Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KHUTBAH, TABLIGH DAN DAKWAH

DISUSUN OLEH :

NIDA ADAWIYAH

KELAS XI IPS 1

SMAN 01 TENJOLAYA

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil alamin, segala puji bagi allah tuhan semesta alam.
Sholawat dan salam semoga senantiasa allah swt limpahkan/curahkan
kepada nabi muhamad saw, nabi terakhir sebagai rahmat dan kasih sayang
bagi alam semesta dan nabi yang telah membawa umat manusia untuk
menggapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Saya sadar bahwa buku ini masih banyak kelemahan, walaupun penulis
telah berupaya dengan sungguh-sungguh agar makalah ini sempurna
sesuai dengan tujuan pembelajaran pendidikan agama islam. Oleh karena
itu saya sangat mengharapkan adanya saran dan kritik dari semua pihak
sehingga edisi berikutnya lebih baik dari yang sekarang.

Kepada guru pembimbing agama islam saya sampaikan ucapkan terima


kasih telah membantu untuk menyelesaikan makalah ini.

                                                                                              
DAFTAR ISI

Kata pengantar    ………………..…………………………………………………………

Daftar isi ……………………..………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A.      Latar belakang   ……………….……………………………………………………

B.      Rumusan masalah   ………………………………………………………………

C.      Tujuan penulisan    …………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

A.      Deskripsi Makna tentang Khotbah    ……………………………………

B.      Deskripsi Makna tentang Tabligh     ……………………………………

C.      Deskripsi Makna tentang Dakwah…………………………………………

D.     Deskripsi Perbandingan Makna tentang Khotbah, Tabligh dan Dakwah


……………………………………………………………………………………

BAB III

PENUTUP

A.       Kesimpulan    ……………………………..…………………………………………
B.       Saran    ………………………………………………………………………………
C. Daftar pustaka

BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Saat ini begitu banyaka acara-acara keagamaan di televisi yang bertaju


khotbah, tabligh, dan dakwah. Hal ini bertujuan agar semua orang yang
menyaksikan acara itu bisa memahami dan mendalami agama Islam. Tapi,
di sini tidak semua orang tahu perbedaan antara khotbah, tabligh, dan
dakwah hal ini dikarenakan dakwah memiliki kesamaan dengan tablighh
dan khotbah, banyak orang-orang awam yang belum mengetahui
perbedaan-perbedaan antara dakwah , tablighh, dan khotbah.

Melalui makalah ini, maka akan dibahas mengenai khotbah, tabligh, dan
dakwah, serta melalui makalah berikut kita dapat membedakan makna
antara khotbah, tabligh, dan dakwah, berikut rukun-rukun, sunah-
sunahnya dan hal yang dimakruhkan dalam khotbah, tabligh, dan dakwah.

Makalah ini juga dapat memberikan pelajaran mengenai cara


mempraktikkan tata cara dalam khotbah, tabligh, dan dakwah, perbedaan
khutbah Jum’at dan khutbah-khutbah lainnya.

Khotbah, tabligh dan dakwah sangat penting dilakukan oleh segenap orang
utamanya adalah orang muslim sendiri, sehingga Islam bisa tetap langgeng
di tempat kita masing-masing. Yang perlu kita lakukan adalah untuk
mengislamkan orang yang sudah Islam dan mengajak orang yang belum
beriman kepada aqidah Islam.

Sehubungan dengan itu, penulis ingin memberi wawasan kepada pembaca


tentang perbandingan makna antara khotbah, tabligh dan dakwah.

1.2 Rumusan Masalah


Sehubung dengan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya
sebagai berikut :

1..Bagaimanakah makna tentang Khotbah ?

