DISUSUN OLEH :
NIDA ADAWIYAH
KELAS XI IPS 1
SMAN 01 TENJOLAYA
Alhamdulillahi robbil alamin, segala puji bagi allah tuhan semesta alam.
Sholawat dan salam semoga senantiasa allah swt limpahkan/curahkan
kepada nabi muhamad saw, nabi terakhir sebagai rahmat dan kasih sayang
bagi alam semesta dan nabi yang telah membawa umat manusia untuk
menggapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Saya sadar bahwa buku ini masih banyak kelemahan, walaupun penulis
telah berupaya dengan sungguh-sungguh agar makalah ini sempurna
sesuai dengan tujuan pembelajaran pendidikan agama islam. Oleh karena
itu saya sangat mengharapkan adanya saran dan kritik dari semua pihak
sehingga edisi berikutnya lebih baik dari yang sekarang.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………..…………………………………………
B. Saran ………………………………………………………………………………
C. Daftar pustaka
BAB I
Pendahuluan
Melalui makalah ini, maka akan dibahas mengenai khotbah, tabligh, dan
dakwah, serta melalui makalah berikut kita dapat membedakan makna
antara khotbah, tabligh, dan dakwah, berikut rukun-rukun, sunah-
sunahnya dan hal yang dimakruhkan dalam khotbah, tabligh, dan dakwah.
Khotbah, tabligh dan dakwah sangat penting dilakukan oleh segenap orang
utamanya adalah orang muslim sendiri, sehingga Islam bisa tetap langgeng
di tempat kita masing-masing. Yang perlu kita lakukan adalah untuk
mengislamkan orang yang sudah Islam dan mengajak orang yang belum
beriman kepada aqidah Islam.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dapat di identifikasi sebagai
berikut :
1. Mendeskripsikan makna tentang Khotbah
1.4 Manfaat
BAB II
Pembahasan
2.1 Deskripsi Makna tentang Khotbah
Syarat Khotib
1. Pendahuluan
Bagian ini berisi latar belakang teks. Pendahuluan sebuah khotbah
memiliki fungsi untuk membawa pendengar menuju pesan atau inti
khotbah yang hendak disampaikan. Pendahuluan yang disampaikan ini
disajikan dengan bahasa yang sederhana dan mengungkapkan sedikit
permasalahan.
1. Isi
Isi khotbah adalah bagian yang sentral dari struktur khotbah. Pada bagian
ini, yang disampaikan adalah Firman Tuhan atau kerygma dari
sebuah teks Alkitab. Bagian ini membutuhkan waktu yang panjang dalam
mempersiapkannya. Isi sebuah khotbah harus melewati proses penafsiran.
1. Penutup
Bagian terakhir adalah penutup khotbah. Kesimpulan dari isi atau pesan
dari khotbah disampaikan pada bagian ini. Hal ini mempermudah
pendengar dalam menarik pesan dari nas khotbah. Pada bagian ini,
aplikasi yang menjadi penekanan. Pendengar pun dapat dengan mudah
memahami pesan yang hendak disampaikan. Aplikasi yang relevan dengan
kehidupan pendengar akan lebih membuat pendengar memahami khotbah
yang disampaikan. Bagian ini juga dapat diisi dengan sebuah ilustrai.
Metode-metode berkhotbah
Jenis-jenis khotbah
Khotbah Tekstual
Khotbah Topikal (Tematik)
Khotbah Ekspositori.
Ketentuan Khotbah Jum’at
Khatib jum’at
Khotbah Jum’at adalah pidato atau ceramah yang wajib dilaksanakan oleh
seorang khatib, sebelum salat Jum’at dimulai. Agar tujuan mulia tersebut
tercapai maka, hendaklah khatib Jum’at harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut, ini :
Rukun Khotbah
Praktik Khotbah
1. Khotbah pertama
Berdiri diatas mimbar kemudian mengucapkan salam.
Khatib duduk sejenak sambil mendengarkan adzan.
Setelah adzan selesai, berdiri kembali dengan mengucapkan
hamdalah.
Setelah membaca hamdalah, mengucapkan syahadat dan shalawat
Nabi.
Berwasia takwa
Membaca salah satu ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi
khotbah.
Menyampaikan mateti khotbah yang dapat dipahami oleh jamah
dan jangan terlalu lama.
Khatib duduk di antara dua Khotbah sejenak (kira-kira membaca
shalawat Nabi atau surah Al-Ikhlas)
2. Khotbah Kedua
Khatib berdiri kembali dan membaca hamdalah.
Membaca shalawat Nabi dan syahadat.
Membaca do’a.
Membaca penutup khotbah kemudian trun dari mimbar.
Mendengarkan Khotbah
Jika ada seorang dari jamaah Jum’at yang berbicara, yang berhak
menegurnya hanyalah khatib Jum’at karena jika yang lain diberi hak untuk
menegur, dikhawatirkan suasana akan bertambah rebut dan jelas si
penegur akan kehilangan konsentrasi dalam mendengarkan khotbah.
Artinya:
Maksud Hikmah pada ayat tadi ialah perkataan yang tegas dan benar yang
dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
Tablig dan dakwah hendaknya dimulai dari diri mubalig dan da’i itu
sendiri, sebab sebelum seorang mubalig atau da’I mengajak orang
lain untuk berimandan bertakwa, maka terlebih dahulu mubalig dan
atau da’i menjadi orang yang beriman dan bertakwa. Hal ini
diisyaratkan dalam firman Allah SWT, yang artinya: “Amat besar
kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan ap-apa yang tidak
kamu kerjakan”. (Q.S. As-Saff, 61:3)
Dalam bertablig atau berdakwah, mubalig, atau da’i hendaknya
menggunakan pola kebijaksanaan, yaitu berbicara atau bertablig
kepada manusia menurut kadar kemampuan akal mereka. Tablig
atau dakwah kepada kaum intelek yang kadar keilmuannya sudah
tinggiharus dibedakan dengan tablig atau dakwah terhadap orang
kebanyakan, kadar keilmuannya masih rendah.
Dakwah dapat dilakukan dengan “bi al-hal” yaitu melalui perbuatan
baik diridai oleh Allah SWT agar diteladani orang lain.
Dakwah dapat dilaksanakan melalui ucapan lisan dan tulisan, baik
perorangan ataupun kepada masyarakat.
Dalam berdakwa pastinya dilakukan dengan berbagai metode dimana
telah dijelaskan Allah SWT dalam Al-Quran dalam surah An-Nahl, 16:125
yaitu :
1. Waktu Pelaksanaan
Pada khotbah Jum’at, waktu pelaksanaannya yaitu sesudah matahari
tergelincir (masuk salat zuhhur) pada hari Jum’at. Rentang waktunya
terbatas yang atrinya tidak terlama lama ataupun terlalu pendek.
Sedangkan pada dakwah, waktu pelaksanaanya dapat dilaksanakan
kapanpun dan lamanya tidak dibatasi.
1. Penyampaian
Pada Khotbah penyampaian harus ada tata cara beserta rukun dan syarat
yang tetap. Pada Tabligh dapat dilakukan secara kreatif dan inovatif,
disesuaikan dengan zaman. Sedangkan dalam dakwah fleksibel tanpa ada
tata cara khusus yang mengaturnya.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
3 Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah
http://id.wikipedia.org/wiki/Khotbah
http://makalahpribadi.wordpress.com/2012/04/24/pengertian-tabligh-
dakwah-dan-khitobah/