Anda di halaman 1dari 16

Hubungan Keterampilan Membaca Pemahaman

dan Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi


Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai

Elidawati
Guru SMP Negeri 1 Batang Anai

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan membaca pemahaman,


mendeskripsikan keterampilan menulis eksposisi, dan menganalisis hubungan
keterampilan membaca pemahaman dan keterampilan menulis karangan eksposisi
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan metode deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta, serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara menggunakan tes objektif dan tes unjuk
kerja. Maksud dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengetahuan tentang
keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai
berada pada kualifikasi hampir cukup, (2) keterampilan menulis eksposisi siswa kelas
VII SMP Negeri 1 Btang Anai berada pada kualifikasi lebih dari cukup, (3) terdapat
hubungan yang signifikan keterampilan membaca pemahaman dan keterampilan
menulis karang.

Kata Kunci : membaca; menuli;, eksposisi

A. Pendahuluan

Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat aspek keterampilan berbahasa,

mulai dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek keterampilan

berbahasa tersebut diajarkan secara terpadu. Tujuan akhir dari pembelajaran aspek

keterampilan berbahasa adalah agar siswa memiliki keterampilan berkomunikasi secara lisan

maupun tulis. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mengembangkan keterampilan

berbahasa dan berpikir untuk kepentingan proses berkomunikasi dalam kehidupannya.

Membaca, dalam dunia pendidikan merupakan salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang perlu dikuasai oleh siswa karena membaca merupakan keterampilan yang

penting untuk menunjang proses pembelajaran. Oleh karena itu, membaca merupakan
langkah awal dalam memahami suatu materi pembelajaran. Siswa dapat menyerap informasi

dan memahami ide-ide yang ada dalam bacaan.

Sehubungan dengan hal di atas, keterampilan menulis merupakan salah satu

keterampilan berbahasa yang besar pengaruhnya dalam meningkatkan kemampuan

intelektual siswa. Dengan adanya keterampilan menulis, siswa mampu mengungkapkan ide-

ide serta gagasan-gagasannya dalam suatu kerangka berpikir yang logis dan sistematis. Selain

itu, kegiatan menulis menuntut siswa harus terampil dalam memanfaatkan struktur bahasa

dan kosakata, agar tulisan yang dihasilkan siswa dapat diterima dan dipahami oleh pembaca.

Mengingat pentingnya menulis, sudah seharusnya keterampilan menulis itu dikuasai oleh

siswa.

Salah satu jenis tulisan adalah eksposisi. Eksposisi merupakan jenis karangan yang

bertujuan untuk memaparkan atau menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang

dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut.

Setiap orang dengan sendirinya dituntut untuk mampu memaparkan atau menguraikan pokok

pikiran yang telah dibacanya, hal ini bertujuan untuk memperluas pengetahuannya secara

baik.

Melalui karangan eksposisi siswa dapat memaparkan atau menguraikan hasil

pemikirannya terhadap sesuatu yang dianggapnya benar. Dengan membaca sebuah uraian

karangan eksposisi, siswa akan mampu dengan sendirinya memaparkan uraian tersebut.

Selain itu, hal ini juga bertujuan memperluas pengetahuan pembaca dengan baik. Karangan

eksposisi sering digunakan dalam menyampaikan uraian-uraian ilmiah populer dan uraian-

uraian lainnya.

Begitu pula dengan keterampilan menulis karangan eksposisi. Karangan eksposisi

siswa belum memenuhi syarat-syarat menulis eksposisi yang baik dan benar. Rata-rata nilai

eksposisi yang diperoleh siswa tergolong rendah, hal ini diketahui dari nilai siswa hanya
mampu mencapai 60 sampai 75. Siswa belum mampu memaparkan atau menguraikan apa

yang dibacanya dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya, untuk melatih keterampilan menulis,

khususnya karangan eksposisi diperlukan keterampilan membaca yang maksimal. Akhirnya,

hal ini berdampak pada keterampilan siswa dalam menulis karangan eksposisi.