1. Bagaimanakah makna tentang Tabligh ?


2. Bagaimanakah makna tentang Dakwah ?
3. bagaimanakah perbandingan makna antara Khotbah, Tabligh dan
Dakwah ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dapat di identifikasi sebagai
berikut :
1. Mendeskripsikan makna tentang Khotbah

1. Mendeskripsikan makna tentang Tabligh


2. Mendeskripsikan makna tentang Dakwah
3. Mendeskripsikan perbandingan makna tentang Khotbah, Tabligh
dan Dakwah.

1.4 Manfaat

Sehubung dengan rumusan masalah diatas, maka tujuannya sebagai


berikut :

1.Mengetahui makna tentang Khotbah

1. Mengetahui makna tentang Tabligh


2. Mengetahui makna tentang Dakwah
3. Mengetahui perbandingan makna antara Khotbah, Tabligh dan
Dakwah.

BAB II
Pembahasan
2.1 Deskripsi Makna tentang Khotbah

Menurut bahasa, khutbah berarti ucapan atau pidato. Menurut istilah


Islam, khutbah berarti pidato yang diucapkan oleh seorang khatib pada
situasi khusus dan merupakan rangkaian dari ibadah. Khotbah memiliki
fungsi yang bersifat pendidikan, sosial, etis, dan politis. Pengkhotbah
memberikan pengetahuan, cara beribadah, dan norma yang bersifat sosial
dan etis di dalam sebuah komunitas. Pengkhotbah, yang juga dipahami
sebagai seorang guru, menjadi pemimpin di dalam ibadah, pengajar di
dalam peraturan etis, dan guru spiritual di dalm komunitasnya. Khotbah
sangat erat kaitannya dengan fungsinya sebagai pengajaran. Khotbah yang
disyariatkan oleh Islam adalah khotbah Jum’at, khotbah Idul Fitri, Khotbah
Idul Adha, khotbah pada salat gerhana bulan (khusuf), dan gerhana
matahari (kusuf), khotbah pada salat minta hujan (istisqa), khotbah nikah,
dan khotbah tatkala wukuf di Arafah.

Syarat Khotib

 Mengetahui ajaran Islam, terutama mengenai akidah, ibadah, dan


akhlak
 Mengetahui berbagai hal tentang khotbah Jum’at, terutama tentang
syarat, rukun dan sunah-sunahnya
 Dapat membaca hamdalah, syahadat, salawat, Al-Qua’an dan hadist
dengan baik dan benar, juga sanggup bebicara di muka umum
dengan jelas dan mudah dipahami
 Orang yang sudah balig danbertakwa kepada Allah, berakhlak baik,
tidak melakukan perbuatan maksiat, dan bukan orang munafik
 Orang yang dipandang terhormat, dihormati, dan disegani.
sistematika khotbah

Secara umum, sistematika khotbah dapat dibagi sebagai berikut

1. Pendahuluan
Bagian ini berisi latar belakang teks. Pendahuluan sebuah khotbah
memiliki fungsi untuk membawa pendengar menuju pesan atau inti
khotbah yang hendak disampaikan. Pendahuluan yang disampaikan ini
disajikan dengan bahasa yang sederhana dan mengungkapkan sedikit
permasalahan.
1. Isi
Isi khotbah adalah bagian yang sentral dari struktur khotbah. Pada bagian
ini, yang disampaikan adalah Firman Tuhan atau kerygma dari
sebuah teks Alkitab. Bagian ini membutuhkan waktu yang panjang dalam
mempersiapkannya. Isi sebuah khotbah harus melewati proses penafsiran.

1. Penutup
Bagian terakhir adalah penutup khotbah. Kesimpulan dari isi atau pesan
dari khotbah disampaikan pada bagian ini. Hal ini mempermudah
pendengar dalam menarik pesan dari nas khotbah. Pada bagian ini,
aplikasi yang menjadi penekanan. Pendengar pun dapat dengan mudah
memahami pesan yang hendak disampaikan. Aplikasi yang relevan dengan
kehidupan pendengar akan lebih membuat pendengar memahami khotbah
yang disampaikan. Bagian ini juga dapat diisi dengan sebuah ilustrai.

Langkah-langkah menyusun khotbah

 Mengumpulkan beberapa gagasan di dalam teks


 Menyaring gagasan-gagasan tersebut
 Memilih tujuan khotbah
 Membuat kerangka khotbah
 Menyusun khotbah.

Metode-metode berkhotbah

 Metode Pembacaan Naskah


 Metode Penghafalan Naskah
 Metode Spontan.

