Anda di halaman 1dari 7

Jurnal MONEX vol. 7 No.

2 Juni 2018 p-ISSN:2089-5321


e-ISSN:2549-5046

PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI DAN ANALISIS JABATAN


TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI
(Studi pada SMK SMTI Kementerian Perindustrian di Indonesia)

Andhi Sukma Hanafi1, Saiful Bahri2 dan M. Shabri Abd. Majid3


email: 4ndh15ukma@gmail.com , saiful.bahri511@gmail.com , mshabri@unsyiah.ac.id
1,2,3)
Universitas Syiah Kuala, Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jl. Tgk. Syech Abdul
Rauf, Kopelma Darussalam,Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, 23111, Indonesia

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pelaksanaan pembayaran tunjangan kinerja pegawai Sekolah
Menengah Kejuruan-Sekolah menengah Teknologi Industri (SMK SMTI) Kementerian Perindustrian di
Indonesia. Pembayaran tunjangan kinerja pegawai dipengaruhi oleh grade jabatan yang disusun oleh
manajemen dituangkan dalam struktur organisasi dan analisa jabatan pada SMK SMTI Kementerian
Perindustrian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, adapun objek penelitian ini adalah struktur
organisasi (X1), analisis jabatan (X2) dan Motivasi Kerja (Y). Sedangkan subjek penelitian ini adalah
SMK SMTI Kementerian Perindustrian di Indonesia. Berdasarkan hasil pengolahan data dan interprestasi
data pada masing-masing variabel disimpulkan hasil penelitian: (1) Struktur organisasi pada SMK SMTI
Kementerian Perindustrian sudah sangat baik, (2) Analisis jabatan pada SMK SMTI Kementerian
Perindustrian sudah baik, (3) Motivasi kerja pada SMK SMTI Kementerian Perindustrian sudah sangat
baik, (4) Terdapat pengaruh positif dengan tingkat signifikansi 0,609 antara variabel struktur organisasi
terhadap variabel motivasi kerja, sehingga setiap ada perbaikan dalam struktur organisasi akan
mengakibatkan peningkatan motivasi kerja, (5) Terdapat pengaruh positif dengan tingkat signifikansi
0,332 antara variabel analisis jabatan terhadap variabel motivasi kerja, sehingga setiap ada perbaikan
dalam analisis jabatan akan mengakibatkan peningkatan motivasi kerja.

Kata kunci : Motivasi Kerja, Analisis Jabatan, Struktur Organisasi

1. Pendahuluan Tim reformasi birokrasi Kementerian


Reformasi birokrasi merupakan salah Perindustrian bertugas untuk menciptakan
satu upaya pemerintah untuk mencapai good birokrasi pemerintah yang profesional
governance dan melakukan pembaharuan dilingkungan Kementerian Perindustrian
dan perubahan mendasar terhadap sistem sesuai dengan tujuan reformasi birokrasi
penyelenggaraan pemerintah terutama yang telah ditetapkan. Reformasi birokrasi
menyangkut aspek-aspek kelembagaan, yang dilakukan pada Kementerian
ketatalaksanaan dan sumber daya manusia Perindustrian meliputi sembilan area
aparatur (Perpres Nomor 81/2010)[1]. Tujuan perubahan (manajemen perubahan,
reformasi birokrasi adalah untuk penguatan pengawasan, penguatan
menciptakan birokrasi pemerintah yang akuntabilitas kinerja, penataan organisasi,
profesional dengan karakteristik, penataan tata laksana, penataan sistem
berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas dan manajemen sumber daya manusia (SDM)
bersih KKN, mampu melayani publik, aparatur, penataan peraturan perundang-
netral, sejahtera, berdedikasi dan memegang undangan, peningkatan kualitas pelayanan
teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur publik, dan quick wins.
negara. Upaya Kementerian Perindustrian Sekolah Menengah Kejuruan-Sekolah
dalam melaksanakan reformasi birokrasi Menengah Teknologi Industri (SMK SMTI)
adalah membentuk tim kerja reformasi sebagai unit pelaksana pendidikan
birokrasi Kementerian Perindustrian dilingkungan Kementerian Perindustrian
(Kepmenperin Nomor 250/M-IND/Kep/3/ juga berkewajiban untuk melaksanakan
2016)[2]. program reformasi birokrasi dilingkungan
Kementerian Perindustrian. Dalam penataan
385
Jurnal MONEX vol. 7 No. 2 Juni 2018 p-ISSN:2089-5321
e-ISSN:2549-5046