Menurut Tarigan (1983: 3), menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan

orang lain. Komunikasi itu berlangsung dengan cara penulis mengungkapkan suatu ide

maupun gagasannya melalui tulisan dan pembaca hanya dapat berinteraksi dengan penulis

melalui tulisan itu. Sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal menulis melibatkan unsur

penulis sebagai penyampaian pesan atau isi tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.

Menurut Semi (2009: 6), menulis merupakan suatu proses yang kreatif. Sebagai suatu

proses kreatif, menulis harus mengalami suatu proses yang secara sadar dilalui dan secara

sadar dapat pula dilihat hubungan satu dengan yang lain, sehingga berakhir pada suatu tujuan

yang jelas. Tarigan (dalam Abdurahman dan Ratna, 2003: 151), menyatakan bahwa menulis

merupakan suatu kegiatan yang menyusun atau mengorganisasikan buah pikiran, ide atau

gagasan dengan menggunakan rangkaian kalimat yang logis dan terpadu dalam bahasa tulis.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu proses

pemindahan bahasa lisan ke dalam wujud tulisan untuk mengungkapkan ide, pikiran dan

gagasan yang disusun sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami pembaca.

Dengan demikian, kegiatan menulis merupakan suatu proses kegiatan yang kompleks.

Semi (2009:51) memaparkan ciri-ciri eksposisi sebagai berikut. (1) berupa tulisan

yang bertujuan memberikan informasi, pengertian, dan pengetahuan kepada pembaca, (2)

sifatnya menjawab pertanyaan tentang apa, siapa, mengapa, kapan dan bagaimana, (3)

disampaikan dengan gaya yang lugas dan dengan menggunakan bahasa baku, (4) disajikan
dengan nada netral, tidak memihak dan memaksakan pandangan atau sikap penulis terhadap

pembaca.

Tarigan (1986:62-64) menyatakan setelah membaca tulisan eksposisi pembaca akan

memahami hal yang telah dijelaskan penulis. Tulisan eksposisi merupakan tulisan yang

memberikan pengertian dan pengetahuan tentang sesuatu hal. Tulisan penyingkapan

dilakukan dengan jalan memberikan jawaban atas sejumlah pertanyaan yang vital, seperti

apa, siapa, bagaimana, mengapa, dan dimana.

Menurut Semi (2009:52-53) langkah-langkah menulis eksposisi adalah sebagai

berikut. Pertama, memilih sumber materi tulisan secara teliti, hal ini bertujuan agar apa yang

ingin disampaikan oleh penulis memang informasi yang berharga bagi pembaca. Kedua,

selalu menyampaikan tujuan tulisan, tujuannya adalah agar tulisan tidak melenceng ke luar

jalur yang tidak diharapkan. Ketiga, mempertimbangkan selera pembaca, karena tulisan yang

baik adalah tulisan yang selaras antara keinginan dan maksud pembaca. Keempat, memilih

organisasi penyajian yang paling sesuai dengan tulisan, seperti memenuhi struktur lisan

eksposisi secara umum, yaitu komponen pendahuluan, komponen isi, dan komponen penutup

berupa kesimpulan yang terkadang dilengkapi dengan saran-saran.

Tarigan (1990:5) mengemukakan membaca pemahaman adalah suatu kegiatan

membaca yang digunakan untuk memperoleh pemahaman dan penafsiran yang memadai

terhadap makna-makna yang terkandung dalam lambang-lambang tulis. Selanjutnya, Tarigan

(1990:42) menjelaskan membaca pemahaman mengandung empat aspek utama. Aspek

pertama meliputi (1) memahami kata-kata atau istilah-istilah baik secara leksikal maupun

gramatikal yang terdapat dalam suatu bacaan, (2) memahami pola-pola bertitik bentuk kata

serta susunan kalimat panjang yang banyak digunakan dalam kalimat-kalimat resmi, (3)

menafsirkan lambang-lambang atau tanda yang terdapat dalam bacaan. Aspek kedua meliputi

kemampuan (1) memahami ide-ide pokok yang dikemukakan pengarang, (2)


mengaplikasikan isi karangan dengan kebudayaan yang ada, (3) kemampuan meramalkan

reaksi-reaksi yang mungkin timbul dari pembaca. Aspek ketiga dapat mengevaluasi isi dan

bentuk-bentuk karangan. Aspek keempat dapat menyesuaikan kecepatan membaca dan

kemampuan yang hendak dicapai.

