Anda di halaman 1dari 3

DISKUSI 8 MANAJEMEN PERUBAHAN

TRI HANDAYANINGSIH

041202813

Materi diskusi:

1. Berikan penjelasan tentang kebaruan dan nilai manfaat dari inovasi.


2. Apakah Anda setuju bahwa kesamaan antara inovasi, kreatifias, dan invensi adalah pada
kebaruan? Jelaskan.
3. Terletak pada apa perbedaan dari ketiganya (inovasi, kreatifitas, dan invensi)? Jelaskan dengan
contoh.

Jawab:

1. Dikatakan bahwa kebaruan adalah inti dari inovasi. Sedangkan komponen inti yang kedua adalah
nilai manfaat. Setiap inovasi harus memberi nilai manfaat paling tidak bagi perusahaan yang
berinovasi. Dengan inovasi misalnya perusahaan diharapkan mampu memperbaiki daya saing
baik dalam lingkup pasar domestik maupun pasar global.
Kebaruan adalah sebuah tema penting khususnya bagi perusahaan yang baru berdiri (new start-
up), perusahaan yang hendak memasuki pasar baru (new entry), perusahaan yang hendak
memperbaiki proses aktivitas (new organization) dan bahkan bagi perusahaan yang mengalami
kegagalan dan hendak menyehatkan diri (organizational renewal). Mengadopsi hal-hal baru
merupakan sebuah keharusan bagi perusahaan-perusahaan seperti tersebut di atas jika ingin
tetap bertahan hidup dan bisa bersaing dalam kancah lingkungan yang sangat dinamis. Inovasi
yang di dalamnya melibatkan unsur kebaruan dengan demikian merupakan salah satu bentuk
solusi yang sangat disarankan bagi tipikal perusahaan di atas. Baru dalam hal ini bisa berupa
produk, jasa, metode produksi, membuka pasar baru, pasokan (supply), atau manajemennya
baru (Johanessen et al. 2001). Berdasarkan unsur kebaruan dalam inovasi, secara umum inovasi
biasanya dibedakan menjadi 4 macam yakni inovasi produk, jasa, proses dan administrasi atau
manajemen (Damanpour, 1987; 1991; 1996; Van de Ven, 1986)
Sejauh ini literature-literature inovasi menunjukkan bahwa kebaruan dalam inovasi tidak harus
semuanya serba baru. Bisa saja yang baru hanya sebagiannya saja misalnya hanya kemasannya
saja yang baru sementara isinya sama seperti sebelumnya.
Ravichandran mendefinisikan adopsi sebagai membeli atau meminjam inovasi untuk digunakan
oleh sebuah organisasi di mana inovasi tersebut telah dilakukan sebelumnya di tempat lain atau
organisasi lain dan telah menunjukkan nilai manfaat lebih baik dari kondisi sebelumnya.
Nilai manfaat inovasi, Jika kita menilik alasan sebuah perusahaan melakukan inovasi yakni agar
bisa bertahan hidup atau agar bisa bersaing dengan perusahaan lain maka inovasi sesungguhnya
lebih ditujukan untuk kepentingan eksternal yakni untuk kepentingan pasar. Dengan inovasi,
diharapkan pasar merespon secara positif apa yang dilakukan perusahaan. Bagi organisasi
bersangkutan tujuan akhirnya bukanlah sekedar organisasinya yang baru tetapi pada akhirnya
diharapkan pula agar dengan kebaruan tersebut ujungujungnya kinerja perusahaan menjadi
lebih baik.
2. Saya setuju dengan pernyataan bahwa kesamaan antara inovasi, kreatifias, dan invensi adalah
pada kebaruan
- Inovasi secara harfiah berasal dari bahasa Latin ―innovare‖ yang berarti me-review,
membuat sesuatu menjadi baru atau mengganti yang lama menjadi baru. Di dalam inovasi
terkandung unsur-unsur kreativitas dan invensi, dan sesungguhnya ketiga unsur tersebut
memiliki kesamaan yakni unsur kebaruan.
- Dalam karakteristik kreativitas, unsur yang ketiga adalah kreativitas harus menghasilkan
sesuatu yang baru dan orisinal. Bisa dikatakan bahwa kebaruan adalah esensi dari
kreativitas. Salah satu kriteria penting apakah sebuah karya disebut sebagai karya kreatif
adalah adanya unsur kebaruan.
- Definisi yang diberikan oleh Ahuja & Lampert (2001) yakni invensi adalah pengembangan ide
baru. Definisi ini menunjukkan bahwa invensi merupakan sesuatu yang baru namun masih
berada pada tataran konsep, model, prototipe atau pengetahuan. Jadi kreativitas dan
invensi sama-sama mengandung unsur kebaruan,

