Anda di halaman 1dari 14

Kata Pengantar

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga kami
dapat menyusun makalah ini yang berjudul AL-TARIKH AL-ULUM AL-ARABIYAH
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.
Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca
temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca
apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Martapura, 30 september 2021

penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

Bab l pendahuluan

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan

Bab ll Pembahasan
A. Pengertian Tarikh Al Lughah Al Arabiyah
B. Cabang-cabang Ilmu yang berkaitan dengan Bahasa Arab dan karya-karya para tokoh Ilmu Arab
C. Sejarah Ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof

Bab lll penutup

Kesimpulan

Daftar Pustaka
Bab l Pendahuluan

Latar Belakang

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah

A. Pengerian Tarikh Al Lughah Al Arabiyah

B. Cabang² Ilmu Yang Berkaitan Dengan Bahasa Arab Dan Karya Karya Para Tokoh Ilmu Arab

C. Sejarah Ilmu Nahwu Dan Ilmu Shorof

C. Tujuan Penulis

A.

B.

C.
Bab ll

Pembahasan

A. Pengertian Tarikh Al-Luqhah Al-Arabiyah

Suatu bahasa yang artinya mempelajari berbagai macam unit dan unsur-unsur yang
terkandung di dalamnya. Dalam berbahasa sendiri setidaknya ada dua materi kasar yaitu:

1. Lafadz atau Teks

2. Makna

Namun, secara garis besar, cabang ilmu bahasa Arab yang paling masyhur dan penting adalah
sebagai berikut:

1. Ilmu Sharaf

Secara sederhana, sharaf adalah ilmu yang fokus pembelajarannya adalah tentang kata. Dalam
ilmu sharaf, kata sebagai unit penyusunan kalimat yang dipelajari dari sisi perubahannya dan
karakteristik bentuknya. semisal :

‫ِل ُم‬

Artinya “memukul”

Dalam ilmu sharaf, kata ‫ لِ ُم‬ini akan dicari tau akar katanya apa dan kata ‫ لِ ُم‬itu sendiri berbentuk
apa?

Maka dapat diketahui bahwa kata ‫ لِ ُم‬itu sendiri adalah kata yang berbentuk “fi'il mudhori'” yaitu
kata kerja yang menunjukkan makna “sekarang atau akan”, dengan karakteristik :

• Diawali oleh huruf-huruf mudhara'ah yaitu , , , .

Sedangkan akar katanya adalah ‫ لَ َم‬yang berbentuk “fi'il madhi” yaitu kata kerja yang
menunjukkan makna “telah/sudah”. Lalu dapat diketahui pula bahwa perubahan ‫ لَ َم‬sebagai akar
kata ke ‫ لِ ُم‬sebagai cabang kata adalah perubahan yang mengikuti rumus :

‫َل – ُل = لَ َم – ِل ُم‬

‫َل = َل َم‬
‫ُل = لِ ُم‬

Pencocokan rumus ‫ َل‬ke ‫ لَ َم‬:

Huruf pertama berupa hamza qatha' yang berharakat fathah, dan statusnya dalam kata tersebut
adalah hanya sebagai huruf tambahan “ziyadah”
Huruf kedua dari kedua kata tersebut sama-sama berharakat “sukun”
Huruf ketiga dari kedua kata tersebut sama-sama berharakat “fathah”
Huruf keempat dari kedua kata tersebut sama-sama berharakat “fathah”
Pencocokan rumus ‫ ُل‬ke ‫ لِ ُم‬:

Huruf pertama sama-sama berupa huruf ya' yang berstatus sebagai huruf tambahan khusus
untuk setiap fi'il mudhari' atau yang biasa disebut dengan huruf mudhara'ah. Dan dalam hal ia
berharakat “dhammah”
Huruf kedua dari kedua kata tersebut sama-sama berharakat “sukun”
Huruf ketiga dari kedua kata tersebut sama-sama berharakat “kasrah”
Huruf keempat dari kedua kata tersebut sama-sama berharakat “dhammah”
Sehingga, karena ‫ لِ ُم‬pasti mengikuti rumus ‫ ُل‬, maka akar katanya adalah fi'il madhinya pasti ‫لَ َم‬
karena memang rangkaian rumusnya adalah :

