Anda di halaman 1dari 11

Peningkatan Hasil Belajar Limit Fungsi Melalui Kuis Tim

Pada Kelas XI IPA.1 SMA Negeri 1 Batang Anai

Oleh, Evanovita Dewi


Guru SMA Negeri 1 Batang Anai, Padangpariaman

Abstrak

Mata pelajaran matematika, tidak bisa dipungkiri hingga saat ini


ditakuti dan memiliki hasil yang selalu bermasalah. Demikian, di kelas
XI.IPA.1 SMA Negeri 1 Batang Anai, Padangpariaman, hasil belajarnya
selalu di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Penelitian ini untuk
mendeskripsikan dan menjelaskan proses peningkatan hasil belajar
kompetensi dasar limit fungsi dengan menggunakan teknik kuis tim,
dilakukan pada bulan Februari sampai dengan April 2016.Dilaksanakan
dalam dua siklus (setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
obeservasi, dan refleksi). Untuk mengamati pembelajaran digunakan
observasi, sedangkan untuk hasil belajar digunakan tes. Untuk menganalisis
data pembelajaran digunakan analisis deskriptif, sedangkan untuk
menganalisis hasil belajar digunakan persentase hasil. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan teknik kuis tim dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI.IPA.1 SMA Negeri 1 Batang Anai,
Padangpariaman. Di samping itu, penggunaan teknik kuis tim memberikan
dampak positif terhadap kebiasaan siswa untuk mampu memecahkan
masalah secara kolaboratif dalam kelompok (tim) berdampak positif
terhadap pembelajaran. Siswa lebih bersemangat dalam belajar karena yang
bersangkutan merasa dihargai keberadaannya di kelompok. Hasil belajar pun
mengalami peningkatan. Hasil ini bersumber dari nilai yang diperoleh siswa
dalam memecahkan soal-soal limit fungsi.

kata kunci: hasil belajar limit fungsi; aktivitas belajar matematika; kuis tim

I. Pendahuluan
Dalam pembelajaran, guru masih dominan. Pelajaran diberikan kepada siswa dengan
bercerita atau berceramah. Akibatnya siswa cepat merasa bosan, sehingga siswa kurang
berminat terhadap mata pelajaran. Hal ini terbukti dengan saat proses pembelajaran di kelas,
siswa sering meminta izin ke luar kelas; jika diberi latihan cenderung mencontek pekerjaan
siswa yang kuat dalam pelajaran matematika; bahkan ada siswa yang sama sekali tidak
mengerjakan jawabannya (hanya mencatat soal; sebagian besar siswa mengerjakan tugas