Jenis-jenis khotbah

 Khotbah Tekstual
 Khotbah Topikal (Tematik)
 Khotbah Ekspositori.
Ketentuan Khotbah Jum’at

Khatib jum’at

Khotbah Jum’at adalah pidato atau ceramah yang wajib dilaksanakan oleh
seorang khatib, sebelum salat Jum’at dimulai. Agar tujuan mulia tersebut
tercapai maka, hendaklah khatib Jum’at harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut, ini :

 Mengetahui ajaran Islam, terutama mengenai akidah, ibadah, dan


akhlak.
 Mengetahui berbagai hal tentang khotbah Jum’at, terutama tentang
syarat, rukun dan sunah-sunahnya.
 Dapat membaca hamdalah, syahadat, salawat, Al-Qua’an dan hadist
dengan baik dan benar, juga sanggup bebicara di muka umum
dengan jelas dan mudah dipahami.
 Orang yang sudah balig danbertakwa kepada Allah, berakhlak baik,
tidak melakukan perbuatan maksiat, dan bukan orang munafik.
 Orang yang dipandang terhormat, dihormati, dan disegani.

Syarat Khutbah Jum’at

 Khutbah dimulai pada waktu zuhur (sesudah matahari tergelincir).


 Khutbah dilakukan dengan dua kali dengan berdiri (jika
dimungkinkan).
 Khatib hendaknya duduk di antara dua khotbah.
 Khotbah diucapkan dengan suara yang jelas dan keras.
 Dilakiukan secara berturut-turut sesuai dengan rukunnya.

Rukun Khotbah

 Mengucapkan hamdalah atau puji-pujian kepada Alllah SWT.


 Membaca syahadatain, yakni syahadat tauhid dan syahadat rasul.
Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, “Tiap-tiap khotbah yang
tidak ada syahadat nya, adalah seperti tangan yang terpotong.”
(H.R. Ahmad dan Abu Daud)
 Membaca solawat atas Nabi Muhammad SAW.
 Berwasiat atau member nasihat tentang takwa dan menyampaikan
ajaran tentang akidah, ibadah, akhlak dan muamalah yang
bersumber kepada Al-Qur’an dan Hadist.
 Membaca ayat Al-Qur’an pada salah satu dari dua khotbah.
Rasulullah bersabdah yang artinya:
“Dari Jabir bin Samurah, katanya, “Rasulullah SAW berkhotbah berdiri,
duduk antara keduanya, membaca ayat-ayat Al-Qur’an, mengingatkan dan
memperingatkan kabar takut pada manusia.” (H.R. Muslim)

 Berdoa pada khotbah kedua agar kaum muslimin memperoleh


ampunan dosa dan rahmat Allah SWT.
Sunah Khotbah Jum’at

 Khatib hendaknya berdiri diatas mimbar atau di tempat yang lebih


tinggi dan letak mimbar berada di sebelah kanan tempat berdirinya
Imam salat.
 Khatib hendaknya mengawali khotbahnya dengan member salam.
Setelah itu, duduk sebentar sambil mendengarkan mu’azzin berazan.
 Khotbah hendaknya jelas, mudah dipahami, tidak terlalu panjang
dan tidak terlalu pendek.
 Khatib, di dalam khotbahnya hendaknya menghadap kepada para
jamaah salat Jum’at dan jangan berputar-putar karena yang
demikian itu tidak disyariatkan.
 Menertibkan tiga rukun yaitu puji-pujian, salawat, dan nasihat agar
bertakwa.
 Mambaxa surah Al-Ikhlas, sewaktu duduk dua khotbah.