Menurut Agustina (2008:15) membaca pemahaman adalah membaca yang dilakukan

tanpa mengeluarkan bunyi atau suara. Dalam membaca pemahaman tidak dituntut pembaca

untuk membunyikan atau mengoralkan suaranya, tetapi hanya menggunakan mata untuk

melihat dan hati serta pikiran untuk memahaminya. Sejalan dengan pendapat Razak

(2007:11) membaca pemahaman adalah kesanggupan pembaca menyebutkan kembali isi

argumentasi, eksposisi, atau bacaan deskriptif tentang suatu topik tertentu.

Menurut Agustina (2008:15) tujuan membaca pemahaman adalah untuk menangkap

isi atau makna dari gagasan yang terdapat dalam bacaan, yang berbentuk pengertian-

pengertian, dan penafsiran-penafsiran yang tidak menyimpang dari isi bacaan. Pemahaman

ini dapat diungkapkan kembali apabila diperlukan. Dalam membaca pemahaman, yang perlu

ditekankan adalah penangkapan dan pemahaman terhadap isi atau gagasan yang terdapat

dalam bacaan.

Berdasarkan uraian di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

keterampilan membaca pemahaman, mendeskripsikan keterampilan menulis eksposisi, dan

menganalisis hubungan keterampilan membaca pemahaman dan keterampilan menulis

karangan eksposisi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

deskriptif. Penelitian ini dikatakan kuantitatif karena data yang akan dianalisis berupa angka

yaitu skor keterampilan membaca pemahaman dan keterampilan menulis karangan eksposisi.

Selanjutnya data tersebut diolah secara statistik. Sejalan dengan itu, menurut Arikunto
(2002:10) menyatakan bahwa dalam penelitian kuantitatif, hasil pengukuran banyak dituntut

menggunakan angka, mulai dari proses pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta

penampilan dari hasilnya. Metode yang digunakan metode korelasional, dikatakan

korelasional karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan keterampilan

membaca pemahaman dan keterampilan menulis karangan eksposisi.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelasVII SMP Negeri 1 Batang Anai yang

terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017. Jumlah siswa kelas VII sebanyak 223 orang siswa,

yang terdaftar dalam 7 kelas. Mengingat jumlah populasi lebih dari 100 orang, perlu adanya

teknik penarikan sampel penelitian.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Proportional Random Sampling

atau penarikan sampel berdasarkan proporsi jumlah siswa perkelas. Sesuai dengan pendapat

Arikunto (2002:10) menyatakan apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya

dan apabila lebih dari 100, diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Jadi, akan diambil

15% dari populasi. Untuk lebih jelasnya mengenai populasi dan sampel penelitian ini dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1
Populasi dan Sampel Penelitian
No Kelas Populasi Sampel 15 %
1 VII.1 34 5
2 VII.2 34 5
3 VII.3 33 4
4 VII.4 32 4
5 VII.5 32 4
6 VII.6 34 5
7 VII.7 33 5
Jumlah 233               32
Sumber: Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Indonesia

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu keterampilan membaca pemahaman,

yaitu variabel bebas (X), dan keterampilan menulis karangan eksposisi yaitu variabel terikat

(Y). Dari dua variabel tersebut akan diperoleh data yang mencakup sebagai berikut. Pertama,
keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai, yang

diambil berdasarkan tes objektif. Kedua, keterampilan menulis karangan eksposisi siswa

kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai yang diambil berdasarkan tes unjuk kerja. Kedua data

tersebut dikumpulkan dan diolah berdasarkan teknik pengumpulan data dan teknik

penganalisisan data.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif dan tes

unjuk kerja. Tes objektif untuk pilihan ganda yang digunakan untuk keterampilan membaca

pemahaman. Tes unjuk kerja digunakan untuk mengukur keterampilan menulis karangan

eksposisi.

