Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga kami
dapat menyusun makalah ini yang berjudul AL-TARIKH AL-ULUM AL-ARABIYAH
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.
Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca
temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca
apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab l pendahuluan
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
Bab ll Pembahasan
A. Pengertian Tarikh Al Lughah Al Arabiyah
B. Cabang-cabang Ilmu yang berkaitan dengan Bahasa Arab dan karya-karya para tokoh Ilmu Arab
C. Sejarah Ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Bab l Pendahuluan
Latar Belakang
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah
B. Cabang² Ilmu Yang Berkaitan Dengan Bahasa Arab Dan Karya Karya Para Tokoh Ilmu Arab
C. Tujuan Penulis
A.
B.
C.
Bab ll
Pembahasan
Suatu bahasa yang artinya mempelajari berbagai macam unit dan unsur-unsur yang
terkandung di dalamnya. Dalam berbahasa sendiri setidaknya ada dua materi kasar yaitu:
2. Makna
Namun, secara garis besar, cabang ilmu bahasa Arab yang paling masyhur dan penting adalah
sebagai berikut:
1. Ilmu Sharaf
Secara sederhana, sharaf adalah ilmu yang fokus pembelajarannya adalah tentang kata. Dalam
ilmu sharaf, kata sebagai unit penyusunan kalimat yang dipelajari dari sisi perubahannya dan
karakteristik bentuknya. semisal :
ِل ُم
Artinya “memukul”
Dalam ilmu sharaf, kata لِ ُمini akan dicari tau akar katanya apa dan kata لِ ُمitu sendiri berbentuk
apa?
Maka dapat diketahui bahwa kata لِ ُمitu sendiri adalah kata yang berbentuk “fi'il mudhori'” yaitu
kata kerja yang menunjukkan makna “sekarang atau akan”, dengan karakteristik :
Sedangkan akar katanya adalah لَ َمyang berbentuk “fi'il madhi” yaitu kata kerja yang
menunjukkan makna “telah/sudah”. Lalu dapat diketahui pula bahwa perubahan لَ َمsebagai akar
kata ke لِ ُمsebagai cabang kata adalah perubahan yang mengikuti rumus :
َل – ُل = لَ َم – ِل ُم
َل = َل َم
ُل = لِ ُم
Huruf pertama berupa hamza qatha' yang berharakat fathah, dan statusnya dalam kata tersebut
adalah hanya sebagai huruf tambahan “ziyadah”
Huruf kedua dari kedua kata tersebut sama-sama berharakat “sukun”
Huruf ketiga dari kedua kata tersebut sama-sama berharakat “fathah”
Huruf keempat dari kedua kata tersebut sama-sama berharakat “fathah”
Pencocokan rumus ُلke لِ ُم:
Huruf pertama sama-sama berupa huruf ya' yang berstatus sebagai huruf tambahan khusus
untuk setiap fi'il mudhari' atau yang biasa disebut dengan huruf mudhara'ah. Dan dalam hal ia
berharakat “dhammah”
Huruf kedua dari kedua kata tersebut sama-sama berharakat “sukun”
Huruf ketiga dari kedua kata tersebut sama-sama berharakat “kasrah”
Huruf keempat dari kedua kata tersebut sama-sama berharakat “dhammah”
Sehingga, karena لِ ُمpasti mengikuti rumus ُل, maka akar katanya adalah fi'il madhinya pasti لَ َم
karena memang rangkaian rumusnya adalah :
َل – ُل
2. Ilmu Nahwu
Secara sederhana, nahwu adalah ilmu yang fokus pembelajarannya adalah kalimat. Dalam ilmu
ini kita diajari bagaimana cara menyusun kata sehingga menjadi kalimat yang benar secara
aturan, berikut mempelajari tentang jabatan setiap kata dalam kalimat. semisal:
َ ْالقُر
آن
Dengan mempelajari ilmu nahwu, kita akan tau bahwa kalimat di atas tersebut disusun dengan
pola sebagai berikut :
َ ْ القُرsebagai objek
• Kata آن
Bila kita tidak mempelajari ilmu nahwu, kita bisa saja menyusun kalimat tersebut sebagai berikut
:
ال
Dan kalimat semacam ini adalah kalimat yang menyalahi aturan karena urutan urutan kalimat
yang dibenarkan dalam bahasa Arab itu adalah :
Atau :
3. Ilmu Balaghah
Secara sederhana, ilmu balaghah adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara
mengindahkan suatu susunan kalimat dari sisi arti tanpa menyalahi kaidah-kaidah nahwu dan
sharafnya. Baik dengan cara mengotak-atik diksi (pemilihan) katanya atau dengan cara
memodifikasi susunan kalimatnya, dan lain sebagainya. contohnya:
ا ال
Artinya "Aku melihat lautan di Masjid"
اًل ا ال
Kata اًل اdalam kalimat tersebut terlalu mainstream, biasa-biasa saja nilai keindahannya, karena
terlalu sering digunakan untuk mewakilkan makna tersebut. Namun bila kata tersebut kita ganti
dengan kata lain yang bisa merepresentasikan makna yang sama, maka nilai keindahan kalimat
tersebut menjadi tinggi.