‫َل – ُل‬

2. Ilmu Nahwu
Secara sederhana, nahwu adalah ilmu yang fokus pembelajarannya adalah kalimat. Dalam ilmu
ini kita diajari bagaimana cara menyusun kata sehingga menjadi kalimat yang benar secara
aturan, berikut mempelajari tentang jabatan setiap kata dalam kalimat. semisal:

َ ْ‫القُر‬
‫آن‬

Artinya “Muhammad telah membaca Al-Qur'an”

Dengan mempelajari ilmu nahwu, kita akan tau bahwa kalimat di atas tersebut disusun dengan
pola sebagai berikut :

• Predikat (Kata Kerja) + Subjek (Pelaku) + Objek (Korban)

Kemudian, jabatan setiap katanya adalah :

• Kata sebagai kata kerja

• Kata sebagai pelaku

َ ْ‫ القُر‬sebagai objek
• Kata ‫آن‬
Bila kita tidak mempelajari ilmu nahwu, kita bisa saja menyusun kalimat tersebut sebagai berikut
:

‫ال‬

Dan kalimat semacam ini adalah kalimat yang menyalahi aturan karena urutan urutan kalimat
yang dibenarkan dalam bahasa Arab itu adalah :

Predikat + Subjek + Objek

Atau :

Subjek + Predikat + Objek

3. Ilmu Balaghah

Secara sederhana, ilmu balaghah adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara
mengindahkan suatu susunan kalimat dari sisi arti tanpa menyalahi kaidah-kaidah nahwu dan
sharafnya. Baik dengan cara mengotak-atik diksi (pemilihan) katanya atau dengan cara
memodifikasi susunan kalimatnya, dan lain sebagainya. contohnya:

‫ا ال‬
Artinya "Aku melihat lautan di Masjid"

Kata ‫ ا‬disana bermakna “orang dermawan”. Kata tersebut digunakan untuk


menggantikan/mewakilkan kata ‫( اًل ا‬seorang dermawan), karena antara "lautan" dan
"kedermawanan" ada sisi kesamaan yaitu sama-sama pemberi tanpa pamrih. Laut selalu
memberikan segala apa yang diminta kepada manusia tanpa menuntut balik, begitupula orang
dermawan selalu memberikan harta-hartanya pada orang lain tanpa mengharap
ketidakseimbangan apapun.

Sebetulnya bisa saja kalimatnya disusun sebagai berikut :

‫اًل ا ال‬

Kata ‫ اًل ا‬dalam kalimat tersebut terlalu mainstream, biasa-biasa saja nilai keindahannya, karena
terlalu sering digunakan untuk mewakilkan makna tersebut. Namun bila kata tersebut kita ganti
dengan kata lain yang bisa merepresentasikan makna yang sama, maka nilai keindahan kalimat
tersebut menjadi tinggi.
4. Ilmu Arudh

Secara sederhana, ilmu arudh adalah ilmu yang mempelajari tentang pola-pola atau rumus-
rumus dalam pembuatan syair. Hal ini bertujuan agar seseorang bisa membedakan antara
kutipan yang termasuk syair dengan kutipan yang bukan termasuk syair. Karena syair dalam
bahasa Arab memiliki pola tersendiri yang cocok dengan “bahar”.

5. Ilmu Qawafi

Masih terkait dengan ilmu penyusunan syair dalam bahasa Arab, hanya saja ilmu qawafi ini lebih
berfokus pada bunyi/harakat terakhir dari rangkaian syair atau bait syair.