Praktik Khotbah

1. Khotbah pertama
 Berdiri diatas mimbar kemudian mengucapkan salam.
 Khatib duduk sejenak sambil mendengarkan adzan.
 Setelah adzan selesai, berdiri kembali dengan mengucapkan
hamdalah.
 Setelah membaca hamdalah, mengucapkan syahadat dan shalawat
Nabi.
 Berwasia takwa
 Membaca salah satu ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi
khotbah.
 Menyampaikan mateti khotbah yang dapat dipahami oleh jamah
dan jangan terlalu lama.
 Khatib duduk di antara dua Khotbah sejenak (kira-kira membaca
shalawat Nabi atau surah Al-Ikhlas)

2. Khotbah Kedua
 Khatib berdiri kembali dan membaca hamdalah.
 Membaca shalawat Nabi dan syahadat.
 Membaca do’a.
 Membaca penutup khotbah kemudian trun dari mimbar.
Mendengarkan Khotbah

Khotbah Jum’at merupakan syarat sahnya penyelenggaraan salat Jum’at.


Oleh karena itu haruslah para khotib melaksanakannya dengan sebaik-
baiknya, terpenuhi syarat-syaratnya, rukun-rukunya, dan sunah-sunahnya.
Ketika khatib Jum’at menyampaikan khotbahnya, jamaah Jum’at wajib
mendengarkan sebaik-baiknya. Jangan sampai ada di antara jamah ada
yang berbicara, bercanda, mengantuk, dan membuat keributan, hal ini
dikarenakan kesempurnaan salat Jum’at akan berkurang. Dalam hal ini
Rasulullah SAW bersabdah, “Barang siapa yang berbicara pada hari Jum’at
diwaktu imam berkhotbah, maka ia seperti kedelai yang memikul kitab,
sedangkan yang mengingatkan orang itu dengan diam, maka tidak
sempurna Jumatnya,” (H.R. Ahmad)

Jika ada seorang dari jamaah Jum’at yang berbicara, yang berhak
menegurnya hanyalah khatib Jum’at karena jika yang lain diberi hak untuk
menegur, dikhawatirkan suasana akan bertambah rebut dan jelas si
penegur akan kehilangan konsentrasi dalam mendengarkan khotbah.

2.2 Deskripsi Makna tentang Tabligh

Dilihat dari akar katanya, kata Tabligh berasal dari kata


kerja (fi`il) Balagha > yubalighu yang artinya menyampaikan. Sedangkan
menurut istilah tabligh adalah “menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang
diterima dari Allah, SWT kepada ummat manusia agar dijadikan pedoman
hidup supaya memperoleh kebahagian didunia dan ahirat. Orang yang
bertablig disebut mubalig (laki-laki) dan mubaligah (perempuan).

Setiap ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap mukmin


disampaikan meskipun satu ayat. Firman Allah dalam surat An Nahl ayat
125 yang berbunyi :

‫سنُ ۚ إِنَّ َر َّب َك ه َُو أَ ْع َل ُم‬


َ ‫س َن ِة ۖ َو َجا ِد ْل ُه ْم ِبالَّتِي ه َِي أَ ْح‬ َ ‫يل َر ِّب َك ِبا ْل ِح ْك َم ِة َوا ْل َم ْو‬
َ ‫عِظ ِة ا ْل َح‬ َ ‫ادْ ُع إِلَ ٰى‬
ِ ‫س ِب‬
١٢٥﴿ َ‫س ِبيلِ ِه ۖ َوه َُو أَ ْعلَ ُم ِبا ْل ُم ْه َتدِين‬ َ ْ‫ضل َّ َعن‬ َ ْ‫﴾ ِب َمن‬

Artinya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran


yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.”(Q.S. An Nahl : 125)

Maksud Hikmah pada ayat tadi ialah perkataan yang tegas dan benar yang
dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

2.3 Deskripsi Makna tentang Dakwah

Kata dakwah berasal dari bahasa arab yang merupakan kata


dasar (masdar) dari kata kerja (fi`il) Da`a – Yad`u  yang artinya 
memanggil, menyeru  atau mengajak. Menurut istilah syara dakwah adalah
kegiatan yang bersifat menyeru, memanggil, atau mengajak orang untuk
beriman dan taat kepada Allah, SWT sesuai dengan ajaran Islam.
Sedangkan orang yang menerima seruan dakwah, sehingga menjadi orang
yang briman dan taat , kepada Allah SWT, tentu akan meraih
kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Perbedaan antara dakwah dan
tablig hanya pada sebutannya saja, sedangkan pada hakikatnya sama.

