Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

Tentang

“KONSEP DASAR STRUKTUR ORGANISASI”

Disusun Kelompok 4 :

1. Sri Mulyani Anwar : 1916030085


2. Ridho Raiditya : 1916030091
3. Sri Wahyu Setyawati : 1916030102

Jurusan :

Manajemen Bisnis Syariah (MBS C)

Dosen Pengampu:

Rizka Hadya S.E, M.Sc

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya
kepada kami tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul: “Konsep
Dasar Struktur Organisasi” untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Perilaku Organisasi” yang
diajar oleh ibuk Rizka, SE,MM

Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan
Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini
kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik
dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.

Padang, 8 November 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Struktur organisasi mutlak ada didalam suatu kegiatan bisnis dan menjadi komponen
penting dari manajemen organisasi. Kadang kala struktur organisasi yang disusun hanya
sekedar pajangan saja sehingga implementasinya dapat mengacaukan pekerjaan di antara
sesama pekerja. Penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan kebutuhan.
Struktur organisasi merupakan out line didalam skema organisasi, dari penempatan
tugas yang paling atas, sampai pada penetapan tugas yang paling bawah. Dengan kata lain
struktur organisasi mendeskripsikan bagaimana organisasi itu mengatur dirinya sendiri
dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian agar organisasi bekerja dan
tetap menjaga keberadaannya, perlu ada struktur organisasi dan prosedur pelaksanaan
pekerjaan. Pembagian tugas dan wewenang internal, dan sistem koordinasi komitmen
individu pada doktrin dan program organisasi akan mempengaruhi kemampuan sumber
daya organisasi untuk melaksanakan program-program kerja yang sudah ditetapkan.
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin
dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana, data dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi
Artinya dengan definisi tersebut kita memahami betapa besarnya tanggung jawab dari
organisasi mahasiswa ataupun perusahaan yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Struktur Organisasi
2. Apa saja teori-teori dalam struktur organisasi
3. Apa saja Unsur-Unsur Terpenting Dalam Struktur Organisasi
4. Apa Fungsi Dan Kegunaan Struktur Organisasi
5. Apa itu Desain Organisasi
6. Bagaimana merancang struktur organisasi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur Organisasi
1. Pengertian struktur organisasi
Organisasi merupakan kumpulan manusia yang diintegrasikan dalam suatu wadah
kerjasama untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan yang ditentukan. Menurut
Sudarsoso Hardjosoekarto dalam Nasrudin (2010: 163), Struktur organisasi merupakan
proses penetapan struktur peran melalui penentuan kegiatan yang harus ditempuh untuk
mencapai visi, misi dan tujuan organisasi serta bagian-bagiannya, pengelompokan
aktivitas penugasan kelompok-kelompok aktivitas, pendelegasian wewenang serta
pengkoordinasian hubungan-hubungan wewebang dan informasi, baik vertical maupun
horizontal secara efektif. Artinya struktur organisasai menentukan bagaim ana dibagi,
dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal.
Struktur organisasi merupakan cara untuk membantu manajemen mencapai sasaran.
Karena sasaran diturunkan dari strategi keseluruhan organisasi secara logis dan
bertautan. Struktur lebih spesifik mengikuti strategi, struktur perlu dimodifikasi untuk
mengakomodasikan dan mendukung perubahan, oleh karena itu struktur organisasi
dapat mempunyai efek yang mencolok pada anggotanya.