6. Dan Lain-lain

Sebetulnya masih banyak cabang-cabang ilmu bahasa Arab lainnya semisal ilmu wadh', ilmu
isytiqaq, ilmu fiqh al-lughah, ilmu insya', dan lain sebagainya. Hanya saja, kelima cabang ilmu
yang kami sebutkan sebelumnya adalah cabang-cabang ilmu yang paling populer dan
merupakan cabang-cabang ilmu yang wajib didahulukan untuk dipelajari oleh para pemula
dalam belajar bahasa Arab.

B. Cabang-cabang Ilmu yang berkaitan dengan Bahasa Arab dan karya-karya para tokoh Ilmu Arab

13 Cabang Ilmu Bahasa Arabiyyah (ULUMUL ARABIYYAH)

Untuk mengetahui seluk beluk bahasa Arab yang masyhur itu lebih jauh dan untuk menilai
keindahan kalimat baik prosa maupun puisi, maka sastrawan-sastrawan Arab telah menetapkan
13 cabang ilmu yang bertalian dengan bahasa yang disebut dengan "Ulumul Arabiyah"
"Ulumul Arabiyah" bisa disebut linguistik Arab itu terdiri dari :
1. Ilmu Lughah: llmu pengetahuan yang menguraikan kata-kata (lafaz) Arab besamaan dengan
maknanya. Dengan pengetahuan ini, orang akan dapat mengetahui asal kata dan seluk beluk
kata. Tujuan ilmu ini untuk memberikan pedoman dalam percakapan, pidato, surat-menyurat,
sehingga seseorang dapat berkata-kata dengan baik dan menulis dengan baik pula.

2. Ilmu Nahwu: Ilmu pengetahuan yang membahas prihal kata-kata Arab, baik ketika sendiri
(satu kata) maupun ketika terangkai dalam kalimat. Dengan kaidah-kaidah ini orang dapat
mengatahui Arab baris akhir kata (kasus), kata-kata yang tetap barisnya (mabni), kata yang
dapat berubah (mu'rab).
Tujuanya adalah untuk menjaga kesalahan-kesalahan dalam mempergunakan bahasa, untuk
menghindarkan kesalahan makna dalam rangka memahami Al-Quran dan Hadits, dan tulisan-
tulisan ilmiah atau karangan.
Alam tata bahasa/sintaksis Arab, dikenal istilah Fi'iil dan Harf, jumlah Islamiyah dan Fi'liyah serta
Syibhu jumlah. Dalam ilmu Nahwu banyak lagi istilah dan persoalan yang dihadapi dapat diteliti
dari buku-buku bahwa yang banyak tersebar. Yang dikenal memprakarsai Nahwu adalah Ali bin
Ali Thalib beserta sahabatnya.
Peristilahan Nahwu yang berpengaruh kepada bahasa Indonesia adalah yang dikarang oleh Abul
Aswat Adduali dan Sibawaihi yang terlebih dahulu dikenal orang Barat.

3. Ilmu Sharf (morfologi Arab). Ilmu pengetahuan yang menguraikan tentang bentuk asal kata,
maka dengan ilmu ini dapat dikenal kata dasar dan kata bentukan, dikenal pula afiks, Sufiks dan
infiks, kata kerja yang sesuai dengan masa. Penciptaan llmu Sari ini adalah Muaz bin Muslim.

4. Ilmu Isytiqaq: Ilmu pengetahuan tentang asal kata dan pemecahannya, tentang imbuhan pada
kata (hampir sama dengan ilmu Sarf)

5. Ilmu L-'Arudh : Yang membahas hal-hal yang bersangkutan dengan karya sastra syair dan
puisi. llmu Arudh memberitahukan tentang wazan-wazan (timbangan) syair dan tujuanya adalah
untuk membedakan proses dalam puisi membedakan syair dan bukan syair. Dengan ilmu arudh
ini dikenal bahar syair seperti berikut ini: bahar thawi, bahar madid, bahar basith, bahar wafir,
bahar kamil, bahar hijaz, bahar rozaz, bahar sari' bahar munsarih, bahar khafif, bahar mudhari,
bahar muqradmib, bahar mujtas, bahar mutaqarib, bahar Romawi dan bahar mutadarik.