Pada awalnya, kegiatan bertablig ataupun berdakwah merupakan


kewajiban Nabi Muhammad SAW sendiri. Allah SWT berfirman yang
artinya: “Wahai rasul sampaikanlah (bertabliglah) apa yang diturunkan
kepada dari Tuahanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan
Allah memelihara kam dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah
tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang kafir.” (Q.S. Al-Ma’idah,
5:67)

Selanjutnya, kewajiban bertablig atau berdakwah dipikulkan kepada


setiap muslim atau muslimah sesuai dengan kemampan dan pengetahuan
yang dimiliki, dari semenjak generasi sahabat, sampai sekarang ini dan
seterusnyasampai akhir zaman. Bahwa kegiatan bertablig atau berdakwah
merupakan kewajiban Muslim sesuai dengan sabdah Rasulullah, yaitu
“Sampaikanlah olehmu apa yang kalian peroleh dari aku walaupun hanya
satu ayat.” (H.R. Bukhari, At-Tirmizi dan Ahmad dari Ibnu Amr).

Ketentuan Tablig dan Dakwah

 Tablig dan dakwah hendaknya dimulai dari diri mubalig dan da’i itu
sendiri, sebab sebelum seorang mubalig atau da’I mengajak orang
lain untuk berimandan bertakwa, maka terlebih dahulu mubalig dan
atau da’i menjadi orang yang beriman dan bertakwa. Hal ini
diisyaratkan dalam firman Allah SWT, yang artinya:   “Amat besar
kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan ap-apa yang tidak
kamu kerjakan”. (Q.S. As-Saff, 61:3)
 Dalam bertablig atau berdakwah, mubalig, atau da’i hendaknya
menggunakan pola kebijaksanaan, yaitu berbicara atau bertablig
kepada manusia menurut kadar kemampuan akal mereka. Tablig
atau dakwah kepada kaum intelek yang kadar keilmuannya sudah
tinggiharus dibedakan dengan tablig atau dakwah terhadap orang
kebanyakan, kadar keilmuannya masih rendah.
 Dakwah dapat dilakukan dengan “bi al-hal” yaitu melalui perbuatan
baik diridai oleh Allah SWT agar diteladani orang lain.
 Dakwah dapat dilaksanakan melalui ucapan lisan dan tulisan, baik
perorangan ataupun kepada masyarakat.
Dalam berdakwa pastinya dilakukan dengan berbagai metode dimana
telah dijelaskan Allah SWT dalam Al-Quran dalam surah An-Nahl, 16:125
yaitu :

 Metode al-hikmah yang artinya penyampaian dakwah terlebih


dahulu mengetahui tujuan dan sasaran dakwahnya.
 Metode al-mau’izah al-hasanah yakni member kepuasan kepada
orang atau masyarakat yang menjadi sasaran dakwah dengan cara
seperti ini member nasihat, pengajaran dan teladan yang baik.
 Metode “mujadalah bi al-lati hiya ahsan” ialah bertukar pikiran
(berdiskusi) dengan cara-cara yang terbaik. Metode ini digunakan
bagi sasaran dakwah tertentu, misalnya bagi orang-orang yang
berpikir kritis dan kaum terpelajar.
 Akan tetapi pada erang yang serbah canggih ini, sekarang dakwah
dapat disampaikan melalui media surat kabar, majalah, radio dan
televisi.

2.3 Deskripsi Perbandingan Makna tentang Khotbah, Tabgligh dan


Dakwah

1. Waktu Pelaksanaan
Pada khotbah Jum’at, waktu pelaksanaannya yaitu sesudah matahari
tergelincir (masuk salat zuhhur) pada hari Jum’at. Rentang waktunya
terbatas yang atrinya tidak terlama lama ataupun terlalu pendek.
Sedangkan pada dakwah, waktu pelaksanaanya dapat dilaksanakan
kapanpun dan lamanya tidak dibatasi.