Empat Pilar Pengorganisasian (Four Building Blocks of Organizing)

Pilar Pertama : pembagian kerja (division of work)

Pilar Kedua : Pengelompokan Pekerjaan (Departmentalization)

Pilar Ketiga : penentuan relasi antar bagian dalam organisasi (hierarchy)

Pilar Keempat : penentuan mekanisme untuk mengintegrasikan aktifitas antar bagian


dalam organisasi atau koordinasi (coordination)
2. Teori-Teori dalam Struktur Organisasi
a. Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat,
baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi
sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara.
Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi
sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri .
b. Organisasi Formal
Dalam Winardi (2004: 89), dikatakan bahwa organisasi formal pada dasarnya
merupakan sebuah entitas yang berorientasi pada tujuan, yang dibentuk guna
mengakomodasi upaya-upaya para individu-individu dan kelompok-kelompok di
dalamnya. Karena bersifat formal, ia menyajikan hubungan-hubungan otoritas
antara pekerjaan-pekerjaan, merinci rantai komando dan menspesifikasi kebijakan-
kebijakan dan prosedur-prosedur dalam hal mengoordinasi aktivitas-aktivitas.

3. Unsur-Unsur Terpenting Dalam Struktur Organisasi


Struktur organisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan
dikoordinasikan secara formal. Ada enam unsure kunci yang perlu disampaikan kepada
manajer ketika mereka merancang struktur organisasinya. Unsure-unsur tersebut adalah
spesialisasi pekerjaan, departementalisasi, serta formalisasi. Berikut ini adalah bagian-
bagian yang menggambarkan keenam struktur tersebut :

a. Spesialisasi Kerja
Hakikat spesialisasi kerja adalah tidak seluruh pekerjaan dilakukan oleh satu
individu, melainkan dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah, dan setiap langkah
dieselesaikan oleh individu yang berlainan. Pada hakikatnya, individu-individu
berspesialisasi dalam mengerjakan bagian kegiatan tertentu, bukannya mengerjakan
seluruh kegiatan.
b. Departementalisasi
Setelah memecah-mecah pekerjaan melalui spesialisasi, kita juga perlu
mengelompokkannya bersama sehingga tugastugas yang sama dapat dikoordinasi
dalam satu basis. Dasar pengelompokan bersama pekerjaan ini disebut dengan
departementalisasi (departemen-talizational). Salah satu dara paling populer untuk
mengelompokkan kegiatan adalah berdasarkan fungsi-fungsi yang dijalankannya.
c. Rantai Komando
Menurut Robbins-Timothy (2010: 219), pengertian rantai komando adalah suatu
garis wewenang tanpa putus dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan
menjalankan siapa bertanggung jawab kepada siapa. Konsep ini menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari karyawan seperti “saya harus menemui siapa jika punya
salah?” da”kepada siapa saya bertanggung jawab?”. Didalam pembahasan rantai
komando, ada dua konsep yang saling melengkapi, yaitu wewenang san kesatuan
komando.
d. Rentang Kendali
Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diarahkan secara efektif dan
efisien oleh seorang manajer dengan menentukan banyaknya tingkat dan manajer
yang harus dimiliki oleh suatu organisasi. Makin luas atau besar tentang itu, makin
efisien organisasi, tetapi dilain pihak rentang yang lebar mengurangi keefektifan.
Artinya bila sentang menjadi terlalu besar, kinerja karyawan dirugikan karena para
penyelia tidak lagi mempunyai cukup waktu member kepemimpinan dan dukungan.
e. Sentralisasi dan Desentralisas
Sentralisasi mengacu pada sampai tingkat mana pengambila keputusan
dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam organisasi. Konsep itu hanya mencakup
wewenang formal, yaitu hak-hak yang inheren (tertanam) dalam posisi seseorang.
Jika manajemen puncak mengambil keputusan utama organisasi dengan sedikit atau
tanpa masukan dari personil tingkat lebih bawah, maka organisasi itu
tersentralisasikan. Sedangkan desentralisasi adalah keleluasan keputusan dialihkan
kebawah, ke keryawan tingkat lebih rendah. Makin banyak personil tingkat lebih
bawah memberikan masukan atau lebih keleluasaan untuk mengambil keputusan.
Dalam desentralisasi tindakan dapat diambil lebih cepat untuk memecahkan
masalah, lebih banyak orang memberikan masukan kedalam keputusan, dan makin
kecil kemungkinan para karyawan merasa diasingkan dari mereka yang mengambil
keputusan menyangkut kerja mereka.
f. Formalisasi
Menurut Sagala (2007: 46), formalisasi mengacu sampai tingkat mana pekerjaan
dalam organisasi dilakukan. Jika suatu pekerjaan sangat diformalkan, maka
pelaksana pekerjaan itu mempunyai kuantitas keleluasaan yang minimum mengenai
apa yang harus dikerjakan, kapan dikerjakan, dan bagaimana seharusnya ia
mengerjakan. Dimana ada formalisasi yang tinggi, disitu terdapat uraian jabatan
yang eksplisit.

