Anda di halaman 1dari 6

Peningkatan Kompetensi Guru dalam Menyusun Silabus dan RPP melalui Supervisi

Akademik Berkelanjutan di SMP Negeri 4 Lubukalung.

Oleh, Wilda Febrina,


Kepala SMP Negeri 4 Lubukalung.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun silabus
dan RPP di SMP Negeri 4 Lubukalung. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah
yang dilaksanakan secara kolaborasi dengan Pengawas Akademik, Guru Mata Pelajaran yang
terdiri dari 31 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2016. Penelitian ini terdiri
dari dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Data yang dikumpulkan
dengan menggunakan lembar observasi. Penilaian untuk melihat perubahan kompetensi Guru
siklus I, II selama menyusun silabus dan RPP melalui Supervisi Akademik Berkelanjutan di
SMP Negeri 4 Lubukalung.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan persentase aktivitas guru dalam proses
menyusun silabus dan RPP sangat memuaskan. Persentase aktivitas guru dalam menyusun
silabus dan RPP melalui supervisi akademik berkelanjutan pada siklus I sebesar 68.79%
Sedangkan persentase peningkatan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP pada
siklus II sebesar 8.32%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui supervisi
akademik berkelanjutan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP.
Disarankan kepada Kepala Sekolah agar melakukan supervisi akademik secara berkelanjutan
sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP.

kata kunci: kompetensi guru; silabus; supervisi akademik

I. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan
komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus. Potensi
sumber daya guru itu perlu terus tumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya
secara potensial. Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat menuntut guru-guru untuk
terus-menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta mobilitas masyarakat.
Pendidikan adalah juga proses merubah manusia menjadi lebih baik, lebih mahir dan
lebih terampil. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya dibutuhkan strategi yang disebut dengan
strategi pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran terkandung tiga hal pokok yakni
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan program berfungsi untuk memberikan arah
pelaksanaan pembelajaran sehingga menjadi terarah dan efisien. Salah satu bagian dari
perencanaan pembelajaran yang sangat penting dibuat oleh guru sebagai pengarah pembelajaran
adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang
harus dimiliki oleh setiap guru. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi
utama, yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2) kepribadian, (3) sosial, dan (4) profesional.
Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
Guru yang profesional adalah mereka yang memiliki kemampuan profesional dengan
berbagai kapasitasnya sebagai pendidik. Studi yang dilakukan oleh Ace Suryani menunjukkan
bahwa Guru yang bermutu dapat diukur dengan lima indikator, yaitu: pertama, kemampuan
profesional (professional capacity), sebagaimana terukur dari ijazah, jenjang pendidikan, jabatan
dan golongan, serta pelatihan. Kedua, upaya profesional (professional efforts), sebagaimana
terukur dari kegiatan mengajar, pengabdian dan penelitian. Ketiga, waktu yang dicurahkan untuk
kegiatan profesional (teacher’s time), sebagaimana terukur dari masa jabatan, pengalaman
mengajar serta lainnya. Keempat, kesesuaian antara keahlian dan pekerjaannya (link and match),
sebagaimana terukur dari mata pelajaran yang diampu, apakah telah sesuai dengan
spesialisasinya atau tidak, serta kelima, tingkat kesejahteraan (prosperiousity) sebagaimana
terukur dari upah, honor atau penghasilan rutinnya.
Perencanaan pembelajaran tersebut mestinya dapat diukur oleh kepala sekolah.
Perencanaan pembelajaran terkait dengan kesiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Namun, kenyataannya belum semua guru yang mampu merencanakan kegiatan pembelajaran
dengan baik. Akibatnya, kepala sekolah tidak dapat mengukur persentase kesiapan guru dalam
merencanakan pembelajaran. Akibatnya kepala sekolah sebagai manajer di sekolah tidak dapat
mengevaluasi kinerja guru secara akademik. Kinerja yang dapat dilihat oleh kepala sekolah
hanyalah kehadiran tatap muka, tanpa mengetahui apakah kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran sudah sesuai dengan harapan atau belum, atau sudahkah kompetensi dasar yang
harus dikuasai oleh siswa terkuasai dengan benar.
Secara lebih operasional tugas pokok kepala sekolah mencakup kegiatan menggali dan
mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah secara terpadu dalam kerangka pencapaian tujuan
sekolah secara efektif dan efisien. Sebagai pendidik, kepala sekolah melaksanakan kegiatan
perencanaan, pengelolaan, dan evaluasi pembelajaran. Sebagai pendidik, kepala sekolah juga
berfungsi membimbing siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya; Sebagai pemimpin, kepala
sekolah berfungsi menggerakkan semua potensi sekolah, khususnya tenaga guru dan tenaga
kependidikan bagi pencapaian tujuan sekolah dengan mengedepankan keteladanan,
pemotivasian, dan pemberdayaan staf; Sebagai pengelola, kepala sekolah secara operasional
melaksanakan pengelolaan kurikulum, peserta didik, ketenagaan, keuangan, sarana dan
prasarana, hubungan sekolah-masyarakat, dan ketatausahaan sekolah. Sebagai administrator,
kepala sekolah merupakan pengambil kebijakan tertinggi di sekolahnya.
Dalam pengertian yang sempit, kepala sekolah merupakan penanggung-jawab kegiatan
administrasi ketatausahaan sekolah dalam mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Sebagai wirausahawan, kepala sekolah berfungsi sebagai inspirator bagi munculnya ide-ide
kreatif dan inovatif dalam mengelola sekolah. Sebagai pencipta iklim kerja, kepala sekolah
berfungsi sebagai katalisator bagi meningkatnya semangat kerja guru. Kepala sekolah perlu
mendorong guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam bekerja di bawah atmosfir kerja yang
sehat. Atmosfir kerja yang sehat memberikan dorongan bagi semua staf untuk bekerjasama
dalam mencapai tujuan sekolah.Sebagai Supervisor, kepala sekolah melakukan pembinaan
professional kepada guru dan tenaga kependidikan.