Data adalah bahan yang dijadikan dasar kajian (analisis dan kesimpulan). Dalam

penelitian ini data dikumpulkan sebanyak dua kali. Untuk tes pertama (tes objektif) kepada

siswa diberikan instrumen dengan 30 soal objektif, dilengkapi dengan kertas lembar jawaban

soal. Siswa diminta menyilangi huruf A, B, C, dan D pada lembar pernyataan yang mereka

anggap benar. Setelah semua siswa selesai, lembar jawaban soal dikumpulkan kembali untuk

selanjutnya diolah berdasarkan teknik analisis data.

Tes kedua (tes unjuk kerja), keterampilan menulis karangan eksposisi siswa

dilaksanakan sehari sesudah tes pertama. Sebelum menulis karangan eksposisi, siswa diberi

arahan tentang indikator penilaian untuk menulis karangan eksposisi. Setelah semua siswa

mengerti, siswa diminta untuk menulis karangan eksposisi sesuai dengan topik yang telah

ditentukan. Setelah selesai, karangan siswa dikumpulkan untuk selanjutnya dianalisis

bersama hasil tes objektif.

Data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan beberapa tahap. Pertama Peneliti

memeriksa hasil tes objektif membaca pemahaman yang diberikan, kemudian memberi skor.

Jawaban yang benar diberi skor satu dan jawaban yang salah diberi skor nol. Kedua,
menganalisis keterampilan menulis karangan eksposisi dan memberikan skor dengan

menggunakan format penilaian berikut ini.

Tabel 5
Format Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi
Aspek yang Dinilai Skor
Menjawab
Tidak
pertanyaan
Kode mempengaruhi
Memberika apa, siapa, Menggunaka
No Sampe sikap dan
n informasi kapan, n kata baku
l pendapat
mengapa, dan
pembaca.
bagaimana
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Ketiga, skor yang diperoleh tiap-tiap siswa pada masing-masing tes, diolah menjadi

nilai. Keempat, mengklasifikasikan nilai keterampilan membaca pemahamann berdasarkan

konvensi skala 10. Kelima, menentukan nilai rata-rata hitung dari masing-masing tes.

Keenam, mengklasifikasikan nilai siswa per indikator. Ketujuh, menyajikan data dalam

bentuk histogram per indikator, yang dinilai keterampilan menulis karangan eksposisi.

Kedelapan, mengorelasikan nilai keterampilan membaca pemahaman dengan nilai

keterampilan menulis karangan eksposisi. Kesembilan, menguji hipotesis dengan

menggunakan rumus berikut. Menurut Sudjana (2005:380) keberartian hipotesis dapat

ditentukan dengan rumus berikut.

n−2
t=r
√ 1−r 2
Keterangan:
t = signifikan (keberartian)
n = jumlah sampel
r = koefisien korelasi
Hasil yang diperoleh dari rumus uji t, diinterpretasikan ke dalam t tabel dengan

derajat kebebasan dk (n-2) pada taraf kepercayaan 95%. Jika t hitung lebih besar dari t tabel,

berarti H1 diterima dan sebaliknya, jika t hitung lebih kecil dari t tabel, berarti H1 ditolak.

Kesepuluh, menyimpulkan hasil analisis dan pembahasan.


C. Pembahasan

1. Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batang


Anai
        Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat diketahui bahwa keterampilan

membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai terbagi atas enam

kualifikasi yaitu baik, lebih dari cukup, cukup, hampir cukup, kurang, dan kurang sekali.