4. Fungsi Dan Kegunaan Struktur Organisasi


Adapun fungsi atau kegunaan struktur dalam organisasi, antara lain :
a. Kejelasan Tanggung Jawab
Setiap anggota organisasi harus bertanggungjawab dan apa yang harus
dipertanggungjawabkan kepada pimpinan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam
struktur organsisasi sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi
maupun hubungan karena adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang
dipercayakan kepada seseorang.
b. Kejelasan Uraian Tugas
Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu pihak
pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi bawahan akan
dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang
jelas. Selain yang diatas, Sofiah (2008: 148), juga mengemukakan salah satu fungsi
penting dari struktur organisasi adalah membatasi aliran komunikasi, yang dengan
demikian akan mengurangi permasalahan yang diakibatkan oleh kelebihan
informasi. Beberapa dari permasalahan organisasi dipecahkan dengan tidak
meningkatkan tetapi justru membatasi aliran komunikasi dan merinci secara jelas
informasi yang bagaimana yang harus dikumpulkan, diproses dan dianalisis.
5. Dimensi Struktur Organisasi
a. KOMPLEKSITAS
Kompleksitas adalah Kompleksitas merujuk pada tingkatan diferensiasi yang
ada di dalam sebuah organisasi. , mempertimbangkan tingkat diferensiasi yang
ada dalam organisasi termasuk di dalamnya tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian
kerja, jumlah tingkatan di dalam hirarki organisasi serta tingkat sejauh mana unit-unit
organisasi tersebar secara geografis.

BENTUK DIFERENSIASI :
Diferensiasi Horisontal, merujuk pada tingkat diferensiasi antara unit-unit
berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat dari tugas yang mereka laksanakan dan
tingkat pendidikan dan pelatihannya. Semakin banyak jenis pekerjaan yang ada dalam
organisasi yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang istimewa, semakin
kompleks pula organisasi tersebut.
Diferensiasi Vertikal, merujuk pada kedalaman struktur. Makin banyak tingkatan
yang terdapat diantara top management dan tingkat hirarki yang paling rendah, makin
besar pula terjadinya distorsi dalam komunikasi dan makin sulit mengkoordinasi
pengambilan keputusan dari pegawai manajerial, serta makin sukar bagi top manajer
untuk mengawasi kegiatan bawahannya.
Diferensiasi Spasial, merujuk pada tingkat sejauh mana lokasi kantor, pabrik dan
personalia sebuah organisasi tersebar secara geografis. Diferensiasi dapat dilihat sebagai
perluasan dari dimensi horizontal dan vertical, artinya adalah mungkin untuk
memisahkan tugas dan pusat kekuasaan secara geografis. Pemisahan ini mencakup
penyebaran jumlah dan jarak.

b. FORMALISASI
Formalisasi yaitu sejauhmana organisasi menyandarkan dirinya pada peraturan
dan prosedur untuk mengatur perilaku dari para pegawainya. Formalisasi merujuk
pada tingkat sejauh mana pekejaan dalam organisasi itu distandarisasikan. Jika sebuah
pekerjaan sangat diformalisasikan maka pemegang pekerjaan itu hanya mempunyai
sedikit kebebasan mengenai apa yang harus dikerjakan, bilamana mengerjakannya dan
bagaimana harus melakukannya.
Dengan demikian formalisasi adalah suatu ukuran tentang
standarisasi.Formalisasi akan diukur dengan menentukan apakah organisasi tersebut
mempunyai manual mengenai kebijakan dan prosedur, menilai jumlah keistimewaan
peraturannya, melihat kembali uraian pekerjaan untuk melihat tingkat kerumitan. Jika
kita berbicara mengenai formalisasi maka kita merujuk pada peraturan tertulis
organisasi.