3. Perbedaan dari ketiga unsur (inovasi, kreatifitas, dan invensi) terletak pada nilai guna dari
kebaruan tersebut.
- Kreativitas menghasilkan pengetahuan baru, pengetahuan baru menjadi dasar untuk
menemukan formula baru dan formula baru jika diwujudkan dalam realitas kehidupan akan
memberi nilai guna dan membantu memecahkan persoalan yang sebelumnya tidak
terpecahkan.
Contoh: Remote control biasanya hanya digunakan untuk mengendalikan jarak jauh fungsi
on-off TV atau AC tidak sekaligus untuk membuka botol. Demikian juga untuk memotong
pizza biasanya tidak menggunakan gunting waklaupun dengan gunting memotong pizza
tampak lebih mudah dan praktis. Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa gagasan untuk
menggabungkan fungsi remote control dan pembuka botol, jika orisinil, adalah gagasan
kreatif. Demikian juga gagasan menggunakan gunting sebagai pemotong pizza memenuhi
unsur kreativitas.
- Invensi yang memberi manfaat nyata inilah yang secara umum disebut sebagai inovasi.
Palmberg (1999) mendefinisikan invensi sebagai ―an idea, a sketch or a model for
something – sebuah ide/gagasan, sketsa atau model untuk suatu hal‖. Definisi yang hampir
sama diberikan oleh Ahuja & Lampert (2001) yakni invensi adalah pengembangan ide baru.
Kedua definisi ini menunjukkan bahwa invensi merupakan sesuatu yang baru namun masih
berada pada tataran konsep, model, prototipe atau pengetahuan.
Contoh: Ketika seseorang berpikiran bahwa remote control bisa digunakan untuk membuka
botol maka pikiran tersebut disebut sebagai ide kreatif. Namun ide tersebut hanya sebatas
gagasan jika tidak ditindaklanjuti dengan mewujudkan dan menguji cobakan dalam bentuk
konsep atau prototype. Perwujudan gagasan dalam bentuk konsep inilah yang disebut
invensi.
- Inovasi pada dasarnya adalah komersialisasi dari invensi dan invensi merupakan perwujudan
kreativitas dalam bentuk konsep atau formula. Inovasi dengan demikian bisa dirumuskan
sebagai berikut:
Inovasi = kreativitas + invensi + ekploitasi.
Setelah seseorang atau sebuah perusahaan menghasilkan invensi atau temuan baru tidak
otomatis temuan tersebut bisa dikomersialkan. Atau dengan kata lain invensi belum bisa
langsung berubah menjadi inovasi. Beberapa bukti menunjukkan banyak invensi yang sudah
dipatenkan tetapi hanya berhenti sampai diperoleh hak paten tetapi tidak dikomersialkan.
Untuk mengubah invensi menjadi inovasi terkadang butuh waktu sampai puluhan tahun
meski ada juga yang membutuhkan interval waktu relative pendek.
Inovasi dalam batas-batas tertentu membutuhkan waktu yang lama, biayanya mahal dan
mengandung risiko yang tidak kecil. Oleh karenanya meski inovasi diyakini menjadi
keunggulan bersaing bagi sebuah perusahaan tidak semua perusahaan mampu melakukan
inovasi karena tidak memiliki infrastruktur yang memadai.
Contoh: Khijli et al. (2006) misalnya mengatakan bahwa proses untuk menciptakan produk
berbasis biotechnology yakni obat-obatan (drugs) sejak mulai invensi sampai dengan
komersialisasi membutuhkan waktu tidak kurang dari 15 tahun. Secara umum, waktu 15
tahun tersebut bisa dibagi menjadi dua yakni 6.5 tahun pertama digunakan untuk
menemukan formula baru dan uji klinis. Jika hasil uji klinis memberikan sinyal positif dalam
pengertian memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut maka pihak perusahaan
mengajukan permohonan uji investigasi untuk temuan produk obatan-obatan baru
(Investigational New Drug Application) kepada pihak berwenang. Sedangkan 8.5 tahun
sisanya disebut sebagai postdiscovery – paska temuan yang dibagi menjadi beberapa fase
waktu. Fase 1- 3 merupakan fase penyempurnaan yang diakhiri dengan pengajuan
permohonan daftar produk obat-obatan baru. Berdasarkan permohonan ini pihak
berwenang – Food and Drug Authority (FDA) melakukan review dan persetujuan jika obat
baru tersebut sesuai standar yang berlaku. Fase terakhir – fase 4 merupakan periode uji
coba pasar. Selanjutnya, produksi akan dilakukan secara massal jika penerimaan pasar
menunjukkan sinyal positif terhadap produk baru tersebut.

Sumber materi:
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan

Anda mungkin juga menyukai