Anda di halaman 1dari 1

Kata "Dzurriyah" di Dalam Al-Qur'an dan Korelasinya dengan Posisi Kepemimpinan dalam Beramal

Shalih

Akar katanya ‫ذرر‬, ditemukan di dalam Al-Qur'an sebanyak 38 kali dengan dua bentuk derivasi, yaitu :

‫ َذرَّة‬: sebanyak enam (6) kali

َّ ‫ ُذ ِّر‬: sebanyak tiga puluh dua (32) kali


‫ي‬

Dengan berbagai pemaknaan sesuai konteks ayat yang menyertainya, diantaranya adalah : partikel
terkecil, atom, anak cucu, keturunan, membiarkan dan meninggalkan.

Untuk mengungkap hikmah yang terkandung di dalamnya, silahkan dengan menggunakan pendekatan
metode tafsir Al-Biqo'i, keterkaitan antara surat, ayat, kalimat bahkan kata, maka engkau akan
menemukan benang merah antara berbagai pemaknaan ayat tersebut, yaitu :

1. Partikel terkecil,

2. Keturunan

3. Peninggalan (sesuatu yang terpisah, tertinggal)

Karena ayat yang dibicarakan di dalam Al-Qur'an adalah pengetahuan tentang kedirian manusia,
keterkaitan pemaknaan ketiga point di atas bisa kita tela'ah dalam sudut pandang ilmu biologi. Partikel
terkecil penyusun tubuh kita adalah sel, di dalam sel ada inti sel, di dalamnya lagi ada kromosom, lalu
DNA kemudian Gen. Kromosom adalah bagian inti sel yang tersusun dari DNA sedangkan Gen adalah
bagian DNA yang pendek, yang menentukan sifat tertentu pada makhluk hidup.

Itu artinya, kepribadian atau personalitas kita saat ini, termasuk skill, profesi dll adalah bentukan dari
orang terdekat kita, termasuk keluarga dan lingkungan sosial. Tentu hal itu berpengaruh pada amal
shalih berupa karya peninggalan yang mengalir tiada henti (jariyah) karena nilai kemanfaatannya.
Semakin kita mampu mengenali diri sejak dini, semakin kita memahami posisi dalam berkarya, tidak
sampai melompat karena salah tempat, tentunya semakin besar peluang dan keyakinan kita untuk
menebarkan manfaat. Jika sudah demikian, maka itulah Al-Mukhlashin, orang yang dikenang dan dicatat
oleh sejarah karena punya peninggalan. Tidak ada kata terlambat, mulailah membuat wadah berupa Al-
Mahjar (tempat hijrah) untuk mengenali diri dan posisi pembagian kerja. Jika muyul atau
kecenderunganmu adalah pedagang, praktisi pendidikan, kesehatan, saintis dll jadilah ahli dan
pemimpin, berkaryalah di wilayah itu, jangan melompat ke wilayah lainnya yang malah sulit bagimu
untuk menemui keikhlasan dalam bekerja. Karena wilayah fiqih, hadits, sejarah, kalam (tasawuf), tafsir
dan ilmu alat lainnya sudah ada yang mewakilinya. Engkau tinggal mengambil untuk dirimu sendiri dan
orang terdekatmu kepada mereka yang diberi wewenang. #roadmap

Anda mungkin juga menyukai