Jurnal ELIDAWATI 2016
Jurnal ELIDAWATI 2016
Elidawati
Guru SMP Negeri 1 Batang Anai
Abstrak
Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara menggunakan tes objektif dan tes unjuk
kerja. Maksud dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengetahuan tentang
keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai
berada pada kualifikasi hampir cukup, (2) keterampilan menulis eksposisi siswa kelas
VII SMP Negeri 1 Btang Anai berada pada kualifikasi lebih dari cukup, (3) terdapat
hubungan yang signifikan keterampilan membaca pemahaman dan keterampilan
menulis karang.
A. Pendahuluan
mulai dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek keterampilan
berbahasa tersebut diajarkan secara terpadu. Tujuan akhir dari pembelajaran aspek
keterampilan berbahasa adalah agar siswa memiliki keterampilan berkomunikasi secara lisan
maupun tulis. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mengembangkan keterampilan
berbahasa yang perlu dikuasai oleh siswa karena membaca merupakan keterampilan yang
penting untuk menunjang proses pembelajaran. Oleh karena itu, membaca merupakan
langkah awal dalam memahami suatu materi pembelajaran. Siswa dapat menyerap informasi
intelektual siswa. Dengan adanya keterampilan menulis, siswa mampu mengungkapkan ide-
ide serta gagasan-gagasannya dalam suatu kerangka berpikir yang logis dan sistematis. Selain
itu, kegiatan menulis menuntut siswa harus terampil dalam memanfaatkan struktur bahasa
dan kosakata, agar tulisan yang dihasilkan siswa dapat diterima dan dipahami oleh pembaca.
Mengingat pentingnya menulis, sudah seharusnya keterampilan menulis itu dikuasai oleh
siswa.
Salah satu jenis tulisan adalah eksposisi. Eksposisi merupakan jenis karangan yang
bertujuan untuk memaparkan atau menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang
dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut.
Setiap orang dengan sendirinya dituntut untuk mampu memaparkan atau menguraikan pokok
pikiran yang telah dibacanya, hal ini bertujuan untuk memperluas pengetahuannya secara
baik.
pemikirannya terhadap sesuatu yang dianggapnya benar. Dengan membaca sebuah uraian
karangan eksposisi, siswa akan mampu dengan sendirinya memaparkan uraian tersebut.
Selain itu, hal ini juga bertujuan memperluas pengetahuan pembaca dengan baik. Karangan
eksposisi sering digunakan dalam menyampaikan uraian-uraian ilmiah populer dan uraian-
uraian lainnya.
siswa belum memenuhi syarat-syarat menulis eksposisi yang baik dan benar. Rata-rata nilai
eksposisi yang diperoleh siswa tergolong rendah, hal ini diketahui dari nilai siswa hanya
mampu mencapai 60 sampai 75. Siswa belum mampu memaparkan atau menguraikan apa
yang dibacanya dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya, untuk melatih keterampilan menulis,
hal ini berdampak pada keterampilan siswa dalam menulis karangan eksposisi.
Menurut Tarigan (1983: 3), menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan
orang lain. Komunikasi itu berlangsung dengan cara penulis mengungkapkan suatu ide
maupun gagasannya melalui tulisan dan pembaca hanya dapat berinteraksi dengan penulis
melalui tulisan itu. Sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal menulis melibatkan unsur
penulis sebagai penyampaian pesan atau isi tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.
Menurut Semi (2009: 6), menulis merupakan suatu proses yang kreatif. Sebagai suatu
proses kreatif, menulis harus mengalami suatu proses yang secara sadar dilalui dan secara
sadar dapat pula dilihat hubungan satu dengan yang lain, sehingga berakhir pada suatu tujuan
yang jelas. Tarigan (dalam Abdurahman dan Ratna, 2003: 151), menyatakan bahwa menulis
merupakan suatu kegiatan yang menyusun atau mengorganisasikan buah pikiran, ide atau
gagasan dengan menggunakan rangkaian kalimat yang logis dan terpadu dalam bahasa tulis.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu proses
pemindahan bahasa lisan ke dalam wujud tulisan untuk mengungkapkan ide, pikiran dan
gagasan yang disusun sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami pembaca.