Rata-rata keterampilan membaca pemahaman siswa secara keseluruhan adalah 52,72 dengan

kualifikasi hampir cukup berada pada rentangan 46—55%.

        Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai untuk

mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah 80 . Jika KKM tersebut dibandingkan

dengan rata-rata keterampilan membaca pemahaman, maka berada di bawah KKM. Dengan

demikian dapat dinyatakan bahwa keterampilan membaca pemahaman tergolong hampir

cukup. Untuk lebih jelas mengenai data membaca pemahaman, dapat dilihat pada histogram

sebagai berikut.

35
30
25 18
20
11
Frekuensi

15
10
5
ali uk ali ng up p p ik li na
ek r ek ra uk ku ku Ba eka ur
S Bu S Ku C Cu Cu S p
k g r ri ik m
uru ra
n pi Da Ba Se
B u m
K Ha bi
h
Le
Kualifikasi

Gambar 1
Histogram Keterampilan Membaca Pemahaman
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai Secara Keseluruhan

2. Keterampilan Menulis Kerangan Eksposisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1


Batang Anai
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data diketahui bahwa keterampilan menulis

karangan eksposisi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai terbagi atas enam

kualifikasi yaitu, baik sekali, baik, lebih dari cukup, cukup, hampir cukup, dan kurang sekali.

Rata-rata keterampilan menulis karangan eksposisi secara keseluruhan 78,12 dengan

kualifikasi 76—85%. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) kelas SMP Negeri 1 Batang

Anai untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah 80. Jika KKM tersebut

dibandingkan dengan rata-rata keterampilan menulis karangan eksposisi, maka berada

dibawah KKM. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa keterampilan menulis karangan

eksposisi siswa tergolong baik. Untuk lebih jelas mengenai data menulis karangan eksposisi,

dapat dilihat pada histogram sebagai berikut.

35

30

25

20
Frekuensi

15 13
10
10 7

5
li k ali ng p p p ik li na
ka ru ek ra ku ku ku Ba eka ur
Se Bu S u u u u S p
k g K rC C
ri
C ik m
ru r an pi Da Ba Se
Bu Ku Ha
m h
bi
Le
Kualifikasi

Gambar 2
Histogram Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai Secara keseluruhan

Dari empat indikator keterampilan menulis karangan eksposisi, indikator yang paling

dikuasai siswa adalah indikator keempat yaitu tidak mempengaruhi sikap dan pendapat

pembaca. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 83,85 dengan kualifikasi 76-85% pada
skala 10. Sebanyak 25 orang siswa nilainya berada di atas kriteria ketuntasan minimum dan 7

orang siswa nilainya berada dibawah kriteria ketuntanas minimum. Bertolak dari nilai rata-

rata yang diperoleh siswa dapat dikatakan sebagian besar siswa VII SMP Negeri 1 Batang

Anai sudah mampu menentukan indikator keempat yaitu tidak mempengaruhi sikap dan

pendapat pembaca. Hal ini sejalan dengan pendapat Keraf (1995:9) yang mengemukakan

salah satu langkah menulis karangan eksposisi adalah menulis kesimpulan yang disajikan

dalam bagian isi karangan eksposisi, sesuai dengan sifat eksposisi, apa yang disajikan tidak

mengarah kepada usaha mempengaruhi pembaca.