1. Khatib Jum’at dan Da’i


Khatib Jum’at haruslah seorang laki-laki (Muslimin), sedangkan da’iselain
laki-laki, boleh juga wanita (Muslimat). Dalam pelaksanaannya seorang
khatib haruslah suci dari hadas dan najis. Sedangkan da’i tidak diharuskan
suci dari hadas dan najis. Dalam khotbahnya seorang khatib harus duduk
sebentar antara khotbah pertama dan kedua, sedangkan dalam dakwah
seorang da’i tidak harus duduk. Pada Tabligh yang menyampaikannya jika
laki-laki disebut mubaligh, dan mubalighah jika perempuan.

1. Para Pendengar Khotbah Jum’at dan Dakwah


Para pendengar khotbah Jum’at biasanya hanya terdiri dari kaum laki-laki
saja (Muslimin), sedangkan para pendengar dakwah bias kaum
perempuan saja (Muslimat) dan bisa pula gabungan antara Muslimin dan
Muslimat.

1. Ketentuan Syara’ dalam Berkhotbah dan Dakwah


Bagi seorang khatib Jum’at dalam melaksanakan khotbahnya harus
membaca hamdalah, syhadatain, salawat, wasiat takwa, membaca Al-
Qur’an dan do’a. Sedangkan bagi seorang da’i tidak diwajibkan.

1. Penyampaian
Pada Khotbah penyampaian harus ada tata cara beserta rukun dan syarat
yang tetap. Pada Tabligh dapat dilakukan secara kreatif dan inovatif,
disesuaikan dengan zaman. Sedangkan dalam dakwah fleksibel tanpa ada
tata cara khusus yang mengaturnya.
BAB III

Penutup
3.1 Kesimpulan

1. Khotbah, tabligh dan dakwah sangat penting dilakukan oleh


segenap orang utamanya adalah orang muslim sendiri, sehingga
Islam bisa tetap langgeng di tempat kita masing-masing
2. Menurut bahasa, khutbah berarti ucapan atau pidato. Menurut
istilah Islam, khutbah berarti pidato yang diucapkan oleh seorang
khatib pada situasi khusus dan merupakan rangkaian dari ibadah
3. Dilihat dari akar katanya, kata Tabligh berasal dari kata
kerja (fi`il)Balagha > yubalighu yang artinya menyampaikan.
Sedangkan menurut istilah tabligh adalah “menyampaikan ajaran-
ajaran Islam yang diterima dari Allah, SWT kepada ummat manusia
agar dijadikan pedoman hidup supaya memperoleh kebahagian
didunia dan ahirat
4. Kata dakwah berasal dari bahasa arab yang merupakan kata
dasar (masdar) dari kata kerja (fi`il)Da`a – Yad`u  yang artinya 
memanggil, menyeru  atau mengajak. Menurut istilah syara dakwah
adalah kegiatan yang bersifat menyeru, memanggil, atau mengajak
orang untuk beriman dan taat kepada Allah, SWT sesuai dengan
ajaran Islam
5. Beberapa hal yang dapat membedakan antara khotbah, tabligh dan
dakwah yaitu waktu pelaksanaan, khatib jum’at dan da’i, para
pendengar khotbah jum’at dan dakwah, ketentuan syara’ dalam
berkhotbah dan dakwah serta penyampaiannya.

3.2 Saran

1. Hendaknya pembaca bisa lebih mengenal tentang khotbah, tabligh


dan dakwah
2. Hendaknya pembaca harus lebih mempelajari nilai- nilai islami yang
terkandung didalam khotbah, tabligh dan dakwah
3. Hendaknya pembaca harus lebih mengetahui perbedaan antara
khotbah, tabligh dan dakwah
4. Hendaknya Pihak sekolah harus melakukan pengenalan tentang
khotbah, tabligh dan dakwah.Karena jika tidak maka generasi muda
dapat mengamalkannya sehingga Islam bisa tetap langgeng di
tempat kita masing-masing.

3 Daftar Pustaka

Nawawi, Faishal. -. Tuntunan Shalat Lengkap. Surabaya. Mesir.

http://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah

http://id.wikipedia.org/wiki/Khotbah

http://makalahpribadi.wordpress.com/2012/04/24/pengertian-tabligh-
dakwah-dan-khitobah/

Anda mungkin juga menyukai