Anda di halaman 1dari 2

Diskusi.

4
Friday, 24 September 2021, 3:56 AM

Bacalah kasus dibawah ini!

Tak Kunjung Sehat, Izin Bank Ini Dicabut OJK


Market - Redaksi, CNBC Indonesia
13 August 2019 15:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menutup Bank


Perkreditan Rakyat (BPR). Kal ini OJK menutup BPR Calliste Bestari yang beralamat di
Jalan Raya Denpasar - Tabanan No.7B, Banjar Grokgak Kabupaten Badung, Bali.
Pencabutan izin usaha BPR Calliste Bestari ditetapkan dalam Keputusan Anggota Dewan
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor KEP-141/D.03/2019 tentang Pencabutan Izin
Usaha PT Bank Perkreditan Rakyat Calliste Bestari pada tanggal 13 Agustus 2019.
Penetapan BDPI tersebut berlaku sejak tanggal 16 Mei 2018 sampai 16 Mei 2019 dan dalam
masa tersebut pemegang saham dan pengurus telah diberikan kesempatan untuk melakukan
penyehatan melalui action plan yang dibuat oleh Direksi.
"Dalam masa BDPI tersebut, kinerja BPR Calliste semakin memburuk tercermin dari rasio
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) posisi 28 Februari 2019 menjadi di bawah
4% sehingga memenuhi ketentuan ditetapkan sebagai BPR Dalam Pengawasan Khusus
(BDPK) terhitung sejak 29 Maret 2019 sampai 29 Juni 2019," ujar OJK dalam keterangan
tertulis, Selasa (13/8/2019).
"Selanjutnya, sampai dengan batas waktu tersebut, Pengurus dan Pemegang Saham
Pengendali (PSP) tidak dapat merealisasikan upaya penyehatan rasio KPMM paling sedikit
8% sehingga memenuhi kriteria BPR tidak dapat disehatkan dan diteruskan kepada Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS) untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangannya."
Penyebab BPR Callieste bermasalah karena adanya praktek perbankan yang tidak sehat baik
oleh Pengurus maupun Pemegang Saham sehingga kinerja keuangan BPR menjadi buruk
terutama rasio KPMM tidak memenuhi standar yang ditetapkan sesuai ketentuan yang
berlaku paling sedikit 8%.
"Otoritas Jasa Keuangan mengimbau kepada nasabah BPR agar tetap tenang karena dana
masyarakat di perbankan termasuk BPR dijamin LPS sesuai ketentuan yang berlaku," ujar
OJK.
Berdasarkan kasus yang anda baca, sebutkan aturan dalam melaksanakan pegawasan
kesehatan bank dan pokok-pokok yang diatur dalam peraturan tersebut!
Jawab :
Dasar Pengaturan Kesehatan Bank adalah UU No.7 tahun 1992 yang diperbaharui dengan
UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Pengaturan Kesehatan Bank pada UU ini
tertuang dalam Pasal 29 Ayat 2.
Pokok-Pokok yang Diatur dalam Pengawasan Kesehatan Bank sesuai POJK No.4 tahun
2016 :
1. Bank dan semua kantor wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank baik secara
individual maupun konsolidasi dengan menggunakan pendekatan risiko.
2. Faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank terdiri dari : profil risiko(risk profile),good
coorporate governance(GCG),rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital).
3. Bank wajib melakukan penilaian sendiri (self assesment) tingkat kesehatan bank yang
telah mendapat persetujuan dari direksi wajib disampaikan kepada dewan komisaris.
4. Periode penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan paling kurang setiap semester(untuk
posisi akhir bulan juni dan desember) serta dilakukan pengkinian sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
5. Apabila dari hasil identifikasi dan penilaian Bank Indonesia ditemukan permasalahkan
atau pelanggaran yang secara signifikan memengaruhi operasional dan/atau kelangsungan
usaha bank maka Bank Indonesia brwenang menurunkan peringkat komposit tingkat
kesehatan bank.
Sumber : BMP EKSI 4205.

Anda mungkin juga menyukai