Penguasaan siswa yang paling rendah adalah pada indikator memberikan informasi

kepada pembaca. Rata-rata siswa 46,87 berada pada kualifikasi hampir cukup. Sebanyak 19

orang siswa nilainya berata di atas kriteria ketuntasan minimum dan 13 orang siswa nilainya

berada dibawah kriteria ketuntasan minimum. Bertolak dari nilai rata-rata tersebut, dapat

dikatakan bahwa sebagian besar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai kurang mampu

memberi informasi kepada pembaca. Hal ini sejalan dengan pendapat Semi (1990:48-49)

menjelaskan pengertian karangan eksposisi adalah tulisan yang bertujuan menjelaskan atau

memberikan informasi tentang sesuatu. Contoh umum tentang eksposisi adalah sebagian

besar buku teks, petunjuk cara menjalankan mesin, penjelasan tentang komponen suatu obat,

laporan, makalah, skripsi, label pada botol makanan, kamus, buku tanya jawab, berita-berita

atau artikel di surat kabar dan majalah, surat resmi, buku tentang masakan, buku tentang cara

merawat bunga, petunjuk cara merawat wajah atau rambut, bahkan uraian tentang pengertian

eksposisi ini pun adalah eksposisi.

Berdasarkan pembahasan di atas, terlihat nilai keterampilan menulis karngan

eksposisi siswa kelas VII SMP Negeri hanya berada pada rentang 75—85% pada skala 10.

Oleh karena itu keterampilan menulis karangan eksposisi siswa kelas VII SMP Negeri 1

Batang Anai perlu ditingkatkan. Tujuan menulis karangan eksposisi adalah untuk melatih
seorang untuk menyusun sebuah karangan sesuai dengan langkah-langkah menulis karangan

eksposisi. Sejalan dengan Keraf, dan Yunus (2003:5) menjelaskan sesuatu, memberi

keterangan tentang sesuatu atau mengembangkan sebuah gagasan.

Contoh data tulisan siswa yang memperoleh skor 3 untuk indikator memberi

informasi kepada pembaca sampel nomor 004 berikut ini.

Perpustakaan merupakan tempat semua orang untuk membaca.


Perpustakaan mempunyai beragam buku seperti Bahasa
Indonesia,Matematika,IPS,PKN,dll. Dengan membaca buku kita akan lebih tau
pengertian dari pelajarn-pelajarn tersebut. Di perpustakaan terdapat juga
bermacam cerita2 rakyat dll. Buku-buku di perpustakaan juga boleh
dipinjam/dibawa pulang untuk dibaca. Untuk meminjam buku yang akan
dibaca, setelah memilih buku beritahu kepada pengawas perpustakaan bahwa
kita akan meminjam buku itu untuk beberapa hari. Dalam membaca buku kita
harus teliti, jangan terlalu cepat karena akan membuat bosan. Membaca buku
sebaiknya dibaca pada waktu senggang. Supaya kita juga bisa mengerjakan
pekerjaan yang lain. Buku yang kita pinjam itu harus disimpan sebaik mungkin
supaya tidak hilang/sobek. Ketika ingin mengembalikan buku kepada pengawas
datanglah ke perpustakaan u/ menyimpan buku itu kembali. Hati-hati dalam
menyimpan buku. Jika salah tempat penyimpanannya. Buku itu akan disatukan
dengan buku-buku yg lain. Buku yang dapat membuat orang sters kembali
bugar. Tidak heran jika banyak orang yang meminjam buku di perpustakaan.
(data sampel 004)

       Berdasarkan format penilaian keterampilan menulis karangan eksposisi untuk

indikator memberikan informasi kepada pembaca, skor 2 diberikan apabila karangan siswa

hanya terdapat 1-3 memberikan informasi kepada pembaca dalam sebuah karangan eksposisi.

Sampel nomor 004 hanya menulis 3 informasi yang terdapat teks wacana.

Contoh data tulisan siswa yang memperoleh skor 2 untuk indikator menjawab

pertanyaan apa, siapa, mengapa, kapan, dan bagaimana.

Disekolah anda pasti pernah mendengar kata “ekstrakurikuler”.


Ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan diluar jam sekolah yang bertujuan untuk
mengembangkan bakat-bakat yang dimiliki oleh siswa, contohnya: dance, tari
tradisional, menyanyi, english club, dan lainya. Selain itu ekstrakurikuler juga
mampu memberikan motivasi pada siswa-siswa (i) yang ikut ekstrakurikuler
tersebut agar bisa menjadi lebih baik untuk mengembangkan bakat yang
dimilikinya, tapi bukan Cuma itu!. Ekstrakurikuler juga bisa memotivasi agar
siswa-siswi yang ikut lebih giat dalam belajar sehari-hari. Jika siswa-siswi yang
ikut ekstrakurikuler sudah hebat dalam bakat yang dimilikinya. Ia bisa ikut
dalam perlombaan data baik dalam tingkat sekolah, daerah, kecamatan,
kelurahan, seprovinsi, tingkat nasional maupun tingkat internasional. Jadi
hasinya akan kembali pada dirinya sendiri, begitulah manfaat dan kegiatan
ekstrakurikuler yang ada disekolah. Semoga apapun bakat yang anda miliki
dalam diri anda semoga menjadi berkah dalam diri anda. Dan ingat jangan
digunakan untuk hal-hal yang negatif. (data sampel 022).

Berdasarkan format penilaian keterampilan menulis karangan eksposisi untuk

indikator menjawab pertanyaan apa, siapa, mengapa, kapan, dan bagaimana, skor 3 diberikan

apabila dalam karangan siswa tersebut mampu menjawab aspek pertanyaan apa, mengapa dan

bagaimana.

Contoh data tulisan siswa yang memperoleh skor 1 untuk indikator menggunakan kata

yang baku pada sampel nomor 006 berikut ini.

Perpustakaan adalah tempat u/ mencari pengetahuan yang lebih


mendalam. Kalau siswa kekurangan pengetahuan maka pergilah ke
perpustakaan sekolah. Perpustakaan juga mempunyai peraturan2 yang harus di
patuhi oleh siswa yang berkunjung ke perpustakaan. Peraturan utamanya harus
disiplin dalam membaca semua buku yang ada di perpustakaan. Setiap siswa
yang masuk ke dalam perpustakaan harus melapor Terlebih dahulukepada guru
yang mengawasi perpustakaan. Perpustakaan juga sangat penting bagi siswa
yang ingin mencari Pengetahuan yang lebih banyak lagi. Semua buku yang
ingin dicari oleh siswa atau dipelajari oleh siswa diperpustakaanlah tempat yang
lebih tepat.

Berdasarkan format penilai keterampilan menulis karangan eksposisi untuk indikator

menggunakan kata yang baku, skor 1 diberikan apabila dalam karangan siswa terdapat 6-10

kesalahan penggunaaan ejaan. Sampel nomor 006 terdapat sepuluh kesalahan penulisan

ejaan. Oleh karena itu sampel nomor 006 memperoleh skor 1.

Contoh data tulisan tulisan yang memperoleh skor 2 untuk indikator tidak

mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca.

Dalam setiap sekolah pasti ada perpustakaan. Perpustakaan adalah


tempat orang membaca buku, disana kita dapat menemui beberapa buku. Disana
terdapat banyak buku yang akan kita baca. Tapi sekarang, orang-orang sangat
jarang membac, menyebabkan perpustakaan menjadi sepi. Dan ilmu kita
menjadi kurang. Perpustakaan sangat penting, karna tempat itu merupakan
gudang ilmu bagi semua orang. Bahkan lansiapun juga bisa keperpustakaan
(umum). Melalui perpustakaan, kita dapat mengetahui semua isi dunia, dan
tempat yang kita sukai ataupun sebagainya. Jadi jangan segan untuk pergi ke
perpustakaan.
Berdasarkan format penilaian keterampilan menulis karangan eksposisi untuk

indikator tidak mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca, skor 2 diberikan apabila

karangan siswa hanya terdapat 1-2 mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca dalam sebuah

karangan eksposisi. Sampel nomor 009.

