosea, namun tidak ada bukti yang meyakinkan
bahwa pitiriasis rosea disebabkan oleh obat. Terdapat pula laporan
5
pasca vaksinasi cacar, pneumokokus, virus hepatitis B, dan virus
influenza H1N1 timbul erupsi yang menyerupai pitiriasis rosea.
2.5 Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik serta dapat dibantu juga melalui pemeriksaan penunjang untuk
menyingkirkan diagnosis banding.
2.6 Anamnesis
Pasien dapat datang dengan keluhan lesi kemerahan yang awalnya
satu kemudian diikuti dengan lesi yang lebih kecil yang menyerupai
pohon cemara. Perjalanan klasiknya lesi tunggal awalnya muncul di
batang tubuh lalu beberapa hari hingga beberapa minggu kemudian
muncul lesi-lesi lebih kecil pada batang tubuh. Terkadang, lesi ini terasa
gatal ringan. Pada 25% kasus dari total kasus, gatal berat dapat timbul.
Gatal derajat ringan-sedang pada 50% kasus dan 25% sisanya tidak ada
gatal. Biasanya lesi ini tidak sakit atau gatal dan akan swasirna dalam
waktu 2 bulan. Tempat predileksi yang sering adalah pada batang tubuh,
lengan atas bagian proksimal dan tungkai atas sehingga menyerupai
pakaian renang perempuan zaman dahulu.
Gejala menyerupai flu seperti malaise, nyeri kepala, mual, hilang nafsu
makan, demam dan nyeri sendi dapat muncul pada sebagian kecil kasus.
Lalu,
di
2.9 Tatalaksana
Pitiriasis rosea merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri (self-
limiting) sehingga tatalaksana yang diberikan berupa tatalaksana suportif.
Tujuan dari terapi adalah untuk mengontrol gejala pruritus yang menyebabkan
pasien menggaruk lesi dan mencegah timbulnya komplikasi. Garukan tersebut
berpotensi menyebabkan terjadinya infeksi sekunder atau timbul lesi sekunder.
Gejala pruritus berat dapat ditemukan pada 25% pasien.
Terdapat eduksi dan tatalaksana suportif menurunkan kemungkinan
terjadinya pruritus. Edukasi yang penting adalah anjuran untuk menghindari
lesi terpapar bahan yang berpotensi mengiritasi kulit, seperti zat pembersih.
Selain itu, dokter dapat memberikan terapi farmakologis berupa bedak asam
salisilat dengan mentol 0.5 – 1% dan lotion kalamin topikal. Pada pitiriasis
rosea dengan manifestasi klinis yang luas, dapat diberikan terapi sinar. Namun
hal ini memiliki kemungkinan timbulnya hiperpigmentasi pascainflamasi pada
lesi.
Pasien dengan pitiriasis roscea juga tidak perlu diisolasi. Tidak ada bukti
cukup yang mendukung bahwa pasien dengan pitiriasis rosea harus diisolasi.
2.10 Prognosis
Prognosis pitiriasis rosea adalah baik. Pitiriasis rosea merupakan penyakit
yang bersifat self-limiting sehingga dapat sembuh spontan tanpa sekuele, tanpa
pemberian obat apapun dalam waktu tiga hingga delapan minggu. Lesi pada
pitiriasis rosea memiliki kemungkinan untuk menjadi hipopigmentasi atau
hiperpigmentasi pascainflamasi tanpa timbulnya jaringan parut. Penyakit ini
memiliki kemungkinan terjadinya rekurensi, namun sangat kecil, yaitu hanya
2%.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas pasien
Nama : Tn.B
Tempat,ygl lahir :
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 20 tahun
Alamat :
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
No.CM : 422211
Nama : Tn. C
Tempat tgl lahir :
Jenis kelamin : 47 tahun
Umur : Laki-laki
Alamat :
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Hub dengan klien : Ayah kandung
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
10
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Setahun yang lalu pernah mengalami penyakit kulit atau sering gatal-
gatal yaitu infeksi jamur pada kulit yanh dinamakan kurap
Menurut klien kesehatan adalah sangat penting dan berharga. Jika ada
anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan adalah membeli
obat diwarung, Jika belum sembuh juga diantar kedokter atau RS
terdekat
Klien susah tidur,tidak nyenyak karena merasa gatal pada bagian leher
dan tubuh
d. Pola Nutrisi Metabolik
Intake cairan : Penderita mau minum, pasien minum air putih 4-5
gelas sehari
e. Pola Eliminasi
BAK klien lancar dan normal dan tidak terdapat gangguan.BAB klien
mengalami kesulitan BAB dan keras
Status mental sadar, bigara normal dan jelas dalam berbicara maupun
mendengar
h. Pola Koping
BB =52
TB =158 cm
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Data Fokus
1. Kulit kemerahan
2. Rasa tidak nyaman berubah menjadi nyeri
3. Gangguan pola tidur
4. Demam dengan sunu >37,7 C
5. TD Sistolc >100 mmHg dan Diastolic >60 mmHg
6. R > 20 x/menit
7. Nadi >100 x/menit
8. Luka bekas garukan tampak kulit kemerahan
9. Aktivitas sehari-hari menurun atau fisik melemah
10. Sakit tenggorokan
11. Terlihat gelisah
12. Meminta informasi
13. Sering bertanya
4 Do : Ketidakseimbangan Ketidakmampuan
nutrisi kurang dari pemasukan atau
Klien sakit kebutuhan tubuh mencerna makanan
tenggorokan karena faktoR
Nafsu makan hilang fisiologis
C. PERENCANAAN
TG N NOC NIC
L O Tujuan Intervensi
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan Kaji secara konfrehensif
selama…..X24 jam didapatkan hasil tentang nyeri melipuuti
dengan criteria hasil. lokasi dan karakteristik
Pain control (1605) Observasi isyarat-isyarat
Mengenali faktor penyakit (160501) non verbal dari
Menggunakan metode pencegahan ketidaknyamanan,
(160503) khususnya dalam
Menggunakan metode pencegahan non ketidakmampuan untuk
analgetik untuk mengurangi nyeri komunikasi secara efektif
(160504) Gunakan komunikasi
Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan terapeutik agar pasien
(160505) dapat mengekpresikan
Mengenali gejala-gejala nyeri (160509) nyeri
keterangan : Berikan dukungan kepada
1 = sangat dianjurkan/dilakukan pasien dan keluarga
2 = banyak dianjurkan/dilakukan Berikan informasi tentang
3 = cukup dianjurkan/dilakukan nyeri seperti penyebab
4 = sedikit dianjurkan atau dilakukan berapa lama terjadi dan
5 = tidak dilakukan tindakan pencegahan
Kolaborasi dengan dokter
2 Setelah dilakukan tindakan Fever Treatment (3740)
selam…..X24 jam didapat dengan
criteria hasil. Monitor suhu
Thermoregulation (0800) sesering mungkin
Monotor warna
Suhu tubuh dalam rentang dan suhu kulit
normal (080001) Monitor tekanan
Tidak ada pusing (080003) darah, nadi dan
Tidak ada perubahan warna kulit respirasi
(080007) Berikan anti
Nadi dalam rentang normal piretik
(080012) Berikan
RR dalam rentang normal pengobatan untuk
(080013) mengobati
penyebab demam
Selimuti pasien
Berikan
Keterangan : pengobatan untuk
mencegah
1. Menunjukkan sangat tinggi terjadinya
2. Menunjukkan tinggi menggigil
3. Menunjukkan sedang
4. Menunjukkan ringan
5. Tidak menunjukkan
4.1 KESIMPULAN
Pitiriasis rosea merupakan suatu eksantema peradangan yang
ringan, yang belum diketahui penyebabnya. Diduga disebabkan oleh
erupsi kulit terhadap infeksi virus. Penyakit ini sering terjadi pada anak-
anak maupun remaja, seringkali didahului oleh gejala seperti flu. 3
Pitiriasis rosea dapat sembuh sendiri dimulai dengan lesi inisial
berbentuk eritema dengan skuama halus. Kemudian akan tampak lesi-
lesi yang lebih kecil di badan, lengan, dan tungkai atas yang tersusun
sesuai dengan lipatan kulit. Biasanya akan sembuh dalam waktu 3-8
minggu.2 Penyakit ini biasanya hanya memerlukan tatalaksana
simtomatik, namun gambaran lesi yang mirip juga dapat ditemukan pada
penyakit lain seperti tinea korporis, sifilis sekunder, dermatitis
numularis, dan erupsi obat alergi.
21
DAFTAR PUSTAKA
22