Dengan demikian, kegiatan menulis merupakan suatu proses kegiatan yang kompleks.
Semi (2009:51) memaparkan ciri-ciri eksposisi sebagai berikut. (1) berupa tulisan
yang bertujuan memberikan informasi, pengertian, dan pengetahuan kepada pembaca, (2)
sifatnya menjawab pertanyaan tentang apa, siapa, mengapa, kapan dan bagaimana, (3)
disampaikan dengan gaya yang lugas dan dengan menggunakan bahasa baku, (4) disajikan
dengan nada netral, tidak memihak dan memaksakan pandangan atau sikap penulis terhadap
pembaca.
memahami hal yang telah dijelaskan penulis. Tulisan eksposisi merupakan tulisan yang
dilakukan dengan jalan memberikan jawaban atas sejumlah pertanyaan yang vital, seperti
berikut. Pertama, memilih sumber materi tulisan secara teliti, hal ini bertujuan agar apa yang
ingin disampaikan oleh penulis memang informasi yang berharga bagi pembaca. Kedua,
selalu menyampaikan tujuan tulisan, tujuannya adalah agar tulisan tidak melenceng ke luar
jalur yang tidak diharapkan. Ketiga, mempertimbangkan selera pembaca, karena tulisan yang
baik adalah tulisan yang selaras antara keinginan dan maksud pembaca. Keempat, memilih
organisasi penyajian yang paling sesuai dengan tulisan, seperti memenuhi struktur lisan
eksposisi secara umum, yaitu komponen pendahuluan, komponen isi, dan komponen penutup
membaca yang digunakan untuk memperoleh pemahaman dan penafsiran yang memadai
pertama meliputi (1) memahami kata-kata atau istilah-istilah baik secara leksikal maupun
gramatikal yang terdapat dalam suatu bacaan, (2) memahami pola-pola bertitik bentuk kata
serta susunan kalimat panjang yang banyak digunakan dalam kalimat-kalimat resmi, (3)
menafsirkan lambang-lambang atau tanda yang terdapat dalam bacaan. Aspek kedua meliputi
reaksi-reaksi yang mungkin timbul dari pembaca. Aspek ketiga dapat mengevaluasi isi dan
tanpa mengeluarkan bunyi atau suara. Dalam membaca pemahaman tidak dituntut pembaca
untuk membunyikan atau mengoralkan suaranya, tetapi hanya menggunakan mata untuk
melihat dan hati serta pikiran untuk memahaminya. Sejalan dengan pendapat Razak
isi atau makna dari gagasan yang terdapat dalam bacaan, yang berbentuk pengertian-
pengertian, dan penafsiran-penafsiran yang tidak menyimpang dari isi bacaan. Pemahaman
ini dapat diungkapkan kembali apabila diperlukan. Dalam membaca pemahaman, yang perlu
ditekankan adalah penangkapan dan pemahaman terhadap isi atau gagasan yang terdapat
dalam bacaan.
B. Metode Penelitian
deskriptif. Penelitian ini dikatakan kuantitatif karena data yang akan dianalisis berupa angka
yaitu skor keterampilan membaca pemahaman dan keterampilan menulis karangan eksposisi.