organisasi yang dilakukan oleh tim c. Inisiatif, merupakan keinginan/prakarsa


reformasi birokrasi sangat erat hubungannya dari pegawai untuk melaksanakan
dalam penetapan struktur organisasi SMK pekerjaan.
SMTI di Indonesia. Sedangkan dalam d. Hubungan kerja, merupakan hubungan
penataan sistem sumber daya manusia kerja antara pimpinan dan pegawai.
aparatur mencakup ruang lingkup analisis e. Pengorbanan, merupakan pengakuan dan
jabatan masing-masing pegawai SMK SMTI penghargaan yang diberikan kepada
di Indonesia. Dalam penataan sistem pegawai yang telah melaksanakan
manajemen SDM aparatur SMK SMTI pekerjaan.
berpedoman pada Permenperin Nomor Struktur organisasi dapat diartikan
98/M-IND/Per/11/2015[3]. sebagai kerangka kerja formal organisasi
Sebagai kelanjutan dalam pelaksanaan yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas
Permenperin Nomor 98/M- pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan dan
IND/Per/11/2015, pegawai SMK SMTI di dikoordinasikan (Robbins, 2008)[6]. Struktur
Indonesia memperoleh tunjangan atas organisasi yang dimaksud adalah struktur
kinerjanya yang diukur berdasarkan sasaran organisasi SMK SMTI yang berpengaruh
kerja pegawai dan produktifitas kerjanya. terhadap penentuan grade pegawai.
Namun yang paling mendasar adalah Menurut Kates dan Galbraith (2007)[7],
penentuan grade jabatan oleh pihak Struktur organisasi adalah proses meninjau
manajemen, yang sangat dipengaruhi oleh dan mengkonfigurasi struktur, proses,
struktur organisasi dan analisis jabatan yang sistem penghargaan, dan aktivitas orang
sudah dilakukan. Dalam penelitian ini akan atau individu untuk menciptakan suatu
dibahas lebih lanjut mengenai bagaimana organisasi yang efektif yang mampu
tingkat motivasi kerja pegawai yang mencapai strategi bisnis. Menurut Wahjono
dipengaruhi oleh struktur organisasi dan (2010)[8] ada empat bagian sebagai elemen
analisis jabatan pada SMK SMTI di ataupun unsur untuk membangun struktur
Indonesia. organisasi, yaitu pembagian kerja,
Motivasi kerja adalah suatu kondisi departemenalisasi, hirarki dan koordinasi.
yang menyebabkan pegawai melakukan Menurut Ardana (2008)[9] ada dua faktor
pekerjaan untuk mencapai kebutuhan yang yang mempengaruhi motivasi yaitu motivasi
memberi kepuasan kepada pegawai dan intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan intrinsik merupakan motivasi yang berasal
organisasi. (Bangun, 2012)[4]. Motivasi kerja dari rangsangan di dalam perusahaan. Pada
yang dimaksud adalah bagaimana pegawai umumnya karakteristik individu turut
SMK SMTI di Indonesia dalam melakukan mempengaruhi bagaimana orang menilai
pekerjaan untuk mencapai kebutuhan dalam apa yang diperolehnya dari rangsangan
hal ini tunjangan kinerja dan pengaruhnya dalam perusahaan. Motivasi ekstrinsik
terhadap pencapaian tujuan organisasi. diwujudkan dalam bentuk rangsangan dari
Menurut Rizka (2015)[5], bahwa yang luar yang bertujuan menggerakkan individu
menjadi indikator motivasi kerja seseorang untuk melakukan suatu aktifitas yang
terdiri atas: mutu pekerjaan meningkat, membawa manfaat kepada individu itu
tugas sesuai kemampuan, inisiatif kerja sendiri. Motivasi ekstrinsik ini dapat
tinggi, hubungan kerja antara pimpinan dan dirangsang dalam bentuk-bentuk seperti
pegawai, pengorbanan yang diberikan gaji, lingkungan kerja, hubungan antar
pegawai. Berdasarkan penjelasan diatas, manusia, kebijakan atau peraturan
maka indikator motivasi kerja, dijelaskan: perusahaan, pimpinan atau supervisi.
a. Mutu pekerjaan, merupakan peningkatan Tujuan lebih nyata adanya desain
hasil pekerjaan baik secara kuantitas dan struktur organisasi yakni dapat
kualitas. mempengaruhi motivasi dan komitmen
b. Pelaksanaan tugas, merupakan anggota untuk mencapai tujuan organisasi
kemampuan yang harus dimiliki untuk (Philip, 2000)[10]. Desain organisasi
melaksanakan tugas/pekerjaan. memunyai implikasi-implikasi penting pada