1
rumah (PR) sesampai di sekolah; siswa cenderung hanya diam atau mendengarkan guru
menjelaskan materi pelajaran.
Hal lain yang peneliti temukan dalam kegiatan belajar di kelas (sekolah) adalah
pencapaian hasil belajar matematika siswa yang masih rendah. Hasil belajar tersebut belum
maksimal mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan.
Jika hal-hal tersebut dibiarkan tentu akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
selanjutnya utamanya pada mata pelajaran matematika dan mata pelajaran lainnya pada
umumnya. Oleh karena itu sebagai guru mata pelajaran, memandang perlu adanya suatu
perbaikan pembelajaran. Karena itu terkait dengan materi selanjutnya, maka pada kompetensi
dasar limit fungsi aljabar dan limit fungsi trigonometri akan dicoba menggunakan teknik
pembelajaran kuis tim.
Pembelajaran sebenarnya merupakan proses interaksi dan komunikasi antara guru
dengan siswa, siswa dengan guru, serta siswa dengan siswa. Proses interaksi merupakan
proses pemberian informasi. Informasi dapat disampaikan kepada siswa melalui berbagai
saluran informasi seperti buku teks, televisi, radio, komputer atau media lainnya (Maryunis:
1989). Informasi yang diterima siswa akan diproses dan disimpan dalam memori siswa dan
sewaktu-waktu dapat dipanggil kembali. Jika informasi yang diterima siswa bersifat
sementara maka informasi tersebut akan sulit diingat dan digunakan kembali pada waktu
tertentu. Hal ini terjadi jika siswa bersifat hanya mendengarkan, dan mencatat apa yang
diterangkan oleh guru saja. Ini berarti bahwa kegiatan pembelajaran di kelas masih
didominasi oleh guru.
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif,
karena ketika siswa belajar dengan aktif berarti mereka mendominasi aktivitas belajar
(Silberman, 2006). Dengan belajar aktif siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses
pembelajaran tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik, sehingga dengan cara ini
siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat
dimaksimalkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Peningkatan hasil belajar limit fungsi
melalui kuis tim di Kelas XI.IPA.1 SMA Negeri 1 Batang Anai dan Penerapan kuis tim untuk
peningkatan hasil belajar limit fungsi di Kelas XI.IPA.1 SMA Negeri 1 Batang Anai.
Kegiatan pembelajaran terjadi melalui interaksi antara peserta didik dengan pendidik
atau proses komunikasi dua arah dimana mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai
pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala, 2003). Ini
berarti kegiatan pembelajaran terjadi oleh pendidik yaitu guru dan peserta didik yaitu siswa.
2
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang sistematis yang direncanakan, dilaksanakan dan
dievaluasi dengan sengaja oleh pendidik (guru) dan peserta didik (siswa) dan menggunakan
metode tertentu dalam proses belajar. Jadi pembelajaran terjadi dengan sengaja atau secara
sadar oleh pendidik dan peserta didik.

II. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom


Action Research), yaitu suatu penelitian reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan oleh
guru sendiri untuk memperbaiki proses pembelajaran yang menjadi tanggungjawabnya.
Jenis penelitian ini diharapkan dapat memberikan cara atau suatu prosedur baru demi
memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru, dalam proses pembelajaran di kelas.

Sebagai subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI.IPA.1 SMA Negeri 1 Batang Anai
tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah 33 orang (laki-laki 12 orang dan perempuan 21
orang). Pemilihan subjek penelitian ini dikarenakan peneliti sebagai guru mata pelajaran di
kelas ini dan merasakan adanya permasalahan yang perlu diselesaikan dalam pembelajaran di
kelas. Pemilihan subjek ini juga disebabkan karena adanya rasa tanggungjawab atas
kesuksesan proses pembelajaran yang terjadi pada kelas tersebut dan mencari solusi atas
permasalahan yang dirasakan sangat menghambat ketuntasan pembelajaran pada mata
pelajaran matematika.

Penelitian dilakukan sejalan dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung,


yakni 5 jam pelajaran seminggu dengan 2 kali pertemuan terdiri dari masing-masing hari
Senin, 2 x 45 menit dan Rabu, 3x45 menit. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari--
Maret 2016 (semester 2).

Siklus I dilakukan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Senin, tanggal 29 Februari 2016 jam ke-8 dan 9, pertemuan kedua hari Rabu, tanggal 2 Maret
2016, jam ke- 1.s.d. 3. Siklus II juga dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 7 Maret 2016. Pertemuan kedua pada hari
Senin, tanggal 14 Maret 2016. Hal ini karena hari Rabu, tanggal 9 Maret 2016, hari libur
nasional yaitu bertepatan dengan Hari Raya Nyepi.

Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat tahapan. Empat
langkah tersebut adalah Perencanaan (planing), Tindakan (Action), Pengamatan

3
(Observation) dan Refleksi (Reflection). Planing merupakan tahapan awal yang harus
dilakukan. Pada tahapan Plan, peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang akan peneliti
gunakan pada saat penelitian. Action merupakan pelaksanaan dan penerapan dari perencanaan
penelitian yang telah disusun berupa suatu penerapan teknik pembelajaran Kuis Tim.