Selanjutnya data tersebut diolah secara statistik. Sejalan dengan itu, menurut Arikunto
(2002:10) menyatakan bahwa dalam penelitian kuantitatif, hasil pengukuran banyak dituntut
menggunakan angka, mulai dari proses pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelasVII SMP Negeri 1 Batang Anai yang
terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017. Jumlah siswa kelas VII sebanyak 223 orang siswa,
yang terdaftar dalam 7 kelas. Mengingat jumlah populasi lebih dari 100 orang, perlu adanya
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Proportional Random Sampling
atau penarikan sampel berdasarkan proporsi jumlah siswa perkelas. Sesuai dengan pendapat
Arikunto (2002:10) menyatakan apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya
dan apabila lebih dari 100, diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Jadi, akan diambil
15% dari populasi. Untuk lebih jelasnya mengenai populasi dan sampel penelitian ini dapat
Tabel 1
Populasi dan Sampel Penelitian
No Kelas Populasi Sampel 15 %
1 VII.1 34 5
2 VII.2 34 5
3 VII.3 33 4
4 VII.4 32 4
5 VII.5 32 4
6 VII.6 34 5
7 VII.7 33 5
Jumlah 233 32
Sumber: Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Indonesia
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu keterampilan membaca pemahaman,
yaitu variabel bebas (X), dan keterampilan menulis karangan eksposisi yaitu variabel terikat
(Y). Dari dua variabel tersebut akan diperoleh data yang mencakup sebagai berikut. Pertama,
keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai, yang
diambil berdasarkan tes objektif. Kedua, keterampilan menulis karangan eksposisi siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai yang diambil berdasarkan tes unjuk kerja. Kedua data
tersebut dikumpulkan dan diolah berdasarkan teknik pengumpulan data dan teknik
penganalisisan data.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif dan tes
unjuk kerja. Tes objektif untuk pilihan ganda yang digunakan untuk keterampilan membaca
pemahaman. Tes unjuk kerja digunakan untuk mengukur keterampilan menulis karangan
eksposisi.
Data adalah bahan yang dijadikan dasar kajian (analisis dan kesimpulan). Dalam
penelitian ini data dikumpulkan sebanyak dua kali. Untuk tes pertama (tes objektif) kepada
siswa diberikan instrumen dengan 30 soal objektif, dilengkapi dengan kertas lembar jawaban
soal. Siswa diminta menyilangi huruf A, B, C, dan D pada lembar pernyataan yang mereka
anggap benar. Setelah semua siswa selesai, lembar jawaban soal dikumpulkan kembali untuk
Tes kedua (tes unjuk kerja), keterampilan menulis karangan eksposisi siswa
dilaksanakan sehari sesudah tes pertama. Sebelum menulis karangan eksposisi, siswa diberi
arahan tentang indikator penilaian untuk menulis karangan eksposisi. Setelah semua siswa
mengerti, siswa diminta untuk menulis karangan eksposisi sesuai dengan topik yang telah
Data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan beberapa tahap. Pertama Peneliti
memeriksa hasil tes objektif membaca pemahaman yang diberikan, kemudian memberi skor.
Jawaban yang benar diberi skor satu dan jawaban yang salah diberi skor nol. Kedua,
menganalisis keterampilan menulis karangan eksposisi dan memberikan skor dengan
Tabel 5
Format Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi
Aspek yang Dinilai Skor
Menjawab
Tidak
pertanyaan
Kode mempengaruhi
Memberika apa, siapa, Menggunaka
No Sampe sikap dan
n informasi kapan, n kata baku
l pendapat
mengapa, dan
pembaca.
bagaimana
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Ketiga, skor yang diperoleh tiap-tiap siswa pada masing-masing tes, diolah menjadi
konvensi skala 10. Kelima, menentukan nilai rata-rata hitung dari masing-masing tes.
Keenam, mengklasifikasikan nilai siswa per indikator. Ketujuh, menyajikan data dalam
bentuk histogram per indikator, yang dinilai keterampilan menulis karangan eksposisi.
n−2
t=r
√ 1−r 2
Keterangan:
t = signifikan (keberartian)
n = jumlah sampel
r = koefisien korelasi
Hasil yang diperoleh dari rumus uji t, diinterpretasikan ke dalam t tabel dengan
derajat kebebasan dk (n-2) pada taraf kepercayaan 95%. Jika t hitung lebih besar dari t tabel,
berarti H1 diterima dan sebaliknya, jika t hitung lebih kecil dari t tabel, berarti H1 ditolak.
membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai terbagi atas enam
kualifikasi yaitu baik, lebih dari cukup, cukup, hampir cukup, kurang, dan kurang sekali.
Rata-rata keterampilan membaca pemahaman siswa secara keseluruhan adalah 52,72 dengan
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai untuk
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah 80 . Jika KKM tersebut dibandingkan
dengan rata-rata keterampilan membaca pemahaman, maka berada di bawah KKM. Dengan
cukup. Untuk lebih jelas mengenai data membaca pemahaman, dapat dilihat pada histogram
sebagai berikut.