386
Jurnal MONEX vol. 7 No. 2 Juni 2018 p-ISSN:2089-5321
e-ISSN:2549-5046

manfaat kompetitif perusahaan dimana salah jabatan (job analysis) merupakan suatu
satunya untuk meningkatkan koordinasi dan proses yang sistematik untuk mengetahui
motivasi para pekerja (Wisnu, 2005)[11]. mengenai isi dari suatu jabatan (job content)
Indikator struktur organisasi menurut yang meliputi tugas-tugas, pekerjaan-
Robbins (2008)[6], adalah spesialisasi pekerjaan, tanggung jawab, kewenangan,
pekerjaan, departementalisasi, rantai dan kondisi kerja, dan mengenai syarat-
komando, rentang kendali, sentralisasi dan syarat kualifikasi yang dibutuhkan (job
desentralisasi, dan formalisasi. Adapun requirements) seperti pendidikan, keahlian,
indikator yang akan digunakan dalam kemampuan, pengalaman kerja dan lain-
penelitian ini adalah sebagai berikut: lain, agar seseorang dapat menjalankan
a. Spesialisasi pekerjaan, adalah sejauh tugas-tugas dalam suatu jabatan dengan baik
mana tugas-tugas dalam organisasi (Sofyandi, 2008)[12].
dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan Adapun indikator yang digunakan
tersendiri. dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
b. Departementalisasi, dasar yang dipakai a. Wewenang, merupakan hak dan
untuk mengelompokkan pekerjaan secara kekuasaan untuk mengajukan pendapat
bersama-sama. Departementalisasi dapat dan mengambil keputusan atau tindakan
berupa proses, produk, geografi, dan yang diperlukan dalam melaksanakan
pelanggan. pekerjaan yang melekat dalam suatu
c. Rantai komando, garis wewenang yang jabatan. Kewenangan harus
tanpa putus yang membentang dari terdefinisikan dengan jelas, tidak
puncak organisasi ke eselon paling overlapping dengan jabatan lain, dan
bawah dan menjelaskan siapa sesuai dengan jabatan pegawai.
bertanggung jawab kepada siapa. b. Tanggung jawab, merupakan kesadaran
d. Rentang kendali, jumlah bawahan yang pegawai akan tingkah laku atau
dapat diarahkan oleh seorang perbuatan baik dalam melaksanakan
Koordinator Kegiatan secara efisien dan pekerjaan, sebagai perwujudan kesadaran
efektif. akan kewajiban.
e. Formalisasi, sejauh mana pekerjaan- c. Kondisi kerja, merupakan serangkaian
pekerjaan di dalam organisasi dibakukan kondisi atau keadaan lingkungan kerja
dalam bentuk Standar Operasional Kerja pada instansi yang menjadi tempat
(SOP). bekerja dari para pegawai yang bekerja.
Analisis jabatan adalah suatu bentuk Yang dimaksud kondisi kerja yang baik
pengembangan uraian terperinci dari tugas- yaitu kondisi yang nyaman dan
tugas yang harus dilakukan dalam suatu mendukung pegawai untuk
jabatan, penentuan hubungan dari suatu melaksanakan pekerjaan. Adapun yang
jabatan dengan jabatan lain yang ada, dan mendukung pelaksanaan pekerjaan
penentuan tentang pengetahuan, pegawai dapat berupa
keterampilan dan kemampuan-kemampuan peraturan/kebijaksanaan dan koordinasi
lain yang diperlukan pegawai untuk dalam melaksanakan pekerjaan.
melakukan pekerjaan secara efektif dan d. Fasilitas kerja, merupakan segala
efisien (Robbins, 2008)[6]. Analisis jabatan sesuatu yang terdapat dalam instansi
disini merupakan analisis jabatan pegawai yang bisa dinikmati oleh pegawai,
SMK SMTI di Indonesia untuk sebagai kebutuhan pelaksanaan
melaksanakan pekerjaan secara efektif dan pekerjaan dan mendukung kelancaran
efisien. pelaksanaan pekerjaan.
Analisis jabatan merupakan hal yang e. Standar hasil kerja, merupakan target,
perlu dilakukan oleh organisasi sebagai sasaran, atau tujuan kerja pegawai dalam
dasar dalam penentuan strategi sumber daya ukuran waktu tertentu. Standar hasil
manusia yang tepat dalam menghadapi kerja dalam pelaksanaannya harus
perkembangan organisasi yang semakin disesuaikan dengan target yang akan
dinamis (Robbins, 2008)[6]. Definisi analisis