c. SENTRALISASI VS DESENTRALISASI
Sentralisasi, merujuk kepada tingkat dimana pengambilan keputusan
dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal di dalam organisasi. Konsentrasi yang tinggi
menyatakan adanya sentralisasi yang tinggi, sedangkan konsentrasi yang rendah
menunjukkan sentralisasi yang rendah atau yang disebut Desentralisasi. Dalam
Sentralisasi harus memperhatikan Sentralisasi hanya memperhatikan struktur formal
dan bukan dengan organisasi informal.
Hambatan sentralisasi :
—  Hanya memperhatikan struktur formal.
—  Memperhatikan kebebasan dalam pengambilan keputusan.
—  Konsentrasi pada seseorang, unit atau tingkat.
—  Kontrol dari top manajemen, tetapi keputusan tetap terletak pada anggota tingkat
rendah.
   
  Keuntungan desentralisasi :           
— setiap manajer mempunyai keterbatasan terhadap jumlah informasi
— Dapat menanggapi perubahan dengan cepat.
— Memberi masukan lebih rinci bagi pengambil keputusan.
— Memotivasi pegawai untuk memberi kesempatan dlm pengambilan keputusan.
— Memberi peluang pelatihan bagi manajer tingkat rendah.

Keuntungan sentralisasi :
—  Keputusan komprehensif yang akan diambil.
—  Penghematan dan lebih efektif
6. Jenis-jenis Struktur Organisasi pada Perusahaan
a. Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure Organization)

Struktur organisasi fungsional merupakan jenis struktur organisasi ini yang paling
umum digunakan oleh sebuah organisasi atau perusahaan. Dalam struktur organisasi
fungsional, pembagian kerjanya kemudian dilakukan berdasarkan pada fungsi masing-
masing manajemen.

Diantaranya Manajemen Keuangan, Manajemen Pemasaran dan Sumber Daya


Manusia, Manajemen Produksi, dan lain-lain. Setiap karyawan yang memiliki skill dan
keterampilan yang sama, akan dikelompokkan ke dalam satu unit kerja.

Inilah yang menyebabkan jenis struktur organisasi ini sangat tepat diterapkan
pada sebuah organisasi maupun perusahaan yang hanya menghasilkan beberapa jenis
produk atau jasa layanan.

Kelebihan jenis struktur organisasi ini adalah dapat menekan biaya operasional
perusahaan, dan memudahkan tim manajerial untuk melakukan pengawasan dan evaluasi
pada kinerja karyawan.

Namun sayangnya, menerapkan jenis organisasi ini dapat berdampak pada


kesulitan dalam berdiskusi dan berkomunikasi antara unit kerja yang satu dengan lainnya.
Selain itu, pelatihan manajemen umum bagi karyawan juga memiliki keterbatasan.

b. Struktur Organisasi Divisional (Divisional Structure Organization)

Struktur organisasi divisional adalah jenis struktur organisasi yang melakukan


pengelompokan berdasarkan pada kesamaan produk, jasa/servis/layanan, pasar, dan letak
geografisnya.

Jenis struktur organisasi ini, lazimnya diterapkan pada sebuah perusahaan


berskala menengah hingga perusahaan besar, karena biasa operasional yang dikeluarkan
akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan struktur organisasi fungsional.