4. Ilmu Arudh
Secara sederhana, ilmu arudh adalah ilmu yang mempelajari tentang pola-pola atau rumus-
rumus dalam pembuatan syair. Hal ini bertujuan agar seseorang bisa membedakan antara
kutipan yang termasuk syair dengan kutipan yang bukan termasuk syair. Karena syair dalam
bahasa Arab memiliki pola tersendiri yang cocok dengan “bahar”.
5. Ilmu Qawafi
Masih terkait dengan ilmu penyusunan syair dalam bahasa Arab, hanya saja ilmu qawafi ini lebih
berfokus pada bunyi/harakat terakhir dari rangkaian syair atau bait syair.
6. Dan Lain-lain
Sebetulnya masih banyak cabang-cabang ilmu bahasa Arab lainnya semisal ilmu wadh', ilmu
isytiqaq, ilmu fiqh al-lughah, ilmu insya', dan lain sebagainya. Hanya saja, kelima cabang ilmu
yang kami sebutkan sebelumnya adalah cabang-cabang ilmu yang paling populer dan
merupakan cabang-cabang ilmu yang wajib didahulukan untuk dipelajari oleh para pemula
dalam belajar bahasa Arab.
B. Cabang-cabang Ilmu yang berkaitan dengan Bahasa Arab dan karya-karya para tokoh Ilmu Arab
Untuk mengetahui seluk beluk bahasa Arab yang masyhur itu lebih jauh dan untuk menilai
keindahan kalimat baik prosa maupun puisi, maka sastrawan-sastrawan Arab telah menetapkan
13 cabang ilmu yang bertalian dengan bahasa yang disebut dengan "Ulumul Arabiyah"
"Ulumul Arabiyah" bisa disebut linguistik Arab itu terdiri dari :
1. Ilmu Lughah: llmu pengetahuan yang menguraikan kata-kata (lafaz) Arab besamaan dengan
maknanya. Dengan pengetahuan ini, orang akan dapat mengetahui asal kata dan seluk beluk
kata. Tujuan ilmu ini untuk memberikan pedoman dalam percakapan, pidato, surat-menyurat,
sehingga seseorang dapat berkata-kata dengan baik dan menulis dengan baik pula.
2. Ilmu Nahwu: Ilmu pengetahuan yang membahas prihal kata-kata Arab, baik ketika sendiri
(satu kata) maupun ketika terangkai dalam kalimat. Dengan kaidah-kaidah ini orang dapat
mengatahui Arab baris akhir kata (kasus), kata-kata yang tetap barisnya (mabni), kata yang
dapat berubah (mu'rab).
Tujuanya adalah untuk menjaga kesalahan-kesalahan dalam mempergunakan bahasa, untuk
menghindarkan kesalahan makna dalam rangka memahami Al-Quran dan Hadits, dan tulisan-
tulisan ilmiah atau karangan.
Alam tata bahasa/sintaksis Arab, dikenal istilah Fi'iil dan Harf, jumlah Islamiyah dan Fi'liyah serta
Syibhu jumlah. Dalam ilmu Nahwu banyak lagi istilah dan persoalan yang dihadapi dapat diteliti
dari buku-buku bahwa yang banyak tersebar. Yang dikenal memprakarsai Nahwu adalah Ali bin
Ali Thalib beserta sahabatnya.
Peristilahan Nahwu yang berpengaruh kepada bahasa Indonesia adalah yang dikarang oleh Abul
Aswat Adduali dan Sibawaihi yang terlebih dahulu dikenal orang Barat.
3. Ilmu Sharf (morfologi Arab). Ilmu pengetahuan yang menguraikan tentang bentuk asal kata,
maka dengan ilmu ini dapat dikenal kata dasar dan kata bentukan, dikenal pula afiks, Sufiks dan
infiks, kata kerja yang sesuai dengan masa. Penciptaan llmu Sari ini adalah Muaz bin Muslim.