Observation atau pengamatan dilakukan untuk mengamati perubahan yang terjadi


selama tindakan dilakukan. Obsevasi dilakukan oleh salah seorang teman guru. Reflection
atau perenungan adalah kegiatan merefleksikan hasil-hasil pengamatan untuk menjadi bahan
perencanaan selanjutnya. Refleksi meliputi kegiatan analisis data, penafsiran dan
penyimpulan. Hasil dari refleksi diadakan revisi terhadap perencanaan yang akan digunakan
untuk diperbaiki pada siklus berikutnya.

Perencanaan Pelaksanaan Perencanaan Pelaksanaan

Siklus Siklus II
I Pengamatan Pengamatan

Refleksi Refleksi

Siklus Penelitian Tindakan

Alat pengumpul Data dalam penelitian ini disebut juga dengan instrumen berupa

lembar observasi dan tes hasil belajar. Lembar observasi yang disiapkan adalah daftar

pengamatan mengenai aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika berlangsung

di kelas. Lembar observasi berisi indikator aktivitas siswa dalam belajar matematika di kelas.

Tes hasil belajar yang dirancang adalah tes tertulis berbentuk uraian. Tes dilakukan untuk

melihat tingkat keberhasilan belajar siswa. Tes ini dilakukan pada akhir siklus 1 dan akhir

siklus 2, untuk melihat hasil belajar setelah penerapan teknik kuis tim.

4
III.Pembahasan
Hasil penelitian pada siklus I adalah adanya peningkatan di setiap pertemuan pada
hampir semua aktivitas siswa. Aktivitas mengerjakan hal-hal lain di luar tugas dan meminta
izin ke luar kelas memperlihatkan adanya kecendrungan penurunan aktivitas. Pada siklus I ini
masih ada siswa yang melakukan aktivitas yang tidak berhubungan dengan kegiatan belajar,
seperti mengerjakan tugas mata pelajaran lain, menggambar, tidur-tiduran dan lain-lain.
Data tes hasil belajar yang telah dilakukan pada akhir siklus I disajikan pada Tabel 4.3.
Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas baru
sebanyak 19 orang atau 58% dan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 14 orang atau
42%. Rata-rata hasil belajar yang diperoleh adalah 72.50.
Data Jumlah Siswa yang tuntas pada Siklus I

Siswa yang Mencapai Siswa yang Mencapai Rata-


Siklus Nilai ≥ 76 Nilai < 76 rata
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Nilai

I 19 58% 14 42% 72,50

Ada beberapa hal yang menjadi catatan peneliti dan observer, sebagai konsekuensi dari
pemberian tindakan pada siklus I. Catatan tentang dampak positif dan negatif tersebut adalah
sebagai berikut:

a.Aktivitas siswa untuk indikator kehadiran, tetap berada dalam kelompok selama
pembelajaran berlangsung sudah memenuhi indikator pencapaian aktivitas yaitu
pada interpretasi sangat baik. Peningkatan persentase siswa yang hadir terlihat pada
pertemuan pertama sampai pertemuan kedua dan tercantum pada Tabel 4.1.
Aktivitas siswa untuk indikator memberikan dan menerima bantuan, mengerjakan
tugas, telah berada dalam interpretasi baik atau telah memenuhi indikator
pencapaian aktivitas yang diharapkan.
b. Aktivitas siswa mengerjakan hal-hal lain di luar tugas sudah mencapai interpretasi
sangat kurang. Pada pertemuan pertama sampai keempat masih terdapat siswa yang
melakukan aktivitas negatif ini. Pada siklus I ini siswa yang berkemampuan rendah
masih melakukan aktivitas mengerjakan hal- hal lain diluar tugas seperti
menggambar, tidur-tiduran, mengobrol dan mengganggu kelompok lain.
Diharapkan aktivitas ini tidak lagi muncul pada pertemuan berikutnya.
5
c.Aktivitas siswa untuk indikator berdiskusi, mengajukan pertanyaan dan menjawab
atau memberikan tanggapan masih pada interpretasi kurang dan cukup. Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas ini perlu ditingkatkan agar berada pada interpretasi
aktivitas baik.
d. Jumlah pertanyaan yang dapat dijawab dengan benar oleh masing-masing tim
(kelompok) pada tiap pertemuan belum mengalami peningkatan. Keadaan ini
disebabkan oleh anggota kelompok kurang rasa tanggung jawab, karena setiap
pertanyaan kuis diselesaikan oleh satu orang dari mereka yang memiliki
kemampuan tinggi. Anggota kelompok hanya menunggu jawaban tanpa
mendiskusikan lagi bersama.
e.Waktu yang digunakan untuk memahami materi sangat sedikit. Siswa yang memiliki
kemampuan rendah pada masing-masing kelompok belum menguasai materi,
sehingga waktu yang digunakan untuk membahas beberapa soal masih sangat
kurang. Keadaan ini menyebabkan pada saat kuis tim berlangsung hanya siswa yang
berkemampuan tinggi saja yang antusias, dan mendominasi pertanyaan dari
kelompok lain.
f. Aktivitas bertanya atau memberikan tanggapan dan aktivitas menjawab pertanyaan
dari kelompok lain, masih didominasi oleh beberapa orang saja.