35
30
25 18
20
11
Frekuensi
15
10
5
ali uk ali ng up p p ik li na
ek r ek ra uk ku ku Ba eka ur
S Bu S Ku C Cu Cu S p
k g r ri ik m
uru ra
n pi Da Ba Se
B u m
K Ha bi
h
Le
Kualifikasi
Gambar 1
Histogram Keterampilan Membaca Pemahaman
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai Secara Keseluruhan
karangan eksposisi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai terbagi atas enam
kualifikasi yaitu, baik sekali, baik, lebih dari cukup, cukup, hampir cukup, dan kurang sekali.
kualifikasi 76—85%. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) kelas SMP Negeri 1 Batang
Anai untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah 80. Jika KKM tersebut
dibawah KKM. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa keterampilan menulis karangan
eksposisi siswa tergolong baik. Untuk lebih jelas mengenai data menulis karangan eksposisi,
35
30
25
20
Frekuensi
15 13
10
10 7
5
li k ali ng p p p ik li na
ka ru ek ra ku ku ku Ba eka ur
Se Bu S u u u u S p
k g K rC C
ri
C ik m
ru r an pi Da Ba Se
Bu Ku Ha
m h
bi
Le
Kualifikasi
Gambar 2
Histogram Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai Secara keseluruhan
Dari empat indikator keterampilan menulis karangan eksposisi, indikator yang paling
dikuasai siswa adalah indikator keempat yaitu tidak mempengaruhi sikap dan pendapat
pembaca. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 83,85 dengan kualifikasi 76-85% pada
skala 10. Sebanyak 25 orang siswa nilainya berada di atas kriteria ketuntasan minimum dan 7
orang siswa nilainya berada dibawah kriteria ketuntanas minimum. Bertolak dari nilai rata-
rata yang diperoleh siswa dapat dikatakan sebagian besar siswa VII SMP Negeri 1 Batang
Anai sudah mampu menentukan indikator keempat yaitu tidak mempengaruhi sikap dan
pendapat pembaca. Hal ini sejalan dengan pendapat Keraf (1995:9) yang mengemukakan
salah satu langkah menulis karangan eksposisi adalah menulis kesimpulan yang disajikan
dalam bagian isi karangan eksposisi, sesuai dengan sifat eksposisi, apa yang disajikan tidak
Penguasaan siswa yang paling rendah adalah pada indikator memberikan informasi
kepada pembaca. Rata-rata siswa 46,87 berada pada kualifikasi hampir cukup. Sebanyak 19
orang siswa nilainya berata di atas kriteria ketuntasan minimum dan 13 orang siswa nilainya
berada dibawah kriteria ketuntasan minimum. Bertolak dari nilai rata-rata tersebut, dapat
dikatakan bahwa sebagian besar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai kurang mampu
memberi informasi kepada pembaca. Hal ini sejalan dengan pendapat Semi (1990:48-49)
menjelaskan pengertian karangan eksposisi adalah tulisan yang bertujuan menjelaskan atau
memberikan informasi tentang sesuatu. Contoh umum tentang eksposisi adalah sebagian
besar buku teks, petunjuk cara menjalankan mesin, penjelasan tentang komponen suatu obat,
laporan, makalah, skripsi, label pada botol makanan, kamus, buku tanya jawab, berita-berita
atau artikel di surat kabar dan majalah, surat resmi, buku tentang masakan, buku tentang cara
merawat bunga, petunjuk cara merawat wajah atau rambut, bahkan uraian tentang pengertian
eksposisi siswa kelas VII SMP Negeri hanya berada pada rentang 75—85% pada skala 10.
Oleh karena itu keterampilan menulis karangan eksposisi siswa kelas VII SMP Negeri 1
Batang Anai perlu ditingkatkan. Tujuan menulis karangan eksposisi adalah untuk melatih
seorang untuk menyusun sebuah karangan sesuai dengan langkah-langkah menulis karangan
eksposisi. Sejalan dengan Keraf, dan Yunus (2003:5) menjelaskan sesuatu, memberi
Contoh data tulisan siswa yang memperoleh skor 3 untuk indikator memberi
indikator memberikan informasi kepada pembaca, skor 2 diberikan apabila karangan siswa
hanya terdapat 1-3 memberikan informasi kepada pembaca dalam sebuah karangan eksposisi.