4. Ilmu Isytiqaq: Ilmu pengetahuan tentang asal kata dan pemecahannya, tentang imbuhan pada
kata (hampir sama dengan ilmu Sarf)
5. Ilmu L-'Arudh : Yang membahas hal-hal yang bersangkutan dengan karya sastra syair dan
puisi. llmu Arudh memberitahukan tentang wazan-wazan (timbangan) syair dan tujuanya adalah
untuk membedakan proses dalam puisi membedakan syair dan bukan syair. Dengan ilmu arudh
ini dikenal bahar syair seperti berikut ini: bahar thawi, bahar madid, bahar basith, bahar wafir,
bahar kamil, bahar hijaz, bahar rozaz, bahar sari' bahar munsarih, bahar khafif, bahar mudhari,
bahar muqradmib, bahar mujtas, bahar mutaqarib, bahar Romawi dan bahar mutadarik.
6. Ilmu Qawafi: yang membahas suku terakhir kata dari bait-bait syair sehingga diketahui
keindahan syair. Yang memprakarsai adanya Qawafi ialah Muhallil bin Rabi'ah paman Amruul
Qaisy.
7. llmu Qardhus Syi'ri yaitu sejenis ilmu pengetahuan tentang karangan yang berirama (lirik),
dengan tekanan suara yang tertentu. Gunanya untuk membantu menghafalkan syair dan
mempertajam ingatan pembaca syair.
8. Ilmu khat yaitu pengetahuan tentang huruf dan cara merangkaikannya, termasuk bentuk
halus kasarnya dan seni menulis dengan indah dapat dibedakan dalam beberapa bentuk mulai
dari khat tsulus, Diwan, Parsi dan khat nasakh. Penemu pertama ilmu khat adalah nabi Idris
karena beliaulah yang pertama kali menulis dengan kalam.
9. Ilmu Insyak yaitu ilmu pengetahuan tentang karang mengarang surat, buku, pidato, cerita
artikel, features dan sebagainya. Gunanya untuk menjaga jangan sampai salah dalam dunia
karang-mengarang.
10. Ilmu Mukhodarat yaitu pengetahuan tentang cara-cara memperdalam suatu persoalan,
untuk diperdebatkan didepan majlis, untu menambah keterampilan berargumentasi, mahir
bertutur dan terampil mengungkapkan cerita.
11. Ilmu Badi' yaitu pengetahuan, tentang seni sastra, Penemu imu ini adalah Abdullah bin
Mu'taz. llmu ini ditujukan untuk menguasai seluk beluk sastra sehingga memudahkan seseorang
dalam meletakkan kata- sesuai tempatnya sehingga kata-kata tadi berlin bertelindan dengan
indah, sedap didengar dan mudah diucapkan.
12. Ilmu Bayan ialah ilmu yang menetapkan beberapa peraturan dan kaedah untuk mengetahui
makna yang terkandung dalam kalimat. Penemunya adalah Abu Ubaidah yang menyusun
pengetahuan ini dalam "Muujazu Al-Quran" kemudian berkembang pada imam Abu qahir
disempurnakan oleh pujangga-pujangga Arab lainnya seperti AI-Jahiz, lbnu Mu'taz, Qaddamah
dan Abu Hilal Al- Asikari. Dengan ilmu ini akan diketahui rahasia bahasa arab dalam prosa dan
puisi, keindahan sastra Al-Quran dan Hadist. Tanpa mengetahui ilmu ini seseorang tidak akan
dapat menilai apalagi memahami isi Al-Quran dan Sabda nabi dengan sesungguhnya.
13. Ilmu Ma'ani ialah pengetahuan untuk menentukan beberapa kaedah untuk pemakaian kata
sesuai dengan keadaan (situasi dan kondisi) dalam istilah disebutkan "Muthabiq Lil /muqtadhal
Hali" tujuannya untuk mengetahui I'jaz Al-Quran, keindahan sastra Al-Quran yang tiada taranya.
Demikian pembagian ilmu L-Arabiyah yang disadur dari (pengantar Sastra Arab(Food Said 1985,
98-106).
Sejarah awal ilmu nahwu dapat dilacak melalui istilah Arab al-laḥn, kebiasaan orang
Arab berbicara salah secara tata bahasa (grammatical). Lalu pertanyaannya, mungkinkah
seorang penutur bahasa asli (native) melakukan kesalahan tata bahasa atas bahasanya sendiri?