II. METODE PENELITIAN


Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2015/2016 yang berlangsung
dari bulan Januari sampai bulan April Tahun 2016. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus
(Siklus I dan Siklus II). Pelaksanakan penelitian mulai bulan Januari s.d. April 2016. Untuk lebih
jelasnya waktu penelitian digambarkan pada tabel berikut:

Alokasi Waktu Penelitian

No Uraian Kegiatan Januar Februar Maret April


i 2016 i 2016 2016 2016
1 Penyusunan Instrumen Penelitian
2 Pelaksanaan Siklus I
3 Pelaksanaan Siklus II
4 Analisis Data
5 Penyusunan Hasil Laporan Presentasi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Data penelitian siklus I dikumpulkan melalui pengamatan. Dari satu kali pertemuan pada
siklus pertama, maka diperoleh data hasil supervisi melalui pengamatan aktifitas dalam kegiatan
diskusi pada siklus kedua aktifitas dalam kegiatan diskusi yang disajikan pada Tabel 5 sebagai
berikut :
Daftar Nilai Kualitas Silabus dan RPP Tahun Pelajaran 2015/2016

No Nama Guru Silabus RPP Rata-rata Kategori


1 Sudirman, S.Pd 95 95 95 Sangat tinggi
2 Yarlis 80 80 80 Sangat tinggi
3 Suhelmi, S.Pd 80 80 80 Sangat tinggi
4 Sosmita Arif, S.Pd 85 85 85 Sangat tinggi
5 Radias 90 90 90 Sangat tinggi
6 Neng Marni, S.Pd 80 90 85 Sangat tinggi
7 Zaimarni, S.Pd 80 80 80 Sangat tinggi
8 Yeni Yusnimar, S.Pd 80 75 77.5 Tinggi
9 Adek Yonariza, S.Pd 85 85 85 Sangat tinggi
10 Farida Ariani, S.Pd 80 80 80 Sangat tinggi
11 Rasada 80 80 80 Sangat tinggi
12 Supartini 80 80 80 Sangat tinggi
13 Ramayulis,s.Pdi 80 85 82.5 Sangat tinggi
14 Netti sofyan,S.Pd 90 90 90 Sangat tinggi
15 Eliwarni, S.Pd 80 80 80 Sangat tinggi
16 Indrawati, S.Pd 80 85 82.5 Sangat tinggi
17 Wahdaniah, S.Pd 85 85 85 Sangat tinggi
18 Ely Agusti, S.Pd 85 90 87.5 Sangat tinggi
19 Ayu Narsih, S.Pd 85 90 87.5 Sangat tinggi
20 Fitrianis, S.Pd 95 95 95 Sangat tinggi
21 Erni S.Pd 90 90 90 Sangat tinggi
22 Syafruddin, S.Pd 85 90 87.5 Sangat tinggi
23 Darfenus 85 90 87.5 Sangat tinggi
24 Yasirli Mukhtar 90 90 90 Sangat tinggi
25 Erni 90 90 90 Sangat tinggi
26 Nofri Rahmat, S.Pd 85 85 85 Sangat tinggi
27 Johan Lison 80 80 80 Sangat tinggi
28 Romer Markrius, ST 80 85 82.5 Sangat tinggi
29 Ria Anggraini, S.Pd 85 85 85 Sangat tinggi
30 Syafrizal, S.Pd 90 90 90 Sangat tinggi
32 Yuslinar Aziz, S.Pd 90 90 90 Sangat tinggi
Jumlah 2625 2665 2645 -
Rata-rata 84.68 85.97 85.32 Sangat tinggi

