Jurnal SEPNIDAWATI 2016
Jurnal SEPNIDAWATI 2016
Oleh, Sepmidawati
SMPN 4 Sungai Limau
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar
siswa melalui model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together merupakan model pembelajaran, dimana setiap
anak memiliki nomor kepala yang nantinya dipanggil untuk tampil kedepan
mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka. Subjek pada penelitian ini adalah terdiri
dari 29 orang siswa kelas VII2 SMP Negeri 4 Sungai Limau tahun pelajaran 2013/2014.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada dua siklus. Masing-masing siklus
dilaksanakan selama 4 kali pertemuan. Tes akhir di akhir masing-masing siklus dilaksanakan
untuk mengetahui hasil belajar siswa. Pada siklus I rata-rata aktivitas siswa 63,1%,
sedangkan pada siklus II rata-rata aktivitas siswa 81,4%. Pada siklus I diperoleh nilai rata-
rata hasil belajar siswa 75,06 dengan siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 71,88%,
kemudian pada siklus II diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa 77,55 dengan siswa yang
memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 81,25% . Hal ini menunjukan terjadi peningkatan pada
aktivitas dan hasil belajar siswa.
I. PENDAHULUAN
Matematika merupakan cabang ilmu yang menjadi dasar bagi ilmu-ilmu lainnya,
seperti kimia, fisika, kedokteran, biologi, ekonomi, akutansi dan ilmu lainnya. Meskipun
matematika menjadi dasar bagi perkembangan ilmu lain, namun masih ada siswa yang
kurang termotivasi dalam mempelajari matematika. Kenyataan di lapangan terlihat bahwa
banyak siswa yang menganggap matematika itu sebagai mata pelajaran yang tidak menarik
dan kurang disenangi. Hal ini juga terlihat di SMP Negeri 4 Sungai Limau, khususnya kelas
VII2.Berdasarkan pengalaman selama mengajar, terlihat bahwa aktivitas siswa untuk
mempelajari matematika sangat kurang. Akibatnya, hasil belajar yang diperoleh siswa
rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian yang diperoleh siswa kelas VII2,
semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.
Tabel 1 :Hasil Ulangan Harian Matematika Semester I Kelas VII2 SMP Negeri 4 Sungai
Limau Tahun Pelajaran 2013 / 2014.
Siswa masih terlihat malas mengerjakan latihan , tidak mau bertanya pada guru atau
teman mengenai konsep matematika yang kurang mereka pahami dan masih ada siswa tidak
mengerjakan PR.Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
matematika di kelas VII2 SMP Negeri 4 Sungai Limau, peneliti mencoba menerapkan
pembelajaran berkelompok yang memungkinkan terjadinya pembauran antara siswa pintar,
sedang dan kurang. Melalui pembelajaran kelompok, siswa bekerja sama dalam pemecahan
masalah dan saling membantu memahami konsep – konsep matematika, sehingga semua
siswa terlibat secara aktif.
Salah satu pembelajaran kelompok yang dapat memperbanyak interaksi siswa dan
meningkatkan motivasi belajar adalah pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (Kepala Bernomor). Ibrahim (2000 : 5) menyatakan bahawa ”Numbered Heads
Together adalah struktur yang dikembangkan untuk meningkatkan perolehan isi akademik
dan untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi tertentu”. Tata cara pelaksanaan struktur
ini, menurut Anita (2002: 59), adalah:” (a) Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa
dalam kelompok mendapat nomor kepala. (b) Guru memberikan tugas dan masing-masing
kelompok mengerjakannya. (c) kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar
dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini. (d) guru memanggil salah
satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil keja sama mereka”.
Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together digunakan untuk melibatkan siswa
dalam penguatan, pemahaman pembelajaran, atau mengecek pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran.
Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 orang dan
memberi setiap anggota kelompok tersebut nomor secara berurutan. Kemudian guru memberi
soal kepada siswa dan siswa berpikir bersama untuk menemukan jawabannya. Semua
anggota kelompok harus mengetahui jawaban tersebut. Selanjutnya, guru mengecek
pemahaman siswa dengan menyebut salah satu nomor anggota kelompok untuk menjawab.
Jawaban salah satu siswa yang ditunjuk oleh guru merupakan wakil jawaban dari kelompok.
Kemudian guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan
memberikan penegasan pada akhir pembelajaran.
Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui Apakah terdapat
peningkatan hasil belajar matematika siswa dan aktivitas belajar siswa kelas VII2 SMP
Negeri 4 Sungai Limau selama menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together
Data mengenai hasil belajar diperoleh dari nilai tes akhir siklus. Tes diadakan pada
pertemuan ke 4 yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap kompetensi
dasar yang telah dipelajari siswa setelah penerapan model pembelajaran. Rata-rata dan
persentase ketuntasan hasil belajar siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3: Rata-rata dan Persentase Ketuntasan Belajar Matematika Siswa pada Tes
Akhir Siklus I
Ketuntasan
Nilai Nilai Rata-
Kelas
Tertinggi Terendah rata <75 ≥75
Jumlah siswa 29
b. Siklus II
Pada siklus II diadakan penggantian anggota kelompok. Penggantian anggota
kelompok dilakukan karena ada kelompok yang bekerja sendiri-sendiri, ada anggota
kelompok yang minta diganti anggota kelompoknya. Aturan yang dipakai adalah pembagian
kelompok heterogen berdasarkan kemampuan akademik dimana nilai yang diurutkan dari
yang tertinggi hingga yang terendah dari nilai hasil belajar siklus I, jika ada anggota
kelompok yang sama pada siklus I peneliti menukar dengan anggota yang dikehendaki siswa
namun masih dalam aturan yang ditetapkan. Kemudian merobah tindakan, yaitu membuat
ringkasan materi yang diajarkan disertai dengan contoh soal, karena pada siklus pertama
waktu banyak tersita ketika siswa mencatat materi pelajaran, sehingga waktu untuk diskusi
jadi berkurang, bahkan waktu untuk presentasipun turut berkurang.
Ringkasan materi diberikan kepada siswa sehari sebelum pertemuan diadakan. Hal ini
bertujuan untuk.
a. Dengan membaca ringkasan materi yang diberikan sebelum pertemuan diadakan,
siswa akan terpancing untuk mengajukan pertanyaan pada guru saat pertemuan
berikutnya.
b. Mengefektifkan waktu agar tidak banyak terpakai dalam mencatat materi
pelajaran yang sedang dipelajari.
c. Agar siswa mudah memahami materi pelajaran yang diberikan guru karena siswa
telah belajar dirumah sehari sebelumnya.
Siklus II dilaksanakan 4 kali pertemuan dimana setiap pertemuan waktunya 2 x 40
menit. Pada pertemuan ke 8 diadakan tes akhir siklus II. Hal-hal yang diamati sama dengan
siklus I, yaitu aktivitas dan hasil belajar siswa.Pada siklus II ini rata-rata keaktifan siswa
memperhatikan penjelasan guru adalah 100%, rata-rata keaktifan siswa bertanya tentang
materi yang dipelajari dalah 10,3%, rata-rata keaktifan siswa menanggapi atau menjawab
pertanyaan adalah 72,4%, rata-rata keaktifan siswa berdiskusi dalam kelompok adalah 100%,
rata-rata keaktifan siswa mengerjakan latihan adalah 1000%, rata-rata keaktifan siswa
mendengarkan presentasi kelompok yang tampil adalah 86,2%, dan rata-rata keaktifan siswa
mencatat kesimpulan dari materi yang dipelajari adalah 100%, sehingga rata-rata dari semua
indikator adalah 81,27%. Hasil ini menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran telah berhasil
meningkatkan keaktifan siswa. Untuk lebih jelasnya data keaktifan siswa pada siklus II dapat
dilihat pada tabel 4 berikut.
Tabel 4: Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II
Jumlah siswa 29
Berdasarkan tabel 5 diatas, ternyata rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan
model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dengan memperbaiki
beberapa tindakan pada siklus II mencapai 77,55 atau siswa yang tuntas dalam pembelajaran
terjadi peningkatan yaitu 81,25%, sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal siswa yang
mencapai nilai tuntas harus diatas 75% sesuai hasil kesepakatan majlis guru dengan kepala
sekolah di SMP Negeri 4 Sungai Limau.
d. Refleksi (reflection) Siklus II
Berdasarkan pengamatan aktivitas belajar siswa dan hasil tes di akhir siklus II
diperoleh.
a. Aktivitas belajar siswa sudah baik, dilihat dari pertemuan ke-5, ke-6 dan ke-7
aktivitas positif sudah berkreteria banyak sekali.
b. Hasil belajar siswa pada tes akhir siklus II sudah mencapai kriteria ketuntasan
belajar secara klasikal yaitu lebih dari 75%.
Berdasarkan hasil belajar siklus I dan siklus II, terjadi peningkatan jumlah siswa
yang mendapat nilai tuntas atau yang telah mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 75,
yaitu meningkat dari 20 orang siswa menjadi 23 orang siswa. Rata-rata tes hasil belajar juga
meningkat dari 75,06 menjadi 77,55 sedangkan rata-rata nilai siswa sebelum penelitian
adalah 59,09. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I adalah 71,88% dan
pada siklus II meningkat menjadi 81,25%. Berdasarkan pengamatan peneliti selama
penelitian, terlihat bahwa siswa lebih aktif dan bersemangat dalam belajar. Ini disebabkan
karena adanya kesadaran siswa untuk terus meningkatkan kemampuan guna memberikan
hasil yang maksimal bagi kelompoknya. Sebagian besar siswa memberikan perhatian penuh
waktu guru menjelaskan materi dan berani bertanya pada guru tentang materi yang tidak
dimengerti. Disamping itu, pada saat diskusi kelompok berlangsung, terlihat siswa tidak
segan-segan meminta bantuan teman sekelompoknya untuk menjelaskan soal yang kurang
dipahaminya dan sebaliknya siswa juga tidak enggan menawarkan dan memberikan bantuan
pada teman sekelompoknya untuk menjelaskan jawaban soal yang belum dipahami oleh
temannya tersebut sehingga pemahaman semua anggota kelompok terhadap materi pelajaran
semakin meningkat.
IV. KESIMPULAN
Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together, mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan cara : (1). )
pembentukan kelompok berdasarkan permintaan siswa (siswa memilih kelompoknya)
disamping kriteria yang telah ditentukan guru berdasarkan kemampuan akademiknya dan
heterogen. (2) pemberian ringkasan materi sehari sebelum pelajaran dimulai. (3) mendorong
siswa untuk berbagi informasi.
Ini terbukti bahwa siswa dapat belajar untuk bertanggung jawab dalam tugas
kelompok yang diberikan. Karena keberhasilan nomor kepala yang terpanggil untuk
menjawab hasil diskusi melalui tes merupakan keberhasilan kelompok itu sendiri dan dirinya
sendiri. Berdasarkan hasil penelitian diatas para guru yang menggunakan model
pembelajaran NHT untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, disarankan agar
melaksanakan hal-hal berikut : (1) pembentukan kelompok berdasarkan permintaan siswa
(siswa memilih kelompoknya) disamping kriteria yang telah ditentukan guru berdasarkan
kemampuan akademiknya dan heterogen. (2) pemberian ringkasan materi sehari sebelum
pelajaran dimulai. (3) mendorong siswa untuk berbagi informasi.
Penelitian ini dilakukan pada KD 6.3 di kelas VII. Mungkin saja model ini tidak
cocok untuk kelas yang lain atau KD yang lain. Oleh sebab itu peneliti menyarankan peneliti
yang lainnya agar berkenan untuk meneliti model NHT yang telah peneliti lakukan ini ke KD
yang lain atau kelas yang lain,
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Muslimin, 2000, “Pembelajaran Kooperatif” Universitas Negeri Surabaya.
Arikunto, Suharsimi, 2006, ”Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, Jakarta.
Rineka Cipta.
Slavin, Robert E, 2008, ”Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek”, Bandung, Nusa
Media.
Sardiman, 2001, “Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar”, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada
Slameto, 1991, ”Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester”, Jakarta, Bumi
Akasara.
Nurhadi dkk. (2003). “Pembelajaran Kontekstual dan Penerapanny dalam KBK”. Surabaya:
Universitas Negeri Malang