Tentang
Disusun Kelompok 4 :
Jurusan :
Dosen Pengampu:
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya
kepada kami tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul: “Konsep
Dasar Struktur Organisasi” untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Perilaku Organisasi” yang
diajar oleh ibuk Rizka, SE,MM
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan
Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini
kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik
dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Struktur organisasi mutlak ada didalam suatu kegiatan bisnis dan menjadi komponen
penting dari manajemen organisasi. Kadang kala struktur organisasi yang disusun hanya
sekedar pajangan saja sehingga implementasinya dapat mengacaukan pekerjaan di antara
sesama pekerja. Penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan kebutuhan.
Struktur organisasi merupakan out line didalam skema organisasi, dari penempatan
tugas yang paling atas, sampai pada penetapan tugas yang paling bawah. Dengan kata lain
struktur organisasi mendeskripsikan bagaimana organisasi itu mengatur dirinya sendiri
dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian agar organisasi bekerja dan
tetap menjaga keberadaannya, perlu ada struktur organisasi dan prosedur pelaksanaan
pekerjaan. Pembagian tugas dan wewenang internal, dan sistem koordinasi komitmen
individu pada doktrin dan program organisasi akan mempengaruhi kemampuan sumber
daya organisasi untuk melaksanakan program-program kerja yang sudah ditetapkan.
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin
dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana, data dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi
Artinya dengan definisi tersebut kita memahami betapa besarnya tanggung jawab dari
organisasi mahasiswa ataupun perusahaan yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Struktur Organisasi
2. Apa saja teori-teori dalam struktur organisasi
3. Apa saja Unsur-Unsur Terpenting Dalam Struktur Organisasi
4. Apa Fungsi Dan Kegunaan Struktur Organisasi
5. Apa itu Desain Organisasi
6. Bagaimana merancang struktur organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Organisasi
1. Pengertian struktur organisasi
Organisasi merupakan kumpulan manusia yang diintegrasikan dalam suatu wadah
kerjasama untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan yang ditentukan. Menurut
Sudarsoso Hardjosoekarto dalam Nasrudin (2010: 163), Struktur organisasi merupakan
proses penetapan struktur peran melalui penentuan kegiatan yang harus ditempuh untuk
mencapai visi, misi dan tujuan organisasi serta bagian-bagiannya, pengelompokan
aktivitas penugasan kelompok-kelompok aktivitas, pendelegasian wewenang serta
pengkoordinasian hubungan-hubungan wewebang dan informasi, baik vertical maupun
horizontal secara efektif. Artinya struktur organisasai menentukan bagaim ana dibagi,
dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal.
Struktur organisasi merupakan cara untuk membantu manajemen mencapai sasaran.
Karena sasaran diturunkan dari strategi keseluruhan organisasi secara logis dan
bertautan. Struktur lebih spesifik mengikuti strategi, struktur perlu dimodifikasi untuk
mengakomodasikan dan mendukung perubahan, oleh karena itu struktur organisasi
dapat mempunyai efek yang mencolok pada anggotanya.
a. Spesialisasi Kerja
Hakikat spesialisasi kerja adalah tidak seluruh pekerjaan dilakukan oleh satu
individu, melainkan dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah, dan setiap langkah
dieselesaikan oleh individu yang berlainan. Pada hakikatnya, individu-individu
berspesialisasi dalam mengerjakan bagian kegiatan tertentu, bukannya mengerjakan
seluruh kegiatan.
b. Departementalisasi
Setelah memecah-mecah pekerjaan melalui spesialisasi, kita juga perlu
mengelompokkannya bersama sehingga tugastugas yang sama dapat dikoordinasi
dalam satu basis. Dasar pengelompokan bersama pekerjaan ini disebut dengan
departementalisasi (departemen-talizational). Salah satu dara paling populer untuk
mengelompokkan kegiatan adalah berdasarkan fungsi-fungsi yang dijalankannya.
c. Rantai Komando
Menurut Robbins-Timothy (2010: 219), pengertian rantai komando adalah suatu
garis wewenang tanpa putus dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan
menjalankan siapa bertanggung jawab kepada siapa. Konsep ini menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari karyawan seperti “saya harus menemui siapa jika punya
salah?” da”kepada siapa saya bertanggung jawab?”. Didalam pembahasan rantai
komando, ada dua konsep yang saling melengkapi, yaitu wewenang san kesatuan
komando.
d. Rentang Kendali
Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diarahkan secara efektif dan
efisien oleh seorang manajer dengan menentukan banyaknya tingkat dan manajer
yang harus dimiliki oleh suatu organisasi. Makin luas atau besar tentang itu, makin
efisien organisasi, tetapi dilain pihak rentang yang lebar mengurangi keefektifan.