Dengan menerapkan struktur organisasi divisional, berarti perusahaan Anda lebih


memiliki kemudahan pengelolaan karena memecah divisi-divisi dalam perusahaan
menjadi bagian yang lebih kecil. Sedangkan kelemahannya terletak pada masalah alokasi
sumber daya, serta distribusi biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

c. Struktur Organisasi Lini

Jenis struktur organisasi ketiga yang akan kita bahas adalah struktur organisasi
lini. Dalam struktur organisasi lini, hubungan antara atasan dengan bawahan terjadi
secara langsung dan vertikal.
Dimana sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan karyawan dengan jabatan
terendah dalam struktur organisasi ini dihubungkan dengan garis komando atau garis
wewenang.

Itulah sebabnya, jenis struktur organisasi ini juga lebih dikenal dengan struktur
organisasi militer. Kelebihan menggunakan struktur organisasi lini adalah kesatuan
pimpinan terletak pada satu orang.

Sedangkan kelemahannya adalah adanya ketergantungan pada satu orang dalam


struktur hirarkinya. Jenis organisasi ini sangat tepat jika diterapkan pada organisasi kecil
seperti kedai nasi, warung tegal, bengkel, maupun rukun tetangga.

d. Struktur Organisasi Lini dan Staff

Jenis struktur organisasi ini adalah penggabungan antara beberapa kombinasi dari
struktur organisasi lini dengan asas komando, akan tetapi tugas pimpinan dibantu oleh
beberapa staff.

Setiap staff pada struktur organisasi lini dan staff memiliki peran dalam
memberikan saran, masukan, bantuan pikiran, ide-ide dan gagasan baru, serta data-data
informasi yang dibutuhkan oleh pimpinannya.

Struktur organisasi lini dan staff sangat cocok diterapkan pada perusahaan
berskala kecil karena memiliki kelebihan yaitu pada tingginya disiplin moral para
karyawan sesuai dengan deskripsi tugasnya masing-masing. Akan tetapi, solidaritas para
karyawannya masih kurang karena banyak dari mereka yang tidak saling mengenal satu
sama lain.

e. Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization)

Struktur organisasi matriks adalah sebuah struktur organisasi yang merupakan


penggabungan antara struktur organisasi fungsional dengan struktur organisasi divisional
dengan tujuan untuk saling melengkapi dan menutupi kekurangan-kekurangan yang
terdapat pada kedua struktur organisasi tersebut.

Struktur organisasi jenis ini sering juga dikenal dengan nama struktur organisasi
proyek karena setiap karyawan pada unit kerja struktur organisasi fungsional harus
mengerjakan proyek-proyek organisasi yang dibebankan kepadanya.

Penerapan jenis struktur organisasi ini menyebabkan terjadinya sistem komando


dimana seorang karyawan diharuskan memberikan laporan kepada dua orang pimpinan
yaitu pimpinan pada unit kerja divisional dan fungsional. Struktur organisasi matriks
sangat cocok diterapkan pada perusahaan berskala besar hingga perusahaan-perusahaan
tingkat multinasional karena kemampuannya mencapai tingkat koordinasi yang sangat
diperlukan dalam menjawab tuntutan ganda pada lingkungan perusahaan.
Namun sayangnya, struktur organisasi matriks juga memiliki kelemahan, dimana
terkadang karena adanya tuntutan ganda tersebut malah menimbulkan adanya
kebingungan.

f. Struktur Organisasi Komite atau Proyek

Jenis struktur organisasi terakhir yang lazim digunakan oleh perusahaan adalah
struktur organisasi komite. Dalam struktur organisasi ini, setiap tugas kepemimpinan dan
tugas-tugas khusus lainnya harus dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan secara
kolektif oleh sekelompok pejabat yang berupa dewan atau komite.

Organisasi dalam Komite biasanya terdiri dari pimpinan komite (Executive


Committee) yang merupakan pimpinan dengan kewenangan lini, dan staff committee
yang merupakan karyawan dengan kewenangan staff.

Kelebihan jenis struktur organisasi ini adalah pelaksanaan pengambilan keputusan


yang berlangsung dengan baik karena melalui musyawarah bersama antara pemegang
saham dengan dewan. Sedangkan kelemahannya terletak pada penghindaran tanggung
jawab jika terjadi masalah.