387
Jurnal MONEX vol. 7 No. 2 Juni 2018 p-ISSN:2089-5321
e-ISSN:2549-5046

dicapai dalam suatu pekerjaan dan dapat


diukur dengan waktu tertentu.
f. Pendidikan, merupakan pendidikan
formal, yaitu kegiatan yang sistematis,
bertingkat/berjenjang, dimulai dari
sekolah dasar sampai dengan perguruan
tinggi dan yang setaraf dengannya.
Tingkat/jenjang pendidikan pegawai
harus disesuaikan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
g. Pelatihan, merupakan proses melatih Gambar 1. Model Penelitians
pegawai agar dapat meningkatkan Keterangan:
kemampuan pegawai dalam menunjang SO = Struktur Organisasi
pelaksanaan pekerjaan. AJ = Analisis Jabatan
h. Kompetensi, merupakan kemampuan MK = Motivasi Kerja
pegawai yang berupa pengetahuan,
keahlian, ketrampilan, dan minat untuk Populasi menurut Sujarweni (2012)[13]
menunjang pekerjaan secara efektif. didefinisikan sebagai wilayah generalisasi
Dari uraian masalah diatas, maka tujuan yang terdiri atas objek atau subjek yang
dari penelitian ini adalah: mempunyai kualitas dan karakteristik
H1 Mendeskripsikan struktur organisasi tertentuyang ditetapkan oleh peneliti untuk
pada SMK SMTI di Indonesia. dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
H2 Mendeskripsikan analisis jabatan pada Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
SMK SMTI di Indonesia. pegawai pada SMK SMTI di Indonesia
H3 Mendeskripsikan motivasi kerja berjumlah 339 pegawai.
pegawai SMK SMTI di Indonesia. Teknik pengambilan sampel dalam
H4 Menguji pengaruh dan tingkat penelitian ini menggunakan multistage
signifikan antara struktur organisasi sampling. Metode ini merupakan bentuk
terhadap motivasi kerja pegawai SMK kompleks dari metode cluster sampling.
SMTI di Indonesia. Multistage sampling dilakukan karena
H5 Menguji pengaruh dan tingkat sumber data tersebar pada enam propinsi di
signifikan antara analisis jabatan seluruh Indonesia. Sedangkan sampel
terhadap motivasi kerja pegawai SMK ditentukan dengan menggunakan rumus
SMTI di Indonesia. slovin (Sanusi, 2011)[14] sehingga diperoleh
jumlah sampel sebanyak 183 pegawai.
2. Metode Penelitian Uji validitas dengan uji convergent
Penelitian ini menggunakan metode validitas, yaitu menguji konstruk (indikator)
deskriptif, dengan tujuan utama agar dapat apakah memiliki proporsi variance yang
memberikan gambaran atau deskripsi tinggi atau tidak. Adapun kriteria yang
keadaan struktur organisasi, analisis jabatan, harus dipenuhi adalah loading factor atau
dan motivasi kerja pada SMK SMTI di standardized loading estimate > 0,500.
Indonesia secara obyektif. Loading factor yang digunakan untuk
Untuk menganalisis data digunakan mengukur kontribusi masing-masing
Structural Equation Modeling (SEM) indikator bila nilainya diatas 0,500 maka
menggunakan software AMOS 20 dalam dikatakan indikator itu cukup representative
model dan pengujian hipotesis. Model untuk menerangkan unobserved
penelitian menggunakan AMOS seperti variabelnya.
terlihat pada Gambar 1. Uji Reliabilitas adalah ukuran mengenai
konsistensi internal dari indikator-indikator
sebuah konstruk yang menunjukkan derajat
sampai dimana masing-masing indikator itu
mengindikasikan sebuah konstruk/ faktor
laten yang umum. Dengan kata lain
388
Jurnal MONEX vol. 7 No. 2 Juni 2018 p-ISSN:2089-5321
e-ISSN:2549-5046