6. Ilmu Qawafi: yang membahas suku terakhir kata dari bait-bait syair sehingga diketahui
keindahan syair. Yang memprakarsai adanya Qawafi ialah Muhallil bin Rabi'ah paman Amruul
Qaisy.

7. llmu Qardhus Syi'ri yaitu sejenis ilmu pengetahuan tentang karangan yang berirama (lirik),
dengan tekanan suara yang tertentu. Gunanya untuk membantu menghafalkan syair dan
mempertajam ingatan pembaca syair.

8. Ilmu khat yaitu pengetahuan tentang huruf dan cara merangkaikannya, termasuk bentuk
halus kasarnya dan seni menulis dengan indah dapat dibedakan dalam beberapa bentuk mulai
dari khat tsulus, Diwan, Parsi dan khat nasakh. Penemu pertama ilmu khat adalah nabi Idris
karena beliaulah yang pertama kali menulis dengan kalam.

9. Ilmu Insyak yaitu ilmu pengetahuan tentang karang mengarang surat, buku, pidato, cerita
artikel, features dan sebagainya. Gunanya untuk menjaga jangan sampai salah dalam dunia
karang-mengarang.

10. Ilmu Mukhodarat yaitu pengetahuan tentang cara-cara memperdalam suatu persoalan,
untuk diperdebatkan didepan majlis, untu menambah keterampilan berargumentasi, mahir
bertutur dan terampil mengungkapkan cerita.

11. Ilmu Badi' yaitu pengetahuan, tentang seni sastra, Penemu imu ini adalah Abdullah bin
Mu'taz. llmu ini ditujukan untuk menguasai seluk beluk sastra sehingga memudahkan seseorang
dalam meletakkan kata- sesuai tempatnya sehingga kata-kata tadi berlin bertelindan dengan
indah, sedap didengar dan mudah diucapkan.
12. Ilmu Bayan ialah ilmu yang menetapkan beberapa peraturan dan kaedah untuk mengetahui
makna yang terkandung dalam kalimat. Penemunya adalah Abu Ubaidah yang menyusun
pengetahuan ini dalam "Muujazu Al-Quran" kemudian berkembang pada imam Abu qahir
disempurnakan oleh pujangga-pujangga Arab lainnya seperti AI-Jahiz, lbnu Mu'taz, Qaddamah
dan Abu Hilal Al- Asikari. Dengan ilmu ini akan diketahui rahasia bahasa arab dalam prosa dan
puisi, keindahan sastra Al-Quran dan Hadist. Tanpa mengetahui ilmu ini seseorang tidak akan
dapat menilai apalagi memahami isi Al-Quran dan Sabda nabi dengan sesungguhnya.

13. Ilmu Ma'ani ialah pengetahuan untuk menentukan beberapa kaedah untuk pemakaian kata
sesuai dengan keadaan (situasi dan kondisi) dalam istilah disebutkan "Muthabiq Lil /muqtadhal
Hali" tujuannya untuk mengetahui I'jaz Al-Quran, keindahan sastra Al-Quran yang tiada taranya.
Demikian pembagian ilmu L-Arabiyah yang disadur dari (pengantar Sastra Arab(Food Said 1985,
98-106).