Artinya bila sentang menjadi terlalu besar, kinerja karyawan dirugikan karena para
penyelia tidak lagi mempunyai cukup waktu member kepemimpinan dan dukungan.
e. Sentralisasi dan Desentralisas
Sentralisasi mengacu pada sampai tingkat mana pengambila keputusan
dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam organisasi. Konsep itu hanya mencakup
wewenang formal, yaitu hak-hak yang inheren (tertanam) dalam posisi seseorang.
Jika manajemen puncak mengambil keputusan utama organisasi dengan sedikit atau
tanpa masukan dari personil tingkat lebih bawah, maka organisasi itu
tersentralisasikan. Sedangkan desentralisasi adalah keleluasan keputusan dialihkan
kebawah, ke keryawan tingkat lebih rendah. Makin banyak personil tingkat lebih
bawah memberikan masukan atau lebih keleluasaan untuk mengambil keputusan.
Dalam desentralisasi tindakan dapat diambil lebih cepat untuk memecahkan
masalah, lebih banyak orang memberikan masukan kedalam keputusan, dan makin
kecil kemungkinan para karyawan merasa diasingkan dari mereka yang mengambil
keputusan menyangkut kerja mereka.
f. Formalisasi
Menurut Sagala (2007: 46), formalisasi mengacu sampai tingkat mana pekerjaan
dalam organisasi dilakukan. Jika suatu pekerjaan sangat diformalkan, maka
pelaksana pekerjaan itu mempunyai kuantitas keleluasaan yang minimum mengenai
apa yang harus dikerjakan, kapan dikerjakan, dan bagaimana seharusnya ia
mengerjakan. Dimana ada formalisasi yang tinggi, disitu terdapat uraian jabatan
yang eksplisit.
BENTUK DIFERENSIASI :
Diferensiasi Horisontal, merujuk pada tingkat diferensiasi antara unit-unit
berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat dari tugas yang mereka laksanakan dan
tingkat pendidikan dan pelatihannya. Semakin banyak jenis pekerjaan yang ada dalam
organisasi yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang istimewa, semakin
kompleks pula organisasi tersebut.
Diferensiasi Vertikal, merujuk pada kedalaman struktur. Makin banyak tingkatan
yang terdapat diantara top management dan tingkat hirarki yang paling rendah, makin
besar pula terjadinya distorsi dalam komunikasi dan makin sulit mengkoordinasi
pengambilan keputusan dari pegawai manajerial, serta makin sukar bagi top manajer
untuk mengawasi kegiatan bawahannya.
Diferensiasi Spasial, merujuk pada tingkat sejauh mana lokasi kantor, pabrik dan
personalia sebuah organisasi tersebar secara geografis. Diferensiasi dapat dilihat sebagai
perluasan dari dimensi horizontal dan vertical, artinya adalah mungkin untuk
memisahkan tugas dan pusat kekuasaan secara geografis. Pemisahan ini mencakup
penyebaran jumlah dan jarak.
b. FORMALISASI
Formalisasi yaitu sejauhmana organisasi menyandarkan dirinya pada peraturan
dan prosedur untuk mengatur perilaku dari para pegawainya. Formalisasi merujuk
pada tingkat sejauh mana pekejaan dalam organisasi itu distandarisasikan. Jika sebuah
pekerjaan sangat diformalisasikan maka pemegang pekerjaan itu hanya mempunyai
sedikit kebebasan mengenai apa yang harus dikerjakan, bilamana mengerjakannya dan
bagaimana harus melakukannya.
Dengan demikian formalisasi adalah suatu ukuran tentang
standarisasi.Formalisasi akan diukur dengan menentukan apakah organisasi tersebut
mempunyai manual mengenai kebijakan dan prosedur, menilai jumlah keistimewaan
peraturannya, melihat kembali uraian pekerjaan untuk melihat tingkat kerumitan. Jika
kita berbicara mengenai formalisasi maka kita merujuk pada peraturan tertulis
organisasi.
c. SENTRALISASI VS DESENTRALISASI
Sentralisasi, merujuk kepada tingkat dimana pengambilan keputusan
dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal di dalam organisasi. Konsentrasi yang tinggi
menyatakan adanya sentralisasi yang tinggi, sedangkan konsentrasi yang rendah
menunjukkan sentralisasi yang rendah atau yang disebut Desentralisasi. Dalam
Sentralisasi harus memperhatikan Sentralisasi hanya memperhatikan struktur formal
dan bukan dengan organisasi informal.
Hambatan sentralisasi :
— Hanya memperhatikan struktur formal.
— Memperhatikan kebebasan dalam pengambilan keputusan.
— Konsentrasi pada seseorang, unit atau tingkat.
— Kontrol dari top manajemen, tetapi keputusan tetap terletak pada anggota tingkat
rendah.
Keuntungan desentralisasi :
— setiap manajer mempunyai keterbatasan terhadap jumlah informasi
— Dapat menanggapi perubahan dengan cepat.
— Memberi masukan lebih rinci bagi pengambil keputusan.
— Memotivasi pegawai untuk memberi kesempatan dlm pengambilan keputusan.
— Memberi peluang pelatihan bagi manajer tingkat rendah.
