Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KELOMPOK

MATA KULIAH : STATISTIK TERAPAN


DOSEN PENGAMPUH : SOFYAN, SP., MP.

“PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS PADA TANAMAN KANGKUNG”

OLEH:
SUMARNI (2122040048)
SUNARTI (2122040049)
SYARFINA (2122040050)
TRIFANI MUTIARA PUTRI (2122040051)
WAHYUNI (2122040052)
YURNI ARRANG (2122040053)
ZAINUDDIN (2122040054)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN PANGKEP


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE
MANDALLE
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat,
rahmat dan hidayah-Nya, laporan ini dapat terselesaikan. Dalam menyelesaikan laporan ini,
penyusun mengalami banyak kesulitan yang dihadapi. Namun, berkat bimbingan dan
motivasi dari berbagai pihak, laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Oleh karena itu, sudah selayaknya penyusun menyampaikan banyak terima kasih
kepada Dosen mata kuliah, orang tua, dan teman-teman serta semua pihak atas motivasi
serta bantuannya baik secara materil maupun spiritual.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini, masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan saran, kritik yang bersifat
positif dalam penyempurnaan laporan ini.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua, sebagai gerbang pembuka
cakrawala berpikir untuk kita.

Pangkep, 03 November 2021

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kangkung termasuk jenis sayuran yang populer khususnya bagi kalangan


masyarakat menengah kebawah. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water
convovulus, Water spinach. Komoditas asalnya dari India yang kemudian menyebar ke
Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia hingga bagian negara Afrika.

Kangkung kadang dianggap sepele, bahkan sangat jarang menarik perhatian para
calon petani (investor). Karena tanaman kangkung dapat tumbuh secara liar. Padahal harga
kangkung relatif stabil, dengan pasar yang cukup luas. Konsumen kangkung terdiri dari
masyarakat lapis bawah, sampai ke kalangan elite. Kangkung dipasarkan mulai dari
pedagan keliling hingga pasar swalayan. Namun kangkung tergolong jenis sayuran yang
sangat terbatas variasi masakannya.

Tanaman kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di
Irian Jaya. Di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung hidup
sehari-hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar tanaman kangkung darat
banyak ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga maupun untuk dijual ke pasaran.

Dengan pasar yang demikian luas dan harga yang relatif stabil, sayuran kangkung
sebenarnya aman untuk dibudidayakan, karena resikonya tidak terlalu besar. Hanya saja,
budidaya kangkung memerlukan pengaturan yang cermat. Terutama kangkung darat karena
kita tidak mungkin menanam kangkung seluas satu hektar secara bersamaan, untuk
dipanen sekaligus. Apabila hal tersebut dilakukan, maka pasar akan kelebihan pasokan
hingga harga sangat jatuh. Kangkung air pun, tidak pernah dipanen secara bersamaan,
karena faktor daya serap pasar yang kurang.

B. Tujuan
Untuk mengetahui dan mengamati perkembangan salah satu tanaman sayuran, yaitu
kangkung.

C. Kegunaan
Kegunaan tanaman kangkung, yaitu:
1. Menjaga kesehatan mata.
2. Meningkatkan imunitas tubuh.
3. Melawan radikal bebas.
4. Mengatur keseimbangan cairan.
5. Menurunkan tekanan darah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Tanaman Kangkung :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliophyta (berkeping dua)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea aquatica Forsk./Ipomoea reptana Poir.
Kangkung merupakan salah satu jenis sayuran daun yang telah banyak dikenal oleh
manusia terutama di kawasan Asia. Kangkung memiliki bebrapa nama sebutan antara lain
swap cabbage, water convovulus, water spinach, dan kangkong. Bagian yang dikonsumsi
pada kangkung adalah daun dan batang mudanya. Selain rasanya yang enak kangkug juga
memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta
bahan-bahan mccineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan
kesehatan.
Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam
waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama latin Ipomoeae
reptana terdiri dari dua varietas, yaitu kangkung darat yang dusebut kangkung cina dan
kangkung air yang tumbuh secara alami di sawah, atau di parit-parit.
Tanaman kangkung (Ipomoeae reptans) sudah sangat terkenal dikalangan
masyarakat Indonesia karena tanaman ini termasuk dalam sayuran daun yang dikonsumsi
sehari-hari oleh masyarakat kita. Kandungan vitamin dan mineral yang terdapat pada
kangkung terdiri dari 89,7 gram air ; 3,0 gram protein ; 0,3 gram lemak ; 5,4 gram
karbohidrat ; 29 mg kalori ; 73 mg kalsium ; 50 mg potassium ; 2,5 mg besi, 32 mg vitamin C
; 6300 s.l vitamin A dan 0,07 mg vitamin B.
Umumnya kangkung merupakan tanaman hari pendek dan termasuk tipe sayuran
dataran rendah. Kangkung jarang tumbuh pada ketinggian lebih dari 700 m2 karena pada
suhu rata-rata 23˚C kecepatan pertumbuhannya akan mengalami penurunan, oleh
karenanya jika dibudidayakan sebagai sayuran kommersial tidak akan memberikan
keuntungan pada petani. Di daerah yang memiliki garis lintang yang tinggi seperti Thailand
Utara, Vietnam Utara dan Hongkong, kangkung umunya tumbuh sebagai sayuran musim
panas. Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik jika dibudidayakan pada
tempat dengan ketinggian maksimal 2000 meter diatas permukaan laut. Tanaman ini
membutukan tanah yang gembur yang mengandung banyak bahan organik sebagai tempat
tumbuhnya, untuk kangkung darat khususnya tidak menyukai lahan yang tergenang karena
akarnya mudah membusuk, sedang kangkung air membutuhkan tanah yang selalu
tergenang. Kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau lahan yang mendapatkan
sinar matahari yang cukup sebagai tempat tumbuhnya, karena di lahan yang ternaungi
tanaman kangkung akan tumbuh memanjang. Tanaman ini tumbuh baik sepanjang tahun,
curah hujan yang optimal untuk kangkung adalah 500-5000 mm/tahun. Kangkung
merupakan tanaman yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi sehingga dapat
tumbuh dihampir semua kondisi lahan, namun jika ditanam pada lahan yang memiliki suhu
udara relatif panas batang tanaman ini akan mengeras.
Panen pada tanaman kangkung yang di tanam di darat biasanya dilakukan pada
umur 20-50 hari setelah benih disebar. Dengan hasil tanaman berkisar antara 7-30 ton/ha
produk segar, dan pertahunnya dapat mencapai 400 tn/ha. Sedangkan kangkung yang
ditanam di air, di Thailand hasil produksinya dapat mencapai 90 tn/ha produk segar.
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar
matahari yang cukup. Di tempat yang terlindungi (ternaungi) tanaman kangkung akan
tumbuh memanjang (tinggi) tetapi batangnya kurus-kurus. Kangkung sangat kuat
menghadapi panas terik dan kemarau panjang. Apabila tanaman ditempat yang agak
terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen. Suhu udara
dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100m tinggi tempat, maka temperatur udara
turun 1˚C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan
daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.
Kangkung disebut sebagai Water spinach, swampcabbage, water convolvulus, water
morning-glory (Ipomeae aquatica). Meskipun habitat aslinya tidak diketahui, diperkirakan
kangkung merupakan tanaman asli Asia Tenggara. Ada dua varietas kangkung. Pertama
varietas kangkung darat, yang berbatang dan bertangkai daun hijau, serta berbunga putih.
Varietas kangkung ini bisa di budidayakan di lahan kering. Karenanya, kangkung putih ini
juga sering disebut kangkung darat. Memanen kangkung darat, selalu dengan cara dicabut
karenanya, jenis kangkung ini juga sering disebut sebagai kangkung cabut.
Penentuan kerapatan tanam pada suatu areal pertanaman pada hakekatnya
merupakan salah satu cara untuk mendapatkan hasil tanaman secara maksimal. Dengan
pengaturan kepadatan tanaman sampai batas tertentu, tanaman dapat memanfaatkan
lingkungan tumbuhnya secara efisien. Kepadatan populasi berkaitan erat dengan jumlah
radiasi matahari yang dapat diserap oleh tanaman. Disamping itu, kepadatan tanaman juga
memengaruhi persaingan diantara tanaman dalam menggunakan unsur hara.
Kerapatan tanam akan menyebabkan terjadinya kompetisi diantara tanaman.
Masing-masing tanaman akan saling memperebutkan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti
cahaya, air, udara, dan hara tanah. Terjadinya kompetesi tergantung dari sifat komunitas
tanaman dan ketersediaan faktor pertumbuhan. Tanaman yang memiliki sifat agresifitas dan
habitus yang tinggi akan mempunyai daya saing yang kuat.
BAB III
METODOLOGI
A. Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2021. Penelitian diakukan di Kebun
Percobaan Polliteknik Pertanian Negeri Pangkep, Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan,
Prodi Budidaya Tanaman Perkebunan yang berlokasi di Jalan Poros Makassar-Parepare
Km. 83, Mandalle, Pangkep, Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan, Sulawesi Selatan
90761. Alat yan digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan, polybag sebanyak 18
buah dan baskom. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk kompos, benih
kangkung darat, udara baik untuk menyiram menanam, dan tanah sebagai media tanam.