C. Sejarah Ilmu Nahwu Dan Ilmu Shorof

A.     SEJARAH LAHIRNYA ILMU NAHWU SHARAF

Sejarah awal ilmu nahwu dapat dilacak melalui istilah Arab al-laḥn, kebiasaan orang
Arab berbicara salah secara tata bahasa (grammatical). Lalu pertanyaannya, mungkinkah
seorang penutur bahasa asli (native) melakukan kesalahan tata bahasa atas bahasanya sendiri?
Sangat mungkin dan itu terjadi sejak zaman dulu. Abū Ṭayyib pernah mensinyalir jika kesalahan
gramatik biasa terjadi pada orang Arab pedalaman, kalangan pekerja kelas bawah (budak
sahaya) dan orang yang terarabkan. Sahabat Abu Bakar pernah berkata jika dia lebih senang
mendengar orang membaca meskipun salah daripada orang yang melakukan kesalahan
gramatikal. Tidak hanya Abu Bakar, sahabat Umar bin Khaṭṭāb juga sering menjumpai orang-
orang di sekitar dia yang berbahasa Arab dengan tata bahasa yang salah dan terkadang
membuatnya marah. Misalnya, Umar suatu saat pernah berkata, “Sungguh demi Allah,
kesalahan kalian dalam berbahasa lebih berbahaya bagiku daripada kesalahn kalian dalam
memanah, Wallāhi lakhaṭa’ukum fi lisānikum ashaddu ʿalayya min khaṭaʿikum fi ramyikum.” Ibn
Qutaybah pernah mendengar orang pedalaman Arab azan dimana dia membaca nasab (fathah)
pada lafal “rasūla,”dari kalimat komplit, “ashhadu anna muhammadar rasūlallāh.”

a.      Ilmlu nahwu (Syntaxis)


Ilmu nahwu adalah ilmu yang mempelajari isi bahasa dengan memperhatikan suara yang jatuh
(syakal hurul) pada akhir setiap kata dan menentukan posisi kata tersebut dalam susunan
kalimat. Misalnya lafadz ‫هللا‬ dalam Al-Qur’an ,kita akan menemukan tiga macam syakal akhir
yakni bersyakal akhir dlammah, fatah dan kasrah. Ketika kita salah menentukan syakal akhir
maka akan sangat berpengaruh terhadap terjemahnya dan selanjutnya berakibat fatal
terhadap penentuan hukum.
[06.18, 29/9/2021] Ci Son: b.     Ilmu sharaf (morfologi)
Ilmu sharaf merupakan ilmu yang mempelajari isi bahasa dengan memperhatikan komposisi
huruf yang membentuk sebuah kata dan maknanya. Misalnya kita menemukan lafadz Al-
Muslimu dalam berbagai bentuk dan perubahan. Bisa menjadi : al-muslimāni (dua orang laki-
laki muslim) atau al-muslimaini (dua orang perempuan muslim) dan sebagainya.

Ilmu nahwu dan Sharaf ini disebut Qawa’id Al-‘Arabiyyah (Tata Bahasa Arab) lantaran dalam
aplikasinya kedua ilmu tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya.

C.     Peta konsep ilmu nahwu

Ilmu Nahwu dan Sharaf mempunyai wilayah kajian yang berbeda. Adapun wilayah kajian ilmu
Nahwu sebagai berikut :

Kata atau lafadz dalam Ilmu Nahwu dibagi menjadi tiga jenis ; isim, fi’il dan huruf

a.      Isim

Isim dibagi dua, isim mabni dan isim mu’rab. Isim mu’rab adalah isim yang bersyakal akhir tidak
tetap, sedangkan isim mabni adalah isim yang bersyakal akhir tetap.

Isim mu’rab dibagi menjadi tiga kelompok :

1)     Marfu’, meliputi : Mubtada, khabar, Isim kāna wa akhwātuha, khabar inna, Fā’il, Naib Fā’il
dan Tābi’ lil marfu’.

2)     Manshub, meliputi : Khabar kāna wa akhwatuhā, Isim Inna wa akhwātuhā, Maf’ul bih,
maf’ul muthlaq, maf’ul liajlih, maf’ul ma’ah, maf’ul fīh, hal, mustatsnā, munāda, tamyīz, dan
tābi’ lil manshub.
[06.18, 29/9/2021] Ci Son: Majrur, meliputi : huruf-huruf jar, idhafah dan tabi’ lil majrur.