Hasil yang diperoleh pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian,
baik dari aktivitas siswa maupun dari hasil belajar siswa. Hasil belajar masih belum mencapai
hasil yang diharapkan, persentase siswa yang belum tuntas masih sangat tinggi yaitu 42%.
Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Aktivitas siswa pada beberapa indikator dari pertemuan satu sampai


pertemuan kedua mengalami peningkatan dengan interpretasi aktivitas berada pada
interpretasi baik dan sangat baik. Aktivitas kehadiran sudah hampir mencapai 100%.
b. Aktivitas siswa dalam memberi bantuan dan menerima bantuan dari
teman atau pun guru tentang materi yang dibahas mengalami penurunan dengan
interpretasi kurang. Hal ini dikarenakan siswa telah belajar di rumah secara
berkelompok. Siswa telah berusaha memahami materi secara bersama sebelum materi
disampaikan di kelas.
c. Aktivitas mengerjakan hal-hal lain di luar tugas mengalami
penurunan dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua.

6
Pengamatan juga dilakukan terhadap jumlah pertanyaan yang dapat dijawab dengan
benar oleh tiap kelompok atau tim. Tabel 4.6 adalah distribusi jumlah pertanyaan yang
terjawab dengan benar oleh masing-masing Tim.
Tabel 4.6 Distribusi Jumlah Pertanyaan Dan Jawaban Tim Pada Siklus II
Tim A Tim B Tim C Tim D Jumlah
Pertemuan ke- Pert Jwb Pert Jw Per Jwb Per Jw Pert Jwb
b t t b
1 2 1 2 1 2 2 2 2 8 6
2 2 2 2 2 2 1 2 2 8 7
Jumlah 4 3 4 3 4 3 4 4 14 13
Keterangan : Pert = jumlah pertanyaan yang diberikan oleh tim lain
Jwb = jumlah pertanyaan yang terjawab dengan benar

Jumlah pertanyaan yang dapat dijawab oleh masing-masing kelompok pada Tabel
4.6 menunjukkan adanya peningkatan pada tiap pertemuan. Hampir semua pertanyaan kuis
dapat dijawab oleh kelompok. Pada saat kuis tim ini siswa yang memberikan pertanyaan dan
memberikan jawaban atau tanggapan tidak lagi didominasi oleh satu atau dua orang anggota
tim saja. Semua anggota kelompok telah memiliki tanggung jawab yang sama.

Tabel 4.8 Data Jumlah Siswa yang tuntas pada Siklus II

Siswa Mencapai Nilai Siswa yang belum


Rerata
Siklus (tuntas ) ≥ 76 Mencapai Nilai ≥ 76

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

II 32 97% 1 3% 84,24

Berdasarkan hasil observasi dan tes hasil belajar siklus II peneliti bersama observer
mengadakan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus II. Dari analisis data hasil
pengamatan terlihat bahwa,

a) Semua aktivitas siswa mengalami peningkatan. Misalnya, aktivitas belajar siswa


untuk hadir dalam kelas, tetap berada dalam kelompok selama pembelajaran berlangsung,
berdiskusi, menjawab dan mengajukan pertanyaan, mengerjakan tugas serta mencatat atau
membuat kesimpulan. Aktivitas ini telah mencapai kategori sangat baik. Aktivitas siswa
yang mengalami penurunan adalah aktivitas memberi atau menerima bantuan dari teman
maupun guru tentang materi yang dibahas dan ini disebabkan aktivitas ini dilakukan di luar
kelas. Aktivitas siswa mengerjakan hal-hal lain di luar tugas telah mengalami penurunan.

7
b) Pada siklus II ini siswa yang menjawab dan mengajukan pertanyaan tidak lagi
terpusat pada satu atau dua orang anggota kelompok, tetapi hampir semua anggota kelompok
berperan aktif dalam pembelajaran di kelas.

c) Hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I.


Siswa telah mengalami peningkatan pada hasil belajar kognitif yang ditunjukkan pada tes
hasil belajar siklus II. Persentase jumlah siswa yang tuntas telah mencapai 32 orang atau
97%. d) Dari hasil refleksi siklus II, 97% dari siswa telah mencapai ketuntasan belajar, Hal
ini telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian ini. Dalam pembelajaran di kelas, telah
terjadi peningkatan aktivitas belajar dan suasana kompetisi membuat siswa ingin
kelompoknya untuk menang. Tiap anggota kelompok memperlihatkan peningkatan aktivitas
atau terlibat dalam kuis tim. Aktivitas yang diharapkan telah mencapai hasil yang optimal.
Sehingga peneliti bersama observer menganggap penelitian berhenti pada siklus II.

Data tentang aktivitas siswa yang diperoleh dari hasil pengamatan pada siklus I dan
siklus II telah terjadi peningkatan aktivitas positif. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada
Gambar berikut:

100
90
80
70
persentase

60
50
40 Siklus I
30 Siklus II
20
10
0
A B C D E F G H I J
aktivitas siswa

Gambar Perbandingan Rata-rata Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan II

Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil belajar pada siklus I dan siklus II, dapat
dilihat telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke silkus II. Peningkatan ini
dapat dinilai dari peningkatan rata-rata hasil belajar dan persentase jumlah siswa yang tuntas.
Data mengenai hasil belajar siswa dikumpulkan melalui tes hasil belajar yang diberikan di

8
akhir setiap siklus. Untuk melihat perubahan peningkatan hasil belajar pada tiap siklus,
disajikan dalam Tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 : Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Persentase Ketuntasan Rerata Nilai


Siklus Hasil
Tuntas Belum Tuntas
Belajar

I 58% 42% 72.50

II 97% 3% 84.24

Tabel 4.9 dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang pada Gambar 4 berikut.

90
80
70
pers
enta
se

60
50 siswa tun tas
40 siswa tidak tuntas
30
20
10
0
siklus I Siklus II

Gambar. Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada siklus I dan II

Berdasarkan Tabel 4.9 dan Gambar di atas, terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar siswa kelas XI.IPA.1 SMA Negeri 1 Batang Anai melalui penggunaan teknik kuis
tim. Data tersebut menunjukkan bahwa persentase siswa yang telah mencapai nilai ≥ 76
(KKM) secara klasikal mengalami peningkatan. Seperti yang diungkapkan Dimyati (1999:
20) bahwa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

IV. Penutup
Berdasarkan hasil observasi dan hasil refleksi yang telah dilakukan selama penelitian
maka disimpulkan,

9
1) Penerapan teknik kuis tim dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi
limit fungsi mata pelajaran matematika kelas XI.IPA.1 SMA Negeri 1 Batang Anai,
Padangpariaman;

2) Penerapan teknik kuis tim dapat meningkatkan hasil belajar limit fungsi siswa kelas
XI.IPA.1 SMA Negeri 1 Batang Anai, Padangpariaman

Penelitian tindakan ini merupakan salah satu alternatif dalam pemecahan masalah
pembelajaran di kelas yang peneliti hadapi. Pelajaran matematika merupakan salah satu
pelajaran yang ditakuti oleh siswa, sehingga untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan
kerja keras dalam pelaksanaannya. Perlu adanya suasana kondusif antara siswa, guru dan
lingkungan. Teknik kuis tim merupakan sebuah teknik pembelajaran yang baik untuk
meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar karena strategi ini mempunyai karakteristik
belajar secara berkelompok, siswa cenderung terlibat dalam kegiatan belajar karena
mengerjakannya secara bersama

Daftar Pustaka

Abdul Majid. (2006). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi


Guru. Bandung : Remaja Rosdakarya
Aleks Maryunis (1989). Metode Pemetaan Informasi Dalam Pembelajaran Matematika.
Disertasi. Jakarta: Pascasarjana IKIP Jakarta
______________ (2003). Action Research Dalam Bidang Pendidikan. (Skolar Jurnal
Pendidikan). Padang : Pascasarjana UNP
Anas Sudijono. (1997). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Matematika Untuk Tingkat SMP/MTs.
Jakarta
________________ (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika. Jakarta
DePorter, Bobbi.,Mark Reardon dan Sarah Singer Nourie. 1999. Quantum Teaching
Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Terjemahan oleh Ary
Nilandari. 2002. Bandung : Kaifa
Dimyati dan Mojiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
E. Mulyasa. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Rosdakarya
Erman Suherman. (1993). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud
_______________ (2001). Common Text Book Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer. Bandung: Jica – UPI
Herman Hudoyo. (1988). Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Dirjen Dikti P2LPTK
______________ (1998). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.
Malang: Universitas Negeri Malang
Hisyam Zaini,dkk. (2004). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Nuansa Aksara Grafika
J. Dris. (2006). Matematika Jilid 2. Jakarta: Piranti Darma Kalokatama
M. Cholik dan Sugiono. (2006). Matematika untuk SMP Kelas VIII semester 1.Jakarta :
Erlangga
___________ (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Rosdakarya

10
Nana Sudjana (2001). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru
Algesindo
Nana Syaodin Sukmadinata. (1998). Prinsip dan Landasan Kurikulum. Jakarta: P2LPTK
Nasution, S. (1997). Berbagai Pendekatan dalam Proses belajar dan Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara
__________ (1995). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Ngalim Purwanto. (1990). Prinsip-Prinsip dan Tenik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Oemar Hamalik. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara
______________ (2002). Perencanaan pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta :
Bumi Aksara
Sardirman. (2006). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo
Silberman, Melvin L. (2006). Active Learning, 101 cara Belajar Siswa Aktif. Terjemahan
oleh Raisul Muttaqin. Bandung: Nusamedia
Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (edisi Revisi). Jakarta:
Rineka Cipta
Soejono. (1988). Diagnosa Kesulitan Belajar dan pengajaran Remedial
Matematika.Jakarta:P2LPTK
Soekartawi. (1995). Meningkatkan Efektifitas Belajar. Jakarta: Pustaka Jaya
Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Jakarta: Usaha Nasional
_________ (2000). Strategi Pembelajaran. Bandung : Falah Production
Suharsimi Arikunto (1992). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
________________ (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Sulis Sutrisna. (2005). Aku Ingin Menjadi Ahli Matematika ( untuk kelas 2 SMP). Jakarta.
Kawan Pustaka
Suradi.(2003). Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Interaksi secara
Kooperatif. Jurnal Pembelajaran No. 04 Tahun 2003
______________ (2005). Memvasilitasi Aktivitas Siswa dalam Belajar Matematika Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Jurnal Pembelajaran No. 02 Tahun 2005
Suwarsih Madya. (2006). Teori dan Praktek Penelitian Tindakan (Action Research).
Bandung. Alfabeta
Syaiful Sagala. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta: IKAPI
Tengku Zahara. (2001). Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar. Padang :
FIP UNP
___________. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2000. Jakarta : Tamita
Utama

11

Anda mungkin juga menyukai