B. Desain Organisasi
1. Desain organisasi
Desain organisasi menunjukkan keseluruhan struktur organisasi. DR.Fikri
merencanakan untuk merombak dan membentuk kembali struktur dasar dari fakultas
ekonomi itu. Hasil dari usahanya akan menjadi sebuah struktur baru dari tugas-tugas
dan hubungan wewenang yang ia yakin akan menampung perilaku individu dan
kelompok menuju tingkat prestasi yang lebih tinggi dari fakultas ekonomi itu.

Menurut Robbins dan Coulter (2007), struktur organisasi adalah kerangka kerja
formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi,
dikelompokkan dan dikoordinasikan. 
Menurut Hasibuan (2004), struktur organisasi adalah suatu diagram yang
menggambarkan tipe organisasi, perdepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis
wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab,
rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi. 

2. Desain Struktur Organisasi


a. Struktur Sederhana (simple structure)
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar
departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat
pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak
digunakan oleh usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah sama. Wayne
dan Miskel11 menyatakan, bahwa struktur sederhana ini merupakan sebuah
organisasi yang dikoordinasikan oleh tingkat pengawasasan langsung yang tinggi,
yang memiliki puncak strategis yang kecil nyaris tanpa lini tengah dan sangat
terpusat.
Kekuatan utama dari struktur sederhana ini terletak pada kesederhanaanya.
Cepat, fleksibel, tidak mahal untuk dikelola, dan akuntabilitasnya jelas. Sedangkan
kelemahannya adalah tidak bisa diterapkan pada organisasi yang besar. Hal ini
karena ketika diterapkan pada organisasi yang besar dimana formalisasi-nya yang
rendah dan sentralisasinya yang tinggi akan menyebabkan kelebihan beban
(overload) informasi di puncak. Pengambilan keputusan akan berjalan lambat
karena tergantung kepada satu orang yaitu pemilik sekaligus pimpinan organisasi.
b. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas birokrasi yang
sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat
formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional,
wewenang terpusat, rentang kendali sempit, dan pengambilan keputusan mengikuti
rantai komando.
Menurut pandangan Gerth dan Mills12 yang mengambil pandangan Weber,
bahwa divisi tenaga kerja dan spesialisasi berarti “aktivitas teratur yang dibutuhkan
demi tujuan struktur yang diperintahkan secara birokratis didistribusikan dengan
cara tetap sebagai kewajiban resmi. Maka dapat kita pahami bersama dari
pandangan di atas, kekuatan utamapada struktur birokrasi yaitu ada kemampuannya
menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan
kelemahannya adalah dengan spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan
konflik-konflik subunit, karena tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan
tujuan keseluruhan organisasi.
Kelemahan besar lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja
dengan aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi karena birokrasi hanya efisien
sepanjang karyawan menghadapi masalah yang sebelumnya telah mereka hadapi
dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang mapan.
c. Struktur Matrik
Struktur matrik adalah sebuah struktur uang menciptakan garis wewenang ganda
dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur ini dapat
ditemukan pada agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, labolatorium
penelitian, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, dll. Kekuatan
departementalisasi fungsional terletak misalnya pada penyatuan para spesialis , yang
meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan
pembagian sumbersumber daya khusus untuk seluruh produksi. Kelemahan
terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional yang
beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran.