Tawabi’ mencakup ‘athaf, badal, taukid dan na’at.

Isim mabni meliputi : dlamir, isyarah, maushul, isim syarat, istifham dan lafadz khusus.

b.     Fi’il

Fi’il dibagi dua : Mabni, yakni yang bersyakal tetap, sedangkan mu’rab adalah yang bersyakal
tidak tetap.

-        Fi’il mabni ada tiga : Fi’il Mādli, Fi’il mudlāri’ dan fi’il Amr.

-        Fi’il mu’rab ada tiga : Mudlāri’ marfu’, mudlāri Manshūb dan Mudlāri’ Majzūm.
c.      Harf

harf dibagi menjadi tiga kelompok :

-        Harf yang hanya masuk pada isim

-        Harf yang hanya masuk pada fi’il

-        Harf yang bisa masuk pada isim maupun fi’il.

D.     Pola kalimat

pola kalimat terdiri dari :

a. Bentuk kalimat
b.      Posisi jumlah dalam I’rab

c.      Uslub dalam Ilmu Nahwu

E.      Peta konsep ilmu sharaf

Ilmu sharaf adalah ilmu yang mempelajari komposisi huruf dalam sebuah kata, baik pada isim
maupun fi’il melalui proses ibdal maupun I’lal.

Wilayah kajian ilmu sharaf hanya mempelajari komposisi huruf pada isim dan pada fi’il.

a.      Isim

Komposisi huruf pada isim bisa dilihat dari :

1)     Bun-yatihi (komposisi huruf) : Shahih dan Ghoer


shohih (maqshur, manqush dan mamdud)

2)     Ta’yinihi (kejelasan makna) : Nakiroh dan ma’rifah.

3)     Nau’ihi (macamnya) : Mudzakar dan muannats

4)     ‘Adadihi (kuantitas) : Mufrad, mustanna dan jama’
5)     Tarkibihi (proses pembentukan) : isim jāmid dan isim musytaq

6)     Tashgirihi (pola pentashgiran / mengecilkan)

7)     Nisbah ilaih (pola penisbahan)

b.     Fi’il

Komposisi huruf pada fi’il bisa diilihat dari :

1)     Bunyatihi (komposisi huruf) : shahih dan mu’tal

2)     Tarkibihi (proses pembentukan) : mujarrod dan mazid

3)     Zamanihi (waktu peristiwa) : madli, mudlari’ dan amar.

4)     Ma’mulihi (kelengkapan objek) : lazim dan muta’adi

5)     Dzikri Fa’ilihi (penyebutan subjek) : ma’lum dan majhul

6)     Tashrifihi (kelengkapan pola) : jamid dan mutasharif.

C. Al-‘Udūl
Yaitu lafadz-lafadz yang menyimpang dari wazan
Bab 3
Penutup

A. KESIMPULAN
 Ilmu Bahasa Arab adalah sebuah ilmu yang mengkaji bahasa secara internal dan ilmiah
tentang bahasa arab. Dengan kata lain, pengkajian hanya dilakukan terhadap struktur intern
bahasa itu sendiri.  Cabang ilmiu bahasa arab itu diadakan untuk mengetahui seluk beluk
bahasa Arab yang masyhur serta untuk menilai keindahan kalimat baik prosa maupun puisi,
sehingga sastrawan-sastrawan Arab menetapkan 13 cabang ilmu yang bertalian dengan bahasa
yang disebut dengan "Ulumul Arabiyah" atau bisa disebut Linguistik Arab.
Daftar Pustaka

Oleh : Bait Sibawah Institute , Dari : Taufiqurohman Hurdi


Di Kutip Buku : Ilmu Lughoh Wa Fiqhuha,
Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/51790/sejarah-ilmu-nahwu
https://www.arhamaf.com/2018/05/sejarah-lahirnya-ilmu-nahwu-sharaf-dan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai