Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Etika Bisnis Indonesia dapat kita sebut Etika Bisnis Pancasila, mengacu pada setiap sila atau
perasan-perasannya.
Menurut Bung Karno, pada pidato kelahiran pidato kelahiran Pancasila 1 Juni 1945, Pancasila
dapat diperas menjadi Sila Tunggal, yaitu Gotong Royong, atau Tri Sila sbb:
Syarat mutlak dapat diwujudkannya Etika Bisnis Pancasila adalah mengakui terlebih dahulu
Pancasila sebagai ideologi bangsa, sehingga asas-asasnya dapat menjadi pedoman perilaku setiap
individu dalam kehidupan ekonomi dan bisnis sehari-hari. Baru sesudah asas-asas Pancasila
benar-benar dijadikan pedoman etika bisnis, maka praktek-praktek bisnis dapat dinilai sejalan
atau tidak dengan pedoman moral sistem Ekonomi Pancasila.
Dalam setiap kegiatan, ada aturan tertentu yang harus ditaati, baik aturan tertulis maupun aturan
tidak tertulis. Begitu juga di dunia bisnis. Ada etika yang harus diikuti agar bisnis bisa berjalan
dengan baik, hal ini biasa disebut dengan etika bisnis.
Tanpa etika dalam berbisnis, persaingan antar perusahaan dapat menjadi tidak sehat, konsumen
menderita, terjadi pencemaran lingkungan atau menimbulkan praktek monopoli perdagangan.
Etika Bisnis merupakan pedoman dalam menentukan ada tidaknya suatu tindakan yang
dilakukan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya.
Etika bisnis menjadi poin penting bagi setiap pelaku usaha dalam menjalankan bisnis. Oleh
karena itu, pentingnya kamu mengetahui pengertian etika bisnis dari sejumlah ahli. Yaitu:
1. Menurut Bertens (2000), Menurut Bertens, etika bisnis itu lebih luas dari pada ketentuan
yang diatur oleh undang-undang. Bahkan etika bisnis merupakan standar yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan standar minimum ketentuan hukum. Karena dalam kegiatan atau kegiatan
bisnis kita sering kali menemukan grey area yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
2. Menurut Hill dan Jones, Menurut Hill dan Jones, Pengertian Etika Bisnis merupakan
ajaran dalam membedakan antara benar dan salah dalam memberikan bekal kepada setiap
pimpinan perusahaan ketika mempertimbangkan pengambilan keputusan strategis terkait
dengan masalah moral yang kompleks.
Dalam melaksanakan sistem ekonomi usaha bersama berdasar asas kekeluargaan, kita mengenal
tiga pelaku utama yang masing-masing pelaku ekonomi ini mempunyai etika kerja sendiri-
sendiri yang berbeda satu dengan yang lain yaitu
1. Koperasi
Koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial yang dibentuk oleh para anggotanya
untuk melayani kepentingan mereka, yaitu membantu memperjuangkan kepentingan mereka,
khususnya dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya. Ini berarti misi dan etika kerja
(perkumpulan) koperasi adalah pelayanan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin kepada
anggota. Ukuran paling mendasar untuk menilai berhasil tidak erhasil tidaknya koperasi adalah
nya koperasi adalah manfaat pelayanan kepada anggota.
2. Usaha Negara
Etika ekonomi usaha negara hampir sama dengan etika ekonomi koperasi yaitu melayani tetapi
sekaligus melindungi kepentingan umum. Orientasi pada pelayanan dan perlindungan
kepentingan umum inilah misi utama usaha negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Inilah yang terkandung dalam pengertian cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
menguasai hajat hidup orang banyak, harus dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat secara maksimal (sebesar-besar kemakmuran rakyat ).
3. Usaha swasta
Etika ekonomi usaha swasta adalah memproduksi dan menyediakan barang dan jasa kepada
masyarakat, dengan mengambil keuntungan uang dari kegiatan dan usahanya itu. Usaha swasta
berkembang karena ada keuntungan yang bisa diperoleh dan dipupuk.
Etika bisnis bertujuan untuk memberikan dorongan bagi kesadaran moral dan memberikan
batasan bagi para pengusaha atau pebisnis untuk dapat menjalankan bisnis secara jujur dan adil
serta menjauhi bisnis penipuan yang merugikan banyak orang atau pihak yang memiliki
keterikatan. Selain itu, etika bisnis mempunyai tujuan agar bisnis dapat dijalankan dan
dicetuskan seadil-adilnya dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah
disepakati.
Untuk setiap bisnis, ada prinsip yang memandu etika. Prinsip etika berfungsi sebagai pedoman
dan pedoman bagi para pemimpin dan sejumlah karyawan. Berikut beberapa prinsip etika bisnis.
1. Integritas
Kapanpun ada tekanan besar untuk melakukan yang benar dan tidak, prinsip etika bisnis akan
menjadi pedoman. Pemimpin dan karyawan hanya perlu menunjukkan keberanian dan integritas
pribadi untuk melakukan apa yang benar.
Karenanya, etika bisnis haruslah tegak dan hormat. Ini akan diperjuangkan dalam memutuskan
apa yang dianggap benar atau tidak. Sehingga hal inilah yang akan melahirkan integritas dalam
bekerja dan berprofesi.
2. Loyalitas
3. Kejujuran
Setiap orang yang ada di perusahaan, harus menjaga sikap jujurnya, ketika menghadapi rutinitas
pekerjaannya. Mereka juga harus jujur dan tidak menipu atau menyesatkan informasi kepada
orang lain.
Ini adalah dua bentuk perilaku yang berbeda dalam organisasi. Tapi mereka bisa berjalan
bersama, itu sebabnya mereka ditempatkan di bawah satu prinsip. Ketika seorang eksekutif
beretika, dia berbelas kasih, baik hati, dan perhatian. Pemimpin perlu menunjukkan rasa hormat
terhadap martabat, privasi, otonomi dan hak karyawan.
5. Keadilan
Kepemimpinan perusahaan tidak harus adil dalam segala hal. Meski begitu, pimpinan tidak boleh
salah menggunakan kekuatannya. Dengan demikian, etika bisnis menghalanginya untuk
mencoba dan tidak melakukan sesuatu, demi mendapatkan keuntungan apapun.
Selain itu, pemimpin tidak boleh memanfaatkan setiap kesalahan atau kesalahan orang lain.
Mereka harus toleran, berpikiran terbuka, mau mengakui kesalahan mereka sendiri. Pemimpin
juga harus mampu mengubah keyakinan dan posisinya berdasarkan situasi.
Agar pelaku usaha dapat menjalankan bisnis dengan maksimal, pentingnya kamu mengetahui
apa saja contoh pelanggaran-pelanggaran dalam etika bisnis. Yaitu:
Pelanggaran hukum, artinya pelanggaran disini sudah masuk ke dalam tindakan pidana,
seperti penipuan. Contoh : sebuah perusahaan yang melakukan PHK namun tidak memberikan
pesangon sama sekali.
Pelanggaran Kejujuran, artinya pelanggaran yang berkaitan dengan kejujuran pelaku
bisnis, terkait dengan pelanggaran empati dan juga pelanggaran transparansi. Contoh :
perusahaan yang tidak jujur dengan memberikan harga yang sangat tinggi dibanding kualitas
produk yang ditawarkannya.
Apabila wawasan ekonomi Pancasila sudah kita terima sebagai satu-satunya pegangan etik
sistem dan kebijaksanaan pembangunan nasional, maka bisa berubah menjadi acuan nasional
yang harus dipatuhi oleh setiap warga negara. Hadiah dan sangsi atas pelaksanaan atau
pelanggaran aturan etik memang bersifat etik pula, yang pengawasannya tidaklah bisa dilakukan
oleh aparat negara dan pemerintah saja. Pengawasan ini harus melekat pada hakekat moral
masyarakat bangsa secara keseluruhan