 Persiapan Media
Tanah dibersihkan dari kerikil dan ranting-ranting, tanah kemudian dicampur dengan
kompos sesuai dosis masing-masing. Tanah yang telah tercampur dan yang tidak di campur
kemudian di masukkan kedalam polybag. Media siap untuk ditanam.

 Pemilihan Benih
Benih kangkung darat dipilih yang baik dengan cara disortir, salah satu cara untuk
mengetahui adalah dengan cara merendamnya kedalam air, jika biji terapung maka biji
tersebut tidak baik untuk digunakan.

 Pemeliharaan
Tanaman disiram setiap hari dengan menggunakan 1 gelas-gelas kecil per satu polybag
yang dilakukan setiap hari pada saat penanaman sampai panen.

 Biomassa
Biomassa dilakukan dengan menggunakan semua bagian kangkung mulai dari akar,
batang dan daun kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik.
Hasil dan Pembahasan:
Hasil pengukuran terhadap Biomassa tanaman kangkung dari beberapa perlakuan
menunjukkan adanya perbedaan, dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Sampel Rata
Perlakuan
1 2 3 4 5 6
K1 2.38 1.1 1.1 2.8 1.2 2.2 2.2
K2 3.72 2.79 2.3 5.26 4.35 4.82 4.82
K3 6.25 3.1 4.3 1.75 1.2 3.4 3.4
Keterangan:
K1 : Perbandingan 1:2 untuk Pupuk Komps dan Tanah
K2 : Perbandingan 1:1 untuk Pupuk Komps dan Tanah
K3 : Perbandingan 1:0 untuk Tanah saja
Perlakuan dosis pupuk kompos memberikan perbedaan yang signifikan terhadap
Biomassa tanaman kangkung. Setelah diberi pupuk kompos yang bervariasi, biomassa pada
perlakuan K2 memberikan hasil yang paling baik.

 Berat Daun
Berat daun di ukur menggunakan semua daun kangkung di setiap perlakuan kemudian
ditimbang menggunakan timbangan analitik.
Hasil dan Pembahasan:
Hasil pengukuran terhadap Berat Daun tanaman kangkung dari beberapa perlakuan
menunjukkan adanya perbedaan, dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Sampel
Perlakuan Rata
1 2 3 4 5 6
K1 0.16 0.1 0.12 0.17 0.1 0.13 0.13
K2 0.2 0.16 0.14 0.25 0.29 0.24 0.213333
K3 0.3 0.125 0.2 0.13 0.2 0.2 0.1925
Keterangan:
K1 : Perbandingan 1:2 untuk Pupuk Komps dan Tanah
K2 : Perbandingan 1:1 untuk Pupuk Komps dan Tanah
K3 : Perbandingan 1:0 untuk Tanah saja
Perlakuan dosis pupuk kompos memberikan perbedaan yang signifikan terhadap
Berat Daun tanaman kangkung. Setelah diberi pupuk kompos yang bervariasi, biomassa
pada perlakuan K2 memberikan hasil yang paling baik.

Kesimpulan
1. Tanaman Kangkung terdiri dari dua jenis yaitu kangkung darat (Ipomoea reptona)
dan kangkung air (Ipomoea aquatica).
2. Budidaya kangkung tidak membutuhkan perlakuan yang istimewa agar dapat tumbuh
dengan baik.
3. Pertumbuhan kangkung akan tumbuh baik apabila didukung dengan kondisi iklim
yang baik pula.

Anda mungkin juga menyukai