Sangat mungkin dan itu terjadi sejak zaman dulu. Abū Ṭayyib pernah mensinyalir jika kesalahan
gramatik biasa terjadi pada orang Arab pedalaman, kalangan pekerja kelas bawah (budak
sahaya) dan orang yang terarabkan. Sahabat Abu Bakar pernah berkata jika dia lebih senang
mendengar orang membaca meskipun salah daripada orang yang melakukan kesalahan
gramatikal. Tidak hanya Abu Bakar, sahabat Umar bin Khaṭṭāb juga sering menjumpai orang-
orang di sekitar dia yang berbahasa Arab dengan tata bahasa yang salah dan terkadang
membuatnya marah. Misalnya, Umar suatu saat pernah berkata, “Sungguh demi Allah,
kesalahan kalian dalam berbahasa lebih berbahaya bagiku daripada kesalahn kalian dalam
memanah, Wallāhi lakhaṭa’ukum fi lisānikum ashaddu ʿalayya min khaṭaʿikum fi ramyikum.” Ibn
Qutaybah pernah mendengar orang pedalaman Arab azan dimana dia membaca nasab (fathah)
pada lafal “rasūla,”dari kalimat komplit, “ashhadu anna muhammadar rasūlallāh.”
Ilmu nahwu dan Sharaf ini disebut Qawa’id Al-‘Arabiyyah (Tata Bahasa Arab) lantaran dalam
aplikasinya kedua ilmu tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya.
Ilmu Nahwu dan Sharaf mempunyai wilayah kajian yang berbeda. Adapun wilayah kajian ilmu
Nahwu sebagai berikut :
Kata atau lafadz dalam Ilmu Nahwu dibagi menjadi tiga jenis ; isim, fi’il dan huruf
a. Isim
Isim dibagi dua, isim mabni dan isim mu’rab. Isim mu’rab adalah isim yang bersyakal akhir tidak
tetap, sedangkan isim mabni adalah isim yang bersyakal akhir tetap.
1) Marfu’, meliputi : Mubtada, khabar, Isim kāna wa akhwātuha, khabar inna, Fā’il, Naib Fā’il
dan Tābi’ lil marfu’.
2) Manshub, meliputi : Khabar kāna wa akhwatuhā, Isim Inna wa akhwātuhā, Maf’ul bih,
maf’ul muthlaq, maf’ul liajlih, maf’ul ma’ah, maf’ul fīh, hal, mustatsnā, munāda, tamyīz, dan
tābi’ lil manshub.
[06.18, 29/9/2021] Ci Son: Majrur, meliputi : huruf-huruf jar, idhafah dan tabi’ lil majrur.
Isim mabni meliputi : dlamir, isyarah, maushul, isim syarat, istifham dan lafadz khusus.
b. Fi’il
Fi’il dibagi dua : Mabni, yakni yang bersyakal tetap, sedangkan mu’rab adalah yang bersyakal
tidak tetap.
- Fi’il mabni ada tiga : Fi’il Mādli, Fi’il mudlāri’ dan fi’il Amr.
- Fi’il mu’rab ada tiga : Mudlāri’ marfu’, mudlāri Manshūb dan Mudlāri’ Majzūm.
c. Harf
D. Pola kalimat
a. Bentuk kalimat
b. Posisi jumlah dalam I’rab
Ilmu sharaf adalah ilmu yang mempelajari komposisi huruf dalam sebuah kata, baik pada isim
maupun fi’il melalui proses ibdal maupun I’lal.
Wilayah kajian ilmu sharaf hanya mempelajari komposisi huruf pada isim dan pada fi’il.
a. Isim
3) Nau’ihi (macamnya) : Mudzakar dan muannats
4) ‘Adadihi (kuantitas) : Mufrad, mustanna dan jama’
5) Tarkibihi (proses pembentukan) : isim jāmid dan isim musytaq
b. Fi’il
C. Al-‘Udūl
Yaitu lafadz-lafadz yang menyimpang dari wazan
Bab 3
Penutup
A. KESIMPULAN
Ilmu Bahasa Arab adalah sebuah ilmu yang mengkaji bahasa secara internal dan ilmiah
tentang bahasa arab. Dengan kata lain, pengkajian hanya dilakukan terhadap struktur intern
bahasa itu sendiri. Cabang ilmiu bahasa arab itu diadakan untuk mengetahui seluk beluk
bahasa Arab yang masyhur serta untuk menilai keindahan kalimat baik prosa maupun puisi,
sehingga sastrawan-sastrawan Arab menetapkan 13 cabang ilmu yang bertalian dengan bahasa
yang disebut dengan "Ulumul Arabiyah" atau bisa disebut Linguistik Arab.
Daftar Pustaka