bagaimana hal-hal yang spesifik saling • TLI (Tucker Lewis Index), merupakan
membantu dalam menjelaskan sebuah incremental index yang membandingkan
fenomena yang umum. Construct Reliability sebuah model yang diuji terhadap sebuah
diperoleh melalui rumus berikut (Ferdinand, baseline model, dimana nilai yang
2006)[15]. direkomendasikan sebagai acuan untuk
Uji normalitas data dengan normalitas diterimanya sebuah model adalah > 0,90.
univariate dan multivariate, yaitu • CFI (Comparative Fit Index), dimana
menganalisis tingkat normalitas data yang bila mendekati 1, mengindikasi tingkat
digunakan dalam penelitian ini. Univariate fit yang paling tinggi. Nilai yang
melihat nilai CR pada Skewness diharapkan direkomendasikan adalah CFI lebih besar
disekitar ± 2.58. Bila ada nilai diluar angka atau sama dengan 0,90.
tersebut bisa ditoleransi apabila nilai Alat ukur dalam penelitian ini
Multivariatenya masih disekitar ± 2.58 menggunakan Skala Likert dengan
Uji fit model, dilakukan untuk menguji memberikan nilai skor terhadap alternatif
apakah sebuah model dapat diterima atau jawaban yang telah disediakan pada masing-
ditolak (Ferdinand, 2006)[15], dengan masing pertanyaan dalam kuisioner yang
beberapa indeks kesesuaian dan cut-off berkaitan dengan variabel eksogen yaitu
value. struktur organisasi dan analisis jabatan,
• C2 – Chi-Square statistic, semakin kecil sedangkan variabel endogen yaitu motivasi
nilai C2 semakin baik model itu, dan kerja. Nilai Skala Likert tersebut adalah
diterima berdasarkan probabilitas dengan seperti terlihat pada Tabel 1.
cut-off value sebesar p>0,05 atau Tabel 1. Skala Likert
p>0,010. Alternatif Skala
• RMSEA (The Root Mean Square Error Sangat Setuju (SS) 5
of Approximation), merupakan ukuran Setuju (S) 4
yang mencoba memperbaiki Kurang Setuju (KS) 3
kecenderungan statistic chi-square Tidak Setuju (TS) 2
menolak model dengan jumlah sampel Sangat Tidak Setuju (STS) 1
yang besar. Nilai RMSEA antara 0,05 Uji hipotesis deskriptif dilaksanakan
sampai 0,08 merupakan ukuran yang dengan melihat nilai mean dari data hasil
dapat diterima. Model cocok untuk penelitian. Melalui angka mean tersebut
menguji model konfirmantori atau akan diketahui sejauh mana derajat persepsi
competing model strategy dengan jumlah responden atas variabel-variabel yang
besar. menjadi indikator dalam penelitian ini.
• GFI (Goodness of Fit Index), adalah Untuk menjelaskan masing-masing variabel
ukuran non statistical yang mempunyai tersebut, akan digunakan tabel kategorikal
rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai seperti yang tertera pada Tabel 2.
Tabel 2. Rentang Kategorikal Deskriptif
dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi
Rentang Nilai Kategori
dalam indeks ini menunjukkan sebuah
4,20 – 5,00 Sangat Baik
“goodfit” adalah > 0,90. 3,40 – 4,19 Baik
• AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index), 2,60 – 3,39 Netral
dimana tingkat penerimaan yang 1,80 – 2,59 Tidak Baik
direkomendasikan adalah bila AGFI 1,00 – 1,79 Sangat Tidak Baik
mempunyai nilai sama dengan atau lebih
besar dari 0,90. Tabel kategorikal diatas menggunakan
• CMIN/DF, adalah The Minimum Sample rentang atau interval 0,8 yang didapat dari
Discrepancy Function yang dibagi pengurangan nilai terbesar pada Skala
dengan degree of freedom. CMIN/DF Likert 5 dan nilai terkecil 1 dibagi dengan
tidak lain adalah statistik chi-square(x2) jumlah kategorisasi itu sendiri 5,
relatif. Bila nilai x2 relatif kurang dari (Sujarweni, 2012)[13].
2,0 atau 3,0 adalah indikasi dari Sedangkan untuk menguji pengaruh
acceptable fit antara model dan data. antara variabel eksogen yaitu struktur
389
Jurnal MONEX vol. 7 No. 2 Juni 2018 p-ISSN:2089-5321
e-ISSN:2549-5046