3. Cara Merancang Struktur Organisasi


Handoko14 menawarkan beberapa langkah merancang struktur organisasi, sebagai berikut:
1. Rancanglah struktur organisasi sesuai dengan misi dan visi organisasi Anda
Dengan kata lain, tujuan atau sasaran organisasi harus jelas sebelum Anda membuat
struktur yang baku. Kadang ada yang buruburu membuat struktur tanpa kejelasan
tentang apa yang diharapkan dari organisasi. Hindarilah membuat bagan organisasi
tanpa tujuan organisasi yang jelas.
2. Rancanglah susunan organisasi setelah organisasi Anda merumuskan bisnis proses
utama untuk mencapai sasaran organisasi
Ini membantu anda menemukan proses bisnis atau aktifitas apa yang anda butuhkan
untuk menghasilkan produk dari organisasi Anda. Akan lebih mudah mengembangkan
struktur dengan kejelasan aktifitas. Bukan hanya itu saja, dengan adanya bisnis proses
akan jelas juga berapa orang pekerja yang dibutuhkan untuk melakukan tugas tersebut
dan kualifikasi apa saja yang dibutuhkan dari pekerja.
3. Susunlah susunan organisasi Anda dengan mempertimbangkan bakat dan kemampuan
yang dimiliki pekerja
Bisa saja organisasi yang anda kira memiliki banyak talenta selama ini, tapi tidak
digunakan atau dioptimalkan. Gunakanlah talentatalenta yang ada dan optimalkanlah
bakat dan kemampuan mereka. Hindarilah persepsi-persepsi negatif tentang kinerja
pekerja-pekerja di organisasi Anda. Sering orang tidak menunjukkan kinerja bagus
karena pekerjaan yang mereka lakukan di luar dari skop talenta dan ‘passion’ mereka.
4. Pertimbangkanlah umur pekerja ketika Anda menempatkan pekerja pada jabatan-
jabatan yang telah Anda rancang
Hindarilah menempatkan pekerja pada jabatan yang tidak sesuai dengan keahlian dan
bakatnya. Tanpa Anda sadari, ini akan membuat mereka menghasilkan kinerja kerja
yang rendah.
5. Lakukanlah self-assesment kepada pekerja-pekerja untuk mendukung bahwa jabatan
mereka saat ini masih relevan dengan bakat dan talenta mereka
Orang  yang  punya  kinerja  hebat  pada  pekerjaan  tertentu belum tentu memiliki
kinerja yang sama pada pekerjaan lain. Pertimbangkanlah prinsip ini bila anda
menempatkan seseorang pada jabatan tertentu.
6. Berbicaralah dengan pekerja bahwa posisi yang Anda tawarkan pada pekerja bisa tidak
sesuai dengan bakat dan talentanya
Tidak selalu ada posisi yang terbaik buat setiap pekerja di organisasi. Kadang talenta
dan kemampuan yang dibutuhkan tidak selalu ada pada pekerja atau posisi yang ada
tidak selalu sesuai dengan bakat dan talenta pekerja. Komunikasikanlah bahwa posisi
yang Anda
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Struktur organisasi pada hakikatnya adalah suatu cara untuk menata unsur-unsur dalam
organisasi dengan sebaik-baiknya, demi mencapai berbagai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada organisasi yang berbentuk mechanistic, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya tingkat
formalisasi yang tinggi, tingkat sentralisasi
Didalam merancang struktur organisasi, kita harus memahami setiap dasar-dasar atau
unsur apa saja yang harus di perhatikan. Dari semua unsur yang telah kita deskripsikan
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam merancang struktur organisasi selain
pimpinan juga harus melibatkan anggota/karyawan sampai tingkat yang paling bawah.
Namun tidak menutup kemungkinan kita akan menjumpai kendalakendala yang diakibatkan
struktur organisasi yang kita rancang, mungkin karena masalah spesialisasi kerja,
departementalisasi, rantai komando, rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi ataupun
formalisasi. Karena pasti setiap unsur-unsur tersebut seiring berjalannya waktu akan
dijumpai kelemahan-kelemahan unsur tersebut.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Wijaya, Candra. 2017. Perilaku Organisasi. Medan : Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan

Indonesia (LPPPI).

Eriyanto dkk. 2017. Perilaku Organisasi Dan Kepemimpinan Pesantren. Malang : Inteligensia

Media.

Anda mungkin juga menyukai