Keuntungan sentralisasi :
— Keputusan komprehensif yang akan diambil.
— Penghematan dan lebih efektif
6. Jenis-jenis Struktur Organisasi pada Perusahaan
a. Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure Organization)
Struktur organisasi fungsional merupakan jenis struktur organisasi ini yang paling
umum digunakan oleh sebuah organisasi atau perusahaan. Dalam struktur organisasi
fungsional, pembagian kerjanya kemudian dilakukan berdasarkan pada fungsi masing-
masing manajemen.
Inilah yang menyebabkan jenis struktur organisasi ini sangat tepat diterapkan
pada sebuah organisasi maupun perusahaan yang hanya menghasilkan beberapa jenis
produk atau jasa layanan.
Kelebihan jenis struktur organisasi ini adalah dapat menekan biaya operasional
perusahaan, dan memudahkan tim manajerial untuk melakukan pengawasan dan evaluasi
pada kinerja karyawan.
Jenis struktur organisasi ketiga yang akan kita bahas adalah struktur organisasi
lini. Dalam struktur organisasi lini, hubungan antara atasan dengan bawahan terjadi
secara langsung dan vertikal.
Dimana sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan karyawan dengan jabatan
terendah dalam struktur organisasi ini dihubungkan dengan garis komando atau garis
wewenang.
Itulah sebabnya, jenis struktur organisasi ini juga lebih dikenal dengan struktur
organisasi militer. Kelebihan menggunakan struktur organisasi lini adalah kesatuan
pimpinan terletak pada satu orang.
Jenis struktur organisasi ini adalah penggabungan antara beberapa kombinasi dari
struktur organisasi lini dengan asas komando, akan tetapi tugas pimpinan dibantu oleh
beberapa staff.
Setiap staff pada struktur organisasi lini dan staff memiliki peran dalam
memberikan saran, masukan, bantuan pikiran, ide-ide dan gagasan baru, serta data-data
informasi yang dibutuhkan oleh pimpinannya.
Struktur organisasi lini dan staff sangat cocok diterapkan pada perusahaan
berskala kecil karena memiliki kelebihan yaitu pada tingginya disiplin moral para
karyawan sesuai dengan deskripsi tugasnya masing-masing. Akan tetapi, solidaritas para
karyawannya masih kurang karena banyak dari mereka yang tidak saling mengenal satu
sama lain.
Struktur organisasi jenis ini sering juga dikenal dengan nama struktur organisasi
proyek karena setiap karyawan pada unit kerja struktur organisasi fungsional harus
mengerjakan proyek-proyek organisasi yang dibebankan kepadanya.
Jenis struktur organisasi terakhir yang lazim digunakan oleh perusahaan adalah
struktur organisasi komite. Dalam struktur organisasi ini, setiap tugas kepemimpinan dan
tugas-tugas khusus lainnya harus dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan secara
kolektif oleh sekelompok pejabat yang berupa dewan atau komite.
B. Desain Organisasi
1. Desain organisasi
Desain organisasi menunjukkan keseluruhan struktur organisasi. DR.Fikri
merencanakan untuk merombak dan membentuk kembali struktur dasar dari fakultas
ekonomi itu. Hasil dari usahanya akan menjadi sebuah struktur baru dari tugas-tugas
dan hubungan wewenang yang ia yakin akan menampung perilaku individu dan
kelompok menuju tingkat prestasi yang lebih tinggi dari fakultas ekonomi itu.
Menurut Robbins dan Coulter (2007), struktur organisasi adalah kerangka kerja
formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi,
dikelompokkan dan dikoordinasikan.
Menurut Hasibuan (2004), struktur organisasi adalah suatu diagram yang
menggambarkan tipe organisasi, perdepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis
wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab,
rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Struktur organisasi pada hakikatnya adalah suatu cara untuk menata unsur-unsur dalam
organisasi dengan sebaik-baiknya, demi mencapai berbagai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada organisasi yang berbentuk mechanistic, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya tingkat
formalisasi yang tinggi, tingkat sentralisasi
Didalam merancang struktur organisasi, kita harus memahami setiap dasar-dasar atau
unsur apa saja yang harus di perhatikan. Dari semua unsur yang telah kita deskripsikan
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam merancang struktur organisasi selain
pimpinan juga harus melibatkan anggota/karyawan sampai tingkat yang paling bawah.
Namun tidak menutup kemungkinan kita akan menjumpai kendalakendala yang diakibatkan
struktur organisasi yang kita rancang, mungkin karena masalah spesialisasi kerja,
departementalisasi, rantai komando, rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi ataupun
formalisasi. Karena pasti setiap unsur-unsur tersebut seiring berjalannya waktu akan
dijumpai kelemahan-kelemahan unsur tersebut.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Candra. 2017. Perilaku Organisasi. Medan : Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan
Indonesia (LPPPI).
Eriyanto dkk. 2017. Perilaku Organisasi Dan Kepemimpinan Pesantren. Malang : Inteligensia
Media.