organisasi dan analisis jabatan terhadap memiliki rata-rata antara 4,20-5,00 (sangat
variabel endogen yaitu motivasi kerja, baik). Sedangkan untuk indikator
peneliti menggunakan AMOS. Uji hipotesis pengorbanan memiliki rata-rata antara 3,40-
verifikatif dilaksanakan dengan melihat nilai 4,19 (baik). Adapun rata-rata dari seluruh
Critical Ratio (CR) dan Probability (P). indikator motivasi kerja mencapai nilai 4,43
Apabila nilai CR > 1,96 dan nilai P < 0,05, sehingga motivasi kerja pada SMK SMTI di
maka dapat dikatakan terdapat pengaruh Indonesia dinilai sudah sangat baik (tinggi).
antar variabel yang diuji. Sedangkan nilai
pengaruh dapat dilihat dari nilai estimate. H4 Pengaruh dan tingkat signifikan
Jika nilai CR < 1,96 dan nilai P > 0,05, antara struktur organisasi terhadap
maka H0 diterima dan Ha ditolak. Jika nilai motivasi kerja pegawai SMK SMTI
CR > 1,96 dan nilai P < 0,05, maka H0 di Indonesia.
ditolak dan Ha diterima. Pengaruh dan tingkat signifikansi antara
struktur organisasi terhadap motivasi kerja
3. Hasil dan Pembahasan dapat dilihat pada Tabel 3.
H1 Struktur organisasi pada SMK Tabel 3. Hasil analisa menggunakan AMOS
SMTI di Indonesia. Uraian C.R P Beta
Struktur organisasi pada SMK SMTI di SO  MK 4,331 *** 0,609
Indonesia dipersepsikan secara positif oleh *** Tingkat signifikansi < 0,001
responden. Hal ini dapat dilihat dari
indikator spesialisasi pekerjaan, Nilai C.R. = 4,331 > 1,96 dan nilai P =
departementalisasi, rantai komando, rentang *** < 0,05 sehingga Ha Diterima. Terdapat
kendali, dan formalisasi yang memiliki rata- pengaruh antara variabel independen
rata antara 4,20-5,00 (sangat baik). Adapun struktur organisasi terhadap variabel
rata-rata dari seluruh indikator struktur dependen motivasi kerja, adapun tingkat
organisasi mencapai nilai 4,38 sehingga signifikan hubungan antara struktur
struktur organisasi pada SMK SMTI di organisasi terhadap motivasi kerja senilai
Indonesia dinilai sudah sangat baik. 0,609 (setiap ada perbaikan dalam struktur
organisasi akan mengakibatkan peningkatan
H2 Analisis jabatan pada SMK SMTI di motivasi kerja). Dengan demikian untuk H4
Indonesia. yang menyatakan struktur organisasi
Analisis jabatan pada SMK SMTI di berpengaruh secara signifikan terhadap
Indonesia dipersepsikan secara positif oleh motivasi kerja pegawai SMK SMTI di
responden. Hal ini dapat dilihat dari Indonesia dapat diterima. Hasil penelitian
indikator tanggung jawab, standar hasil ini konsisten dengan penelitian yang
kerja, dan kompetensi yang memiliki rata- dilakukan Rizka (2015)[5], dimana hasil
rata antara 4,20-5,00 (sangat baik). penelitian menunjukkan bahwa struktur
Sedangkan untuk indikator wewenang, organisasi berpengaruh signifikan terhadap
kondisi kerja, fasilitas kerja, pendidikan, motivasi kerja
dan pelatihan memiliki rata-rata antara 3,40-
4,19 (baik). Adapun rata-rata dari seluruh H5 Pengaruh dan tingkat signifikan
indikator analisis jabatan mencapai nilai antara analisis jabatan terhadap
4,14 sehingga analisis jabatan pada SMK motivasi kerja pegawai SMK SMTI
SMTI di Indonesia dinilai sudah baik. di Indonesia.
Pengaruh dan tingkat signifikansi antara
H3 Motivasi kerja pegawai SMK SMTI analisis jabatan terhadap motivasi kerja
di Indonesia. dapat dilihat pada Tabel 4.
Motivasi kerja pada SMK SMTI di Tabel 4. Hasil analisa menggunakan AMOS
Indonesia dipersepsikan secara positif oleh Uraian C.R P Beta
responden. Hal ini dapat dilihat dari AJ  MK 3,783 *** 0,332
indikator mutu pekerjaan, pelaksanaan *** Tingkat signifikansi < 0,001
tugas, inisiatif, dan hubungan kerja yang

390
Jurnal MONEX vol. 7 No. 2 Juni 2018 p-ISSN:2089-5321
e-ISSN:2549-5046

Nilai C.R. = 3,783 > 1,96 dan nilai P = [4] Bangun, W. (2012). Manajemen
*** < 0,05 sehingga Ha Diterima. Terdapat Sumber Daya Manusia. Jakarta :
pengaruh antara variabel independent Gelora Penerbit Erlangga.
analisis jabatan terhadap variabel dependen [5] Rizka, N. Yusuf, R. Majid, M.S.A.
motivasi kerja, adapun tingkat signifikan (2015). Pengaruh struktur organisasi
hubungan antara analisis jabatan terhadap dan analisis jabatan terhadap motivasi
motivasi kerja senilai 0,332 (setiap ada kerja dan dampaknya pada kinerja
perbaikan dalam analisis jabatan akan sekretariat Majelis Permusyawaran
mengakibatkan peningkatan motivasi kerja). Ulama (MPU) Aceh. Jurnal
Dengan demikian untuk H5 yang Manajemen Pascasarjana Universitas
menyatakan analisis jabatan berpengaruh Syiah Kuala, ISSN 2302-0199, pp 1-9.
secara signifikan terhadap motivasi kerja [6] Robbins, S., dan Timothy A. J. (2008).
pegawai SMK SMTI di Indonesia dapat Perilaku Organisasi, Organizational
diterima. Hasil penelitian ini konsisten Behaviour. Buku Terjemahan. Jakarta:
dengan penelitian yang dilakukan Gramedia.
Wulandari (2011) dan Rizka (2015)[5], [7] Kates, A. and Galbraith, J.R. (2007).
dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa Designing your organization: Using
analisis jabatan berpengaruh signifikan the star model to solve 5 critical design
terhadap motivasi kerja challenge. First edition. USA: Jossey-
Bass Publisher.
4. Kesimpulan [8] Wahjono, S , I. (2010). Perilaku Orga-
Struktur organisasi, Analisis jabatan, nisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Motivasi kerja pada SMK SMTI di [9] Ardana, Komang. Dkk. (2008).
Indonesia dipersepsikan secara positif oleh Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta:
responden. Hal ini dapat dilihat dari Graha Ilmu.
indikator yang memiliki rata-rata yang baik. [10] Philip, S. (2000). Mendesain Organi-
Pengaruh dan tingkat signifikansi antara sasi. Jakarta: Pustaka Binaman
struktur organisasi terhadap motivasi kerja Pressindo.
memperoleh hasil yang menunjukkan bahwa [11] Wisnu, D., Nurhasanah, S. (2005).
struktur organisasi berpengaruh signifikan Teori Organisasi, Struktur dan
terhadap motivasi kerja. Pengaruh dan Desain. Malang: UMM Press.
tingkat signifikansi antara analisis jabatan [12] Sofyandi, H. (2008). Manajemen
terhadap motivasi kerja memperoleh hasil Sum-ber Daya Manusia. Edisi
yang menunjukkan bahwa analisis jabatan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
berpengaruh signifikan terhadap motivasi [13] Sujarweni, V.W dan Endrayanto, P.
kerja. (2012). Statistika Untuk Penelitian.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
5. Daftar Pustaka [14] Sanusi, A. (2011). Metode Penelitian
[1] Peraturan Presiden Nomor 81 tahun Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
2010 tentang Grand Design Reformasi [15] Ferdinand, A. (2006). Structural
Birokrasi 2010-2025. Equation Modeling dalam Penelitian
[2] Keputusan Menteri perindustrian Manajemen. Semarang: Universitas
nomor 250/M-IND/Kep/3/2016 tentang Diponegoro.
Pem-bentukan Tim Reformasi
Birokrasi Kementerian Perindustrian.
[3] Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
98/M-IND/PER/11/2015 tentang
Meka-nisme Pemberian Tunjangan
Kinerja Bagi Pegawai di Lingkungan
Kementerian Perindustrian

391

Anda mungkin juga menyukai