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat hasil peningkatan kompetensi guru dalam
menyusun silabus melalui supervisi akademik telah memperoreh hasil dengan rata-rata 85.32
dengan kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa indikator yang diharapkan telah
tercapai. Sebagaian guru dalam menyusun silabus dan RPP sudah dapat mengembangkan silabus
dan RPP yang dibuat sesuai dengan kondisi siswa. Dalam membuat silabus dan RPP guru harus
dapat melihat kemampuan siswa.
Berdasarkan analisis indikator yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP melalui supervisi akademik sangat
membantu guru dalam mengembangkan silabus dan RPP secara individual. Karena indikator
sudah berada pada kriteria sangat tinggi atau diatas 85.23% dengan demikian, maka penelitian
ini sudah cukup memadai sampai pada tindakan siklus I dan penelitian dihentikan sampai pada
siklus II ini.
Kompetensi guru sangat mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Seorang guru
harus memiliki semua kompetensi tersebut. Seorang guru yang kreatif memilki kompetensi yang
bagus. Dalam proses belajar mengajar guru harus memperhatikan kondisi siswa. Hal inilah yang
menjadikan suatu gamabaran dalam penyusunan silabus dan RPP. Menurut Sergiovanni refleksi
praktis penilaian unjuk kerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat realita kondisi untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan.Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui supervise akdemik
diketahui peningkatan kemampuan guru dalam penyusunan silabus dan RPP. Peningkatan ini
terlihat dari hasil pengamatan yang dilakukan melalui lembar penilaian pelaksanaan silabus dan
RPP. Guru telah dapat menyusun silabus dan RPP dengan baik.
Untuk mengetahui kemampuan guru dalam penyusunan silabus dan RPP melalui supervisi
akademik pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Penilaian Penyusunan Silabus dan RPP pada Siklus I dan II
Rerata Hasil Penilaian
No Uraian
Siklus I Siklus II
1 a. Silabus 68.87 84.68
b. RPP 68.71 85.97
Rerata 68.79 85.32

Pada Tabel tersebut terlihat hasil supervisi akademik berkelanjutan tentang kemampuan
guru dalam penyunan silabus dan RPP telah mengalami peningkatan yaitu pada siklus I rata-rata
68.79, sedangkan pada siklus II memperoleh rata-rata 85.32%. Peningkatan ini terjadi karena
Kepala Sekolah selaku supervisor telah memberikan arahan dan bimbingan secara individu
kepada Guru Mata Pelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan melalui supervisi akademik
dapat meningkatkan kompetensi guru dalam penyusunan silabus dan RPP .

IV. SIMPULAN

Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang
harus dimiliki oleh setiap guru. Berdasarkan Permendiknas Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dijelaskan bahwa
Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu: (1)
kompetensi pedagogik, (2) kepribadian, (3) sosial, dan (4) profesional. Keempat kompetensi
tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
Proses pendidikan sangat ditentukan oleh kinerja guru. Karena, pendidikan itu adalah
proses merubah manusia menjadi lebih baik, lebih mahir dan lebih terampil. Karena itu
dibutuhkan guru yang mempunai persiapan pembelajaran dengan baik. Perencanaan yang baik
tentu harus sesuai dengan standar perencanaan. Kepala sekolah secara berkelanjutan perlu
melaksanakan supervisi akademik dalam memantau kompetensi pada penyusunan silabus dan
RPP pada semua guru mata pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Glickman, Carl D, Stephen P. Gordon dan Jovita M. Ross-Gordon. 2007. Supervision and
Instructional Leadership. Boston New York San Frascisco: Pearson.
Moeliono, Anton M. (Penyunting Penyelia).1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua.
Jakarta: Balai Pustaka.
Bafadal, Ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Gunawan. 1996. Administrasi Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah
Sahertian., Piet A. 1990. Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program Inservice Education.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sahertian, Piet A . 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Pidarta, Made. 1986. Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto, Ngalim.1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
http://www.smansabali.sch.id/guru/gede.sugita/?p=8 /2005
(http://infopendidikankita.blogspot.com/2008/02/ supervisi-pembelajaran.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/01/supervisi-klinis/

Anda mungkin juga menyukai