Sampel nomor 004 hanya menulis 3 informasi yang terdapat teks wacana.
Contoh data tulisan siswa yang memperoleh skor 2 untuk indikator menjawab
indikator menjawab pertanyaan apa, siapa, mengapa, kapan, dan bagaimana, skor 3 diberikan
apabila dalam karangan siswa tersebut mampu menjawab aspek pertanyaan apa, mengapa dan
bagaimana.
Contoh data tulisan siswa yang memperoleh skor 1 untuk indikator menggunakan kata
menggunakan kata yang baku, skor 1 diberikan apabila dalam karangan siswa terdapat 6-10
kesalahan penggunaaan ejaan. Sampel nomor 006 terdapat sepuluh kesalahan penulisan
Contoh data tulisan tulisan yang memperoleh skor 2 untuk indikator tidak
indikator tidak mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca, skor 2 diberikan apabila
karangan siswa hanya terdapat 1-2 mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca dalam sebuah
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai berada pada kualifikasi hampir cukup dengan
nilai 52,73. Sementara itu, keterampilan menulis karangan eksposisi siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Batang Anai berada pada kualifikasi lebih dari cukup dengan nilai 78,12. Setelah
kedua variabel tersebut dikorelasikan, maka diperoleh nilai rhitung 0,30. Selanjutnya, untuk
mengetahui taraf signifikasi rhitung diuji menggunakan rumus uji-t tersebut adalah 1,80 dan
lebih besar dari ttabel 1,70. Dengan demikian, H0 ditolak dan H1 diterima artinya terdapat
eksposisi.
nilai keterampilan menulis karangan eksposisi baik, juga memperoleh nilai keterampilan
membaca pemahaman yang hampir cukup. Sebaliknya, jika siswa memperoleh nilai
pemahaman yang rendah. Sejalan dengan pendapat Tarigan (2008:4) menyatakan bahwa
antara menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Keterampilan membaca
untuk menuangkan ide dan gagasan dalam menulis memerlukan keterampilan membaca
pemahaman yang baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keterampilan membaca
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.
Pertama, keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai
berada pada kualifikasi hampir cukup karena nilai rata-rata keterampilan membaca
pemahaman secara keseluruhan adalah 52,72 berada di bawah KKM kelas VII SMP Negeri
1 Batang Anai yaitu 80. Siswa mengalamai kendala dalam menemukan ide pokok dalam
paragraf. Hal ini disebabkan karena siswa kurang memahami konsep menemukan ide pokok
dalam paragraf.
Kedua, keterampilan menulis karangan eksposisi siswa kelas VII SMP Negeri 1
Batang Anai berada pada kualifikasi baik karena nilai rata-rata keterampilan menulis
karangan eksposisi secara keseluruhan adalah 78,12. Hal ini membuktikan bahwa nilai
keterampilan menulis karangan eksposisi berada di bawah KKM kelas VII SMP Negeri 1
Batang Anai yaitu 80 . Siswa mendapat kendala memberikan informasi kepada pembaca.
Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan membaca pemahaman dan
keterampilan menulis eksposisi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai . Artinya siswa
yang terampilan membaca pemahaman maka akan terampil menulis karangan eksposisi.
berikut. Pertama, siswa sebaiknya menembah pengetahuan tentang konsep membaca dan
guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Negeri 1 Batang Anai diharapkan lebih memberi
banyak kesempatan berlatih kepada siswa, baik membaca pemahaman maupun berkaitan
menulis karangan eksposisi dengan cara memilih strategi yang sesuai dengan materi ajar.
Ketiga, bagi peneliti lainuntuk bahan referensi ataupun acuan bila melakukan penelitian yang
hampir sama. Keempat, bagi peneliti sendiri sebagai penambah ilmu pengetahuan dan dapat
Daftar Pustaka
Agustina. 2008. Pembelajaran Keterampilan Membaca. Padang: Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia: UNP.