3. Hubungan Keterampilan Membaca Pemahaman dan Keterampilan Menulis


Karangan Eksposisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, keterampilan membaca pemahaman

siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai berada pada kualifikasi hampir cukup dengan

nilai 52,73. Sementara itu, keterampilan menulis karangan eksposisi siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Batang Anai berada pada kualifikasi lebih dari cukup dengan nilai 78,12. Setelah

kedua variabel tersebut dikorelasikan, maka diperoleh nilai rhitung 0,30. Selanjutnya, untuk

mengetahui taraf signifikasi rhitung diuji menggunakan rumus uji-t tersebut adalah 1,80 dan

lebih besar dari ttabel 1,70. Dengan demikian, H0 ditolak dan H1 diterima artinya terdapat

hubungan antara keterampilan membaca pemahaman dengan keterampilam menulis karangan

eksposisi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa siswa yang memperoleh

nilai keterampilan menulis karangan eksposisi baik, juga memperoleh nilai keterampilan

membaca pemahaman yang hampir cukup. Sebaliknya, jika siswa memperoleh nilai

keterampilan menulis eksposisi rendah, juga memperoleh nilai keterampilan membaca

pemahaman yang rendah. Sejalan dengan pendapat Tarigan (2008:4) menyatakan bahwa

antara menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Keterampilan membaca

pemahaman siswa menghubungkan keterampilan menulis karangan eksposisi siswa, karena

untuk menuangkan ide dan gagasan dalam menulis memerlukan keterampilan membaca

pemahaman yang baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keterampilan membaca

pemahaman sangat membantu siswa dalam menulis karangan eksposisi.


D. Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil pengelolaan data dan pembahasan hasil penelitian mengenai

hubungan keterampilan membaca pemahaman dan keterampilan menulis karangan eksposisi

siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.

Pertama, keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai

berada pada kualifikasi hampir cukup karena nilai rata-rata keterampilan membaca

pemahaman secara keseluruhan adalah 52,72 berada di bawah KKM kelas VII SMP Negeri

1 Batang Anai yaitu 80. Siswa mengalamai kendala dalam menemukan ide pokok dalam

paragraf. Hal ini disebabkan karena siswa kurang memahami konsep menemukan ide pokok

dalam paragraf.

Kedua, keterampilan menulis karangan eksposisi siswa kelas VII SMP Negeri 1

Batang Anai berada pada kualifikasi baik karena nilai rata-rata keterampilan menulis

karangan eksposisi secara keseluruhan adalah 78,12. Hal ini membuktikan bahwa nilai

keterampilan menulis karangan eksposisi berada di bawah KKM kelas VII SMP Negeri 1

Batang Anai yaitu 80 . Siswa mendapat kendala memberikan informasi kepada pembaca.

Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan membaca pemahaman dan

keterampilan menulis eksposisi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batang Anai . Artinya siswa

yang terampilan membaca pemahaman maka akan terampil menulis karangan eksposisi.

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, dapat diberikan saran-saran sebagai

berikut. Pertama, siswa sebaiknya menembah pengetahuan tentang konsep membaca dan

menulis, khususnya membaca pemahaman dengan menulis karangan eksposisi.kedua, kepada

guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Negeri 1 Batang Anai diharapkan lebih memberi

banyak kesempatan berlatih kepada siswa, baik membaca pemahaman maupun berkaitan

menulis karangan eksposisi dengan cara memilih strategi yang sesuai dengan materi ajar.

Ketiga, bagi peneliti lainuntuk bahan referensi ataupun acuan bila melakukan penelitian yang
hampir sama. Keempat, bagi peneliti sendiri sebagai penambah ilmu pengetahuan dan dapat

melakukan penelitian lain.

Daftar Pustaka

Agustina. 2008. Pembelajaran Keterampilan Membaca. Padang: Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia: UNP.

Arikunto, Suharsemi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Edisi Revisi V.


Yogyakarta: Rineka Cipta.

Keraf, Gorys. 1995. Eksposisi. Jakarta: Grasindo.

Semi, M. Atar. 2009. Menulis Efektif. Padang: UNP Press.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.

Tarigan, Djago. 1986. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya.


Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1983. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1990. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai